"Kamu pikir bisa pergi tanpa izinku Nona Suzanne?" geram Daniel Smith seraya mencengkeramkan tangannya pada lengan gadis cantik berhijab itu. Gadis itu berusaha melepaskan tangannya dengan sangat kesal.
"Tentu saja aku bisa. Aku akan menghubungi Kak Harry setelah berada di dalam perjalanan ke Bandara." jawab gadis itu dengan wajah menantang.
Danil Smith mengeratkan rahangnya emosi dan menarik tangan gadis itu ke dalam kamar agar perdebatan mereka tidak didengarkan oleh Javier.
"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dengan orang asing!" geram Daniel Smith dengan tatapan tajam ke dalam mata hijau milik Suzanne.
"Tapi kenapa? aku ingin segera pulang ke New Zealand sekarang juga. Nyawaku terancam disini!" balas gadis itu dengan tatapan yang sama pada pria tampan dihadapannya.
"Justru karena nyawamu terancam makanya kamu harus berada disini. Sungguh sangat berbahaya keluar dengan orang yang tidak kamu kenal."
"Dan juga Harry sudah mempercayakanmu padaku, Nona manja." jawab Daniel Smith dengan jelas dan tegas.
"Aku tetap akan pergi kamu setuju atau tidak!" Suzanne mendorong tubuh Daniel Smith agar menjauh darinya. Gadis itu langsung meraih kopernya untuk keluar dari kamar itu.
"Baiklah. Kamu pakai mobil aku. Dan temanmu itu tidak perlu ikut. Aku bahkan akan mengantarmu ke New Zealand saat ini juga." putus putra Alexander Smith itu dengan tegas. Ia akan mengalah demi kenyamanan gadis itu.
Pria itu tidak punya pilihan lain selain mengikuti keinginan gadis manja itu.
Demi persahabatannya pada Harry, tidak masalah baginya kalau ia harus ke New Zealand malam ini juga. Danyang paling penting adalah ia sudah terbebas dari tugas menjaga gadis keras kepala seperti Suzanne.
"Baguslah kalau kamu cepat paham. Aku menunggu diluar." ujar gadis itu seraya tersenyum lebar. Ia pun mendorong kopernya keluar dari kamar itu untuk menunggu Daniel bersiap-siap.
Daniel Smith meraup wajahnya kasar. Ini bukanlah kasus yang ringan. Dengan cepat ia mengambil senjatanya kemudian mengisinya dengan peluru. Setelah itu ia menghubungi Daddy serta unclenya agar ikut mengawalnya sampai ia tiba di Bandara.
Mengingat penyerangan bersenjata beberapa jam yang lalu membuatnya harus lebih waspada. Dan ia sekarang sudah yakin kalau nyawa Suzanne dalam bahaya.
Pembunuh senator itu pasti ingin melenyapkan saksi. Dan Suzanna adalah target mereka saat ini.
"Ayo kita berangkat." ujar Daniel Smith saat ia sudah sampai di ruang tamu. Suzanna dan Javier berdiri dari duduknya kemudian mengikut langkah Daniel Smith yang berjalan di bagian depan.
"Javier, aku harap kamu mau mengunjungiku di New Zealand saat kamu punya waktu luang." ujar gadis itu dengan nada suaranya yang ceria.
Javier tersenyum tetapi tidak dengan Daniel Smith. Pria itu mendengus kesal. Ia tidak habis pikir melihat seorang gadis yang tiba-tiba bisa menangis histeris karena takut sekarang malah bersikap manja pada seorang pria asing.
"Aku ingin ikut di mobil Javier." ujar Suzanne saat mereka sudah tiba di tempat parkir Apartemen itu. Daniel Smith mengabaikan ucapan gadis itu dan langsung membukakan pintu mobilnya.
"Masuk!" titahnya dengan wajah datar dan tidak ingin dibantah.
"Tapi aku sudah mengatakannya pada Javier, Tuan me-nye-bal-kan." ujar Suzanne dengan penekanan yang sangat kuat pada kata terakhirnya.
Daniel tidak peduli. Ia malah mendorong gadis itu untuk segera naik ke atas mobilnya kemudian menutupnya dengan keras.
"Hey, Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan pada Javier sebelum aku berangkat!" teriak gadis itu tidak rela. Ia ingin turun dari kendaraan mewah itu tetapi Daniel Smith sudah berhasil menguncinya.
"Aku sudah memberi tahu pria itu kalau ia tidak perlu ikut, mengerti?!" Daniel Smith menghidupkan mesin mobilnya dan langsung berangkat ke Bandara.
Pria itu berharap mereka berdua bisa segera sampai di tujuan tanpa ada rintangan yang menghadang mereka di dalam perjalanan.
Braakk
Door
Door
"Aaaaaaaa!" Suzanne tiba-tiba berteriak histeris ketika mobil yang ia tumpangi diserempet keras oleh sebuah mobil asing dari arah sampingnya.
"Turunkan gadis itu atau aku ledakkan kalian!" ancam pria yang sedang berada di dalam mobil itu seraya mengacungkan senjatanya.
Daniel Smith tidak perduli. Ia tahu kehebatan mobilnya yang tidak bisa tertembus peluru maupun bom. Dengan menambah kecepatan ia melajukan mobilnya jauh meninggalkan pemburu itu.
Bruuuum
Suzanne berteriak kembali seraya menutup matanya. Ia merasa seperti terbang dengan kecepatan mobil diatas kecepatan rata-rata ini.
"Sudah kubilang kamu sedang dalam bahaya!" teriak Daniel Smith saat Suzanne memintanya untuk menurunkan kecepatan atau ia akan mati karena terkena serangan jantung.
"Aku takut Brengsek! caramu mengemudi lebih bisa membunuhku daripada mereka!" Suzanne mengumpat dengan ekspresi wajah yang sangat tegang.
Door
Door
Door
Boom
Suzanne berteriak keras kemudian tidak sadarkan diri.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Rianti Dumai
manja cengkal bikin darting naik az,,,
2024-08-13
0
Nurma sari Sari
dasar si Unyil terlalu murahan bodoh tingkat dewa semudah itu percaya dgn org yg baru saja dikenal...
2024-08-05
0
RACHMAH PARAUDDIN
inilah yg membuatku takut..../Smug/
2024-07-24
0