Daniel Smith langsung menginjak gas dan melajukan mobilnya dengan cepat diiring bunyi tembakan beruntun dari arah belakang.
Door
Door
Door
"Mereka mengikuti kita." ujar Harry seraya menatap kaca spion kendaraan roda empat yang sedang mereka kendarai.
Sebuah mobil yang dikemudikan dua orang asing itu nampaknya semakin melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.
"Siapa mereka?" tanya Harry seraya meraih senjatanya dibalik jas bagian dalamnya.
"Aku tidak tahu. Tapi sepertinya mereka mengikuti kita karena adikmu."
"Suzanne? Ah tidak mungkin. Ini hari pertamanya sampai di Moskow. Tidak mungkin ia mempunyai masalah."
"Mungkin saja Harry. Ia bahkan sudah bermasalah denganku sejak pertama bertemu." jawab Danil seraya memandang spion kecil di atas kepalanya. Ia ingin melihat apa yang dilakukan gadis manja itu di belakang sana.
"Apa yang kamu lihat?!" tanya Suzanne dengan nada kesal. Rupanya ia juga sedang memandang kaca itu hinggap matanya berada pada satu titik dengan mata biru Daniel Smith. Pria itu hanya tersenyum samar.
"Aaaaaa apa yang terjadi!" Suzanne tiba-tiba berteriak histeris karena mobil yang mereka kendarai diserempet dari samping hingga membuat mobil mereka sedikit oleng.
Bruuuum
Danil Smith menambah laju kecepatan mobilnya dan meninggalkan mobil yang memburu mereka tertinggal di belakang sana.
Door
Door
Door
"Hey ada apa dengan mereka?" tanya Harry dengan hati mulai emosi.
"Kak Harry, ada apa ini?" tanya Suzanne dengan perasaan mulai ketakutan. Laju kendaraan semakin cepat diatas kecepatan rata-rata belum lagi bunyi tembakan beruntun yang tidak ada habisnya memberondong mereka.
Untungnya mobil Danil Smith adalah mobil mewah yang didesain anti peluru dan juga bom. Maybach 62, adalah mobil favoritnya.
"Aku tidak tahu Suzanne. Tetapi sepertinya mereka mengincarmu." jawab Harry dengan wajah tak terbaca.
Dari dalam spion , ia bisa melihat kalau mobil itu sudah mendekat kembali.
"Danil, bersiaplah. Tancap gas dengan kecepatan tinggi jika ini aku lemparkan." Harry menunjukkan bom dengan kapasitas ledak tinggi yang sudah siap ia lempar ke mobil itu.
"Siap!" jawab Danil Smith dengan seringaian senang. Ia sudah lama tidak terlibat dalam acara yang cukup memancing adrenalinnya.
Door
Boom
Harry benar-benar telah berhasil melempar bom itu dan meledakkan mobil di belakangnya.
Danil Smith tersenyum puas begitupun Harry tetapi tidak bagi Suzanne yang merasakan takut yang teramat sangat.
Tubuhnya gemetar dengan keringat dingin membasahi pori-pori kulitnya. Ia menangis dalam diam. Rasa sesal karena memaksa datang ke Moskow kini menumpuk dalam hatinya.
"Sekarang bawa kami ke Apartemen." ujar Harry kepada Daniel Smith sang sahabat.
"Baiklah." jawab Danil seraya tersenyum. Pria itu melajukan mobilnya ke arah tempat tinggal sementara Harry Sean Kingston ketika sedang berada di Moskow.
Tak mengambil waktu yang lama dengan cara mengemudi Danil Smith yang bagaikan seorang pembalap, mereka pun sampai.
"Suzanne, welcome to my home." ucap Harry tersenyum lebar kepada adiknya saat ia membukakan pintu untuk gadis itu.
Suzanne hanya tersenyum tipis. Tak ada lagi wajah antusias seperti beberapa hari yang lalu saat ia ingin sekali berkunjung ke Moskow. Hatinya kini dilanda ketakutan dan juga khawatir.
Gadis itu pun turun dari mobil dengan perasaan kacau. Bayangan kerasnya kota Moskow kini semakin membuat dirinya tak bersemangat lagi berada di kota ini.
"Ayo, akan ditunjukkan dimana kamarmu." ujar Harry seraya membawa koper adik semata wayangnya. Daniel Smith yang sudah sering berkunjung ke tempat ini segera ikut juga ke unit kamar apartemen itu.
"Nah sekarang kita harus menghubungi Mom dan Daddy kalau kamu sudah sampai." ujar Harry seraya mengangkat handphonenya dan mulai menghubungi kedua orangtuanya di New Zealand.
"Aku akan mencuci wajahku dulu." ujar Suzanne seraya berdiri ke arah wastafel. Ia yakin wajahnya sekarang pasti kelihatan jelek dan juga kusut karena menangis dan stress. Dan ia tidak mau melihat Mommy Shania khawatir.
"Awwwww, Astaga. Kamu ya selalu saja bikin aku kesal." Suzanne berteriak keras karena kembali menabrak Danil yang baru saja dari dapur dan sedang membawa dua gelas coklat panas.
"Kamu yang selalu ceroboh. Tidak pernah memperhatikan keadaan di sekeliling." Danil Smith ikut tersulut emosi.
Dua kali gadis ini menabrak dirinya pada momen yang sama.
Dan sekarang coklat panas ini benar-benar sudah menyempurnakan noda pada pakaiannya. Belum lagi rasa panas yang sampai pada kulit perutnya.
"Kak Harry! jangan biarkan temanmu ada di sini. Suruh ia pulang ke rumahnya kalau ia punya rumah." Suzanna berteriak keras di depan wajah Danil Smith dengan mata melotot kesal.
"Kamu tidak perlu berteriak. Aku akan pulang setelah urusanku selesai!" geram Danil Smith dengan rahang mengeras. Ia sampai mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Baguslah kalau begitu. Sekarang bersihkan hasil tumpahan coklatnya. Lantainya jadi sangat kotor." ujar Suzanne seraya melihat pemandangan lantai itu yang penuh dengan cairan coklat.
Danil Smith mengerang kesal tetapi tidak bisa berbuat banyak. Itulah kenapa ia paling anti bergaul dengan yang namanya perempuan. Mereka sepertinya diciptakan dengan banyak mulut untuk berbicara.
Tidak hanya di rumahnya sendiri, sekarang ia pun bertemu dengan gadis cerewet yang sangat menyebalkan.
Setelah mencuci wajahnya, Suzanne pun menemui kakaknya yang sedang berada dalam panggilan Video dengan kedua orangtuanya.
"Mommy!" teriaknya saat melihat wajah Shania Galdwin sedang berada dalam dekapan Daddynya, Vedran Sean Kingston.
"Suzanne, bagaimana Moskow sayang?" tanya Shania dengan mata berkaca-kaca penuh kerinduan. Beberapa jam berpisah dengan putrinya yang sangat manja membuatnya sudah sangat rindu.
Suzanne tersenyum lebar. Seketika peristiwa buruk yang ia alami selama beberapa jam ini terlupakan. Ia teringat akan pesan Mommy dam Daddynya kalau ia harus jadi gadis yang berani dan kuat.
Dan kalau ia menceritakan kejadian-kejadian buruk ini pada kedua orangtuanya maka dipastikan ia tidak akan pernah mendapatkan izin lagi untuk keluar rumah.
Dengan menarik nafas panjang, ia pun menjawab dengan wajah ceria. "Moskow ternyata kota yang keras tetapi menyenangkan. Kami baru sampai di Apartment. Dan sekarang aku sudah lapar."
"Hahahaha." Vedran Sean Kingston dan istrinya tertawa bersamaan. Mereka berdua gembira karena putrinya nampak menikmati negara itu.
"Kalau begitu makanlah dulu. Ceritakan nanti tempat apa saja yang kalian kunjungi sayang." ujar Shania dengan perasaan yang sudah lebih baik. Ia sudah bisa bernafas lega karena keadaan putrinya baik-baik saja.
Mereka berdua pun menutup panggilan itu dengan perasaan yang sama-sama senang. Tetapi tidak bagi Harry Sean Kingston. Baru saja ia mendapatkan pesan khusus kalau ia harus mengikuti pasukan perdamaian PBB ke negara konflik Pakistan dan juga India.
Ia yang terkenal sebagai perakit dan penakluk bom adalah bagian dari anggota militer New Zealand. Tetapi sering mendapatkan tugas dalam misi perdamaian antara negara dibawah organisasi PBB.
Harry memandang Danil Smith untuk meminta tolong agar menjadi pengawal atau penjaga adiknya sementara ia berada di Kashmir dalam beberapa hari kedepan.
Pria itu merasa keberatan tetapi tatapan memohon dari sahabatnya itu harus ia pertimbangkan.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sita Sit
keren ini ,suka yg genre benci benci cinta gini ,kayak Marvin Malena
2024-09-09
0
RACHMAH PARAUDDIN
wah...bisa lebih dekat dgn org yg di benci ...hati2 susanne /Proud/
2024-07-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
Jangan Terlalu Benci Bila Akhirnya Kau Akan Jatuh Cinta Ke Orang Ynk Sangat Kau Benci...
Karna Sang Pencipta Hidup Dan Mati Bisa Kapan Saja Membolak Balikkan Hati.. Dari Yang Benci Jadi Cinta Juga Yang Cinta Menjadi Benci....
...FNC...
2022-12-09
2