Malam menjelang tetapi hati Reta terus saja gelisah, hingga ia pun mengutarakan kegelisahannya pada, Rama.
"Mas Rama, apa nggak sebaiknya kita pindah dari rumah ini dan kita tinggal berdua saja?" saran Reta menatap sembuh wajah suaminya.
"Memangnya kenapa kalau kita tetap tinggal di sini? apa kamu ada masalah dengan keluargaku atau ada hal lain yang merisaukan hatimu sehingga kamu sudah tidak kerasan lagi tinggal di sini?" Rama malah bertanya yang macam-macam terhadap Reta.
"Apa di dalam pikiranmu tidak ada keinginan untuk hidup mandiri, Mas? yakni tidak tergantung pada orang tuamu terus. Masa iya selamanya kita akan tinggal di rumah ini?"
"Aku ingin pergi dari rumah ini bukan berarti aku mempunyai masalah dengan salah satu anggota keluargamu. Tetapi aku ingin kita hidup mandiri karena kita sudah berumah tangga. Masa tergantung selalu dengan orang tuamu? aku merasa lama-lama tidak enak hati dengan keluargamu."
"Sebaiknya kita bicarakan hal ini terlebih dahulu bersama keluargaku bagaimana?" tanya Rama, ia belum bisa memutuskan.
"Ini kan untuk rumah tangga kita, mas. Masa iya kamu harus bertanya terlebih dahulu kepada orang tuamu atau adikmu? itu rasanya nggak etis sama sekali."
"Sebagai kepala keluarga seharusnya kamu bisa menentukan langkah yang terbaik untuk rumah tangga kita berdua, bukan malah seperti ini caranya."
"Masa iya kamu tidak bisa memutuskannya sendiri dan selalu tergantung kepada orang tuamu? itu sama saja kamu belum bisa bersifat dewasa, mas."
Mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya tidak lantas membuat Rama berpikir secara dewasa, ia tetap pada pendiriannya untuk membicarakan permasalahan ini bersama kedua orang tuanya terlebih dahulu.
"Bukan begitu maksudku, jika kita tiba-tiba pindah dari rumah ini pasti orang tuaku atau adikku merasa heran dan penasaran karena selama ini bukannya kita selalu baik-baik saja tinggal di rumah ini. Pasti mereka akan merasa janggal dengan hal ini."
"Kita tetap akan membicarakan hal ini dengan keluargaku bukan berarti aku tidak bisa memutuskan apa yang terbaik buat rumah tangga kita, justru di depan orang tuaku aku akan berpamitan."
"Kamu jangan salah paham dulu terhadapku, masa iya kita harus pergi begitu saja dari rumah ini tanpa kita bicara terlebih dahulu dengan keluargaku? nanti mereka berpikir bahwa kita sama sekali tidak punya etika atau sopan santun."
Mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, ada sedikit rasa lega di dalam hati Reta. Setelah cukup lama mereka bercengkrama pada akhirnya mereka pun memejamkan matanya untuk beristirahat.
Hingga tak terasa pagi menjelang dan pada saat sarapan bersama, Rama pun mengutarakan niat hatinya yang semalam sempat ia bicarakan dengan Reta.
"Mah-pah, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua," ucap Rama pasang wajah serius.
"Katakan saja dilihat dari wajahmu sepertinya ini adalah hal serius," ucap Papah Sony.
"Iya pah, ini memang lumayan serius,' ucap Rama.
"Pah-mah, kami ingin tinggal sendiri. Ingin mulai belajar mandiri tidak tergantung dengan papah dan mamah terus. Masa iya kami akan selalu berada di sini untuk selamanya," ucap Rama merasa ragu untuk mengatakan hal ini.
"Maksud kalian ingin pindah dari sini?" tanya Mamah Nana memastikan.
"Iya Mah, setelah kami putuskan secara bersama kami ingin pindah dari sini," ucap Rama.
"Mas Rama-Mba Reta, memangnya kenapa sih ingin pindah dari sini? kalau nggak ada kalian kan rumah ini terasa sepi," ucap Rachel murung.
"Kami tak ingin selamanya tergantung pada mamah dan papah. Kami ini kan sudah dewasa, masa iya selalu merepotkan mamah dan papah terus," ucap Rama.
"Mamah rasa sepertinya ada sesuatu yang membuat kalian ingin pindah dari rumah ini. Rama-Reta, katakan saja jika ada sesuatu hal yang mengganjal di pikiran kalian. Misalkan ada perkataan dari kami atau dari Rachel yang membuat kalian tersinggung atau sakit hati katakan saja supaya kami tahu dan mengoreksi diri kami," ucap Mamah Nana.
"Mah-Pah, kalian tidak mempunyai suatu kesalahan sedikitpun. Selama ini papah dan mamah sudah sangat baik pada kami bahkan telah menganggapku sebagai anak sendiri. Hanya saja ada masanya dan ada saatnya kami juga ingin berdiri sendiri berpijak dengan kaki sendiri. Kami pindah dari rumah ini bukan berarti kami tidak akan kemari lagi, sewaktu-waktu kami akan menjenguk Papah dan mamah," ucap Reta lembut.
"Sepertinya niat mereka untuk pindah dari rumah ini karena kelakuanku kemarin yang memaksa Reta untuk melayaniku. Ini tidak bisa dibiarkan, aku tidak ingin mereka pergi dari rumah ini. Lantas apa yang harus aku lakukan ya?" batin Rocky sedang berpikir keras supaya Reta dan Rama mengurungkan niatnya untuk pindah.
"Reta, coba berpikir lagi dengan niat kalian untuk pindah dari sini. Rumah ini begitu besar, jika kalian pergi akan terasa sekali sepi dan hampa karena di rumah ini hanya ada dua anak kami yakni Rama dan Rachel. Jika salah satu dari kalian pergi atau bahkan keduanya pergi rumah ini bagai kuburan."
"Kami tahu niat kalian itu ingin mandiri ingin hidup sendiri di rumah sendiri. Kalian kan bisa menganggap ini rumah sendiri jika perlu rumah ini direnovasi dibagi dua juga tidak apa-apa supaya kalian merasa tinggal di rumah sendiri."
"Bukankah dengan begitu sama saja seperti kalian tinggal di rumah sendiri tidak bersama-sama dengan kami hanya rumah saja yang bersebelahan."
Terus saja mamah Nana berusaha membujuk Rama dan Reta supaya mereka mengurungkan niatnya untuk pindah dari rumah tersebut.
"Mah, biarkanlah mereka memutuskan yang terbaik bagi kehidupan mereka. Lagi pula memang mereka ini tidak salah mereka ingin sesuatu yang baru dan memang mereka ingin berdikari sendiri," ucap Papah Sony.
Sejenak tidak ada suara di meja makan tersebut, seolah masing-masing sedang berpikir apa yang akan dikatakan. Hingga pada akhirnya Mamah Nana kembali berkata.
"Ya sudah jika begitu mau kalian, Mamah sudah tidak bisa lagi memaksakan kehendak Mamah untuk kalian tetap tinggal di sini. Jika bisa, kalian pindah jangan terlalu jauh dari rumah ini ya, supaya mamah dan papa atau Rachel bisa gampang menyambangi rumah kalian," ucap Mamah Nana pasang wajah sedih.
"Baiklah mah-pah, terima kasih. Kalian telah mengerti akan apa yang kami inginkan," ucap Rama senang.
Rocky merasa kecewa karena pada akhirnya orang tua Rama menyetujui permintaan Rama untuk pindah rumah.
"Bagaimana ini, jika seperti ini aku sudah tidak bisa lagi mendekati mereka untuk bisa meluluhkan hati Reta kembali. Kenapa juga kedua mertuaku membiarkan mereka pindah," batin Rocky kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments