Lira adalah Wanita blasteran Belanda, karena tante Cici adalah keturunan Belanda. Namun setelah Tante Cici menikah dengan Om Dahlan yang kelahiran Cirebon, maka semenjak itu tante Cici dan om Dahlan menetap di Semarang karena bisnis om Dahlan sebagai pemilik showroom mobil sport yang berdomisili di Semarang.
Terdengar suara yang memanggil-manggil nama Widya. Mata Widya melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari arah suara yang memanggil-manggil dirinya. Terlihat Wanita cantik, tinggi, putih, dengan rambut Panjang ber gelombang melambaikan tangannya kearah Widya sambil memanggil-manggil nama Widya. Terlihat ada lelaki bule, yang mendampingi Lira.
“Mungkin suami Lira” pikir Widya
Sambil bercipika-cipiki kiri dan kanan dengan Lira, kemudian dilanjutkan dengan berjabat tangan dengan Anthony,suami bule Lira. Dengan gugup, Widya berusaha berkomunikasi dengan Anthony. Dengan tertawa kecil, Anthony membalas dengan Bahasa Indonesia dengan lancar. Widya dengan wajah memerahnya menahan malu ternyata Anthony bisa berbahasa Indonesia.
Lira dan Anthony menikah beda agama. Di negara Belanda, menikah beda agama adalah hal yang sangat wajar dan biasa. Lira dikaruniai seorang gadis kecil yang cantik yang masih berusia lima tahun. Dan Widya tak ingin ikut campur perihal masalah pribadi sepupunya itu.
Sudah empat hari Widya tinggal di rumah Lira, hari-hari Widya habiskan hanyalah menyiram bunga-bunga indah yang tertanam di kebun belakang milik Lira di setiap pagi setelah sholat subuh. Setelah membantu Lira memasak di dapur, dan sarapan pagi Bersama dengan Anthony sebelum Anthony berangkat ke kantor.
Setelah Anthony pergi ke kantor, Widya pun berangkat jalan-jalan ditemani Lira naik tram keliling Amsterdam. GVB mengoperasikan tram, bus dan metro di dalam Amsterdam. Pembelian tiket cukup mudah. Untuk tram juga bisa dibeli langsung di dalam tram dengan pembayaran kartu kredit. Dengan sekali beli tiket tram, bisa digunakan seharian jalan-jalan mengelilingi kota Amsterdam.
Setelah seharian Widya dan Lira puas jalan-jalan di kota Amsterdam, dan menikmati keindahan kota Amsterdam, akhirnya Widya dan Lira mampir ke sebuah café yang mereka lihat di jalan. Di Cafe tersebut, mata Widya melihat sekeliling ruang café itu, nuansa hangat, dengan perpaduan corak beberapa warna di dinding café. Meja-meja kayu yang tertata cukup klasik dipadukan dengan bangku-bangku yang didesign modern hanya diam, karena belum mengerti Bahasa Belanda. Harum khas roti bakar yang menyebar ke seluruh ruangan café membuat Widya tampak nyaman dan sangat suka dengan café tersebut. lalu Lira memesan dua cangkir kopi dan dua porsi roti bakar.
Widya dan Lira memilih tempat duduk yang tampak nyaman dan strategis untuk menikmati hangatnya secangkir kopi dan sepotong roti bakar yang siap disantap. Sepoy-sepoy angin berhembus dipadukan dengan pemandangan lalu lintas yang ramai namun tidak padat. Widya dan Lira mengobrol kenangan-kenangan yang dulu pernah mereka lalui, ternyata Lira ingat semua moment-moment yang Widya anggap sepele, yang lama sudah widya lupakan. Lucu dan menggelikan.
Saat mereka menertawakan kenangan-kenangan mereka dahulu, terlihat oleh sudut pandang mata Widya, ada mata lelaki yang selalu memandang Widya dan Lira. Netra yang dianggap mata yang dimiliki lelaki yang suka menggoda Wanita sesuka hatinya. Widya mengacuhkan kecurigaan terhadap pemilik mata nakal itu, sambil menyambung obrolan Lira, entah Lira menyadari atau tidak, Widya seperti asal tertawa saja tanpa lepas. Akhirnya Lira pun menyadari Widya tidak berada pada obrolan mereka.
“Kamu kenapa sih Wid? Dari tadi sepertinya kamu aneh, kamu capek ya, kalo gitu kita langsung pulang saja yaa,”tanya Lira pada Widya
“Enggak kok, capek memang, tapi aku suka jalan-jalan sama kamu Lir,”jawab Widya
“Lalu kenapa sepertinya pikiran kamu menghilang, saat kita mengobrol beberapa waktu lalu?” tanya Lira penasaran.
“Lir, jangan menengok kebelakang ya, aku perhatikan ada cowok yang memperhatikan kita deh. Sejak dari tadi dia ngeliatin kita terus” akhirnya Widya mengakui.
Dengan penasaran, Lira mengacuhkan perintah Widya, dan spontan akhirnya badan Lira diputar kebelakang untuk melihat sosok cowok yang Widya maksudkan.
Karena mengetahui kalau Widya dan Lira menyadari Cowok itu, akhirnya terlihat oleh Widya dan Lira, kalau cowok itu berjalan mendekati mereka.
“Hai… Steward, apa kabar? sapa Lira pada orang asing tersebut.
“Hai Lira… “ jawab cowok itu sambil berjabat tangan tidak lupa dengan cipika-cipiki. Widya hanya terpaku seperti melihat sinetron luar negeri saja, tidak mengerti dengan Bahasa yang mereka gunakan.
Setelah beberapa menit percakapan yang Widya tidak mengerti bagaikan kambing congek, akhirnya Lira pun sadar akan keberadaan Widya yang mematung beberapa saat.
“Oiya, Steward, kenalkan ini Widya, teman lamaku dulu di Indonesia. Dia datang ke Indonesia untuk jalan-jalan. Widya ini Steward, sepupuku. Dulu kan pernah ke Indonesia main ke rumahku, saat kita sedang mengobrol di kamarku itu loh. Kamu kan naksir dia dulu”, sapa Lira memperkenalkan Widya pada sepupunya itu. Wajah Widya kaget dan malu, tapi leganya Lira menggunakan Bahasa Indonesia yang steward pasti tidak mengerti.
“Widya” sapa Widya menjulurkan tangannya kearah steward sambil mengingat-ingat masa-masa itu.
“Hai, steward.” jawab Steward
Steward adalah sepupu Lira, anak ketiga dari kakaknya tante Cici yang pertama. Steward memiliki wajah yang tampan, postur tubuh yang tinggi dengan bahu yang bidang,kulit putih dengan rambut merahnya yang bergelombang.Kesempurnaan ciptaan Allah ada pada Steward. Dia pasti model pikir Widya.
Widya, Lira dan steward akhirnya duduk bertiga dalam satu bangku kecil. Jengkel rasanya Widya pada Steward, sudah tahu bangku kecil hanya untuk dua orang saja, dipaksakan oleh Steward bergabung dengan menarik bangku dari meja lain. Setelah manggut-manggut saja dan senyum sopan mendengar obrolan Lira dan steward karena percakapan mereka menggunakan Bahasa Belanda yang tidak widya mengerti akhirnya selesai juga. Baru saja Widya menghembuskan nafas lega karena akhirnya selesai juga percakapan Lira dan steward. Tapi Lira membuat jantung Widya berdegup kencang dan kaget, karena entah tiba-tiba Lira memutuskan untuk pulang sendiri meninggalkan Widya dengan orang asing menurut Widya. Katanya ada hal penting yang harus dikerjakan Bersama Anthony.
“Widya, aku pergi pergi dulu yaa, kamu pulang diantar Steward ya, dia tau kok rumahku,” kata Lira pada Widya sambil buru-buru pergi.
Widya yang hanya terbengong bingung mau jawab apa pada Lira kawannya itu.
Setelah kira-kira menghabiskan sepuluh menit sepi tanpa bicara, akhirnya steward mengawali percakapan dengan Bahasa Inggris. Untunglah, Steward menggunakan Bahasa Inggris yang bisa dimengerti Widya dan Widya bisa menjawab setiap pertanyaan—pertanyaan steward.
Entah kemana saja cerita Widya dan Steward di meja itu, tertawa, manggut-manggut tanda mengeri diantara Widya dan Steward, memesan minuman lagi dan seporsi roti bakar dengan varian lain. Ia pun menceritakan jika kedatanganya ke negeri itu untuk mengasah kemampuannya memasak Kue. Lira telah merekomendasikan tempat ia bisa belajar.
Dan ternyata Steward memiliki teman yang merupakan Koki. Maka ia akan memperkenalkan Widya pada temannya itu. Teman Steward akan libur jika malam. Dan bisa digunakan untuk ngobrol jika Widya mau. Kebetulan teman Steward itu dari Malaysia. Widya pun setuju.
Widya seolah melupakan perjodohan dirinya karena begitu semangatnya ia untuk mengikuti kursus memasak aneka kue.
Akhirnya Widya dan Steward pulang dengan berjalan kaki. Perjalanan dua puluh kiloan jarak antara café dan rumah, tidak Widya dan Steward sadari karena sepanjang perjalanan Widya dan Steward memiliki persamaan dan hobby yang sama. Dan ternyata lelaki itu bisa berbicara bahasa Indonesia sedikit-sedikit walau masih terbata-bata.
Dan hal itu kadang mengundang tawa Widya, dan juga membuat Widya harus menjadi guru bahasa Indonesia bagi Steward yang memang tertarik belajar bahasa Indonesia. Ia belajar otodidak dari Lira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Mega Ahmad
sampai disini saya sdh punya pertanyaan tp kayakx tdk usah dibahas dulu krn dibelakang sdh ada lanjutannya, sptw disana dpt pencerahan dari kk debu. 😍
Maaf kk baru s4 nengokin si Widya 🙊
2023-02-13
1
melia
Masih memahami dulu alurnya😁😁
2023-01-11
0
Sulas Tri
aq ongen vote, tpi gk punya
2022-12-03
3