Rafa Putra Pramudya menghembuskan nafas panjang dengan tubuh yang bersandar di bangku sofa kerjanya. Rasa lelah dan pegal di badan menggerogoti Rafa seharian. Rafa bekerja sebagai dosen di universitas Van Amsterdam.
Rafa adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Sebagai anak dari Pak Pramudya yang menyandang bisnisman terkemuka di Indonesia, Rafa ingin menjadi anak yang membanggakan Papa dan Mamanya. Sehingga Rafa bisa menyelesaikan Pendidikannya di Universitas Indonesia dengan nilai lulus Cumlaude.
Enam bulan yang lalu, Rafa sudah memberitahukan Papa dan Mamanya kalau dirinya mendaftarkan diri sebagai dosen di universitas Van Amsterdam, sambil meneruskan jenjang S2 di universitas yang sama. Rafa memiliki wajah yang terbilang tampan diusianya tiga puluh delapan tahun dari sisi keturunan campuran Papanya yang berdarah Bandung dan Mama yang berdarah Betawi.
Rafa memiliki postur tubuh yang terbilang tinggi untuk ukuran Indonesia, berkulit putih dan berhidung mancung. Diusia tiga puluh delapan tahun, merupakan usia yang matang untuk memiliki suatu hubungan pernikahan. Dan seharusnya Rafa sudah memberikan cucu—cucu yang diidamkan papa dan mamanya. Hanya saja, Rafa memiliki trauma dengan wanita, karena Rafa ditinggal pergi oleh calon pengantinnya. Calon mengantinnya, Nadia tenyata lari Bersama pacar selingkuhan Nadia pada saat sehari akan mengucapkan ijab kobul, di depan tamu undangan dan keluarga Ia pun malu karena pengantin perempuan tak kunjung tiba di hotel tempat acara ijab Qabul akan dilangsungkan.
Trauma ini dipegang Rafa selama bertahun-tahun lamanya. Semenjak itu, Rafa hanya sekedar putus nyambung saja, tidak ada hubungan yang serius.
Rafa dikenal playboy dalam hubungan percintaannya, tetapi sangat serius bekerja professional dan simpatik sebagai seorang dosen.
Baru saja Rafa menghela nafas panjang, ia meminum secangkir teh hangat kesukaannya, untuk melepaskan penat dikepalanya. Tiba-tiba datang teman kerjanya sesama dosen, Mr. Parkin.
“Rafa, tolongin aku dong” Ucap Mr. Parkin tergopoh-gopoh mendekati meja kerja Rafa dan meletakkan beberapa dokumen di meja kerja Rafa.
“Apa ini?,”
“Tolong bantuin aku menyelesaikan kerjaanku ya, kita bagi dua, batas deadlinenya dua minggu lagi harus aku serahkan ke dekan,” rengek Mr. Parkin.
“Kamu itukan computer berjalan, Rafa,” sambungnya lagi pada Rafa, berbagai macam cara untuk merayu Rafa agar mau membantu Mr. Parkin.
Mr. Parkin adalah teman sejawat di kantor Rafa bisa dibilang sahabat, sesama Dosen juga. Mr. Parkin beragama Kristen. Lelaki berkulit putih itu keturunan Belanda, posturnya tinggi tetapi kurus. Mr. Parkin sangat menghormati Rafa jika saatnya datang waktu sholat.
Malah, Mr. Parkin selalu menjadi alarm ketika ponsel Rafa berdering tanda waktu shalat. Rafa keenakan kerja sehingga ia selalu membuat alarm di ponselnya dan juga serin lupa sholat karena padatnya jadwal waktu shalat di Amsterdam tak sama seperti di Indonesia.
Pernah dulu terjadi, saat meeting dosen-dosen, diruang dosen yang sedang sibuk-sibuknya rapat dihadiri oleh dekan kampus, dengan tegas dan bangga memberikan argument-argumen yang membingungkan Rafa, Mr. Parkin membela Rafa untuk diberikan kesempatan Rafa untuk melaksanakan sholat. Karena Rafa adalah teman yang setia dan suka menolong. Maka Mr Parkin selalu membantu Rafa ketika mengalami kesulitan untuk beribadah di negeri yang muslimnya minoritas.
Sikap dan tingkah lakunya Mr. parkin yang cuek, namun baik, yang membuat Rafa mau membantu Mr. Parkin, walaupun Rafa sendiri tahu kalau dirinya dimanfaatkan oleh sahabatnya ini.
‘Baiklah, tapi apa bayarannya?,”
“Nanti aku belikan burger untuk makan siang selama sebulan, gimana?,”
“Sebulan?, Kamu mau bikin aku meledak burger apa?”
“Oke..oke, selain burger aku juga suka dengan makan steik di seberang jalan ya,”
“Ahh… itu mah alasan kamu aja. Ayo ajak aku makan steik di sebrang kampus,kamu mau menggoda pelayan cantik yang Bernama clara,kan…,” tebak Rafa.
“Sambil menyelam minum air kan,” kata Mr. Parkin sambil tertawa.
“Tenggelam iyaa..,”
“Ayo lah, bantu aku nyelesain pekerjaanku…”
“Oke..oke, tapi bener yaa bayarannya sebulan penuh,”
“Oke..deal” kata Mr. Parkin dengan memberikan dua jempol kepada Rafa dengan puas dan lega dan meninggalkan Rafa sendirian di ruang kerja Rafa.
“Hhmmm, nih anak udah berhasil niatnya, langsung menghilang, kebiasaan,” pikir Rafa geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Sesaat Rafa membereskan meja kerjanya, karena saatnya makan siang, terdengar Namanya dipanggil, dan diarahkan kepalanya tengok arah suara yang memanggil namannya.
“Mr. Rafa”
“Ohh… Miss Jessica. Ada yang Bisa saya bantu?” Tanya Rafa.
“Ooo… tidak Mr. Rafa, aku kesini ingin mengajak kamu makan siang bareng,”
“Oo… Mau makan siang dimana?” tanya Rafa sambil merapikan buku-buku yang berserak dimeja kerja.
“Hhmm… Bagaimana kalau kita makan siang di seberang jalan aja yuk..”
“Makan steik maksudnya?”
“Iya..” jawab Miss Jessica.
“Kenapa semua orang-orang hari ini banyak banget yang ngajak ku makan di café steik sebarang jalan, tadi Mr. parkin yang ngajak sebulan makan steik dan sekarang Miss Jessica." Pikir Rafa dalam hati.
“Baiklah.. ayoo” Kata Rafa sambil berjalan meninggalkan ruang kerjanya.
Jessica tersenyum malu-malu berjalan berdampingan dengan Rafa.
Gosip sudah menyebar dikalangan dosen-dosen di kampus, hubungan kedekatan Rafa dengan Jessica. Bahkan gosipnya sudah menyebar dikalangan mahasiswa-mahasiswi. Sampai ada seorang mahasiswi rafa yang penasaran dengan gossip tersebut dan bertanya pada Rafa tentang kebenaran gossip itu.
Sepertinya, Anna mahasiswi Rafa yang penasaran itu, naksir pada Rafa. Kemudian Rafa menjelaskan bahwa kedekatan Rafa dengan Jessica hanya sebatas teman sesama dosen tidak lebih. Dengan rasa lega Anna mendengar penjelasan Rafa. Ada rasa gugup diantara mereka saat sedang berbicara, sering sekali hal ini terlihat jelas oleh Parkin. Kadang Parkin suka sekali menggoda Rafa akan perasaan rafa pada Anna, murid kesayangan Rafa. Karena Anna merupakan murid yang cerdas, cepat tanggap akan sebuah tugas dan kasus yang diberikan oleh Rafa padanya.
“Ciee… ada percikan apa itu ya?” kata Parkin setelah melihat Rafa dan Anna membahas tugas yang diberikan Rafa pada Anna.
Spontan Rafa melihat ke atas kepalanya.
“Wajahmu memerah tau…” Ucap Mr Parkin.
Rafa meninggalkan Parkin untuk menutupi rasa malunya.
“Ada-ada saja kamu” sahut Rafa.
Jessica adalah seorang gadis keturunan Belanda dan Arab, yang membuat wajah Jessica cantik alami tanpa makeup. Perawakannya tinggi, badannya kurus, selalu terlihat seksi, walaupun tertutup jeans dan kaos terkadang memakai kemeja. Sudah dipastikan tidak ada mata laki-laki yang berhenti melihat dan memandang Jessica. Hanya dengan kedipan mata seorang Jessica, pastilah laki-laki jatuh cinta padanya.
Jessica sudah berusia tiga puluh delapan tahun, namun dirinya masih terlihat seperti gadis berusia dua puluh tahunan. Dengan kecantikan yang dimiliki Jessica, Jessica merasa yakin untuk mendapatkan Rafa untuk menjadi kekasihnya. Sering Jessica membawakan bekal agar bisa sarapan Bersama dengan Rafa, kadang juga untuk makan siang Bersama walaupun hanya duduk di taman kampus. Jessica sudah merasa puas dan bangga bisa duduk berdampingan dengan Rafa saat bisa makan bersama-sama. Dengan Sopan Rafa menerima setiap ajakan Jessica.
Anna Smith adalah mahasiswi semester lima di universitas Van Amsterdam. Anna, termasuk salah satu mahasiswi termuda karena sewaktu duduk di bangku sekolah SMA dulu hanya dua tahun saja dijalaninya, yang seharusnya dijalani selama tiga tahun. Anna termasuk gadis yang cantik dan simpatik, karena Anna mempunyai karakter yang lembut, baik, sangat suka dan sering menjadi sukarelawan jika ada musibah terjadi. Anna memiliki tinggi yang proposional, kulitnya berwarna putih dengan bintik-bintik di pipinya dikarena pikmen dari ibunya.
Anna berasal dari keluarga sederhana, keturunan perancis, logat perancis yang menambah point pada diri Anna. Anna termasuk gadis cerdas karena selalu mendapatkan nilai sempurna setiap pelajarannya, walaupun Anna disibukan dengan organisasi mahasiswa yaitu pencinta alam. Ternyata Rafa juga suka dengan mendaki gunung, sehingga Rafa juga mengikuti organisasi pencinta alam yang ada di kampusnya, disinilah terjadi kedekatan antara Rafa dan Anna.
Sungguh Rafa kadang bingung dengan banyaknya perempuan yang mengincar dirinya. Sedangkan ia baru saja di beri tahu untuk kembali berkenalan dengan perempuan bernama Widya.
Ia pun hanya dapat menikmati makan bersama wanita-wanita yang menyukai dirinya tanpa ingin menaruh hati. Tapi mengingat Widya. Ia sedikit penasaran karena kabar yang ia terima suaminya meninggal dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
naynay
🙂🙂
2023-01-18
1
Sadiah
masih nyimak
2022-12-13
1
Sulas Tri
lama juga tmat kuliah S1 umue 38 ya thor
2022-12-03
0