Indira yang mendengar Suaminya sedang tidak enak badan pun merasa khawatir.
"Apa yang sakit Mas? sekarang kita ke Dokter ya?" ujar Indira.
Maafin Mas Indira, Mas sudah berbohong, Mas tidak bermaksud mengkhianati pernikahan kita, ucap Hilman dalam hati.
"Mas hanya kecapean saja sayang, jadi Mas hanya perlu istirahat," jawab Hilman.
"Oh iya, apa hari ini Sita masuk Sekolah?" tanya Indira, sehingga menyebabkan ketegangan di wajah Hilman.
"Sepertinya Sita juga sedang tidak enak badan, karena dari tadi pagi Sita mengurung diri di dalam kamar," jawab Hilman.
"Kalau begitu aku lihat Sita dulu ya Mas," ucap Indira, kemudian melangkahkan kaki menuju kamar Sita.
Tok..tok..tok.
"Sita, ini Kakak De, apa boleh Kakak masuk?" tanya Indira.
Bagaimana ini, aku takut kalau Kak Indira mengetahui kejadian semalam, aku tidak mungkin melarang Kak Indira untuk masuk, nanti Kak Indira bisa curiga, batin Sita.
"Masuk saja Kak, pintunya tidak dikunci," jawab Sita.
Indira kini masuk ke dalam kamar Sita, kemudian mendekati Sita yang masih terlihat berbaring.
"Mas Hilman bilang kamu gak enak badan, wajah kamu juga terlihat pucat, sebaiknya kita periksa ke Dokter ya," ujar Indira.
"Gak usah Kak, tadi Sita udah minum obat kok, Sita cuma lagi datang bulan aja, nanti juga baikan."
"Ya sudah kalau begitu kamu istirahat ya, Kakak mau beli makanan dulu buat kita makan siang," ujar Indira kemudian keluar dari kamar Sita tanpa curiga sedikit pun.
Indira di antar oleh Hilman untuk membeli makanan di Restoran yang tidak jauh dari rumahnya, karena Indira merasa cape jadi ia tidak sempat memasak.
Setelah membeli makanan, Indira pun mengantarkan makanan untuk Sita ke dalam kamarnya, karena Sita beralasan tidak kuat menahan sakit perut jadi tidak bisa gabung di meja makan, padahal Sita takut ketahuan jika ada yang berbeda dengan dirinya kalau Indira melihat Sita berjalan.
......................
Dua bulan kini telah berlalu dari kejadian naas yang di alami oleh Sita.
Sita berusaha bersikap normal dengan Hilman jika di depan Indira supaya Indira tidak merasa curiga, tapi pada saat Indira tidak ada, Sita akan menghindari bertemu dengan Hilman.
Pagi ini tidak biasanya Sita mengalami gejolak hebat pada perutnya sehingga Sita bolak balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.
"Kenapa denganku, tidak biasanya aku mual muntah seperti ini," gumam Sita.
Sita kemudian melihat kalender karena biasanya dia selalu melingkari tanggal menstruasinya.
Sita langsung menutup mulutnya kemudian menangis karena dia baru menyadari kalau setelah kejadian naas malam itu, dia belum haid lagi.
"Aku tidak mungkin hamil, aku tidak mau hamil," gumam Sita dengan memukuli perutnya, kemudian menjatuhkan diri di atas lantai.
Pada saat Sita menangis tiba-tiba ponselnya berdering, dan itu adalah telpon dari Firman pacarnya.
Sita dan Firman sudah berpacaran selama satu tahun, mereka melakukan backstreet karena Indira tidak mau kalau Sita punya pacar sebelum dia lulus SMA.
Firman dan Sita selisih usia tiga tahun, dan saat ini Firman sudah kuliah semester empat.
📞"Halo Kak," ucap Sita dengan suara yang lirih.
📞"Sayang, suara kamu kenapa serak seperti itu? apa kamu menangis?" tanya Firman yang merasa khawatir dengan keadaan Sita.
📞"Kak, sebaiknya kita putus saja," ucap Sita secara tiba-tiba.
Firman tidak terima dengan keputusan Sita karena tidak ada angin, tidak ada hujan perempuan yang sangat dicintainya meminta putus.
📞"Apa alasan kamu memutuskan aku Sita? aku tidak bisa menerima semua keputusan kamu, sekarang juga aku tunggu di taman dekat rumah kamu, karena aku perlu penjelasan," ujar Firman kemudian menutup sambungan telponnya.
Sita mengirim pesan kepada Firman kalau ia tidak dapat menemuinya, tapi Firman mengancam akan mencari Sita ke rumahnya apabila Sita tidak menemui Firman, sehingga Sita terpaksa menemui Firman karena tidak ingin Indira mengetahui kalau Sita sudah punya pacar.
Firman sudah terlihat duduk di bangku taman menunggu Sita, dan dengan langkah yang gemetar, Sita memberanikan diri untuk menemui Firman.
"Sayang, akhirnya kamu datang juga," ucap Firman kemudian memeluk Sita dengan erat.
Sita tiba-tiba menangis saat Firman memeluknya, sehingga menjadi tanda tanya untuk Firman.
"Kamu kenapa sayang? apa ada orang yang menyakiti kamu?" tanya Firman yang merasa cemas terhadap Sita.
"Aku takut Kak, aku takut," ucap Sita yang terus saja menangis.
"Kamu jangan takut Sita, apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sampingmu. Sekarang kamu ceritakan semuanya, kamu mempunyai masalah apa sehingga kamu meminta putus?" tanya Firman.
Apa aku ceritakan saja semua kejadian yang telah menimpaku kepada Kak Firman, ucap Sita dalam hati, sampai akhirnya Sita memberanikan diri untuk menceritakan semuanya kepada Firman, dan apa pun keputusan Firman nanti, Sita akan menerimanya.
Setelah Sita mengembuskan nafas berkali-kali Sita menceritakan kejadian yang telah menimpanya, sehingga Firman mengepalkan tangan menahan amarah dalam dadanya.
Setelah selesai menceritakan semuanya kepada Firman, Firman pun angkat suara.
"Kalau kamu sampai hamil, aku akan menikahimu Sita," ucap Firman tanpa ragu sedikit pun, sehingga Sita terkejut mendengarnya.
"Apa yang Kakak bicarakan, aku tidak mau kalau sampai Kakak menanggung perbuatan yang tidak Kakak lakukan," ujar Sita.
"Aku tidak mau kalau sampai kamu menanggung aib sendirian, aku sangat mencintaimu Sita, biarkan aku menjadi Ayah dari Anakmu, dan aku akan menganggap bayi dalam kandunganmu sebagai Anak kandungku sendiri, dan aku berjanji kalau itu akan menjadi rahasia kita berdua," ujar Firman dengan memeluk tubuh Sita.
Sita tidak pernah menyangka jika cinta Firman begitu besar untuknya, sehingga Sita merasa terharu.
"Sebaiknya sekarang kita pergi ke Dokter kandungan untuk memeriksa keadaanmu, apakah kamu hamil atau tidak," ujar Firman kemudian membonceng Nadia menuju Klinik Dokter kandungan.
Setelah Dokter melakukan USG, ternyata Sita benar positif hamil, dan saat ini usia kandungannya sudah enam minggu.
Sita langsung saja menangis karena tidak mau mengandung Anak dari Kakak iparnya sendiri, tapi Firman berusaha meyakinkan Sita kalau mereka akan menghadapinya bersama-sama, dan Firman langsung mengajak Sita untuk menemui Indira dan Hilman untuk meminta restu, karena Firman akan segera menikahi Sita sebelum perut Sita membesar.
Sita sudah merasa ketakutan saat sampai di halaman rumah Indira.
"Kamu jangan takut sayang, karena aku akan selalu ada di sampingmu," ucap Firman dengan menggenggam erat tangan Sita.
Indira dan Hilman terlihat heran karena baru kali ini Sita berani membawa seorang lelaki ke rumahnya.
"Sita, kenapa kamu membawa laki-laki ke rumah?" tanya Indira yang sudah terlihat marah kepada Sita.
"Maaf Kak, perkenalkan nama saya Firman, dan tujuan saya datang ke sini untuk meminta restu kepada Kakak supaya bisa menikahi Sita dalam waktu dekat ini," ucap Firman sehingga membuat Indira dan Hilman membulatkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Nia sumania
tapi pasti akhirnya mereka berpisah. jadi sedih bayanginnya.
kembang dan iklan untuk mu sita
2022-12-04
3
@Kristin
Aku sudah mampir dah Favorit juga ya Thor. selamat buat karya baru nya.🎉
2022-12-03
2
Lina Zascia Amandia
Firman secinta itu, mudah2an tulus.
2022-12-03
2