Bab 3 ( Kecelakaan Maut )

Indira dan Hilman masih tidak percaya karena selama ini mereka tidak pernah tau kalau Sita mempunyai pacar, tapi tiba-tiba Firman datang untuk melamar Sita.

"Kamu pasti tau kan kalau Sita masih kelas dua SMA, jadi saya tidak akan mengijinkan Adik saya untuk menikah," ujar Indira.

"Sebelumnya kami berdua minta maaf karena sebenarnya kami telah khilaf dan membuat kesalahan yang fatal sampai akhirnya sekarang Sita hamil," ucap Firman dengan memberikan hasil USG Sita.

"A_apa kamu bilang? katakan kalau semua ini bohong Sita, kamu tidak mungkin melakukan semua itu. Kakak sudah bilang sama kamu berkali-kali supaya kamu tidak mempunyai pacar dulu, dan sekarang ketakutan Kakak terjadi. Kakak kecewa sama kamu Sita," ujar Indira dengan menangis.

"Tenangkan dirimu sayang, semua orang pernah melakukan kesalahan, dan mungkin saat itu Sita dan Firman khilaf," ujar Hilman dengan memeluk Indira, sehingga membuat Firman dan Sita tersenyum kecut mendengar perkataan Hilman, karena pada kenyataannya bayi yang Sita kandung adalah Anak Hilman.

Apa mungkin jika bayi dalam kandungan Sita adalah Anakku, karena aku yang pertama kali merenggut kesucian Sita, batin Hilman yang kini bertanya-tanya.

"Kak, semua ini sudah terjadi, dan saya tidak mau disebut sebagai seorang bajingan karena tidak bertanggungjawab dengan kesalahan yang telah saya perbuat," ucap Firman, sehingga membuat Sita merasa bersalah.

Indira terlihat berpikir, karena dia juga tidak mau kalau nanti Sita melahirkan tanpa seorang Suami, sebab itu akan menjadi aib untuk Sita dan keluarga.

"Baiklah, kalian berdua aku berikan restu, dan aku harap kamu tidak akan pernah menyakiti Sita," ujar Indira yang dengan berat hati mengijinkan Sita dan Firman untuk menikah.

Setelah mendapatkan restu dari Indira, Akhirnya Firman meminta restu kepada kedua orangtuanya, walau pun orangtua Firman kecewa dengan perbuatan Anaknya, tapi mereka tetap merestui Firman dan Sita untuk menikah.

Pernikahan Firman dan Sita akan diselenggarakan minggu depan, Sita juga sudah keluar dari Sekolahnya, karena tidak mungkin meneruskan Sekolah dalam keadaan hamil, dan tentunya jika pihak Sekolah mengetahui alasan Sita keluar, Sita juga akan dikeluarkan secara tidak hormat.

......................

Satu minggu pun kini telah berlalu, dan akhirnya hari pernikahan Sita dan Firman pun datang juga.

Saat ini Sita sudah terlihat cantik setelah dirias oleh MUA, dan Sita memilih kebaya putih sebagai busana untuk acara ijab kabul.

Hilman diam-diam menemui Sita yang masih berada di dalam kamarnya, karena selama ini Sita selalu menghindari Hilman.

"Sita, ada yang ingin Mas tanyakan sama kamu," ujar Hilman, tapi Sita kembali menghindarinya dengan berniat keluar dari kamarnya.

"Maaf Mas, sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan," ujar Sita dengan ketus.

"Mas hanya ingin tau, Apa bayi yang kamu kandung adalah Anak Mas?" tanya Hilman.

"Sudahlah Mas tidak perlu tau, karena Anak siapa pun yang saat ini berada dalam kandunganku, Kak Firman lah yang akan menjadi Ayahnya. Sebaiknya sekarang Mas keluar dari kamarku, aku tidak mau kalau sampai Kak Indira mengetahui semuanya," ujar Sita yang kini memaksa Hilman untuk keluar dari kamarnya.

Saat ini penghulu sudah berada di kediaman Indira untuk menikahkan Firman dan Sita, tapi Firman dan keluarganya tidak kunjung datang juga.

Sita terlihat mondar mandir menunggu kedatangan Firman, dan Indira berusaha untuk menenangkannya.

Apa mungkin Kak Firman berubah pikiran karena bayi yang berada dalam kandunganku bukanlah Anaknya, batin Sita dengan meneteskan airmata.

"Sita, kamu tenang dulu, pasti sebentar lagi Firman dan keluarganya akan datang," ujar Indira dengan memeluk Sita, karena Indira sendiri merasa khawatir jika Firman tidak menepati janjinya.

Penghulu yang sudah lama menunggu pun kini angkat suara.

"Maaf Pak Hilman, saya harus pergi ke tempat lain," ujar Pak Penghulu.

"Saya minta waktunya sebentar lagi Pak, saya akan mencoba menghubungi calon Adik ipar saya," ujar Hilman kemudian meminta Sita untuk menelpon Firman.

Sita kini mencoba untuk menelpon Firman, tapi bukan Firman yang mengangkat telponnya.

📞"Halo, ini dengan siapa ya? apa Anda kenal dengan pemilik ponsel ini?" tanya seorang Bapak yang mengangkat telpon milik Firman.

📞"Saya calon istri pemilik handphone ini, kenapa Bapak yang mengangkatnya?" tanya Sita dengan suara yang gemetar karena mendengar suara banyak orang yang membicarakan tentang kecelakaan.

📞"Maaf Mbak, saya menemukan ponsel ini tergeletak di samping korban kecelakaan yang saat ini sedang di evakuasi, karena mobilnya masuk ke dalam jurang," jawab Bapak tersebut.

📞"Tidak mungkin, tidak mungkin Kak Firman kecelakaan," ujar Sita dengan menangis histeris, sehingga Hilman mengambil ponsel Sita untuk berbicara dengan orang yang menemukan ponsel Firman.

📞"Maaf Pak, bisa Anda ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Hilman.

Setelah orang yang menemukan ponsel Firman menceritakan semua kejadiannya kepada Hilman bahwa Firman dan keluarganya mengalami kecelakaan maut dan tidak ada yang selamat dari kecelakaan tersebut, Hilman kemudian menutup telponnya.

"Innalillahi waina ilaihi raji'un," ucap Hilman kemudian Sita yang mendengarnya perkataan Hilman pun langsung pingsan karena syok.

Setelah Sita mengetahui jika Firman meninggal dunia, Sita selalu mengurung dirinya di kamar selama berbulan-bulan.

Hilman dan Indira yang tidak ingin oranglain mengetahui tentang kehamilan Sita, akhirnya memutuskan untuk mengakui Bayi Sita sebagai Anak mereka jika nanti bayi Sita lahir.

Selama ini Indira berpura-pura hamil supaya oranglain tidak curiga jika nanti Sita melahirkan, sampai akhirnya Indira meminta tolong kepada Anggi temannya yang berprofesi sebagai Dokter kandungan untuk membantu apabila nanti Sita melahirkan dan merahasiakan semuanya dari oranglain.

Anggi awalnya tidak setuju karena itu melanggar kode etik sebagai seorang Dokter, tapi karena Anggi tidak tega kepada Indira yang memang tidak akan mempunyai keturunan karena setelah diperiksa ternyata Indira mandul, serta untuk menutupi aib keluarga Indira, akhirnya setelah Sita berhasil melahirkan bayinya, Anggi membuat Surat keterangan lahir jika bayi yang dilahirkan Sita adalah Anak Indira dan Hilman.

Sita tidak pernah mau melihat wajah bayi yang telah dia lahirkan, dan beberapa bulan kemudian setelah Sita melahirkan, Sita memutuskan untuk pindah ke luar kota ikut temannya bekerja.

Indira dan Hilman tidak kuasa untuk menahan keinginan Sita, sehingga dengan berat hati mereka merelakan kepergian Sita yang tega meninggalkan bayinya tanpa pernah melihat wajah bayinya sekali pun.

Hilman dan Indira memberikan nama Cahaya Purnama kepada bayi yang dilahirkan Sita, karena kelahiran Cahaya bertepatan dengan bulan Purnama.

Indira dan Hilman tidak pernah mengetahui kabar Sita, sampai akhirnya dua tahun kemudian Sita mengabari jika dirinya sudah menikah dengan lelaki bernama Prasetyo dan sudah dikaruniai seorang Putri bernama Senja, dan Sita meminta Indira dan Hilman supaya merahasiakan masalalunya dari Prasetyo.

......................

Sita kembali tersadar dari lamunannya tentang kejadian di masa lalu yang tidak ingin dia ingat kembali, dan akhirnya Sita kembali mengusir Cahaya dari rumahnya sebelum Suami dan Anaknya pulang, karena Sita tidak mau kalau Suami dan Anaknya mengetahui jika ia pernah mempunyai Anak diluar nikah.

Dengan berat hati Cahaya pergi dari rumah sita, dan saat ini Cahaya menyusuri jalan dengan menyeret koper yang dia bawa.

Cahaya sudah jauh-jauh datang ke Palembang untuk mencari Ibu kandungnya, tapi yang Cahaya dapatkan hanya penolakan, sehingga membuat Cahaya sedih dan putus asa.

"Cahaya tidak pernah menyangka jika Ibu kandung Cahaya sendiri menolak kehadiran Cahaya di dunia ini. Seharusnya Cahaya mendengar perkataan Mama dan Papa yang sudah melarang Cahaya untuk pergi ke sini. Padahal Cahaya hanya ingin meminta restu kepada Mama Sita karena Cahaya dan Kak Alan sebentar lagi akan menikah," gumam Cahaya dengan menangis, kemudian mengingat kembali kejadian sehari sebelum dia memutuskan untuk mencari Ibu kandungnya ke Palembang.

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Ohhh seperti itu awalnya, tadinya kasian Sita, skrg benci Sita. Kasian Cahaya.. jauh-jauh mencari ibunya ke Plg malah tdk dianggap. Kalo bisa mampir sekalian ke rumah mertua saya dong cahaya, kebetulan mereka di Palembang...

2022-12-03

3

Sunshine

Sunshine

kasihan jg bayi yg tidak berdosa

2022-12-03

1

Sunshine

Sunshine

kasihan bgt Thor berarti Firman 😭

2022-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!