Happy Reading 🥰
Perusahaan Addison.
Semua karyawan kantor menunduk hormat saat Edgar memasuki area kantor. Edgar memang terkenal sebagai CEO yang sangat garang. Jadi semua karyawan tidak ada yang berani bertatap muka dengan Edgar. Karyawan wanita pun hanya bisa mengagumi sosok Edgar dalam diam. Tak berani untuk merayu laki-laki tampan tersebut.
Jangankan merayu, ketahuan mengagumi saja mereka akan di hempas oleh Alexa yang memang sering datang ke kantor. Jika Addison tidak ada di kantor, maka Alexa akan seharian berada di sana untuk menemani Edgar bekerja. Lebih tepatnya mengganggu pekerjaan Edgar karena Alexa hanya membuat Edgar tidak fokus dalam bekerja.
Edgar langsung memasuki ruang CEO, yang bersebelahan dengan ruang Presdir. Namun ruangan itu sudah jarang di pakai oleh sang papa. Addison lebih banyak menghabiskan waktu di perusahaan cabang yang jaraknya cukup jauh dari perusahaan pusat.
Drrtttt ... Drrtttt ...
Ponsel Edgar berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Ternyata yang menghubunginya adalah Elmira. "Mau apa dia menelpon ku? Mengganggu saja!" Edgar menolak panggilan masuk itu. Hingga ponselnya terus berbunyi, membuat Edgar mendengus kesal.
Di seberang sana, Elmira sangat sedih karena panggilannya selalu di tolak oleh sang suami. "Edgar, sebegitu tak berharganya diriku di matamu? Hingga menjawab panggilanku saja tak sudi!" Merasa tak ada gunanya, akhirnya Elmira mengirim pesan kepada Edgar.
Sebenarnya Elmira hanya ingin meminta izin bahwa dirinya akan pergi ke perusahaan Winata untuk menemui kakaknya, dan setelah itu ia akan pergi ke rumahnya untuk melepas rindu dengan sang mama.
"Tuan, bolehkah saya pergi ke rumah dan perusahaan papa? Saya ingin menemui kak Elan dan juga mama, papa di sana. Saya tidak akan menginap kok, nanti sore saya akan pulang ke rumah kita." begitulah isi pesan yang dikirim oleh Elmira kepada Edgar.
"Cih! Rumah kita dia bilang? Berani sekali dia, rumah itu adalah rumahku dan Alexa" Edgar berdecih saat membaca pesan dari Elmira.
"Terserah kau saja, mau berapa lama di rumahmu aku tidak perduli. Tapi alangkah baiknya jika kamu tidak kembali lagi ke rumahku dan Alexa!" Edgar menyeringai saat menulis balasan pesan untuk Elmira. Ia merasa puas dengan kata-kata pedasnya itu.
Tes!
Satu tetes air mata jatuh membasahi pipi mulus Elmira. Lagi-lagi ia harus menahan sakit hatinya atas ucapan Edgar yang secara tidak langsung menyuruhnya untuk pergi dari rumah Edgar. Elmira menghela nafas panjang guna menyalurkan rasa sesak di dadanya.
Elmira bersiap untuk menemui kakaknya. Ia butuh ketenangan, hanya Elvaro yang bisa membuat suasana hatinya membaik. Elmira memesan taksi online untuk mengantarkan dirinya ke perusahaan Winata. Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit, akhirnya Elmira sampai di depan perusahaan sang papa.
Elmira tersenyum ramah kepada para karyawan yang tengah menunduk hormat kepadanya. Semua karyawan di sana sangat menyukai Elmira yang selalu bersikap ramah. Para karyawan laki-laki merasa iri kepada Edgar yang berhasil memperistri Elmira. Wanita yang sangat sempurna di mata mereka.
Tok! Tok! Tok!
Elmira mengetuk pintu ruang kerja sang kakak. Setelah mendapatkan persetujuan dari sang empunya akhirnya Elmira memasuki ruangan itu. "Emi!" Elvaro terkejut melihat sang adik datang ke kantornya. Biasanya Elmira akan memberitahunya terlebih dahulu jika ingin berkunjung ke kantor.
Elmira memang tidak pernah mau jika disuruh ikut mengurus perusahaan oleh sang papa dan kakaknya. Karena Elmira ingin mengembangkan bakatnya menjadi Desainer. Berkat dukungan dari keluarganya, Elmira sukses membangun butik dari hasil kerja kerasnya sendiri. Butik yang sangat terkenal di kota itu. Dia beri nama BUTIK EMI, nama panggilan dirinya dari sang kakak.
Elmira dan Elvaro sama-sama mempunyai panggilan kesayangan, Emi dan Elan. "Kak Elan, Emi merindukan kakak." Elmira memeluk tubuh sang kakak dengan manja. Sungguh sifatnya sangat berbanding terbalik ketika berada di depan semua orang terutama di hadapan Edgar.
Sesungguhnya Elmira juga ingin bersikap manja kepada suaminya, namun apalah daya Edgar sudah memberikan peringatan kepadanya untuk tidak mengharapkan cinta dari Edgar.
"Kenapa tidak menelpon kakak kalau mau ke sini, hum?"
"Biar jadi surprise buat Kak Elan."
"Kamu datang sama siapa ke sini?" Elvaro celingukan mencari seseorang di belakang sang adik.
"Kak Elan mencari siapa? Emi datang sendirian ke sini."
"Suami kamu dimana?"
"Dia ada di kantor. Tadi aku sudah minta izin kok kalau aku mau ke sini dan mampir sebentar ke rumah nanti."
"Kenapa dia tidak mengantarmu?" Elvaro memberikan tatapan penuh selidik kepada sang adik. Dia merasa seperti ada yang janggal dengan hubungan pernikahan Elmira dan Edgar.
"Kebetulan hari ini pekerjaan dia padat di kantor, jadi Emi memilih datang sendirian ke sini."
"Beneran? Bukan karena hal lain 'kan?"
"Tentu saja tidak, Kak. Kak Elan kenapa sih tumben banget nanyain aku sampek segitunya."
"Kakak khawatir Edgar tidak bisa menjadi suami yang baik buat kamu."
"Hus, Kak Elan jang berburuk sangka. Edgar itu benar-benar suami idaman. Dia sangat baik sama aku, Kak."
"Hm, baiklah kakak percaya."
Elvaro dan Elmira duduk di sofa sambil berbincang-bincang. Elvaro selalu bisa membuat Elmira tersenyum bahagia. Ia berharap Edgar juga bisa membuat sang adik bahagia. Elmira sudah bagaikan pertama di keluarganya. Dia tidak akan rela jika ada yang menyakiti Elmira.
"Kamu sudah sarapan?"
"Tadi pagi sudah, Kak. Kalau makan siang masih belum."
Pletak!
Aw! Sstt!
"Sakit, Kak." Elmira mengusap keningnya yang di sentil oleh sang kakak.
"Tentu saja kamu belum makan, waktu makan siang masih tinggal 2 jam lagi, Emi."
"Hehe ..., Emi lupa, Kak."
"Hm, nanti siang makan di luar ya, kita makan bersama."
"Boleh, tapi makan di restoran tempat biasa kita makan ya."
"Oke, apa sih yang enggak buat adikku yang manja ini." Elvaro mencubit pipi Elmira dengan gemas.
"Aw! Bisa-bisa pipiku copot kalok di tarik terus sama Kak Elan."
Elvaro tertawa renyah mendengar gerutuan sang adik. Melihat bibir Elmira yang manyun ingin rasanya Elvaro menyentil bibir itu.
2 jam berlalu ...
Elmira dan Elvaro sudah berada di restoran langganan mereka makan. Restoran bintang lima yang tidak terlalu jauh dengan perusahaan Winata. Di saat asik-asiknya menyantap makanan, atensi Elmira menangkap sosok laki-laki yang sangat dia cintai juga berada di restoran itu. Dia sedang bersama dengan seorang wanita cantik dan terlihat sangat mesra dengannya.
Hati Elmira terasa nyeri melihat pemandangan di depan matanya. Sang suami tengah asik bermesraan dengan wanita lain. Matanya sudah berkaca-kaca, namun ia berusaha untuk menahannya agar tidak menangis di depan sang kakak.
...----------------...
Jangan lupa tekan favoritnya ya man-teman, mohon dukungannya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lilis Fiska
dasar edgar😈😈
2023-06-27
1
anak Ragil❤️💕
heem mil
2022-12-06
0
Tulip
gak usah balik deh mil, drpada sakit hati, mending kamu nginap dibutik kamu
2022-12-04
0