Happy Reading 🥰.
Deg.
Jantung Elmira rasanya ingin keluar dari tempatnya. Hembusan nafas dari Edgar yang menerpa wajahnya membuat hati Elmira berdesir. Elmira menundukkan wajah karena malu. "Apakah Edgar akan meminta haknya sekarang?" gumam Elmira dalam hati.
"Dengar! Jangan pernah berharap aku akan menyentuhmu! Kita menikah hanya karena sebuah perjodohan. Aku terpaksa menikahi kamu cuma demi kedua orang tuaku. Jadi, jangan mengharapkan cinta dariku. Karena cintaku hanya untuk wanita pilihanku." desis Edgar tepat di telinga Elmira.
Jedaaaar!
Bagaikan di sambar petir di siang bolong. Hati Elmira sangat sakit mendengar ungkapan Edgar yang begitu menyayat hati. Ia tak menyangka bahwa Edgar menikahinya karena terpaksa. Matanya mulai berkaca-kaca, ia menatap Edgar dengan tatapan nanar.
"Kenapa menerima perjodohan ini, kalau kamu tidak mencintai aku, Mas?"
"Tuan! Panggil aku Tuan. Jangan pernah memanggilku dengan sebutan menjijikan itu. Kau hanya boleh memanggilku dengan nama itu saat berada di depan keluarga kita. Paham!"
Elmira hanya menangis, tak mampu untuk menjawab perintah dari Edgar. Mungkin ini adalah konsekuensi dari pernikahannya. Cuma Elmira yang berharap pernikahannya penuh dengan kebahagiaan. Tidak dengan Edgar yang terang-terangan mengungkapkan isi hatinya bahwa dia mencintai wanita lain.
Akan tetapi, Elmira tidak ingin menyerah. Ia akan memperjuangkan cintanya untuk Edgar. Elmira akan mematuhi perintah Edgar asalkan Edgar bahagia. Meskipun Elmira harus mengorbankan perasaannya. Ia yakin suatu saat nanti Edgar akan membuka hatinya untuk Elmira.
Elmira menyeka air mata yang membasahi pipinya. Ia berusaha untuk tersenyum di depan Edgar, walaupun hatinya terasa sakit.
"Kalau begitu, aku ke kamar mandi dulu, Mas." pamit Elmira dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
Edgar tampak acuh, dan memilih merebahkan diri di atas ranjang king size, yang telah di taburi dengan kelopak mawar. Edgar membuang mawar-mawar itu ke atas lantai, ia sangat membenci hiasan yang terlihat menjijikkan di matanya.
Elmira menyalakan air di wastafel. Ia menumpahkan air matanya di sana. Elmira memukul dadanya yang terasa sesak bagaikan dihimpit dengan ribuan batu.
"Sabar Elmira. Kamu pasti kuat, dan kamu pasti bisa membuat Edgar mencintaimu." Ucap Elmira menyemangati dirinya sendiri.
Setelah cukup lama menangis, Elmira menyalakan shower, lalu mandi di bawah guyuran air hangat. Ia memilih mengguyur tubuhnya daripada berendam di dalam bathtub. Karena terlalu lama berendam, bibir Elmira sampai membiru. Namun, Elmira tidak merasakan dingin sama sekali.
Edgar yang sedari tadi belum tidur, lantaran belum mandi, badannya terasa lengket. Jadi, dia tidak bisa tidur. Sekarang Edgar merasa kesal kepada Elmira, karena terlalu lama berada di dalam kamar mandi. Entah apa yang dia lakukan di dalam hingga selama itu.
Dor! Dor! Dor!
"Hey! Sudah belum? Kau mandi apa mati sih?" Edgar menggedor pintu kamar mandi dengan kasar. Ia masih enggan memanggil nama Elmira.
Elmira yang sedang menikmati guyuran air di tubuhnya dalam keadaan melamun, ia terperanjat saat mendengar gedoran dari luar. Dengan terburu-buru Elmira menyelesaikan ritual mandinya. Ia fikir Edgar tidak akan mandi, dan langsung tidur.
klek!
Elmira keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan bath robe. Ia lupa membawa baju ganti yang masih berada di dalam koper.
"Ck! Lama sekali. Kamu kira hanya kamu saja yang gerah, huh! Aku juga gerah dan ingin mandi. Dasar wanita pembawa sial!"
Brak!
Edgar menutup pintu kamar mandi dengan kasar, setelah dirinya memarahi Elmira habis-habisan. "Huf! Tenang! Ini masih awal. Aku harus menyiapkan diri dan mental, siapa tahu di hari-hari berikutnya sikap Edgar semakin buruk terhadapku." Elmira mengusap dadanya karena terkejut saat Edgar membanting pintu.
Elmira sangat sedih melihat kelopak bunga mawar yang berserakan di atas lantai. Malam yang seharusnya menjadi kenangan terindah dalam hidupnya, malah menjadi malam yang sangat mengenaskan. Miris sekali nasib Elmira.
"Berhenti! Mau apa kamu di sana?" teriak Edgar dengan suara lantang. Ia berjalan cepat menuju sisi ranjang setelah selesai membersihkan diri.
Elmira menghentikan langkahnya untuk menaiki kasur. Saat mendengar teriakan Edgar yang begitu memekakkan telinga. "Aku mau tidur Mas, aku lelah."
"Tuan! Apa kau sudah lupa dengan kata-kata ku? Kau tidak boleh tidur satu ranjang denganku!"
"Lalu aku harus tidur dimana Tuan?"
"Terserah!"
Edgar langsung merebahkan dirinya di atas ranjang dengan posisi tubuh yang menyilang. Agar Elmira tidak bisa tidur di sana.
Elmira terpaksa mengambil selimut yang tersedia di dalam lemari. Ia membawa ke arah sofa di ruangan itu. Seumur hidup, Elmira tidak pernah tidur di sofa. Ini pertama kalinya dia tidur di sana. Setelah menikah dengan laki-laki pilihannya, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya hanyalah istri yang tak diinginkan.
Malam itu pasangan pengantin baru tidur secara terpisah. Hingga pagi menjelang, Elmira mengerjapkan mata ketika wajahnya diterpa oleh sinar mentari. "Eungh!" Elmira melenguh. Ia merenggangkan otot-otot di tangannya yang terasa kaku karena terlalu lama tidur dengan posisi meringkuk di atas sofa.
Badan Elmira terasa sakit. walaupun sofa di kamar itu sangat empuk, namun tetap saja tidak senikmat tidur di atas ranjang. Elmira melihat Edgar yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
Elmira tersenyum kecut meratapi nasib pernikahannya. Ia masuk kedalam bathroom untuk membersihkan diri. Setelah keluar dari bathroom, Elmira membangunkan Edgar untuk sarapan pagi.
"Tuan! Bangun, kita harus sarapan pagi."
Elmira membangunkan Edgar dengan suara selembut mungkin. Ia tidak ingin membuat Edgar merasa tidak nyaman. Meskipun kehidupan Elmira sangat mewah, setiap kebutuhannya selalu disediakan, dan selalu ada yang melayaninya di rumah. Tidak menjadikan Elmira menjadi wanita yang pemalas.
Elmira bahkan juga pandai memasak. Ia sering bergabung dengan para pelayan di rumahnya saat menyiapkan makanan di dapur. Jadi, Elmira sudah siap untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada suaminya di rumah nanti.
Edgar menatap sinis, Elmira. Ia merasa kesal karena tidurnya di ganggu oleh wanita sok baik itu. "Ck! Berani sekali seorang pelayan mengganggu majikan!"
Lagi-lagi hati Elmira terasa perih mendapatkan hinaan dari suaminya sendiri. Ia hanya diam tak berani menjawab perkataan Edgar. Elmira menunggu suaminya keluar dari bathroom. Petugas hotel telah mengantarkan makanan ke kamarnya. Dengan penuh perhatian, Elmira menata makanan itu di atas meja yang terdapat di ruangan itu.
Elmira berharap suaminya mau sarapan pagi bersamanya. Ia tersenyum ke arah Edgar saat keluar dari kamar mandi, yang hanya menggunakan bath robe.
"Mas, m-maksud aku, Tuan. Sarapan paginya sudah siap. Kita makan bareng ya?" tanya Elmira dengan penuh harap.
Edgar pura-pura tak mendengar ucapan Elmira. Ia tidak sudi makan satu meja bersama dengan wanita yang telah membuat hidupnya berantakan. Edgar melihat pakaian di atas ranjang yang telah disiapkan oleh Elmira untuk dirinya.
Edgar memakai baju dengan santainya di hadapan Elmira. Ia tidak merasa berdosa telah membuat wajah Elmira memerah saat melihat pahatan indah di tubuhnya.
Elmira memalingkan wajah kearah lain. Sungguh tubuhnya dibuat panas-dingin dengan pemandangan di depan matanya.
...----------------...
Hai guys, jangan lupa dukung terus karya kedua novel Author 😘😘😘
Dukungan kalian sangat berarti. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Rin Manuk
sangat bagus
2023-10-29
0
Tom-Tom
Kok ogeb sih mau2nya manggil Tuan, kalian itu sama2 kaya dan punya kuasa.
2022-12-03
1
Tom-Tom
Jedaar mewek dah tuh, cuma bisa nangis meratapi nasib doang..
2022-12-03
0