Happy Reading🥰
Edgar dan Elmira langsung check-out dari hotel setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka. Beruntung kedua orang tua mereka pulang lebih awal ke rumah masing-masing. Mereka tidak tahu bahwa malam pengantin anak-anak mereka tertunda, atau bahkan tidak akan pernah terjadi.
Edgar membawa Elmira ke rumah miliknya sendiri. Ia tidak ingin tinggal bersama dengan mama dan papanya. Lebih baik pisah rumah agar leluasa menyiksa Elmira. Edgar tidak akan memberikan kesempatan untuk Elmira bahagia.
Karena bagi Edgar Elmira hanya wanita sialan, tidak lebih dari seorang j*lang. Perjodohan itu terjadi karena Elmira yang menyetujuinya. Andaikan Elmira menolak perjodohan itu, maka dirinya tidak akan menikah dengannya.
Bagaimana Edgar harus menghadapi Alexa, wanita yang dicintainya. Pasti dia sudah melihat berita tentang pernikahannya di media. Alexa akan sangat marah kepadanya. Itu tidak boleh terjadi, Edgar harus mencari cara agar Alexa tidak memarahinya, dan bisa mengerti bahwa keadaan lah yang memaksa Edgar untuk menikah dengan Elmira. Wanita sialan itu.
Mobil Bugatti La Voiture Noire berhenti tepat di halaman rumah mewah, yang terletak cukup jauh dari kediaman Addison dan Winata. Rumah pribadi milik Edgar yang telah di siapkan jauh-jauh hari untuk ia tempati setelah menikah dengan Alexa. Harapannya hancur gara-gara wanita yang tidak tahu malu menerima perjodohan dengannya.
Elmira mengikuti Edgar layaknya anak ayam yang terus mengikuti induknya. Kemanapun Edgar melangkah, Elmira pasti mengikutinya. Hal itu membuat Edgar semakin kesal kepadanya.
"Mau apa kau? Kenapa mengikuti ku masuk ke dalam kamar ini?" Edgar menatap tak suka kepada Elmira.
"B-bukankah ini kamar kita?"
"Cih! Kamu kira aku bakalan sudi tinggal satu kamar dengan wanita murahan seperti kamu! Dengar baik-baik, ini kamarku! Kamar kamu di sebelah sana!" tunjuk Edgar ke arah pintu kamar yang berhadapan dengan kamarnya.
"J-jadi, kita akan kisah kamar?"
"Tentu saja! Sudah aku katakan kalau aku tidak akan pernah menyentuhmu! Kau tahu sendiri 'kan bahwa aku itu terpaksa menikah dengan wanita j*lang seperti mu. Aku hanya mencintai Alexa, dia wanita satu-satunya dalam hidupku. Jadi, jangan pernah mengharapkan cinta di dalam pernikahan ini. Cepat atau lambat aku akan menceraikan mu dan menikah dengan Alexa."
Hati Elmira sangat perih mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Edgar. Hanya karena dirinya menerima perjodohan dari kedua orang tuanya, Edgar sampai menilainya seperti wanita j*lang. Sungguh Elmira merasa sangat terhina, dadanya terasa sesak. Air mata sudah tak bisa di bendung lagi, Elmira menangis sejadi-jadinya di hadapan Edgar.
Bukannya merasa kasihan melihat sang istri menangis, Edgar malah mendorong tubuh Elmira masuk kedalam kamar yang akan di tempati oleh istri yang tak diinginkannya itu.
Tangis Elmira semakin pecah, mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri. Dia sama sekali tidak ada harganya di mata sang suami. Tak ada tatapan cinta di matanya, hanya kemarahan yang ia lihat. Kenapa Edgar tidak menentang soal perjodohan itu, jika akhirnya akan seperti ini. Sungguh hati Elmira sangat remuk, namun inilah konsekuensinya jika menikah dengan orang yang tidak kita cintai.
Elmira mulai membuka koper, menata pakaiannya di dalam lemari yang ada di kamar itu. Kamar yang tak kalah luas dengan kamarnya di rumah. Elmira jadi merindukan kakaknya. "Kak Elan lagi apa ya?" Elmira memang tidak bisa jauh dari Elan. Ia sangat menyayangi kakaknya, daripada kedua orang tuanya, Elmira lebih dekat kepada Elan.
Elmira mulai menghubungi kakaknya lewat Whatsapp melalui video call. Tak lama kemudian terpampang wajah tampan di layar ponselnya.
"Hallo Kak El." Elmira menyapa kakaknya di seberang telpon.
"Hai, Emi. Bagaimana keadaanmu di sana?" tanya El dengan nada cemas. Sejak semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan sang adik. Elan takut terjadi sesuatu terhadap adik satu-satunya itu.
"Kabar Emi baik. Kak Elan lagi apa?"
"Kakak akan berangkat ke kantor. Oiya, apa suamimu bersikap baik sama kamu?"
Elmira tidak langsung menjawab, ia diam untuk beberapa saat, hingga bibirnya membentuk semua lengkungan. "Edgar sangat baik sama aku, Kak. Kakak tenang saja, aku bahagia menikah sama Edgar." Elmira terpaksa berbohong. Ia tidak mungkin jujur kepada kakaknya tentang sikap Edgar yang sangat buruk kepadanya.
Elmira akan menutupi sebisa mungkin dari keluarganya. Terutama sang kakak, jika sampai Elan tahu mengenai hal itu, bisa tamat nasib pernikahannya dengan Edgar.
"Syukurlah kalau begitu. Kalau sampai dia membuatmu terluka, aku tidak akan segan-segan untuk memberikan perhitungan dengannya."
"Edgar tidak mungkin menyakiti aku, Kak. Dia suami yang baik, dan pengertian."
"Dimana dia sekarang?"
"D-dia ada di ... Oh, dia lagi mandi, Kak."
"Kalian sudah pulang dari hotel?"
"Iya, Kak."
"Kenapa? Seharusnya kalian masih di sana 'kan?"
"Aku bosan di hotel terus, Kak. Makanya aku ngajak Edgar untuk pulang."
"Beneran? Kamu gak bohong 'kan sama kakak?"
"Iya Kak. Mana berani aku bohong sama Kakak. Ya udah sana berangkat, nanti Kak Elan kesiangan."
"Oke. Kakak berangkat dulu."
Elmira bernafas lega setelah panggilan itu berakhir. Baru kali ini dirinya bohong kepada Elan. Semoga Elan tidak curiga dengan hubungan rumah tangganya yang memang tidak baik-baik saja sejak awal.
Tanpa Elmira sadari, sejak tadi ada sepasang mata sedang memperhatikan dirinya dari celah pintu yang sedikit terbuka. Siapa lagi kalau bukan Edgar. "Ternyata dia pandai juga berbohong. Huh, awas saja kalau dia berani mengadu sama kakaknya yang lebay itu, akan ku buat dia menderita." gumam Edgar mengancam.
Elmira keluar dari kamar, menuruni anak tangga untuk menuju ke dapur. Ia mengecek bahan makanan yang tersedia di kulkas, ada apa saja di sana untuk ia olah saat makan siang nanti. Elmira akan memasak untuk Edgar, berharap dia akan tersentuh dengan pelayanannya.
Edgar menuruni tangga tanpa melihat ke arah Elmira yang sedang menatapnya. "Mas, kamu mau ke kantor?" Elmira menghampiri Edgar, dan tersenyum kepadanya.
"Bukan urusanmu!" Edgar melewati Elmira yang berada di hadapannya.
"Mas! Nanti siang aku bawakan makanan, ya ke kantor?"
Edgar menghentikan langkahnya, menatap tajam ke arah Elmira. "Jangan pernah berani menginjakkan kakimu di kantor ku! Aku tidak butuh masakan sampah dari wanita j*lang seperti kamu! Oiya, apa kamu benar-benar pikun? Aku sudah berapa kali memerintahkan kamu agar memanggilku 'Tuan'!"
"Maaf, Tuan! Saya benar-benar lupa!"
Elmira menundukkan kepala, takut dengan tatapan Edgar yang begitu menusuk. Tanpa berkata lagi, Edgar pergi meninggalkan rumah. Ia tak ingin berlama-lama dengan Elmira di rumahnya. Lebih baik, dia menemui Alexa di apartemennya. Edgar yakin kalau Alexa tengah menunggu kedatangan dirinya. "Tunggu aku, Sayang." Ucap Edgar tersenyum girang, karena sebentar lagi akan bertemu dengan wanita sang pujaan hati.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Enung Samsiah
Elmura bodoh +lemah, masa di katain jalang diam aja tampar ke' tuh siegar
2023-09-06
0
Aerik_chan
Elmira yang sabar ya ngadepi firaun satu ini....
2022-12-07
0
anak Ragil❤️💕
gila lu Ed, hhh livy singgah kk dimari
2022-12-05
0