Pagi hari. Aluna berkemas lebih awal. Beruntung anaknya pagi ini tidak rewel seperti biasanya.
Aluna pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan sebelum semua orang terbangun. Setidaknya, dia akan membuat ibu mertuanya itu tidak akan ada alasan lagi untuk memarahinya pagi ini.
Setelah kejadian beberapa hari terakhir, Aluna cukup mengerti. Dia harus berhati-hati atas apapun yang di katakan oleh mertuanya. Karena dari apa yang telah terjadi sebelumnya, mertuanya selalu mencari kesalahannya dan membuatnya menjadi bertengkar bersama suaminya, Wisnu.
Pagi ini. Aluna masak banyak makanan. Bukan tanpa alasan, hari ini adalah hari Anniversary pernikahannya yang ke dua tahun bersama sang suami. Jadi, dia berpikir untuk merayakannya bersama keluarga besar suaminya, sekaligus untuk menyenangkan hati mertuanya yang selalu cerewet setiap hari.
"Wah,,, wah,,, wah! Tumben banget pagi-pagi sudah ada di dapur? Biasanya malas-malasan aja di kamar, dengan alasan mengurus anak!" Ucap Bu Yanti yang baru datang. Matanya melirik makanan di atas meja yang sangat banyak dan bervariasi.
Aluna hanya bisa tersenyum tipis, "Ma! Silahkan duduk dulu. Maaf kalau aku merepotkan mama selama ini harus memasak setiap pagi untuk semua orang. Mulai hari ini, aku akan bekerja lebih keras lagi" jawab Aluna. Bu Yanti hanya memutar bola matanya jengah mendengar perkataan Aluna. Lalu dia pun duduk disana sembari menunggu semua orang untuk makan.
Sesaat setelah Bu Yanti duduk di kursi meja makan, suaminya pak Humaidi pun menyusul. Lalu setelah itu datanglah Velsy.
Mereka bertiga makan dengan lahap. Walaupun tidak menyukai Aluna, namun mereka terlihat sangat menyukai masakan Aluna. Walaupun tidak ingin mengakui, akan tetapi Aluna cukup senang karena masakannya selalu di makan oleh anggota keluarganya.
"Pagi semuanya!" Ralin yang baru datang, menyapa semua orang dan duduk di meja makan tanpa di persilahkan.
"Pagi Ralin. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Tanya Bu Yanti dengan sangat ramah. Aluna yang masih berada di dapur sedikit melirik kedua wanita itu yang berbicara sangat akrab.
"Sebenernya apa yang di rencanakan oleh mama? Dia sangat menyukai adik tiri ku. tapi kenapa?" Gumam Aluna sendiri di dalam hatinya. Sejak kehadiran Ralin di rumah ini, Aluna merasa sangat gelisah dan khawatir. Sebelumnya tidak pernah merasa seperti ini, padahal Ralin adalah adiknya sendiri. Walaupun masih dalam kata kutip adalah adik tiri. Tetapi Aluna menganggap Ralin sebagai adik sendiri selama ini.
"Mas! Silahkan duduk!" Ralin mempersilahkan Wisnu untuk duduk di sampingnya. Bu Yanti melihat dan tersenyum senang. Seakan menyukai perhatian Ralin kepada anaknya, Wisnu.
Sementara, Wisnu terus menatap penampilan Ralin dan wajah cantiknya. Polesan make up natural dengan dress selutut bewarna putih bercorak bunga mawar, terlihat sangat indah di tubuh Ralin. Wisnu pun sampai berdecah pelan saking kagumnya.
Aluna bergegas datang setelah menyadari kedatangan suaminya, "Mas! Ini kopinya!" Ujar Aluna dan meletakan secangkir kopi di depan suaminya.
Wisnu seketika beralih menatap Aluna yang kini sudah berdiri di antara dirinya dan Ralin. Matanya memindai setiap penampilan Aluna yang terlihat sangat membosankan bagi Wisnu.
Baju tidur yang di lapisi oleh cerme kotor, membuat Aluna terlihat sangat jelek. Apalagi, wajah Aluna juga di penuhi dengan jerawat dan tampak usang. Tubuh Aluna juga sangat gemuk dan dekil. Bahkan, lelaki manapun tidak akan berselera melihat wajah Aluna. Sangat berbeda jauh dari Ralin yang terlihat sangat segar dan memanjakan mata di pagi hari.
"Kenapa kamu begitu membosankan Aluna?"
Pertanyaan yang diajukan suaminya, membuat Aluna sedikit terkejut.
"Memangnya kenapa Mas? Apa yang salah dariku?" Tanya Aluna bingung.
"Lihatlah dirimu. Kenapa setiap hari, kamu selalu memakai baju tidur dan daster? Apa tidak ada baju bagus lainnya di rumah ini?"
Aluna masih tidak mengerti akan apa yang di bicarakan oleh suaminya, "Aku lebih nyaman memakai baju ini mas! Lagi pula, aku lebih leluasa jika aku melakukan pekerjaan rumah!" Jawab Aluna.
"Lihatlah dirimu! Wajahmu, tubuhmu, bajumu, ahhhhhh. Wajahmu itu sangat jelek, dan tubuhmu itu sangat gemuk. Tidakkah kamu bisa berolahraga untuk menjaga lemak di tubuhmu itu?" Ujar Wisnu.
Aluna terdiam tak menyangka atas apa yang dikatakan oleh suaminya. Untuk pertama kalinya, suaminya menghinanya sebagai istri yang membosankan dan sangat jelek. Rasanya sangat sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata saja. Ini sangat menyakitkan! Bahkan lebih sakit dari hinaan mertuanya.
Memiliki tubuh yang gemuk bukanlah inginnya. Apalagi dirinya baru saja dua bulan habis melahirkan, rasanya ini tidak adil untuknya.
"Kenapa kamu tidak belajar dari adikmu, Ralin! Lihatlah dia! Tubuhnya sangat seksi! Wajahnya bersih! Dan dia sangat wangi!" Lanjut Wisnu yang seketika membuat mata Aluna langsung berkaca-kaca dan semakin sakit hati.
Sementara, semua orang hanya bisa menatap perdebatan kedua orang itu tanpa mau ikut campur. Karena jika di depan Wisnu, ibunya akan bersikap seakan menjadi orang tua pada umumnya. Namun setelah kepergian Wisnu, maka mertuanya pasti akan bereaksi dan menghukum Aluna.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
Sabar ya Aluna!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Jumaeda
Berikan kekuatan pd Aluna Thor.. semoga Aluna bisa mengatasi permasalahan keluargax dan kau Ralin, sy tdk suka dirimu yg mau jahat pd Aluna, Krn ingat karma ya
2023-12-26
0
Yunerty Blessa
sabar Aluna....Wisnu seperti itu karna tertarik dengan Ralin..
2023-11-27
0
宣宣
seru ceritanya....
2023-03-25
0