Hana melangkahkan kakinya dibelakang Rico. Dan sepanjang melangkahkan kakinya masuk kedalam kediaman mewah Stefan, kedua mata Hana terus menyapu ke setiap sudut rumah itu. Hana tau Stefan memang sangat kaya raya. Bahkan Hana menebak harga keset dirumah itu lebih mahal dari dress yang sekarang dia kenakan.
Rico berhenti melangkah ketika sampai didepan ruang kerja Stefan. Pria itu mengetuk pintu bercat coklat gelap itu kemudian masuk dan mempersilahkan Hana untuk mengikutinya.
Stefan yang saat itu sedang fokus dengan laptopnya tersenyum miring. Stefan tau Hana pasti akan mengambil keputusan yang tepat dengan mendatanginya.
Sebenarnya tanpa harus Hana datang pun Stefan akan tetap menanggung semua biaya rumah sakit dan pengobatan Alan. Dan apa yang Stefan lakukan sekarang hanya alibi saja agar tidak ada seorang pun yang merasa berhutang budi padanya. Selain itu Stefan juga memanfaatkan Hana agar sang mamah tidak lagi menyudutkan-nya mencari pasangan.
“Permisi tuan. Nona Hana ingin bertemu.” Ujar Rico mengangguk pelan sebagai tanda hormatnya pada Stefan.
“Ya. Kamu bisa keluar.” Tegas Stefan dengan aura dingin-nya.
Hana menggigit bibir bawahnya. Stefan menyuruh Rico keluar yang artinya dirinya hanya akan berdua saja dengan Stefan di ruangan luas itu.
“Baik tuan. Saya permisi.”
Rico kemudian melangkah keluar dari ruangan Stefan membiarkan Hana disana.
Suasana hening setelah Rico keluar dari ruangan itu membuat Hana semakin merasa gugup juga takut. Berada dalam satu ruangan dengan orang asing yang tidak pernah Hana temui sebelumnya membuat Hana merasa sangat tidak biasa.
Stefan melirik Hana sekilas kemudian meraih ponselnya. Dengan santai dan tenang Stefan menempelkan benda pipih itu ke telinga kanan-nya menghubungi seseorang.
Sedangkan Hana, dia hanya bisa diam ditempatnya dengan kepala tertunduk. Hana tidak tau harus berkata apa pada Stefan sekarang.
“Halo.. Lunasi biaya operasi Alan putra sekarang juga. Katakan pada dokter untuk segera mengambil tindakan malam ini juga.”
Ucapan dingin Stefan membuat Hana dengan cepat mengangkat kepala. Hana menggeleng tidak percaya menatap Stefan yang bahkan dengan entengnya mengatakan agar seorang diseberang telepon-nya melunasi biaya operasi Alan bahkan menyuruh dokter untuk segera mengambil tindakan operasi itu malam ini juga.
Setelah berkata dengan begitu tenang dan dingin, Stefan menutup telepon-nya dan meletakan kembali ponsel miliknya ditempatnya semula.
“Pacar kamu akan segera di operasi.” Katanya tanpa menatap Hana yang masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya tadi.
“Tuan saya...”
“Aku sudah melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku juga akan menjamin semua pengobatan pacar kamu selanjutnya tanpa harus kamu dan keluarga pacar kamu merasa terbebani. Aku bahkan bisa membiayai sekolah kedua adik Alan Putra sampai ke jenjang pendidikan yang mereka mau.”
Hana menggeleng lagi. Stefan benar benar mengetahui semua tentangnya bahkan sampai keluarga Alan. Namun sepertinya Stefan salah mengartikan kedekatan Hana dan Alan karena Stefan terus mengatakan bahwa Alan adalah kekasih Hana.
Hana kembali menundukan kepalanya. Apa yang Stefan lakukan adalah pertanda bahwa Hana tidak boleh menolak apapun syarat yang akan Stefan ajukan nanti.
“Terimakasih tuan..” Lirih Hana.
Stefan tersenyum kemudian bangkit dari duduknya. Pria itu melangkah mendekat pada Hana yang berdiri ditengah ruangan.
“Maaf tuan, kalau boleh saya tau apa syarat yang harus saya lakukan untuk tuan?” Tanya Hana tanpa berani mengangkat wajahnya untuk menatap Stefan.
Stefan menatap dari atas sampai bawah penampilan Hana. Stefan merasa tidak ada yang menarik dari wanita didepan-nya. Tapi entah kenapa melihatnya menundukkan kepala membuat Stefan merasa tidak tega.
“Ikut aku.” Perintah Stefan kemudian melangkah melewati Hana.
Hana menghela napas. Hana merasa dipermainkan oleh Stefan sekarang. Tapi Hana tidak bisa melakukan apa apa. Stefan sudah membiayai operasi Alan sekarang.
Ketika Hana hendak melangkah, ponsel dalam tas selempangnya berdering dan Hana langsung meraihnya. Satu notifikasi masuk dari Amira yang memberitahu bahwa Alan akan segera di operasi.
Hana tersenyum. Stefan tidak berbohong. Pria itu benar benar menolongnya.
“Hana, tidak ada yang bisa menggajiku untuk menunggu seperti ini.”
Hana tersentak kemudian buru buru menyusul Stefan yang sudah berada diluar ruang kerjanya.
“Maaf tuan.” Ujar Hana pelan dengan kepala kembali menunduk.
Stefan berdecak. Pria itu kemudian kembali melangkah yang kemudian langsung di ikuti oleh Hana.
Stefan membawa Hana menuju lantai dua kediaman super megahnya. Pria itu terus melangkah hingga akhirnya berhenti didepan pintu bercat hitam yang terlihat mengkilat.
Melihat pintu tersebut Hana yakin tidak ada sebutir debu pun yang menempel dipermukaan-nya. Para pekerja dirumah itu pasti mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Buktinya rumah itu begitu bersih bahkan udaranya pun terasa segar seperti tidak terkontaminasi polusi apapun dari luar.
Stefan mengetuk pelan pintu itu kemudian masuk kedalamnya membuat Hana harus dengan sigap mengikuti langkah lebar Stefan.
Hana tidak tau apa syarat yang akan Stefan ajukan padanya. Tapi yang pasti jika sampai Stefan berniat menginjak injak harga dirinya sebagai wanita, Hana tidak akan diam. Hana akan melawan bagaimanapun caranya.
“Stefan? Ada apa?”
Suara seorang wanita dengan nada terkejut membuat Hana merasa penasaran. Dengan ragu ragu Hana berusaha mengintip siapa wanita tersebut dengan melongokkan kepalanya melewati lengan Stefan.
Sera yang merasa ada orang lain diantara dirinya dan Stefan putranya melirik Hana.
“Dia siapa Stefan?” Tanya Sera penasaran.
Sedangkan Hana, dia langsung bersembunyi kembali begitu tau bahwa wanita yang sedang berbicara dengan Stefan adalah Sera Devandra, nyonya dikeluarga Devandra, mamah Stefan.
“Namanya Hana Larasati mah.. Dia seorang guru di taman kanak kanak. Dan dia adalah calon istriku.”
Kedua mata Hana seketika membulat. Sekarang Hana tau syarat yang di maksud oleh Stefan.
“Apa? Serius?”
Wajah Sera langsung sumringah. Penasaran dengan sosok yang hanya sekilas dilihatnya tadi, Sera pun melangkah mendekat pada Hana yang bersembunyi dibalik punggung lebar Stefan.
“Hay Hana.. Aku Sera Devandra. Mamahnya Stefan.” Senyum Sera menatap Hana yang terlihat gugup dan masih terkejut dengan apa yang Stefan katakan.
“Ah ya Hana.. Kamu pasti tau Stefan punya malaikat yang sangat cantik. Ayo aku tunjukan. Stefan, mamah pinjam sebentar calon menantu mamah ini.”
Tanpa menunggu jawaban dari Stefan, Sera langsung meraih pergelangan tangan Hana dan menariknya keluar dari kamarnya. Hal itu membuat Hana sedikitpun tidak bisa berkutik. Hana bahkan tidak bisa mengeluarkan kata apapun dari bibirnya.
Stefan menghela napas. Stefan yakin semua rencananya menikahi Hana tidak akan merugikan pihak manapun. Justru Stefan yakin dirinya juga Hana akan sama sama untung. Stefan untung karena tidak akan lagi didesak untuk mencari pasangan, sedang Hana, tentu saja dia untung karena tidak perlu mengeluarkan sepeserpun uang untuk biaya Alan dirumah sakit. Hana juga bisa menikmati semua yang Stefan punya tanpa terkecuali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Arin
Stefan mah curang
2023-02-12
1
Aulia Finza
kaget ya han???sama aku juga
2022-12-02
2