Diruangan lain namun masih dirumah sakit yang sama, Stefan duduk dikursi disamping brankar dimana Angel putrinya berbaring. Gadis kecil berusia 7 tahun itu memejamkan kedua matanya dengan jarum infus yang menancap di punggung tangan kirinya.
Stefan menghela napas. Angel adalah segalanya baginya meskipun Stefan jarang bisa bersamanya. Stefan bahkan juga tidak bisa bersikap layaknya seorang ayah yang baik untuk Angel. Stefan selalu sibuk dengan dunianya sendiri.
Stefan terus menatap Angel. Gadis kecil itu benar benar sangat mirip dengan mendiang ibunya. Kedua mata belo dengan bulu mata lentik yang membuatnya selalu terlihat cantik dengan ekspresi apapun.
“Maafin Daddy Angel..” Lirih Stefan.
Pintu ruangan VIP tempat Angel berada dibuka membuat bola mata coklat bening milik Stefan bergerak melirik siapa yang masuk.
“Permisi Tuan.”
“Bagaimana keadaan-nya?” Tanya Stefan dingin.
Orang yang Stefan maksud adalah Alan, si pengendara motor malang yang tidak sengaja Stefan tabrak karena tidak sempat menghindar semalam.
“Namanya Alan Putra tuan. Dia sekarang koma dan harus segera di operasi karena pendarahan di otaknya. Dia juga mempunyai kekasih bernama Hana Larasati. Dan juga dia adalah tulang punggung untuk ibu dan kedua adiknya, Amira dan Aisha.” Jelas Rico, asisten pribadi kepercayaan Stefan.
Stefan menelan ludahnya. Dengan ekspresi datar pria berambut hitam kecoklatan itu bangkit dari duduknya.
“Apa pacarnya disini juga?” Tanya Stefan kemudian.
“Ya tuan. Saat ini dia sedang berada di kantin rumah sakit.”
Stefan diam dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca oleh siapapun. Stefan melirik sekilas pada putrinya.
“Dad.. Angel ingin seperti teman teman Angel yang lain. Punya mommy yang baik dan cantik.”
Ucapan Angel sebulan lalu kembali terngiang di indra pendengaran Stefan. Angel memang tau bahwa mommy nya sudah tiada. Dan entah kenapa tiba tiba gadis kecil bermata belo itu mengatakan ingin memiliki ibu seperti teman teman-nya yang lain.
“Stefan.”
Stefan langsung menoleh kearah pintu dimana seorang wanita berambut ikal berdiri disana. Wanita itu adalah Sera Devandra, istri dari mendiang Hary Devandra papah Stefan.
“Mamah...”
Stefan tidak tau darimana mamahnya tau dirinya sedang berada dirumah sakit. Tapi wanita itu memang suka sekali muncul tiba tiba dalam keadaan apapun.
“Bagaimana keadaan Angel?” Tanya Sera sambil mendekat kemudian mencium lembut kening Angel yang tertidur pulas setelah meminum obat penurun demamnya.
“Angel pasti seperti ini karena ingin sekali mempunyai mommy.”
Stefan menghela napas. Malas sekali rasanya jika sang mamah sudah bersuara.
“Stefan, sampai kapan kamu akan terus menyendiri. Angel butuh seorang mommy.. Lagi pula kamu juga selalu sibuk dan tidak ada waktu untuk memperhatikan Angel bukan?”
Stefan melengos. Sejak menikahi Lusi, Stefan memang sudah tidak punya lagi rasa cinta pada siapapun. Stefan sangat mencintai Lusi walaupun Lusi sudah mengkhianatinya.
“Lusi sudah tenang di alam sana Stefan. Kamu hanya perlu menatap masa depan kamu yang masih panjang.”
Stefan tersenyum miris. Cinta sucinya di hianati begitu saja oleh Lusi. Padahal Stefan sudah melakukan segala hal untuk mendiang istrinya itu. Saking cintanya Stefan bahkan dengan lapang dada mau membesarkan Angel dan menganggap Angel adalah putrinya sendiri.
Ya, Angel adalah anak hasil dari perselingkuhan Lusi dengan kekasihnya yang juga ikut meninggal dalam kecelakaan pesawat saat akan melarikan diri setelah melahirkan Angel 7 tahun yang lalu.
Tapi Stefan tidak pernah menceritakan semua itu pada siapapun termasuk mamahnya. Stefan menyimpan sendiri luka itu tanpa seorangpun yang tahu.
Tanpa berniat membalas apa yang dikatakan sang mamah, Stefan pun berlalu keluar dari ruang rawat Angel. Stefan berniat menemui Hana.
Stefan melangkahkan kakinya lebar di koridor rumah sakit dengan Rico yang mengikuti di belakangnya. Stefan tampak sangat tenang dengan ekspresi datarnya. Pria itu bahkan tidak memperdulikan tatapan para kaum hawa yang terpesona dengan ketampanan-nya saat berpapasan.
Ketika sampai di kantin rumah sakit yang kebetulan sangat sepi pagi itu Stefan berhenti melangkah. Tatapan Stefan langsung mengarah pada seorang wanita berbaju putih yang memunggunginya.
“Apa perlu saya panggilkan perempuan itu untuk menghadap tuan sekarang?” Tanya Rico.
Stefan menggelengkan kepalanya. Bagaimanapun juga Alan berada dalam keadaan seperti sekarang juga karenanya. Meskipun memang semalam posisi Alan yang salah.
“Tunggu disini.” Perintah Stefan kemudian berlalu dan mendekat pada Hana yang sedang merenung sambil menatap buku tabungan-nya.
“Aku bisa bantu kamu membiayai seluruh pengobatan pacar kamu.”
Semua pemikiran Hana tentang bagaimana caranya mendapat uang secara instan seketika sirna saat mendengar suara Stefan.
Hana perlahan mengangkat kepalanya dan mengeryit melihat sosok tinggi tegap didepan-nya.
Hana tidak bodoh. Hana tau siapa pria yang ada didepan-nya. Hana bangkit dari duduknya berdiri menatap Stefan yang begitu tinggi di depan-nya.
“Tuan Stefan...”
Stefan melirik tabungan yang sedang dipegang oleh Hana dan Hana dengan cepat langsung menutup buku tabungan-nya itu menyembunyikan-nya dari Stefan.
Hana menundukan kepalanya. Hana bukan wanita polos yang tidak tau apa apa tentang dunia luar. Stefan Devandra adalah pengusaha kaya raya yang sangat berkuasa dan terkenal kejam juga dingin.
“Saya tidak tau apa maksud tuan.” Ujar Hana pelan.
Stefan tersenyum miring. Pria itu menatap penampilan sederhana Hana dari atas sampai bawah. Kemeja putih bersih dengan rok span hitam selutut itu begitu pas melekat ditubuh rampingnya.
“Aku tau apa yang bahkan kamu tidak tau Hana Larasati.”
Hana mengeryit namun tidak berani mendongak untuk membalas tatapan Stefan. Hana tidak tau apa yang Stefan maksud. Tidak mungkin rasanya jika Stefan tau siapa Alan dan dirinya. Karena Hana sendiri sadar dirinya dan Alan hanya orang biasa yang tidak mungkin seorang Stefan Devandra mengetahuinya.
“Ini kartu namaku. Kamu bisa datang ke rumah atau ke perusahaan jika kamu setuju dengan syarat yang akan aku ajukan.”
Stefan mengeluarkan kartu nama dari saku celana hitamnya, meletakan-nya diatas meja kantin di depan Hana.
Setelah itu, Stefan pun berlalu tanpa menoleh lagi pada Hana yang kebingungan karena Stefan bahkan tau nama panjangnya.
“Darimana dia tau namaku? Dan untuk apa dia memberikan kartu namanya?”
Dengan ragu Hana meraih kartu nama Stefan. Saat itu juga ucapan dokter yang menangani Alan tentang penjelasan operasi langsung terngiang kembali di telinga Hana.
Hana sempat berpikir apakah kemunculan Stefan adalah jawaban atas doanya yang langsung dikabulkan oleh Tuhan.
“Apa benar apa yang dia katakan? Dia mau membantuku untuk membiayai seluruh pengobatan Alan?”
Hana bertanya tanya sendiri merasa bingung dengan semua itu. Stefan tidak mungkin mau membantunya tanpa sebab. Apa lagi pria itu juga mengatakan akan ada syarat yang dia ajukan.
Tapi Hana tidak punya pilihan lain. Meminjam uang 500 juta tanpa jaminan pada orang lain tidak mungkin mudah. Apa lagi Hana hanya seorang guru TK yang berpenghasilan dibawah rata rata. Siapapun pasti tidak akan percaya padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Novi Yantisuherman
SEMUA tergantung Authornya wkwkwkwk
2024-05-21
1
Sri Wahyuni
psti syarat nya nikah kontrak..pdhl kn hrs ny dia yg biayain y
2023-03-19
2
Arin
ada y orng yg kaya gtu,Sking cintanya smpe mau ngrusin anak hasil slingkuha'nya🤔
2023-02-12
2