Di sebuah tempat yang nampak berkabut dengan cahaya yang tidak terlalu terang, seorang pemuda dengan rambut panjang sebahu berdiri membelakangi Rio. Rambut pemuda itu nampak bergerak-gerak karena hembusan angin.
"Kamu.. apakah kamu Anand?"tanya Rio pada pemuda yang saat ini berdiri membelakanginya.
Pemuda berpakaian serba putih dengan rambut panjang sebahu itu perlahan memutar tubuhnya menghadap Rio.
"Anand?"ucap Rio setelah pemuda itu memutar tubuhnya menghadap Rio.
"Maaf, karena waktu itu aku sudah menabrak mu. Dan maaf, karena telah merebut Rindy darimu dengan cara yang curang,"ucap Anand dengan wajah tertunduk.
"Tidak apa-apa. Sekarang aku tahu apa yang selama ini terjadi padamu. Aku juga minta maaf, karena aku memakai tubuh mu. Kembalilah ke tubuhmu, aku akan pergi,"ucap Rio tersenyum tulus. Merasa kasihan dengan nasib pemuda di depannya itu.
Anand menatap Rio dan tersenyum tipis pada Rio,"Terimakasih sudah memaafkan aku! Aku tidak mungkin kembali ke tubuhku lagi. Aku sudah tidak ingin tinggal di dunia lagi. Di dunia, tidak ada lagi yang menginginkan dan mencintai aku. Aku akan mempertanggung jawabkan semua dosa-dosa ku selama di dunia, kemudian bertemu mamaku,"
"Pakailah tubuh ku untuk menjaga wanita yang kita cintai! Aku ikhlas,"ucap Anand tersenyum lembut.
"Kamu serius?"tanya Rio nampak tidak percaya.
"Aku serius. Aku sadar, aku tidak bisa memaksa orang untuk mencintai aku. Aku juga tidak bisa membeli cinta dengan uangku. Tapi, jika boleh, aku ingin meminta pertolongan padamu?"ucap Anand nampak tertunduk dengan wajah sendu.
"Katakanlah! Jika aku bisa, akan aku bantu,"jawab Rio serius.
"Jika kamu tidak keberatan, aku ingin kamu menjaga hartaku yang diwariskan oleh mamaku. Aku tidak rela harta itu jatuh ke tangan orang-orang munafik dan serakah seperti mama dan adik tiri ku. Pakailah hartaku itu untuk membahagiakan orang yang kita cintai! Sebagai permintaan maaf ku yang telah membuatnya menderita karena obsesiku untuk memilikinya. Apa kamu mau melakukan semua itu untukku?" tanya Anand penuh harap.
"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha memenuhi permintaan mu itu," ucap Rio bersungguh-sungguh.
"Terimakasih! Aku percaya padamu. Semoga kamu berhasil dan berbahagia! Selamat tinggal!"ucap Anand memutar tubuhnya membelakangi Rio kemudian berjalan meninggalkan Rio, menembus kabut dan akhirnya menghilang dari pandangan Rio.
"Anand!"panggil Rio terbangun dari mimpinya.
"Kenapa aku bermimpi seperti itu? Apakah tadi benar-benar roh Anand? Baiklah, anggap saja aku sudah bertemu Anand. Dan aku akan berusaha melakukan apa yang diinginkan Anand," gumam Rio mengusap keningnya yang berkeringat.
"Ceklek "Rio langsung menatap kearah pintu saat terdengar suara pintu itu dibuka dari luar.
Rindy memasuki ruang rawat Anand. Tidak ada sedikitpun senyum apalagi binar kebahagiaan baik di mata ataupun di wajah wanita itu. Selama beberapa hari ini menemani Rio dalam wujud Anand, Rindy terlihat datar.
Hanya berpura-pura baik pada Anand saat kedua orang tuanya dan mertuanya menjenguk Anand. Selebihnya hanya raut wajah datar dan pancaran kebencian serta amarah lah yang ditampilkan wanita itu di depan Anand.
Rindy tetap bersikap datar, meskipun semenjak kecelakaan itu, Rindy merasa Anand berubah. Selama beberapa hari berada di rumah sakit ini, Anand selalu bersikap lembut dan juga baik. Tidak pernah sekalipun menunjukkan sikap arogan nya. Namun semua itu tidak bisa merubah dan meluluhkan hati Rindy yang terlanjur membenci Anand.
"Bisa bantu aku ke kamar mandi?"tanya Rio pada Rindy.
"Aku akan memanggil perawat,"ucap Rindy datar hendak keluar dari ruangan itu untuk memanggil perawat pria seperti yang beberapa hari ini dia lakukan. Rindy selalu memanggil perawat pria untuk membantu Anand ke kamar mandi dengan alasan tidak sanggup menopang tubuh Anand yang lebih besar darinya.Kaki Anand yang terluka membuat Anand kesulitan untuk berjalan jika tanpa bantuan orang lain.
"Aku sudah tidak tahan lagi. Sebagai istri ku, apa kamu tidak malu jika aku sampai buang air di atas ranjang ini, karena kamu tidak mau membantu aku ke kamar mandi? Lagi pula, sebagai seorang istri, berdosa jika mengabaikan suamimu sendiri,"ujar Rio degan suara memelas, membuat Rindy membuang nafas kasar.
"Jangan salahkan aku, jika kamu terjatuh karena aku tidak bisa menopang tubuh mu,"ucap Rindy seraya mendekati Anand.
Rio tersenyum,"Kaki ku sudah mendingan, tapi aku masih kesulitan jika tidak ada yang membantu ku,"ujar Rio yang merasa senang karena Rindy mau membantunya.
Dengan terpaksa, Rindy membantu Anand ke kamar mandi. Setelah Anand berada di dalam kamar mandi, Rindy keluar dari kamar mandi itu dan menunggu diluar sampai Anand kembali memanggil nya lagi.
Di dalam kamar mandi,"Bagaimana caranya aku meluluhkan hati Rindy? Apa selamanya kami akan hidup seperti ini? Satu atap dan satu kamar yang sama, tapi seperti musuh. Dan bagaimana hubungan kami ini? Rindy sudah menikah dengan Anand, tapi sekarang yang ada dalam tubuh Anand ini adalah roh ku,"
"Dimata semua orang, aku adalah Anand, suami Rindy. Aku dan Rindy akan sering berada dalam ruangan yang sama. Bagaimana jika aku khilaf? Aku rasa, setelah aku sehat, aku ingin melakukan ijab kabul dengan Rindy. Aku tidak bisa menjamin jika aku tidak khilaf padanya suatu hari nanti,"gumam Rio dalam kamar mandi.
***
Sore itu Rio sudah diperbolehkan untuk pulang. Pemuda dengan rambut yang panjangnya sebahu itu baru saja sampai dirumah Pramana. Rio memperhatikan rumah itu, semua nampak sama dengan apa yang ada di ingatan Anand.
"Akhirnya kakak pulang juga. Aku senang sekali kakak sudah sehat kembali. Maaf, aku tidak sempat menjenguk kakak. Akhir-akhir ini banyak pekerjaan di kantor,"ujar Ringgo seraya memeluk Anand, menyambut hangat kedatangan Anand.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kamu sangat sibuk,"ucap Rio tersenyum hangat yang palsu, membalas pelukan Ringgo,"𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙖𝙝𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙨𝙞𝙗𝙪𝙠 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣
𝙢𝙚𝙣𝙜𝙪𝙖𝙨𝙖𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙩𝙖 𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠 𝘼𝙣𝙖𝙣𝙙,"lanjut Rio dalam hati.
"Sayang, akhirnya kamu pulang juga. Mama akan menyiapkan makanan kesukaan mu. Ayo masuk! Istirahatlah di kamar mu dulu"sambut Silvy penuh kehangatan yang tentunya palsu.
"Terimakasih, ma,!"ucap Rio tersenyum tipis kemudian masuk kedalam rumah menuju kamarnya diikuti Rindy.
Rio masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Rindy membereskan barang-barang Anand dan juga barang-barangnya yang dibawanya dari rumah sakit tadi. Setelah itu langsung turun menuju dapur untuk membantu menyiapkan makan malam.
Malam harinya, Anand sudah duduk di ruang makan bersama Rindy, Silvy dan Ringgo. Tak lama kemudian, Pramana pun masuk ke ruangan itu dan mereka pun mulai menyantap makan malam mereka. Semua orang makan dengan tenang tanpa ada suara, hanya ada suara sendok dan garpu yang terdengar.
Setelah selesai makan, Pramana menatap Anand, lalu berkata,"Anand, ini terakhir kalinya papa membereskan masalah yang kamu buat. Lain kali, papa tidak mau membantu kamu lagi. Dan mulai bulan ini, papa akan mengurangi uang bulanan mu,"ucap Pramana tegas.
"Pa, Anand sudah menikah, kebutuhan nya semakin banyak, kenapa papa malah mengurangi uang bulanan Anand?"protes Silvy yang berakting sebagai ibu yang baik.
"Biarkan saja. Selama ini dia hanya bisa menghambur-hamburkan uang tanpa berkerja sama sekali. Dia tidak tahu bagaimana sulitnya mencari uang,"ketus Pramana.
"Jadi, papa ingin aku bekerja? Katakan padaku , aku harus bekerja apa?"tanya Rio yang berada di dalam tubuh Anand, terlihat tenang dan berwibawa.
Semua orang pun langsung menatap Anand dengan tatapan heran. Selama ini, Anand terkenal dengan sikap arogan, susah diatur, emosian dan malas bekerja. Tidak pernah Anand bersikap dan berbicara setenang ini.
Silvy memang merasa Anand berbeda dari biasanya, saat menjenguk Anand di rumah sakit. Anand juga enak di ajak bicara saat di rumah sakit kemarin, berbeda dari biasanya.
"Kamu serius?"tanya Pramana dengan nada mencibir karena tahu bahwa Anand lulus kuliah bukan karena hasil jerih payahnya sendiri. Jadi akan kesulitan jika harus bekerja dengan pengetahuan yang minim.
"Aku serius. Jika papa ingin menyuruh aku untuk bekerja, maka papa harus menempatkan aku diposisi CEO Barata grup,"ucap Anand dengan tenang membuat semua orang tercengang.
"Apa kamu sudah tidak waras?"
...🌟"Ada yang tidak bisa di ubah, yaitu takdir. Dan ada yang tidak bisa di cegah, yaitu kematian."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
...🌸❤️🌸...
.
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Waris panca Kumala
mulai panik dong adik dan ibu tirinya
2023-08-13
2
Herlan
anand mau kerja malah kaget keluarganya 😆
2022-12-10
1
yesi yuniar
giliran anand mau menuruti keinginan papanya dibilang tidak waras 🤭🤭
saatnya anandrio merubah hidupnya 🤗🤗🤗
2022-12-03
3