Semua orang keluar dari kamar Ghara yang kini ditempati oleh Lily dan Arabella. Namun, wajah Alessandro nampak muram, karena harus tidur sendirian. Ya, mana mungkin dia tidur dengan Ghara, yang suka cari gara-gara!
"Dad, yakin gak mau tidur sama aku?" tanya Ghara dengan nada meledek, membuat Alessandro mengembuskan napas kasar dan memutar bola matanya jengah. Sebab sudah berpuluh-puluh kali Ghara bertanya seperti itu padanya.
"Cih, daripada tidur sama kamu, lebih baik Daddy tidur sendiri!" tukas Alessandro, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Yeh, tidur sendirian itu gak enak lho, Dad. Nanti Daddy kedinginan gak ada yang bisa dipeluk," pancing Ghara, ingin membuat sang ayah semakin kesal. Anggap saja ini bentuk balas dendamnya, karena harus menerima perjodohan.
Mendengar itu, sontak saja Alessandro menghentikan langkah dan memutar badannya menghadap Ghara. Mata pria itu menungkik, lengkap dengan rahang yang mengeras.
"Terus maksud kamu ngomong begitu apa? Mau ngeledek Daddy?" sentaknya mulai tersulut.
"Elah, Ghara cuma ngingetin aja. Bokapnya bawang putih kenapa suka banget marah-marah sih?"
"Daddy gak marah! Daddy cuma tanya!" tegas Alessandro dengan penuh penekanan dan air mukanya yang memerah. Sementara sang anak nampak tenang dan biasa-biasa saja.
"Daddy naenyaaa? Daddy bertanya-tanya?" balas Ghara dengan nada konyol.
"Ghara!" teriak Alessandro, dengan kekesalan yang ada di puncak ubun-ubun. Tidak menyangka jika hasil Jony bertemu martabak mini akan jadi begini.
"Apa sih, Dad? Aku deket lho gak perlu tereak-tereak gitu, udah kayak kondektur di terminal aja," jawab Ghara sambil mengusap-usap telinganya yang terasa berdengung karena ulah sang ayah.
Alessandro semakin mendelik, dia mengeluarkan tangannya ingin menggeplak kepala Ghara. Akan tetapi secepat kilat Ghara kabur dari sana.
"Ck, Anak Setan!" umpatnya.
"Anakmu," balas Aston, yang kebetulan keluar paling akhir bersama Ellea.
Hih, kakek sama cucu sama aja!
***
Ghara turun ke lobby hotel, untuk memesan kamar. Namun, ditengah langkahnya dia bertemu dengan Keysha yang ternyata belum pulang.
Melihat sang tunangan datang, tentu membuat Keysha merasa senang, hingga dia melengkungkan bibirnya dengan sempurna.
"Sayang!" panggil Keysha dengan mesra seraya melangkah mendekati Ghara.
"Haish, ngapain lagi tuh lampir masih di sini?" gerutu Ghara, merasa malas untuk meladeni Keysha. Hingga dia tidak mengindahkan panggilan itu, dan lebih memilih untuk melangkah ke meja resepsionis.
Menyadari itu bibir Keysha sedikit cemberut. Namun, karena di depan publik, dia tidak mau terlalu menganggap serius sikap Ghara yang selalu ketus.
"Sayang, aku panggilin kok gak nyaut sih?" tanya wanita itu seraya meraih tangan Ghara, tetapi pria itu segera menepis.
"Nama gue Ghara, bukan Sayang! Jelas aja gue gak nyaut," balas Ghara sekenya. "Mau apa cepet bilang!" sambung pria itu, tahu jikalau Keysha ada maksud lain.
Wanita cantik itu mengembuskan nafas, memasang wajah manja yang terlihat menyebalkan sekali di mata Ghara.
"Anterin aku pulang yuk, Ghar. Mamah sama Papah udah pulang duluan soalnya," ujar Keysha mengatakan keinginannya. Karena dia ingin memiliki waktu berdua dengan Ghara.
Kening Ghara mengerut. "Lah, lu ngapain kagak ikut? Nambah-nambahin kerjaan gue aja."
Mendengar itu, senyum yang sudah dipertahankan oleh Keysha akhirnya luntur juga. "Ya apa salahnya aku minta anter sama tunangan aku?!"
"Hah? Lu kira dengan tunangan bisa ngatur-ngatur gue? Termasuk jadiin gue supir pribadi lu? Mimpi lu yah?" tukas Ghara dengan mimik wajah tak senang.
"Ghar!"
Keysha kembali berusaha untuk meraih lengan Ghara. Akan tetapi pria itu selalu menghindar.
"Udah sana naik taksi aja, gue yang bayar! Gue capek mau istirahat."
"Ghar, ini bukan masalah siapa yang bayar, tapi aku cuma pengen berduaan sama kamu!"
"Tapi gue gak! Lu paham kan apa yang gue omongin?"
"Ck, Ghar!"
Ghara tak mengindahkan lagi ucapan Keysha, karena dia kembali melanjutkan langkah, hingga sampai di meja resepsionis. Membuat semua orang yang ada di sana jadi bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan hubungan Ghara dan Keysha? Apakah hanya sekedar gimik saja?
Setelah mendapatkan access card, Ghara langsung naik ke atas kamarnya. Dan yang menjadi tujuan utamanya adalah kamar mandi, karena dia sudah sangat pusing, menahan hasrat saat bersama Lily.
Di bawah guyuran air shower, dia berjuang untuk menuntaskan semuanya. Sementara bayangan tubuh Lily, dan ingatan jarinya ketika menyentuh lembah basah milik gadis itu, terus berputar-putar tanpa henti.
"Ck, lu manja banget sih jadi kenty!" gerutu Ghara seraya melirik Jeky yang tengah berdiri.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Anonim
suka dengan gaya pertemanan trio somplak Ghara, Gerry n Edo
2024-01-14
0
Pia Palinrungi
mkshvthor ceritanya bagus tp bs gak kata2 agak dikit halus lagi thor
2023-12-21
0
Puput
Anak sialan🤣
2023-08-21
0