"Astaga, Lily, Ghara, lu bedua lagi apa?" teriak Gerry dan Edo secara serempak. Membuat mata Ghara langsung membeliak.
Bagaimana mereka tidak terkejut? Sementara di depan sana Lily terlihat duduk di atas pangkuan Ghara, sambil mencium bibir pria itu.
Akan tetapi karena mendengar teriakan kedua sahabat kakaknya, Lily langsung menghentikan aksinya, dan beralih memeluk leher Ghara dengan erat.
Begitupun dengan permainan jari Ghara di bawah sana. Pria itu langsung menarik jarinya yang sempat membantu Lily untuk menuntaskan hasrat, lalu beralih menangkup satu sisi wajah sang adik. "Udah?" Tanyanya dengan nada berbisik.
Lily yang sudah merasa cukup lega pun akhirnya mengangguk, dan terkulai lemas di bahu Ghara. Dia tidak memikirkan apa itu malu, karena dia masih belum sadar dengan situasi yang ia hadapi sekarang.
"Ghar, lu—" Ucapan Gerry terputus, membuat kesimpulan sendiri, tentang hubungan antara Ghara dan Lily. Dia tidak menyangka, bahwa Ghara akan senekad itu menggagahi sang adik, dia malam pertunangannya. Benar-benar gila.
"Gak usah mikir yang enggak-enggak, Anjinnggg!" sentak Ghara dengan alis yang menaut tajam, menandakan bahwa dia sedang serius bicara.
Dia bangkit dari bathtub sambil berusaha menggendong Lily.
"Ya terus lu ngapain tadi, Nyet? Semua orang nyariin elu, ternyata di sini lu lagi enak-enak. Pantes gak kayak gitu?!" balas Gerry tak kalah menggebu. Bukan apa, dia pun sudah menganggap Lily sebagai adiknya yang patut dia sayangi dan dia lindungi. Termasuk dari buaya darat seperti Ghara.
"Beneran anjinggg ya ini orang, gue gak ngapa-ngapain!"
Emosi Ghara kembali tersulut, karena Gerry selalu menyudutkannya, padahal dia hanya membantu sang adik dari pengaruh obat laknat yang diberikan oleh Frans.
Ya meskipun faktanya dia menikmati itu semua.
"Oh jadi tadi yang kita liat itu apa? Lu lagi apa, Ghar? Nyemilin triplek? Lu yang anjingg, Bego!"
Ghara sudah membuka mulut hendak menjawab, tetapi dengan cepat Edo menengahi perdebatan di antara keduanya, dengan tangan yang menahan dada Gerry. "Cukup! Sesama anjingg kenapa pada ribut sih?!" sentaknya, yang ikut emosi.
"Otak temen lu tuh gak jelas! Gue belum cerita apa-apa udah main judge aja!" hardik Ghara dengan kekesalan yang masih memuncak. Dia senantiasa menahan tubuh Lily agar tidak jatuh, meskipun dia sempat oleng sedikit.
Nafas Gerry memburu dengan kepalan tangan yang cukup kuat, dan akhirnya dia memilih untuk diam. Membiarkan Edo yang membantu Lily dan Ghara untuk keluar dari bathub.
"Gimana ceritanya sih, Ghar? Kok lu bisa beduaan sama si Lily di kamar? Nih Dedek gemes gak macem-macem 'kan?" tanya Edo, saat Ghara sedang melucuti pakaiannya yang basah. Sementara Lily sudah berbaring di atas sofa.
"Ada yang jebak dia pake obat perangsang, kayaknya sih dosisnya tinggi, si Lily ampe kelojotan begitu," jawab Ghara apa adanya, sambil melirik sebal pada Gerry.
"Terus tadi lu ngapain?"
"Ya gue gak tega lah, Do! Gue tuntasin pake jari, tapi gak nyampe masuk. Gila aja gue merawanin anak gadis si Ale, bisa dipenggal pala gue," ceplos Ghara, kini tubuhnya hanya berbalut benda segitiga yang menutupi ekor buayanya.
Mendengar itu, Gerry dan Edo langsung menghela nafas secara bersamaan. Merasa benar-benar lega, karena Ghara tak sampai melakukan tindakan tak senonoh itu pada adiknya.
"Gue minta maaf," ucap Gerry sambil mengulurkan tangan, sebab dia tahu dia salah karena sudah menuduh Ghara yang tidak-tidak.
"Lu mau gue maafin?" tanya Ghara sambil menarik sudut bibirnya, membentuk senyum sinis.
"Ya elah, tadi gue khawatir banget sama si Lily. Gue tahu lu ya, Ghar."
Melihat wajah Gerry yang begitu serius, membuat Ghara terkekeh, pria tidak tahu malu itu lantas menepuk bahu sahabatnya, sambil berkata. "Cariin gue baju dulu gih. Jeki kedinginan nih."
"Ck, asuuu lu, Ghar!"
***
Hampir seluruh keluarga masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Ghara, untuk melihat keadaan Lily yang baru saja mendapatkan kecelakaan kecil.
"Kok bisa sih, Ghar, Adek kamu nyemplung ke kolam?" tanya Arabella sambil menatap sendu pada anak gadisnya yang terlihat pucat. Dari informasi yang dia dengar, Lily jatuh ke kolam renang yang lumayan jauh dari tempat pesta diadakan. Sebuah informasi penuh rekayasa yang dibuat oleh Ghara.
"Ya gak tahu, Mom. Nyari kecebong kali tuh bocah."
Plak!
"Jawab yang bener!" ketus Alessandro, setelah menggeplak belakang kepala putranya.
"Astaga, Daddy, bapaknya si bawang putih. Aku gak tahu apa-apa yah, tuh bocah nyemplung ndiri, kenapa jadi nyalahin aku sih? Aku lho yang nyelametin."
"Husst! Sudah-sudah, jangan ribut di sini. Kasihan Lily, biarkan dia istirahat," timpal Ellea—nenek Ghara yang menyempatkan datang dengan sang suami, untuk melihat pesta pertunangan cucunya.
"Benar apa kata Oma, lebih baik sekarang kita pesan kamar saja. Tapi untuk malem ini, aku tidur sama Lily. Sayang, kamu tidur sendiri dulu yah atau enggak sama Ghara," ujar Arabella, seraya melirik ke arah suaminya yang ternganga.
"Yang bener aja, Yang? Masa aku tidur sama Ghara," protes Alessandro, yang tampak tidak terima.
"Malem ini aja," cetus Arabella yang artinya tidak bisa dibantah. Sementara di belakang Alessandro, ada Ghara yang tertawa tanpa suara.
Haha, buaya senior kena karma!
***
Ayo, ayo jangan lupa dilike, dikomen😌😌😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nacita
100 buat edooo 👏🏻🤣
2024-03-09
0
Anonim
akhirnya lega semuanya setelah menemukan Ghara yg ternyata menyelamatkan adiknya yg kecemplung kolam karena mengejar kecebong wkwkwkwk 😆😆😆
2024-01-14
0
Zarin Mayresa
ya ampun triplek thor kkkkkkkkk
2023-12-16
0