Bab 5 Konferensi Pers

"Saya akan menikah dalam waktu dekat." Begitulah ungkapan Kalandra di depan awak media.

"Bukan! Bukan untuk membuktikan bahwa berita itu tidak benar. Tapi karena untuk memenuhi keinginan almarhum papa yang ingin saya segera menikah."

"Satu keinginan beliau yang belum saya wujudkan hingga nafas terakhirnya."

"Dan kekasih saya juga merasa iba sebab tuduhan yang kalian berikan pada saya!" Kalandra tertawa pelan. Ia menanggapi dengan santai setiap pertanyaan wartawan.

"Selama ini dia yang menolak untuk menikah dalam waktu dekat. Tapi karena berita ini, akhirnya dia setuju untuk menikah dengan saya!"

"Terima kasih saya ucapkan untuk siapapun yang sudah membuat berita seperti ini."

"Setidaknya saya tidak perlu membujuknya lagi." Kalandra tertawa.

"Siapa?" Kalandra mengulang pertanyaan salah satu wartawan.

Kalandra tersenyum kecil. "Dia seorang gadis sederhana."

"Karyawan di perusahaan milik teman saya."

"Kalian bisa lihat dia di hari pernikahan kami nanti!"

***

Kayla mematikan televisinya saat melihat konferensi pers yang dilakukan oleh Kalandra.

"Katakan saja bahwa berita itu memang benar! Jangan membawa-bawa nama orang yang sudah tiada!" Kesal Kayla karena alasan yang Kalandra ungkapkan di depan wartawan.

"Dasar pria tidak normal!"

"Dan apa katanya tadi? Dia mengatakan aku iba padanya."

Kayla menggeleng lemah. "Dasar! Orang kaya memang seperti itu! Maunya menang sendiri dan terlihat paling benar!"

"Huuh! Keep calm, Kay!" Ia berusaha meredam amarahnya. Padahal apapun yang diucapkan pria itu, bukanlah urusannya.

"Seratus juta sudah ditangan dan tiga puluh juta perbulan akan segera datang!" Ia tersenyum membayangkan uang itu berada di tangannya.

"Akan ku apakan uang sebanyak itu?" Kayla membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Ia memandang langit-langit kamar dan mulai membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan uang bayaran yang ia terima.

"Apa aku harus membuka usaha agar setelah sembuh nanti Bu Susi tidak perlu bekerja sebagai pembantu lagi?"

"Ah, urusan itu, nanti saja! Yang terpenting, saat ini aku harus menyelesaikan masalah pengobatan Bu Susi dulu!"

"Aku harus memastikan kesembuhannya. Agar Alif bisa sekolah dengan tenang."

Kayla meraih tas ransel yang terletak di atas ranjang dan segera menuju rumah sakit tempat wanita itu dirawat.

Ia membayar semua biaya perawatan Bu Susi dan meminta agar Bu Susi segera diberikan pengobatan terbaik agar bisa segera pulih.

Kayla masuk ke ruang rawat dimana terdapat 6 pasien di dalamnya karena wanita itu dirawat di kelas 3 di rumah sakit umum ini.

Kayla duduk disamping ranjang Bu Susi, sementara Alif sedang mengerjakan Pr di lantai beralaskan tikar kecil.

"Bagaimana keadaan Ibu?" Tanya Kayla. Namun ia bisa melihat dari sudut matanya, Alif tengah memandangnya lekat-lekat.

"Sudah mulai membaik."

Kayla melihat Alif mengela nafas saat ibunya mengatakan mulai membaik. Sepertinya Alif tahu, ibunya sedang berbohong.

Bagaimana bisa seseorang yang tidak bisa berjalan mengatakan dirinya mulai membaik.

"Saya sudah membayar biaya rumah sakit Bu. Saya juga akan memastikan ibu mendapatkan perawatan terbaik."

"Alif!" Panggil Kayla dan wajah anak laki-laki itu memucat. Mungkin ia takut jika Kayla mengatakan bahwa ia kedapatan mencopet tadi pagi.

"Mulai besok, ibu kamu akan di rawat di ruangan kelas 1."

"Temani ibu kamu, ya..."

Alif mengangguk. "Terima kasih kak," jawabnya dengan mata berkaca.

"Kayla, dari mana kamu mendapatkan..."

"Sssst!" Kayla meletakkan telunjuknya dibibir.

"Ibu tenang ya... saya sedang berusaha mempertanggung jawabkan perbuatan saya. Saya sangat berterima kasih karena Ibu tidak melaporkan saya ke pihak berwajib."

"Ibu juga salah, nak! Ibu tidak hati-hati saat menyebrang jalan."

Kayla mengenggam tangan wanita itu. "Ibu tidak salah. Saya yang salah karena saya menelpon saat mengendarai sepeda motor, Bu."

Kayla menatap bangga pada wanita berstatus janda itu. Ditengah himpitan ekonomi dan kebutuhan yang kian bertambah, wanita itu banting tulag bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar putranya tidak putus sekolah.

Hal yang bertolak belakang dengan ibunya. Wanita yang pergi ke luar negeri meninggalkannya bersama ayah yang mulai sakit-sakitan.

Tanpa sadar, air mata Kayla menetes begitu saja. Ia segera menyekanya dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Bu, saya harus segera pulang," pamitnya. "Saya akan sering-sering kesini setiap kali pulang dari kantor."

"Terima kasih Kayla..."

"Terima kasih." Tangis Bu Susi tak bisa ditahan lagi. Ia bersyukur karena Kayla menanggung biaya rumah sakit. Jika tidak, ia mungkin akan berada di rumah dengan kondisi kaki yang tidak diobati.

"Ini ada sedikit uang sebagai pegangan. Untuk jajan Alif dan untuk biaya transportasinya." Kayla memberikan sejumlah uang pada Bu Susi.

"Tapi, nak..."

"Jangan ditolak, Bu." Kayla meletakkan uang itu ditelapak tangan wanita itu.

"Cepat sembuh, ya Bu."

***

Kalandra sedang berada di kantornya. Semenjak konferensi pers beberapa hari lalu, keadaan mulai membaik.

Investor aman, dan mamanya tidak lagi melakukan hal yang merugikan dirinya. Ya, walaupun belum tahu juga apakah akan ada pemberitaan aneh lagi atau tidak.

Media sekarang sedang sibuk menebak siapa gadis beruntung yang akan dinikahi oleh putra Bagas Rajaswa itu.

Sejumlah nama gadis muncul di media. Dan semuanya adalah rekan kerja sama Kalandra. Karena hanya wanita itu yang tampak sering bersama Kalandra, padahal hubungan mereka hanya sebatas kerja sama saja.

Ponsel Kalandra berdering.

"Oma?" Ucapnya mulai panik saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya.

Kalandra menarik nafas dalam. "Habislah aku! Tapi, aku harus hadapi semua resikonya."

Kalandra menjawab panggilan yang berasal dari luar negeri itu.

"Andra!"

Kan? Suaranya saja sudah menggelegar begini.

"Andra, kamu dengar oma?"

"Ya, Oma."

"Kamu kemana saja? Sengaja tidak menjawab telpon dari Oma. Pesan tidak dibalas. Kamu menghindar dari Oma?"

"Bukan begitu, Oma..."

"Dan pemberitaan apa itu? Mengapa kamu sampai diberitakan semenjijikan itu?"

"Ulah siapa? Pasti ulah Riana dan menantunya itu kan?"

Nah, Kalandra belum menjelaskan tapi Omanya sudah menanyakan banyak pertanyaan.

"Kamu jangan diam saja, Andra!"

"Siapa gadis yang akan kamu nikahi? Kalau selevel dengan Gia, lebih baik jangan!" marah Oma.

"Oma lebih baik melihat kamu melajang sampai tua dari pada menikahi wanita mata duitan seperti Riana dan Gia!"

"Astaga, Oma tenanglah. Tekanan darah oma bisa naik kalau oma emosi begini!" Sela Kalandra karena wanita tujuh puluhan tahun itu tidak berhenti bicara.

"Uncle Bagus memberikan stok obat yang cukup untuk Oma. Jadi, jangan khawatir. Oma akan baik-baik saja," jawab wanita tua itu membuat Kalandra tertawa.

Bagus Rajaswa adalah pamannya yang tinggal di benua Amerika bersama keluarga kecilnya. Oma ikut dengannya karena tak cocok dengan Riana yang kerap kali membuat masalah dengannya.

"Baiklah oma."

"Aku akan menikah, Oma. Beberapa hari lagi."

"Jadi, semua itu benar, Andra?"

"Ya, Oma. Aku harus mencari nyonya yang bisa mengimbangi mama dan Gia. Aku bosan tersudut karena warisan belum dibagikan sampai sekarang."

"Terserah kamu, Andra! Oma tidak bisa pulang saat pernikahan kamu. Salju tebal membuat banyak penerbangan harus di tunda."

"Oma tidak ingin mati konyol hanya untuk melihatmu menikah!"

"Oma akan datang saat cuaca sudah bersahabat."

"Dan ingat! Oma belum merestui kamu dengan wanita itu."

"Oma setuju karena Oma tidak ingin Riana terus saja mengacaukan hidupmu!"

"Biarkan dia senang dengan warisan yang ia terima."

"Oma akan coba ikhlas melihat menantu kurang ajar itu bersenang-senang padahal makam putraku masih basah!"

Kalandra tahu, Omanya merasa sedih tapi coba ditutupi dengan candaan itu.

Omanya pulang ke Indonesia hanya beberapa hari sebelum Bagas meninggal dunia dan kembali lagi ke negara asalnya empat hari setelah meninggalnya Bagas.

Kalandra tertawa. "Baiklah Oma. Jaga kesehatan dan jangan rindukan aku yang kurang ajar ini."

"Jangan buru-buru pulang. Aku bisa mengatasi semuanya sendiri."

Panggilan diakhiri. "Bisa gagal semua rencanaku kalau sampai Oma datang dan Kayla tidak sesuai dengan kriteria cucu mantu idaman oma," keluh Kalandra.

"Kayla, semoga gadis itu bisa bekerja sama dengan baik."

Terpopuler

Comments

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

.......
.....

2023-01-01

1

Andi Syafaat

Andi Syafaat

lanjut..

2022-12-09

2

Andi Sayyid

Andi Sayyid

Oma pasti suka dengan Kayla

2022-12-09

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kalandra
2 Bab 2 Kayla
3 Bab 3 Rencana
4 Bab 4 Sepakat
5 Bab 5 Konferensi Pers
6 Bab 6 Pernikahan
7 Bab 7 Warisan
8 Bab 8 Hati-Hati
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10
11 Bab 11 Bersiaplah
12 Bab 12 Keluarga Aneh
13 Bab 13 Menyambut Kedatangan Oma
14 Bab 14 Ruang Interogasi
15 Bab 15 Luka
16 Bab 16 Makan Malam Bersama
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Bukti Yang Cukup
19 Bab 19 Rumah Kayla
20 Bab 20 Tanpa Kalandra
21 Bab 21 Gia Vs Oma
22 Bab 22 Hujan Deras
23 Bab 23 Percayalah
24 Bab 24 Meeting
25 Bab 25 Mantan
26 Bab 26 Makan Siang
27 Bab 27 Kayla Vs Clara
28 Bab 28 Malu
29 Bab 29 Rencana Oma
30 Bab 30 Kedatangan Clara
31 Bab 31 Bali
32 Bab 32 Tragedi
33 Bab 33 Kepingan Puzzle
34 Bab 34 Fakta
35 Bab 35 Reyga dan Gia
36 Bab 36 Pulang
37 Bab 37 Berdebat
38 Bab 38 Bertemu Leo
39 Bab 39 Rahasia
40 Bab 40 Tangis Riana
41 Bab 41 Makan Siang
42 Bab 42 Sakit Perut
43 Bab 43 Rumah Reyga
44 Bab 44 Tidak Bisa Tidur
45 Bab 45 Pagi Yang Mendebarkan
46 Bab 46 Sabun
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Mengakui
49 Bab 49 Malam Romantis
50 Bab 50 Kabur
51 Bab 51 Memikirkan Alasan
52 Bab 52 Menghadapi Oma
53 Bab 53 Saling Jujur
54 Bab 54 Sakit
55 Bab 55 Liburan
56 Bab 56 Deal
57 Bab 57 Mama Mertua
58 Bab 58 Suami Kaya
59 Bab 59 Masalah
60 Bab 60 New York
61 Bab 61 Gia dan Kayla
62 Bab 62 Bukan Perlombaan
63 Bab 63 Hari Terakhir
64 Bab 64 Rutinitas
65 Bab 65 Singa Curhat
66 Bab 66 Ide Kayla
67 Bab 67 Berubah
68 Bab 68 Nyonya Dewandaru
69 Bab 69 Pingsan
70 Bab 70 Tangis Haru
71 Bab 71 Bahagia
72 Bab 72 Season 2 Jendra dan Melani
73 Bab 73 S2 Bertemu
74 Bab 74 S2 Tidak Adil
75 Bab 75 S2 Ditolak
76 Bab 76 S2 Cinta Terbalas
77 Bab 77 S2 Diduakan
78 Bab 78 S2 Bayi
79 Bab 79 S2 Marah-marah
80 Bab 80 S2 Pendengar yang Baik
81 Bab 81 S2 Dikabulkan Tuhan
82 Bab 82 S2 Permintaan
83 Bab 83 S2 Kita Juga Liburan
84 Bab 84 S2 Extra Ordinary
85 Bab 85 S2 Bersenang Senang
86 Bab 86 S2 Mencuri
87 Bab 87 S2 Perasaan
88 Bab 88 S2 Harus Berani
89 Bab 89 S2 Apartemen Melani
90 Bab 90 S2 Terbongkar
91 Bab 91 S2 Masalah
92 Bab 92 S2 Menikah Saja
93 Bab 93 S2 Tidak Romantis
94 Bab 94 S2 Tutup Telinga
95 Bab 95 S2 Rumah Sakit
96 Bab 96 S2 Pulang
97 Bab 97 S2 Memasak
98 Bab 98 S2 Mencoba
99 Bab 99 S2 Rumah Sakit
100 Bab 100 S2 Mau Apa?
101 Bab 101 S2 Tidak Waras
102 Bab 102 S2 Lebih dari sekedar Alasan
103 Bab 103 S2 Menangis
104 Bab 104 S2 Tidak Ingin Menyakiti
105 Bab 105 S2 Berpengalaman
106 Bab 106 S2 Rem Blong
107 Bab 107 S2 Please, Bangun!
108 Bab 108 S2 Hari Pertama
109 Bab 109 S2 Rencana Pernikahan
110 Bab 110 S2 Rumah Masa Kecil
111 Bab 111 S2 Persiapan
112 Bab 112 S2 Dimarahi
113 Bab 113 S2 Mama
114 Bab 114 S2 Malam
115 Bab 115 S2 Sederhana
116 Bab 116 S2 Mempersiapkan
117 Bab 117 S2 Liontin
118 Bab 118 S2 Resepsi
119 Bab 119 S2 Mishel Aurora
120 Bab 120 S2 Marshella
121 Bab 121 S2 Dia Putrimu
122 Bab 122 S2 Informasi
123 Bab 123 S2 Waktu Telah Berlalu
124 Bab 124 S2 Bukan Akhir
125 Bab 125 S3 Setelah Pernikahan
126 Bab 126 S3 Aqiqahan Baby Ara
127 Bab 127 S3 Ibu
128 Bab 128 S3 Menangis
129 Bab 129 S3 Anak
130 Bab 130 S3 Kecurigaan
131 Bab 131 S3 Seorang Rajaswa
132 Bab 132 S3 Dia Bukan Siapa-Siapa
133 Bab 133 S3 Membayar Mahal
134 Bab 134 S3 Wanita Lain
135 Bab 135 S3 Hadiah
136 Bab 136 S3 Kejutan
137 Bab 137 S3 Tawa Melani
138 Bab 138 S3 Akhir Bahagia
139 Pengumuman
140 Pengumuman
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 Kalandra
2
Bab 2 Kayla
3
Bab 3 Rencana
4
Bab 4 Sepakat
5
Bab 5 Konferensi Pers
6
Bab 6 Pernikahan
7
Bab 7 Warisan
8
Bab 8 Hati-Hati
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10
11
Bab 11 Bersiaplah
12
Bab 12 Keluarga Aneh
13
Bab 13 Menyambut Kedatangan Oma
14
Bab 14 Ruang Interogasi
15
Bab 15 Luka
16
Bab 16 Makan Malam Bersama
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Bukti Yang Cukup
19
Bab 19 Rumah Kayla
20
Bab 20 Tanpa Kalandra
21
Bab 21 Gia Vs Oma
22
Bab 22 Hujan Deras
23
Bab 23 Percayalah
24
Bab 24 Meeting
25
Bab 25 Mantan
26
Bab 26 Makan Siang
27
Bab 27 Kayla Vs Clara
28
Bab 28 Malu
29
Bab 29 Rencana Oma
30
Bab 30 Kedatangan Clara
31
Bab 31 Bali
32
Bab 32 Tragedi
33
Bab 33 Kepingan Puzzle
34
Bab 34 Fakta
35
Bab 35 Reyga dan Gia
36
Bab 36 Pulang
37
Bab 37 Berdebat
38
Bab 38 Bertemu Leo
39
Bab 39 Rahasia
40
Bab 40 Tangis Riana
41
Bab 41 Makan Siang
42
Bab 42 Sakit Perut
43
Bab 43 Rumah Reyga
44
Bab 44 Tidak Bisa Tidur
45
Bab 45 Pagi Yang Mendebarkan
46
Bab 46 Sabun
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Mengakui
49
Bab 49 Malam Romantis
50
Bab 50 Kabur
51
Bab 51 Memikirkan Alasan
52
Bab 52 Menghadapi Oma
53
Bab 53 Saling Jujur
54
Bab 54 Sakit
55
Bab 55 Liburan
56
Bab 56 Deal
57
Bab 57 Mama Mertua
58
Bab 58 Suami Kaya
59
Bab 59 Masalah
60
Bab 60 New York
61
Bab 61 Gia dan Kayla
62
Bab 62 Bukan Perlombaan
63
Bab 63 Hari Terakhir
64
Bab 64 Rutinitas
65
Bab 65 Singa Curhat
66
Bab 66 Ide Kayla
67
Bab 67 Berubah
68
Bab 68 Nyonya Dewandaru
69
Bab 69 Pingsan
70
Bab 70 Tangis Haru
71
Bab 71 Bahagia
72
Bab 72 Season 2 Jendra dan Melani
73
Bab 73 S2 Bertemu
74
Bab 74 S2 Tidak Adil
75
Bab 75 S2 Ditolak
76
Bab 76 S2 Cinta Terbalas
77
Bab 77 S2 Diduakan
78
Bab 78 S2 Bayi
79
Bab 79 S2 Marah-marah
80
Bab 80 S2 Pendengar yang Baik
81
Bab 81 S2 Dikabulkan Tuhan
82
Bab 82 S2 Permintaan
83
Bab 83 S2 Kita Juga Liburan
84
Bab 84 S2 Extra Ordinary
85
Bab 85 S2 Bersenang Senang
86
Bab 86 S2 Mencuri
87
Bab 87 S2 Perasaan
88
Bab 88 S2 Harus Berani
89
Bab 89 S2 Apartemen Melani
90
Bab 90 S2 Terbongkar
91
Bab 91 S2 Masalah
92
Bab 92 S2 Menikah Saja
93
Bab 93 S2 Tidak Romantis
94
Bab 94 S2 Tutup Telinga
95
Bab 95 S2 Rumah Sakit
96
Bab 96 S2 Pulang
97
Bab 97 S2 Memasak
98
Bab 98 S2 Mencoba
99
Bab 99 S2 Rumah Sakit
100
Bab 100 S2 Mau Apa?
101
Bab 101 S2 Tidak Waras
102
Bab 102 S2 Lebih dari sekedar Alasan
103
Bab 103 S2 Menangis
104
Bab 104 S2 Tidak Ingin Menyakiti
105
Bab 105 S2 Berpengalaman
106
Bab 106 S2 Rem Blong
107
Bab 107 S2 Please, Bangun!
108
Bab 108 S2 Hari Pertama
109
Bab 109 S2 Rencana Pernikahan
110
Bab 110 S2 Rumah Masa Kecil
111
Bab 111 S2 Persiapan
112
Bab 112 S2 Dimarahi
113
Bab 113 S2 Mama
114
Bab 114 S2 Malam
115
Bab 115 S2 Sederhana
116
Bab 116 S2 Mempersiapkan
117
Bab 117 S2 Liontin
118
Bab 118 S2 Resepsi
119
Bab 119 S2 Mishel Aurora
120
Bab 120 S2 Marshella
121
Bab 121 S2 Dia Putrimu
122
Bab 122 S2 Informasi
123
Bab 123 S2 Waktu Telah Berlalu
124
Bab 124 S2 Bukan Akhir
125
Bab 125 S3 Setelah Pernikahan
126
Bab 126 S3 Aqiqahan Baby Ara
127
Bab 127 S3 Ibu
128
Bab 128 S3 Menangis
129
Bab 129 S3 Anak
130
Bab 130 S3 Kecurigaan
131
Bab 131 S3 Seorang Rajaswa
132
Bab 132 S3 Dia Bukan Siapa-Siapa
133
Bab 133 S3 Membayar Mahal
134
Bab 134 S3 Wanita Lain
135
Bab 135 S3 Hadiah
136
Bab 136 S3 Kejutan
137
Bab 137 S3 Tawa Melani
138
Bab 138 S3 Akhir Bahagia
139
Pengumuman
140
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!