"Saya akan menikah dalam waktu dekat." Begitulah ungkapan Kalandra di depan awak media.
"Bukan! Bukan untuk membuktikan bahwa berita itu tidak benar. Tapi karena untuk memenuhi keinginan almarhum papa yang ingin saya segera menikah."
"Satu keinginan beliau yang belum saya wujudkan hingga nafas terakhirnya."
"Dan kekasih saya juga merasa iba sebab tuduhan yang kalian berikan pada saya!" Kalandra tertawa pelan. Ia menanggapi dengan santai setiap pertanyaan wartawan.
"Selama ini dia yang menolak untuk menikah dalam waktu dekat. Tapi karena berita ini, akhirnya dia setuju untuk menikah dengan saya!"
"Terima kasih saya ucapkan untuk siapapun yang sudah membuat berita seperti ini."
"Setidaknya saya tidak perlu membujuknya lagi." Kalandra tertawa.
"Siapa?" Kalandra mengulang pertanyaan salah satu wartawan.
Kalandra tersenyum kecil. "Dia seorang gadis sederhana."
"Karyawan di perusahaan milik teman saya."
"Kalian bisa lihat dia di hari pernikahan kami nanti!"
***
Kayla mematikan televisinya saat melihat konferensi pers yang dilakukan oleh Kalandra.
"Katakan saja bahwa berita itu memang benar! Jangan membawa-bawa nama orang yang sudah tiada!" Kesal Kayla karena alasan yang Kalandra ungkapkan di depan wartawan.
"Dasar pria tidak normal!"
"Dan apa katanya tadi? Dia mengatakan aku iba padanya."
Kayla menggeleng lemah. "Dasar! Orang kaya memang seperti itu! Maunya menang sendiri dan terlihat paling benar!"
"Huuh! Keep calm, Kay!" Ia berusaha meredam amarahnya. Padahal apapun yang diucapkan pria itu, bukanlah urusannya.
"Seratus juta sudah ditangan dan tiga puluh juta perbulan akan segera datang!" Ia tersenyum membayangkan uang itu berada di tangannya.
"Akan ku apakan uang sebanyak itu?" Kayla membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Ia memandang langit-langit kamar dan mulai membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan uang bayaran yang ia terima.
"Apa aku harus membuka usaha agar setelah sembuh nanti Bu Susi tidak perlu bekerja sebagai pembantu lagi?"
"Ah, urusan itu, nanti saja! Yang terpenting, saat ini aku harus menyelesaikan masalah pengobatan Bu Susi dulu!"
"Aku harus memastikan kesembuhannya. Agar Alif bisa sekolah dengan tenang."
Kayla meraih tas ransel yang terletak di atas ranjang dan segera menuju rumah sakit tempat wanita itu dirawat.
Ia membayar semua biaya perawatan Bu Susi dan meminta agar Bu Susi segera diberikan pengobatan terbaik agar bisa segera pulih.
Kayla masuk ke ruang rawat dimana terdapat 6 pasien di dalamnya karena wanita itu dirawat di kelas 3 di rumah sakit umum ini.
Kayla duduk disamping ranjang Bu Susi, sementara Alif sedang mengerjakan Pr di lantai beralaskan tikar kecil.
"Bagaimana keadaan Ibu?" Tanya Kayla. Namun ia bisa melihat dari sudut matanya, Alif tengah memandangnya lekat-lekat.
"Sudah mulai membaik."
Kayla melihat Alif mengela nafas saat ibunya mengatakan mulai membaik. Sepertinya Alif tahu, ibunya sedang berbohong.
Bagaimana bisa seseorang yang tidak bisa berjalan mengatakan dirinya mulai membaik.
"Saya sudah membayar biaya rumah sakit Bu. Saya juga akan memastikan ibu mendapatkan perawatan terbaik."
"Alif!" Panggil Kayla dan wajah anak laki-laki itu memucat. Mungkin ia takut jika Kayla mengatakan bahwa ia kedapatan mencopet tadi pagi.
"Mulai besok, ibu kamu akan di rawat di ruangan kelas 1."
"Temani ibu kamu, ya..."
Alif mengangguk. "Terima kasih kak," jawabnya dengan mata berkaca.
"Kayla, dari mana kamu mendapatkan..."
"Sssst!" Kayla meletakkan telunjuknya dibibir.
"Ibu tenang ya... saya sedang berusaha mempertanggung jawabkan perbuatan saya. Saya sangat berterima kasih karena Ibu tidak melaporkan saya ke pihak berwajib."
"Ibu juga salah, nak! Ibu tidak hati-hati saat menyebrang jalan."
Kayla mengenggam tangan wanita itu. "Ibu tidak salah. Saya yang salah karena saya menelpon saat mengendarai sepeda motor, Bu."
Kayla menatap bangga pada wanita berstatus janda itu. Ditengah himpitan ekonomi dan kebutuhan yang kian bertambah, wanita itu banting tulag bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar putranya tidak putus sekolah.
Hal yang bertolak belakang dengan ibunya. Wanita yang pergi ke luar negeri meninggalkannya bersama ayah yang mulai sakit-sakitan.
Tanpa sadar, air mata Kayla menetes begitu saja. Ia segera menyekanya dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Bu, saya harus segera pulang," pamitnya. "Saya akan sering-sering kesini setiap kali pulang dari kantor."
"Terima kasih Kayla..."
"Terima kasih." Tangis Bu Susi tak bisa ditahan lagi. Ia bersyukur karena Kayla menanggung biaya rumah sakit. Jika tidak, ia mungkin akan berada di rumah dengan kondisi kaki yang tidak diobati.
"Ini ada sedikit uang sebagai pegangan. Untuk jajan Alif dan untuk biaya transportasinya." Kayla memberikan sejumlah uang pada Bu Susi.
"Tapi, nak..."
"Jangan ditolak, Bu." Kayla meletakkan uang itu ditelapak tangan wanita itu.
"Cepat sembuh, ya Bu."
***
Kalandra sedang berada di kantornya. Semenjak konferensi pers beberapa hari lalu, keadaan mulai membaik.
Investor aman, dan mamanya tidak lagi melakukan hal yang merugikan dirinya. Ya, walaupun belum tahu juga apakah akan ada pemberitaan aneh lagi atau tidak.
Media sekarang sedang sibuk menebak siapa gadis beruntung yang akan dinikahi oleh putra Bagas Rajaswa itu.
Sejumlah nama gadis muncul di media. Dan semuanya adalah rekan kerja sama Kalandra. Karena hanya wanita itu yang tampak sering bersama Kalandra, padahal hubungan mereka hanya sebatas kerja sama saja.
Ponsel Kalandra berdering.
"Oma?" Ucapnya mulai panik saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya.
Kalandra menarik nafas dalam. "Habislah aku! Tapi, aku harus hadapi semua resikonya."
Kalandra menjawab panggilan yang berasal dari luar negeri itu.
"Andra!"
Kan? Suaranya saja sudah menggelegar begini.
"Andra, kamu dengar oma?"
"Ya, Oma."
"Kamu kemana saja? Sengaja tidak menjawab telpon dari Oma. Pesan tidak dibalas. Kamu menghindar dari Oma?"
"Bukan begitu, Oma..."
"Dan pemberitaan apa itu? Mengapa kamu sampai diberitakan semenjijikan itu?"
"Ulah siapa? Pasti ulah Riana dan menantunya itu kan?"
Nah, Kalandra belum menjelaskan tapi Omanya sudah menanyakan banyak pertanyaan.
"Kamu jangan diam saja, Andra!"
"Siapa gadis yang akan kamu nikahi? Kalau selevel dengan Gia, lebih baik jangan!" marah Oma.
"Oma lebih baik melihat kamu melajang sampai tua dari pada menikahi wanita mata duitan seperti Riana dan Gia!"
"Astaga, Oma tenanglah. Tekanan darah oma bisa naik kalau oma emosi begini!" Sela Kalandra karena wanita tujuh puluhan tahun itu tidak berhenti bicara.
"Uncle Bagus memberikan stok obat yang cukup untuk Oma. Jadi, jangan khawatir. Oma akan baik-baik saja," jawab wanita tua itu membuat Kalandra tertawa.
Bagus Rajaswa adalah pamannya yang tinggal di benua Amerika bersama keluarga kecilnya. Oma ikut dengannya karena tak cocok dengan Riana yang kerap kali membuat masalah dengannya.
"Baiklah oma."
"Aku akan menikah, Oma. Beberapa hari lagi."
"Jadi, semua itu benar, Andra?"
"Ya, Oma. Aku harus mencari nyonya yang bisa mengimbangi mama dan Gia. Aku bosan tersudut karena warisan belum dibagikan sampai sekarang."
"Terserah kamu, Andra! Oma tidak bisa pulang saat pernikahan kamu. Salju tebal membuat banyak penerbangan harus di tunda."
"Oma tidak ingin mati konyol hanya untuk melihatmu menikah!"
"Oma akan datang saat cuaca sudah bersahabat."
"Dan ingat! Oma belum merestui kamu dengan wanita itu."
"Oma setuju karena Oma tidak ingin Riana terus saja mengacaukan hidupmu!"
"Biarkan dia senang dengan warisan yang ia terima."
"Oma akan coba ikhlas melihat menantu kurang ajar itu bersenang-senang padahal makam putraku masih basah!"
Kalandra tahu, Omanya merasa sedih tapi coba ditutupi dengan candaan itu.
Omanya pulang ke Indonesia hanya beberapa hari sebelum Bagas meninggal dunia dan kembali lagi ke negara asalnya empat hari setelah meninggalnya Bagas.
Kalandra tertawa. "Baiklah Oma. Jaga kesehatan dan jangan rindukan aku yang kurang ajar ini."
"Jangan buru-buru pulang. Aku bisa mengatasi semuanya sendiri."
Panggilan diakhiri. "Bisa gagal semua rencanaku kalau sampai Oma datang dan Kayla tidak sesuai dengan kriteria cucu mantu idaman oma," keluh Kalandra.
"Kayla, semoga gadis itu bisa bekerja sama dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Andi Muh.taufik Andi sayyid
.......
.....
2023-01-01
1
Andi Syafaat
lanjut..
2022-12-09
2
Andi Sayyid
Oma pasti suka dengan Kayla
2022-12-09
3