"Bolehkah saya melihat wajah tuan muda tanpa ditutup dengan topeng itu?" tanya Dita. Emon seketika sangat terkejut dengan permintaan Dita. Emon tentu saja tidak sembarangan orang menunjukkan wajah nya pada orang yang baru saja dia kenal. Bahkan wanita inipun ia nikahi karena hanya untuk melayani dirinya. Soal cinta tentu saja Emon dan juga Dita belum memiliki rasa itu.
Dita menunggu jawaban dari laki-laki yang masih mengenakan topengnya untuk menutupi wajahnya. Sedangkan Emon masih bimbang untuk menuruti semua permintaan dari Dita. Wanita muda yang sekarang ini adalah istrinya namun belum lama ia mengenalnya.
"Aku akan membuka topeng ini jika nanti malam kamu bisa membuat senang aku. Oke? Sekarang makanlah! Aku sudah sangat gerah badanku. Aku ingin mandi," ucap Emon. Dita menyipitkan bola matanya. Dita ingin bertanya akan satu hal, apakah tugasnya termasuk memandikan tuan muda ini? Oh, apa? Selama ini bahkan Dita tidak pernah menyentuh dan juga melihat tubuh polos seorang pria dewasa. Dan ini?
"Tuan muda! Apakah tuan muda tidak bisa mandi sendiri tanpa bantuan dari orang lain?" tanya Dita. Dita bisa bernafas lega bisa mengeluarkan pertanyaan itu dari mulutnya.
"Aku laki-laki lumpuh, Dita! Aku menikahi kamu karena aku akan menggantungkan semua nya padamu. Khususnya saat aku di rumah ini. Namun jika aku berada di kantor dan dalam urusan lain, aku akan bersama dengan asisten pribadi ku untuk membantu aku dalam semua urusan ini," jelas Emon.
"Eh, em tapi saya belum pernah..." sahut Dita yang tiba-tiba memerah wajahnya.
"Apakah selama ini kamu tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang pria? Misalnya pacar atau kekasih?" sahut Emon.
"Saya mengenal banyak pria namun hanya sebatas teman, tuan muda. Pernah memiliki pacar tapi hubungan kami biasa saja. Tidak seperti gaya berpacaran anak muda sekarang ini," jelas Dita.
"Apakah kamu masih perawan?" sahut Emon. Dita menganggukkan kepalanya.
"Oh sayang sekali! Maaf, aku tidak bisa memberikan rasa nikmat dunia itu kepada mu. Kamu tahu sendiri bahwasanya aku laki-laki lumpuh dan juga impoten," ucap Emon. Dita melebarkan matanya tidak percaya mendengar pengakuan laki-laki muda yang kini sudah menjadi suami nya.
"Apakah kamu kecewa dengan aku, Dita?" sahut Emon.
"Eh, em tidak, tidak tuan muda! Itu tidak masalah dengan aku. Aku malah bersyukur, tuan muda tidak akan menyentuh ku karena tuan muda memiliki kelemahan hal itu," kata Dita. Di balik topeng nya, Emon terkekeh menahan tawa nya. Betapa Dita sangat lugu dan polos.
"Jadi, cepat selesai kan makan kamu, Dita! Aku ingin mandi. Kamu kalau ingin membersihkan tubuh kamu dengan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, aku tidak akan tergoda dan tertarik. Aku laki-laki impoten," terang Emon. Dita menyipitkan bola matanya seperti tidak percaya atas ucapan laki-laki yang saat ini sudah sah menjadi suami nya.
"Oke, aku akan segera menghabiskan makanan ini. Aku akan membersihkan tubuh tuan muda," kata Dita.
Emon memperhatikan wajah Dita yang sangat muda belia dan cantik itu. Di balik topeng nya, Emon semakin ingin menjahili Dita. Ini seperti permainan yang bikin hati Emon senang. Apalagi kepenatan dalam urusan perusahaan membuat Emon pusing dan stress setiap harinya. Bersama dengan Dita, Emon akan memiliki mainan baru yang akan membuat Emon tertawa geli karena Dita sangat polosnya.
****
"Jadi, cepat selesai kan makan kamu, Dita! Aku ingin mandi. Kamu kalau ingin membersihkan tubuh kamu dengan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, aku tidak akan tergoda dan tertarik. Aku laki-laki impoten," terang Emon. Dita menyipitkan bola matanya seperti tidak percaya atas ucapan laki-laki yang saat ini sudah sah menjadi suami nya.
"Oke, aku akan segera menghabiskan makanan ini. Aku akan membersihkan tubuh tuan muda," kata Dita.
Emon memperhatikan wajah Dita yang sangat muda belia dan cantik itu. Di balik topeng nya, Emon semakin ingin menjahili Dita. Ini seperti permainan yang bikin hati Emon senang. Apalagi kepenatan dalam urusan perusahaan membuat Emon pusing dan stress setiap harinya. Bersama dengan Dita, Emon akan memiliki mainan baru yang akan membuat Emon tertawa geli karena Dita masih sangat polosnya.
Setelah selesai makan malam, Dita segera masuk ke dalam kamar. Dita segera mendekati suami nya.
"Tuan muda! Saya sudah selesai makan. Apakah tuan muda jadi mandi sekarang?" kata Dita. Di balik topeng nya Emon tersenyum jail.
"Tentu saja! Aku sudah menunggu kamu lama. Dorong kursi roda ku ini ke dalam kamar mandi!" perintah Emon kepada Dita. Dita yang masih mengenakan gaun pengantin itu terlihat ribet. Emon yang melihat nya menjadi sangat risih.
"Tunggu sebentar!" ucap Emon. Sontak Dita menghentikan kursi roda yang di duduki oleh Emon.
"Ada apa tuan muda?" tanya Dita.
"Apakah kamu akan tetap mengenakan gaun pengantin itu ketika ke kamar mandi untuk memandikan aku?" tanya Emon.
"Em, sebenarnya tas saya yang berisi pakaian ganti tertinggal di gedung acara tadi, tuan muda! Sedangkan tadi saya di antar ke hotel ini dalam keadaan terburu-buru. Jadi saya tidak memiliki pakaian ganti," jelas Dita.
"Bodoh! Kamu sangat bodoh dan teledor! Baik lah, untuk sementara ini pakai saja bajuku. Atau kamu bisa mengenakan handuk kimono. Itu tas ku yang berisi pakaian ganti," kata Emon. Dita segera mendekati tas milik Emon. Di sana ada beberapa kemeja dan celana saja. Akhirnya Dita mengambil satu kemeja berwarna putih milik Emon.
"Tuan muda! Saya mengambil kemeja ini untuk ganti saya sementara," ucap Dita.
"Ya sudah! Gaun pengantin itu segera lepas saja dari badan kamu! Pakai saja handuk kimono di hotel ini dulu untuk memandikan aku. Setelah kita mandi, aku akan menghubungi asisten ku untuk mengambilkan tas kamu yang berisi baju ganti di gedung pesta tadi," kata Emon.
"Baik tuan muda!" sahut Dita.
Dita segera melepaskan gaun pengantin nya. Namun terlihat Dita ragu-ragu untuk melepaskan nya. Dita tentu saja malu jika dilihat oleh Emon.
"Kenapa? Apakah kamu kesulitan melepaskan resleting gaun pengantin itu?" tanya Emon. Emon segera menjalankan kursi roda nya dan mendekat Dita.
"Eh?" Dita terkejut bukan main ketika Emon melepaskan resleting gaun pengantin yang letaknya di belakang punggung nya. Hingga pada akhirnya gaun pengantin itu turun dan lepas ke bawah lantai.
Kini menyisakan Dita yang mengenakan celana pendek dengan bra nya. Dita terlihat merah wajahnya karena malu.
"Jangan malu! Walaupun kamu tidak berbusana sekalipun, aku tidak akan tergoda, Dita! Aku laki-laki impoten. Kamu harus ingat itu! Ayo, aku sudah gerah! Bawa aku ke kamar mandi!" ucap Emon kepada istrinya itu. Dita akhirnya dengan percaya diri dan tidak ada kekhawatiran mengikuti perintah suaminya untuk membersihkan tubuh nya.
"Aku tidak pernah membayangkan kalau harus memiliki suami yang lumpuh seperti ini. Mengurus semua keperluan nya termasuk memandikan nya," pikir Dita sambil melepaskan satu persatu pakaian yang menutupi Emon. Di balik topeng nya, Emon tersenyum menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Cahaya Warna
wanita berhak minta cerai loh dlm masalah ini, karena itu alasan yg syar'i 😊
2022-12-01
2