Dijodohkan Dengan Seorang Dosen Tampan
Di dalam ruangan keluarga Pradipta sedang terjadi pembicaraan serius antara Papah dan anak.
“Bianca, kemarilah. Papah ingin berbicara sesuatu.” ucap papah nya Bianca yang bernama pak Bayu.
“Ada apa Pah? Tumben banget nih.” ucap Bianca mendekati papah nya.
“Papah ingin menjodohkan kamu dengan anak temannya papah, dan papah harap kamu tidak keberatan dengan keputusan papah ya Bi.” ucap papahnya.
“Haaaa...... Maksud papah apa coba main jodoh-jodohin aja.” jawab Bianca kaget. “Dan Bianca juga masih kuliah pah lulus aja belum, terus gimana nanti sama karir aku?” tanya Bianca.
“Kamu tenang aja Bi, kuliah kamu tetap bisa kamu lanjutin dan masalah karir kamu juga tenang aja semuanya sudah papah atur. Tentunya calon suami kamu juga tidak akan melarangnya, karena papah sudah membicarakan itu semua.” ucap papah nya dengan jelas.
“Tapi pah, harusnya papah bicara dulu dong sama Bianca, kan nanti Bianca bisa pikirkan dulu bukannya tiba-tiba begini.” ucap Bianca dengan kesal.
Mamah nya Bianca tiba-tiba duduk di samping Bianca dan memeluknya.
“Bi, ini semua demi kebaikan dan masa depan kamu juga kok.” ucap mamah nya dengan lembut.
“Tapi mah, Bi belum siap menikah. Hiks...hiks.” jawab Bianca sambil menangis di pelukan mamah nya.
“Sudah Bi jangan menangis, lebih baik kamu istirahat aja dulu ya.” ucap mamah nya sambil mengantar Bianca ke kamar nya.
“Tinggalin Bi sendiri dulu ya mah.” ucap Bianca sedih.
“Ya sudah kalau begitu, kalau butuh apa-apa panggil mamah ya Bi.” ucap mamah nya lalu pergi.
Tidak ada jawaban dari Bianca karena masih kepikiran dengan perkataan papah nya tadi. Dan mamah nya yang melihat Bianca seperti itu menjadi ikut sedih.
“Biasanya kamu selalu ceria Bi, ma’afin mamah sama papah ya Bi.” gumam mamah nya sambil menutup pintu.
Ibu Alina kembali ke ruang keluarga.
“Gimana mah anak kita.” tanya papah.
“Sepertinya Bi terlihat sangat shock pah. Mamah sebenarnya kasihan melihat Bi sedih seperti itu.” ucap mamah.
“Nanti kita coba bicara lagi sama Bi ya mah, semoga saja anak kita tidak menolak lagi.” ucap papah.
“Iya pah.” jawab mamah.
Sedangkan di kamar Bianca merasa sangat shock dan juga sangat sedih. Mendengar semuanya tiba-tiba tentu saja membuat kepala Bianca menjadi pusing.
“Arghhhh.....Kenapa jadi begini sih.” gumam Bianca.
Tak terasa pagi pun sudah tiba. Dan sudah saatnya Bianca bangun untuk melakukan aktifitasnya seperti biasa, yaitu kuliah.
“Hoammm.....kenapa masih ngantuk sekali, rasanya aku tidak ingin pergi kuliah.” gumam Bianca yang masih rebahan di kasur nya.
“Tapi perutku sudah sangat lapar sekali, padahal masih sepagi ini.” gumam Bianca lagi. Jadi terpaksa dia harus bangun, lalu dia segera merapikan tempat tidur terlebih dulu seperti biasanya.
Ya, pantas saja lapar, karena Bianca semalam ketiduran tanpa makan malam terlebih dulu.
“Kalau begitu aku akan mandi lalu siap-siap dan setelah itu sarapan.” ucap Bianca sambil berjalan ke kamar mandi.
Di meja makan orang tua nya sudah menunggu Bianca turun.
“Selamat pagi sayang...” ucap orang tua nya bersamaan.
“Hmm.....pagi.” jawab Bianca dengan cuek.
Mamah dan papah nya saling bertatapan. Mereka tentu saja mengerti dengan sikap Bianca pagi ini, tapi mereka tidak mau membahasnya lagi sekarang.
Tiba-tiba.....
“Mah, Pah.” ucap Bianca.
“Iya Bi, ada apa?” jawab mereka bersamaan.
“Untuk masalah tadi malam...” ucap Bianca terhenti.
“Sudah Bi, jangan membicarakan itu dulu. Kita lebih baik sarapan aja dulu ya.” ucap mamah nya dengan hati-hati.
“Aku akan mempertimbangkan nya dulu. Mungkin Bi akan mencoba menerima nya tapi dengan satu syarat.” ucap Bianca tiba-tiba membuat orang tuanya seketika terkejut sekaligus bahagia.
“Kamu memiliki syarat apa Bi?” tanya papah nya.
“Aku mau pernikahan ini tidak ada yang mengetahuinya selain keluarga kita saja.” jawab bianca dengan tegas.
“Tapi itu tidak mungkin Bi. Kamu anak papah satu-satunya dan tentu saja papah akan mengundang semua teman-teman papah.” ucap papah nya.
“Kalau begitu batalkan saja perjodohan ini.” ucap Bianca lalu pergi.
“Bii....dengarkan papah dulu.” teriak papah nya. Tapi sama sekali tidak menghentikan langkah Bianca.
Bianca sangat kesal dengan jawaban papah nya, dia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Setelah sampai di kampus dia langsung ke kelas.
Tanpa sengaja Bianca menabrak seseorang saat menuju ke kelas nya.
“Aarhhh....bisa lihat jalan apa nggak sih.” ucap Bianca dengan nada kesal.
“Maaf, maaf, apa kamu terluka.” ucap pria tersebut.
“Tidak usah sok perduli deh.” jawab Bianca ketus lalu pergi.
“Astaga, kenapa wanita itu sangat menyebalkan.” gumam pria itu lalu mengambil buku nya yang berjatuhan di lantai.
Di dalam kelas masih sangat sepi, masih sekitar 6 orang yang datang.
“Salsa kenapa belum datang sih, katanya tadi juga udah di jalan.” gumam Bianca.
Salsa adalah sahabat yang paling dipercaya oleh Bianca, apapun masalah yang diceritakan Bianca pasti akan selalu Salsa jaga dengan aman, tanpa seorang pun tau.
“Hai Bi.” tiba-tiba Salsa datang.
“Hmm...kenapa lo baru dateng sih Sa.” ucap Bianca kesal.
“Yaampun Bi, lo kan tau sendiri jam segini tuh jalanan macet banget.” jawab Salsa. “Lagian ada apa sih masih pagi udah kesel aja?” tanya Salsa.
“Gue dijodohin.” jawab Bianca singkat.
“Lo serius Bi?” tanya salsa yang tentu saja kaget.
“Ya iya lah, ngapain juga gue bohong.” jawab Bianca ketus.
“Sama siapa? Pasti tajir tuh cowok.” goda Salsa.
Belum juga mereka selesai bicara, tiba-tiba ada Ibu Anisa datang bersama seorang laki-laki yang tidak tau itu siapa.
“Yaampun, ganteng banget....” ucap beberapa mahasiswi yang pastinya selalu cari muka disaat ada pria tampan baru di kampus.
Kelas tiba-tiba begitu gaduh karena kedatangan seorang laki-laki tersebut. Tapi tidak dengan Bianca yang hanya fokus dengan buku novel nya.
“Eh Bi, lihat deh, pria itu ganteng banget tau.” ucap Salsa kegirangan.
“Apaan sih Sa, biasa aja lah, paling gantengan juga bias gue, lebay deh lo.” jawab Bianca yang masih fokus dengan buku nya.
“Lihat dulu lah.” ucap Salsa yang tiba-tiba merebut buku nya Bianca.
“Saaa...kembaliin buku gue.” tanpa sadar Bianca pun berdiri. Dan membuat semua mata menjadi tertuju pada Bianca.
“Biancaaa...kembali duduk.” teriak Ibu Anisa dengan tegas.
“Wanita itu lagi.” batin pria itu.
“Iya Bu.” ucap Bianca.
Saat kembali duduk Bianca melihat pria itu dan tentu saja dia ingat bahwa pria itu adalah yang ia tabrak tadi.
“Apa yang sedang pria itu lakukan disini.” batin Bianca.
“Tolong semuanya diam dulu, ada yang ingin Ibu sampaikan.” ucap Ibu Anisa. “Sebelumnya Ibu ingin meminta maaf kepada kalian karena Ibu tidak bisa mengajar lagi di kelas ini, dan Bapak ini adalah dosen baru kalian yang akan menggantikan Ibu mengajar di kelas ini.” lanjut Ibu Anisa.
“Selamat pagi semuanya, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu...” ucap pria itu.
“Aarghhh....jadi pria itu dosen baru di kelas ini, mampus gue.” batin Bianca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments