NovelToon NovelToon

Dijodohkan Dengan Seorang Dosen Tampan

Episode 1

Di dalam ruangan keluarga Pradipta sedang terjadi pembicaraan serius antara Papah dan anak.

“Bianca, kemarilah. Papah ingin berbicara sesuatu.” ucap papah nya Bianca yang bernama pak Bayu.

“Ada apa Pah? Tumben banget nih.” ucap Bianca mendekati papah nya.

“Papah ingin menjodohkan kamu dengan anak temannya papah, dan papah harap kamu tidak keberatan dengan keputusan papah ya Bi.” ucap papahnya.

“Haaaa...... Maksud papah apa coba main jodoh-jodohin aja.” jawab Bianca kaget. “Dan Bianca juga masih kuliah pah lulus aja belum, terus gimana nanti sama karir aku?” tanya Bianca.

“Kamu tenang aja Bi, kuliah kamu tetap bisa kamu lanjutin dan masalah karir kamu juga tenang aja semuanya sudah papah atur. Tentunya calon suami kamu juga tidak akan melarangnya, karena papah sudah membicarakan itu semua.” ucap papah nya dengan jelas.

“Tapi pah, harusnya papah bicara dulu dong sama Bianca, kan nanti Bianca bisa pikirkan dulu bukannya tiba-tiba begini.” ucap Bianca dengan kesal.

Mamah nya Bianca tiba-tiba duduk di samping Bianca dan memeluknya.

“Bi, ini semua demi kebaikan dan masa depan kamu juga kok.” ucap mamah nya dengan lembut.

“Tapi mah, Bi belum siap menikah. Hiks...hiks.” jawab Bianca sambil menangis di pelukan mamah nya.

“Sudah Bi jangan menangis, lebih baik kamu istirahat aja dulu ya.” ucap mamah nya sambil mengantar Bianca ke kamar nya.

“Tinggalin Bi sendiri dulu ya mah.” ucap Bianca sedih.

“Ya sudah kalau begitu, kalau butuh apa-apa panggil mamah ya Bi.” ucap mamah nya lalu pergi.

Tidak ada jawaban dari Bianca karena masih kepikiran dengan perkataan papah nya tadi. Dan mamah nya yang melihat Bianca seperti itu menjadi ikut sedih.

“Biasanya kamu selalu ceria Bi, ma’afin mamah sama papah ya Bi.” gumam mamah nya sambil menutup pintu.

Ibu Alina kembali ke ruang keluarga.

“Gimana mah anak kita.” tanya papah.

“Sepertinya Bi terlihat sangat shock pah. Mamah sebenarnya kasihan melihat Bi sedih seperti itu.” ucap mamah.

“Nanti kita coba bicara lagi sama Bi ya mah, semoga saja anak kita tidak menolak lagi.” ucap papah.

“Iya pah.” jawab mamah.

Sedangkan di kamar Bianca merasa sangat shock dan juga sangat sedih. Mendengar semuanya tiba-tiba tentu saja membuat kepala Bianca menjadi pusing.

“Arghhhh.....Kenapa jadi begini sih.” gumam Bianca.

Tak terasa pagi pun sudah tiba. Dan sudah saatnya Bianca bangun untuk melakukan aktifitasnya seperti biasa, yaitu kuliah.

“Hoammm.....kenapa masih ngantuk sekali, rasanya aku tidak ingin pergi kuliah.” gumam Bianca yang masih rebahan di kasur nya.

“Tapi perutku sudah sangat lapar sekali, padahal masih sepagi ini.” gumam Bianca lagi. Jadi terpaksa dia harus bangun, lalu dia segera merapikan tempat tidur terlebih dulu seperti biasanya.

Ya, pantas saja lapar, karena Bianca semalam ketiduran tanpa makan malam terlebih dulu.

“Kalau begitu aku akan mandi lalu siap-siap dan setelah itu sarapan.” ucap Bianca sambil berjalan ke kamar mandi.

Di meja makan orang tua nya sudah menunggu Bianca turun.

“Selamat pagi sayang...” ucap orang tua nya bersamaan.

“Hmm.....pagi.” jawab Bianca dengan cuek.

Mamah dan papah nya saling bertatapan. Mereka tentu saja mengerti dengan sikap Bianca pagi ini, tapi mereka tidak mau membahasnya lagi sekarang.

Tiba-tiba.....

“Mah, Pah.” ucap Bianca.

“Iya Bi, ada apa?” jawab mereka bersamaan.

“Untuk masalah tadi malam...” ucap Bianca terhenti.

“Sudah Bi, jangan membicarakan itu dulu. Kita lebih baik sarapan aja dulu ya.” ucap mamah nya dengan hati-hati.

“Aku akan mempertimbangkan nya dulu. Mungkin Bi akan mencoba menerima nya tapi dengan satu syarat.” ucap Bianca tiba-tiba membuat orang tuanya seketika terkejut sekaligus bahagia.

“Kamu memiliki syarat apa Bi?” tanya papah nya.

“Aku mau pernikahan ini tidak ada yang mengetahuinya selain keluarga kita saja.” jawab bianca dengan tegas.

“Tapi itu tidak mungkin Bi. Kamu anak papah satu-satunya dan tentu saja papah akan mengundang semua teman-teman papah.” ucap papah nya.

“Kalau begitu batalkan saja perjodohan ini.” ucap Bianca lalu pergi.

“Bii....dengarkan papah dulu.” teriak papah nya. Tapi sama sekali tidak menghentikan langkah Bianca.

Bianca sangat kesal dengan jawaban papah nya, dia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Setelah sampai di kampus dia langsung ke kelas.

Tanpa sengaja Bianca menabrak seseorang saat menuju ke kelas nya.

“Aarhhh....bisa lihat jalan apa nggak sih.” ucap Bianca dengan nada kesal.

“Maaf, maaf, apa kamu terluka.” ucap pria tersebut.

“Tidak usah sok perduli deh.” jawab Bianca ketus lalu pergi.

“Astaga, kenapa wanita itu sangat menyebalkan.” gumam pria itu lalu mengambil buku nya yang berjatuhan di lantai.

Di dalam kelas masih sangat sepi, masih sekitar 6 orang yang datang.

“Salsa kenapa belum datang sih, katanya tadi juga udah di jalan.” gumam Bianca.

Salsa adalah sahabat yang paling dipercaya oleh Bianca, apapun masalah yang diceritakan Bianca pasti akan selalu Salsa jaga dengan aman, tanpa seorang pun tau.

“Hai Bi.” tiba-tiba Salsa datang.

“Hmm...kenapa lo baru dateng sih Sa.” ucap Bianca kesal.

“Yaampun Bi, lo kan tau sendiri jam segini tuh jalanan macet banget.” jawab Salsa. “Lagian ada apa sih masih pagi udah kesel aja?” tanya Salsa.

“Gue dijodohin.” jawab Bianca singkat.

“Lo serius Bi?” tanya salsa yang tentu saja kaget.

“Ya iya lah, ngapain juga gue bohong.” jawab Bianca ketus.

“Sama siapa? Pasti tajir tuh cowok.” goda Salsa.

Belum juga mereka selesai bicara, tiba-tiba ada Ibu Anisa datang bersama seorang laki-laki yang tidak tau itu siapa.

“Yaampun, ganteng banget....” ucap beberapa mahasiswi yang pastinya selalu cari muka disaat ada pria tampan baru di kampus.

Kelas tiba-tiba begitu gaduh karena kedatangan seorang laki-laki tersebut. Tapi tidak dengan Bianca yang hanya fokus dengan buku novel nya.

“Eh Bi, lihat deh, pria itu ganteng banget tau.” ucap Salsa kegirangan.

“Apaan sih Sa, biasa aja lah, paling gantengan juga bias gue, lebay deh lo.” jawab Bianca yang masih fokus dengan buku nya.

“Lihat dulu lah.” ucap Salsa yang tiba-tiba merebut buku nya Bianca.

“Saaa...kembaliin buku gue.” tanpa sadar Bianca pun berdiri. Dan membuat semua mata menjadi tertuju pada Bianca.

“Biancaaa...kembali duduk.” teriak Ibu Anisa dengan tegas.

“Wanita itu lagi.” batin pria itu.

“Iya Bu.” ucap Bianca.

Saat kembali duduk Bianca melihat pria itu dan tentu saja dia ingat bahwa pria itu adalah yang ia tabrak tadi.

“Apa yang sedang pria itu lakukan disini.” batin Bianca.

“Tolong semuanya diam dulu, ada yang ingin Ibu sampaikan.” ucap Ibu Anisa. “Sebelumnya Ibu ingin meminta maaf kepada kalian karena Ibu tidak bisa mengajar lagi di kelas ini, dan Bapak ini adalah dosen baru kalian yang akan menggantikan Ibu mengajar di kelas ini.” lanjut Ibu Anisa.

“Selamat pagi semuanya, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu...” ucap pria itu.

“Aarghhh....jadi pria itu dosen baru di kelas ini, mampus gue.” batin Bianca.

Episode 2

Saat kembali duduk Bianca melihat pria itu dan tentu saja dia ingat bahwa pria itu adalah yang dia tabrak tadi.

“Apa yang sedang pria itu lakukan disini.” batin Bianca.

“Tolong semuanya diam dulu, ada yang ingin Ibu sampaikan.” ucap Ibu Anisa. “Sebelumnya Ibu ingin meminta maaf kepada kalian karena Ibu tidak bisa mengajar lagi di kelas ini, dan Bapak ini adalah dosen baru kalian yang akan menggantikan Ibu mengajar di kelas ini.” lanjut Ibu Anisa.

“Selamat pagi semuanya, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu...” ucap pria itu.

“Aarghhh....jadi pria itu dosen baru di kelas ini, mampus gue.” batin Bianca.

Pantas saja dia sedikit kesal, rupanya dia takut terkena hukuman karena tidak membantu pria tadi.

“Perkenalkan nama saya Andra Hartawan. Umur saya 27 tahun, kalian semua bisa memanggil saya dengan sebutan Pak Andra.” ucap dosen baru itu.

“Ishhh, ternyata sudah om om.” gumam Bianca yang seketika membuat Salsa menoleh kearahnya.

“Siapa yang om om Bi?” tanya salsa yang tidak sengaja mendengarnya.

“Ahh....bukan apa-apa Sa, ini cerita di novel yang gue baca.” jawab Bianca terlihat gugup.

“Yang bener lo, ngomong aja terbata-bata gitu.” goda Salsa dengan tertawa.

“Udah ihh, mending lo baca buku sana jangan ganggu gue.” ucap Bianca kesal.

“Yaudah iya, sensi amat sih lo. PMS ya, haha.” goda Salsa lagi.

“Bangku belakang bisa diam dulu. Saya akan memulai pelajaran hari ini, atau jika kalian mau lanjut ngobrol nya bisa keluar dulu.” ucap Pak dosen baru itu dengan tegas.

“Iya Pak.” jawab Salsa, tapi tidak dengan Bianca. “Bi...lo kok diam aja sih.” bisik Salsa tapi Bianca sama sekali tidak menggubris.

“Itu wanita disamping kamu kenapa diam saja.” tanya Pak Andra.

“Bi...lo dipanggil tuh sama Pak Andra.” panggil Salsa.

Tiba-tiba dosen itu menghampiri Bianca dan merebut buku yang sedang di baca Bianca, tentu saja Bianca kaget.

“Ada apa ya Pak?” tanya Bianca dengan santai.

“Ada apa, ada apa, kamu tidak mendengarkan saya?” tanya dosen itu. “Dari awal saya masuk, saya perhatikan kamu hanya fokus pada buku kamu ini, apa kamu tidak menghargai saya sebagai dosen disini?” lanjutnya.

“Maaf Pak.” jawab Bianca.

“Tidak akan saya maafkan, kamu akan saya hukum. Berdiri di depan kelas sampai jam pulang nanti.” ucap Pak Andra dengan tegas. “Rasain kamu, emang enak saya kerjain. Makanya jangan main-main sama saya.” batin Pak Andra.

Sebenarnya Andra Hartawan sudah tau jika Bianca Pradipta lah yang dijodohkan oleh papah nya. Tapi tidak dengan Bianca, dia tidak tahu siapa yang akan dijodohkan dengan nya.

Awal nya Andra kaget mengetahui sikap Bianca yang seperti itu, tapi dia juga tau bahwa Bianca adalah wanita yang dia suka, makanya Andra menerima perjodohan itu dengan senang hati.

Tidak terasa jam pelajaran pun sudah selesai, semuanya diperbolehkan pulang kecuali Bianca.

“Kamu jangan pulang dulu, saya mau minta tolong bawakan buku dan laptop saya ke ruangan saya.” ucap Pak Andra.

“Baik Pak.” jawab Bianca.

Sudah sampai di ruangan pak Andra, kemudian Bianca meletakkan semua barang-barang nya di meja.

“Apa saya sudah bisa pulang sekarang Pak?” tanya Bianca.

“Sudah.” jawab Pak Andra singkat.

“Yasudah kalau begitu saya permisi Pak.” pamit Bianca sambil membungkukkan badannya.

“Ya, hati-hati di jalan.” jawab Pak Andra. “Tumben sekali dia sopan.” gumam nya sambil menyunggingkan senyuman nya.

Dalam perjalanan pulang Bianca menelepon Salsa ingin mengajak pergi. Beruntungnya Salsa juga bisa, jadi mereka berdua akan bertemu di sebuah Cafe.

Mereka berdua tiba hampir bersamaan.

“Kamu mau pesan apa Bi.” tanya Salsa, tapi Bianca ternyata melamun. “Biiii.....kebiasaan deh kalau di panggil diem aja.” ucap Salsa kesal.

“Ehh, i..iyaa Sa, kenapa?” tanya Bianca.

“Lo ngelamunin apa sih Bi, dari tadi kelihatannya lo banyak yang di pikirin.” tanya Salsa lagi.

“Aku masih kepikiran soal perjodohan ku Sa, bagaimana kalau papah masih terus memaksaku.” jawab Bianca.

“Gimana ya Bi, gue pengen bantuin lo tapi gimana caranya, apa lo cari pacar pura-pura aja supaya lo nggak dijodohin lagi.” ucap Salsa memberikan pendapat.

“Lo gila ya Sa, masa gue ngebohongin orang tua gue sendiri sih, terus siapa juga yang mau jadi pacar pura-pura gue, mana ada coba.” jawab Bianca kesal.

“Ya coba dulu lah Bi, siapa tau berhasil. Kecuali lo mau menerima perjodohan ini lo nggak bakal ngelakuin itu.” ucap Salsa lagi.

“Oke deh gue coba, tapi lo emang tau siapa yang kira-kira mau jadi pacar pura-pura gue?” tanya Bianca.

“Hmm....coba gue pikir dulu.” jawab Salsa.

“Cepetan kali mikirnya.” ucap Bianca kesal.

“Sabar kali Bi, ini juga masih mikir.” jawab Salsa sama kesalnya. “Ehh....gue tau deh kayaknya siapa yang bakalan cocok sama lo.” ucap Salsa.

“Siapa?” tanya Bianca.

“Gimana kalau lo coba Pak Andra aja, dia kan tampan dan cocok juga sama lo Bi.” ucap Salsa asal-asalan. Karena dia sendiri juga bingung, tiba-tiba terlintaslah nama Pak Andra di pikirian nya.

“Astaga Saa, lo tambah gila aja ya, mana mungkiin coba Pak Andra, udah om om nggak sebanding sama gue kali. Coba yang lain aja deh.” ucap Bianca semakin kesal.

“Gue nggak ada rekomendasi lain Bi, kalau lo mau ya coba aja Pak Andra, siapa tau berhasil.” ucap Salsa mencoba meyakinkan Bianca.

“Arghhh....tau deh, pusing gue. Mending lo pesan makanan aja deh, laper gue.” ucap Bianca yang semakin kacau pikiran nya.

“Yaudah bentar.” ucap Salsa yang kemudian memesan makanan.

Setelah makan mereka pulang ke rumah masing-masing.

Bianca yang sudah capek langsung mandi dan ingin istirahat. Tapi tidak begitu mudah bagi Bianca, karena masih memikirkan ide yang diberikan oleh Salsa tadi. Dia begitu pusing dengan masalah perjodohan ini.

Keesokan harinya...

Seperti biasa Bianca berangkat ke kampus masih sangat pagi dan langsung menuju ke kelas nya.

“Selamat pagi semuanya.” ucap Pak Andra.

“Pagi Pak.” jawab murid secara bersamaan.

“Kita absen dulu ya setelah itu kita mulai pelajarannya.” ucap Pak Andra.

“Iya Pak.” semuanya menjawab secara bersamaan.

Pelajaran sudah dimulai, tiba-tiba pak Andra melihat kalau Bianca ketiduran. Dia menghampiri nya, dan menegur Bianca.

“Biancaaa....bangun!!!” bentak pak Andra membuat semuanya terkejut, termasuk Bianca yang seketika langsung berdiri.

“I...iiya Pak, maaf saya ketiduran.” jawab Bianca.

“Kamu pergi cuci muka, setelah itu saya akan memberikan kamu hukuman.” ucap pak Andra dengan tegas.

Tanpa menjawab Bianca langsung pergi ke toilet dan cuci muka. “Aishhh....sial banget hari ini, mana Salsa pakek nggak masuk segala lagi.” batin Bianca kesal.

Bianca kembali ke kelas dan langsung saja diberikan tugas yang sangat banyak oleh pak Andra. Sebenarnya dia tidak ingin memberikan tugas sebanyak itu, tapi dia sebagai dosen harus adil terhadap murid nya, tidak membandingkan antara satu sama lain.

Episode 3

“Biancaaa....bangun!!!” bentak pak Andra membuat semuanya terkejut, termasuk Bianca yang seketika langsung berdiri.

“I...iiya Pak, maaf saya ketiduran.” jawab Bianca.

“Kamu pergi cuci muka, setelah itu saya akan memberikan kamu hukuman.” ucap pak Andra dengan tegas.

Tanpa menjawab Bianca langsung pergi ke toilet dan cuci muka. “Aishhh....sial banget hari ini, mana Salsa pakek nggak masuk segala lagi.” batin Bianca kesal.

Bianca kembali ke kelas dan langsung saja diberikan tugas yang sangat banyak oleh pak Andra. Sebenarnya dia tidak ingin memberikan tugas sebanyak itu, tapi dia sebagai dosen harus adil terhadap murid nya, tidak membandingkan antara satu sama lain.

Sudah jam pulang tapi Bianca belum juga selesai mengerjakan tugasnya, jadi dia sendirian di kelas. Bukan sendirian, melainkan bersama dosen killer nya pak Andra.

Pak Andra menghampiri Bianca. “Belum selesai.” tanya pak Andra.

“Belum pak, masih sedikit lagi.” jawab Bianca. “Lagian bapak sih ngasih tugas nggak kira-kira.” gumam Bianca asal yang masih terdengar oleh pak Andra.

“Itu belum seberapa, kalau kamu melakukan kesalahan lagi saya akan menambah hukumannya.” ucap pak Andra.

“Hmm...baiklah. Kalau begitu bapak pulang saja, saya akan selesaikan tugas saya terlebih dulu.” ucap Bianca.

“Saya akan menunggu kamu.” jawab pak Andra dengan santai.

“Tidak usah Pak. Bapak barusan di hubungi oleh seseorang, bukankah itu kekasih bapak, kasihan kalau dia menunggu terlalu lama.” ucap Bianca asal bicara.

“Saya tidak memiliki kekasih, dan juga siapa yang bilang kalau yang menghubungi saya itu kekasih saya.” tanya pak Andra.

Bianca terdiam karena malu.

Dia bisa berbicara seperti itu karena melihat pak Andra mengangkat telepon dan itu dibawa keluar, tentu saja dia menebak kalau itu pasti kekasih nya.

“Kenapa diam saja.” tanya pak Andra lagi.

“M...maaf pak, saya sudah salah.” ucap Bianca sambil menunduk.

“Hmm....selesaikan tugasmu, biar saya bisa cepat pulang.” ucap pak Andra.

“Baiklah pak. Tapi saya berani kok kalau misalkan bapak mau pulang terlebih dulu.” ucap Bianca.

“jangan membantah bisa? Diam dan kerjakan.” ucap pak Andra yang seketika membuat Bianca terdiam.

Bianca hanya mengangguk.

Seketika Pak Andra ingin tersenyum melihat tingkah Bianca, tapi itu tidak mungkin.

“Ini pak tugas nya sudah saya selesaikan.” ucap Bianca sambil memberikan tugasnya.

“Yasudah kalau begitu kamu bisa pulang sekarang.” ucap pak Andra.

“Iya pak. Apa bapak tidak pulang?” tanya Bianca.

“Pulang, tapi saya masih menunggu teman saya menjemput.” jawab Pak Andra.

“Loh, bukannya bapak biasanya membawa mobil sendiri?” tanya Bianca lagi.

“Saya tidak membawa mobil hari ini.” jawab pak Andra. “Apa kamu mau mengantar saya kok tanya-tanya seperti itu?” tanya pak Andra.

“Ya itu tidak mungkin lah pak, kan saya tidak tahu dimana rumah bapak.” jawab Bianca asal.

“Kamu tenang saja, saya yang akan menyetir, jadi kamu akan tau rumah saya.” ucap pak Andra.

Seketika Bianca terdiam, karena tidak ada alasan lagi untuk menolak.

“Mana kunci mobil kamu.” tanya pak Andra.

Bianca masih diam saja dan melamun.

“Biancaa...dengar saya tidak.” Teriak pak Andra seketika membuat Bianca terkejut.

“I...iya pak, kenapa sih?” tanya Bianca kesal karena dikagetkan.

“Mana kuncinya?” tanya pak Andra.

Bianca meninggalkan pak Andra. “Bapak pulang saja sendiri, saya tidak mau mengantarkan bapak.” teriak Bianca dari kejauhan.

“Dasar bocah, bisa-bisanya mengerjai saya. Awas aja kamu ya Bianca.” gumam pak Andra.

Sampai di rumah Bianca melihat orang tua nya sedang bersantai di ruang keluarga, tapi Bianca masih terlihat cuek kepada kedua orang tua nya.

“Baru pulang sayang, dari mana saja?” tanya mamah nya.

“Iya mah, dapat tugas tambahan dari dosen baru, jadi harus diselesaikan hari ini juga.” ucap Bianca.

“Ohh, yasudah kalau gitu kamu mandi dulu terus makan malam bersama.” ucap mamah nya.

“Iya mah.” jawab Bianca sambil berjalan menuju kamarnya.

Di meja makan terasa sepi, tidak seperti biasanya. Sampai makan malam selesai pun cuma ada keheningan.

“Mah, Pah, Bianca ke kamar dulu ya.” ucap Bianca berlalu pergi meninggalkan meja makan. “Iya sayang.” ucap kedua nya bersamaan.

Orang tua Bianca masih belum membicarakan masalah perjodohan lagi. Selain takut Bianca marah, papah nya juga masih memikirkan syarat Bianca kemarin dan itu juga belum dibicarakan dengan teman nya.

Dua hari telah berlalu...

Bianca sudah mulai dekat dengan Pak Andra. Semua berjalan sesuai rencana nya dengan Salsa yang akan menjadikan Pak Andra pacar pura-pura nya Bianca.

Seperti biasa Bianca berangkat ke kampus pagi-pagi, tapi kebetulan kali ini dia dijemput Salsa. Mereka berdua pergi ke kantin untuk sarapan, karena jam pelajaran juga masih lumayan lama.

“Sa, lo yakin rencana kita akan berhasil? Lo masih belum ada gitu cowok yang lain?” tanya Bianca.

“Pasti berhasil Bi, gue sih ngerasa kalau pak Andra itu suka sama lo, jadi akan gampang kan.” jawab Salsa.

“Hahahh...gue aja nggak ngerasa gitu Sa, lo kali yang disukai pak Andra.” ucap Bianca tertawa.

“Apaan sih lo Bi, gue udah punya cowok kali, nggak kayak lo, JOMBLO.” ucap Salsa.

“Dihhh, bisa diem nggak lo.” ucap Bianca kesal.

“Yaudah kembali ke kelas yuk.” ajak Salsa.

Pelajaran sudah selesai, sementara Salsa pulang duluan karena ada janji sama cowok nya. Dan Bianca sedang menunggu di jemput oleh supir nya.

“Lohh Bianca, kok belum pulang? Lagi nungguin siapa?” tanya pak Andra.

“Ini lagi nunggu supir pak.” jawab Bianca.

“Mau bareng sama saya aja?” tanya Pak Andra.

“Nggak usah pak.” ucap Bianca.

“Kenapa? Kamu takut sama saya.” tanya pak Andra lagi.

“Nggak kok.” jawab Bianca cuek.

“Kamu kenapa cuek sama saya. Apa gara-gara tugas yang saya berikan terlalu banyak.” ucap pak Andra.

“Tuh bapak tau.” ucap Bianca sambil pergi meninggalkan pak Andra karena supir nya sudah datang.

“Bianca, Bianca....” gumam pak Andra.

Sampai di rumah Bianca langsung ke kamar dan tidur. Bangun-bangun sudah jam 7 karena ada janji sama Salsa. Mereka berdua pergi ke sebuah club.

Setelah sampai mereka langsung minum sampai sedikit mabuk. Tanpa disadari ada yang memperhatikan Bianca dari jauh semenjak kedatangan nya tadi.

Karena melihat Bianca sudah mabuk, pria itu mengantarkan Bianca pulang. Dan Salsa diantarkan oleh supirnya.

Setelah sampai di rumah Bianca, pria itu mengetuk pintu dan tentu saja orang tua nya Bianca kaget melihat dia mabuk seperti itu.

“Loh Andra, kok Bianca bisa sama kamu?” tanya papah nya Bianca.

“Iya om, tadi tidak sengaja saya melihat Bianca di sebuah club dan ternyata dia mabuk, jadi lebih baik saya antarkan pulang saja.” jawab Andra dengan sopan.

“Ohh iya, kalau begitu terimakasih sudah menjaga dan mengantarkan Bianca pulang.” ucap papah nya Bianca.

“Tapi nanti kalau Bianca bertanya, bilang saja kalau yang mengantar pulang Salsa ya om, tante.” ucap Andra

“Kenapa begitu Ndra? Apa kamu menolak perjodohan ini karena Bianca belum siap menikah?” tanya papah nya Bianca.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!