Saat kembali duduk Bianca melihat pria itu dan tentu saja dia ingat bahwa pria itu adalah yang dia tabrak tadi.
“Apa yang sedang pria itu lakukan disini.” batin Bianca.
“Tolong semuanya diam dulu, ada yang ingin Ibu sampaikan.” ucap Ibu Anisa. “Sebelumnya Ibu ingin meminta maaf kepada kalian karena Ibu tidak bisa mengajar lagi di kelas ini, dan Bapak ini adalah dosen baru kalian yang akan menggantikan Ibu mengajar di kelas ini.” lanjut Ibu Anisa.
“Selamat pagi semuanya, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu...” ucap pria itu.
“Aarghhh....jadi pria itu dosen baru di kelas ini, mampus gue.” batin Bianca.
Pantas saja dia sedikit kesal, rupanya dia takut terkena hukuman karena tidak membantu pria tadi.
“Perkenalkan nama saya Andra Hartawan. Umur saya 27 tahun, kalian semua bisa memanggil saya dengan sebutan Pak Andra.” ucap dosen baru itu.
“Ishhh, ternyata sudah om om.” gumam Bianca yang seketika membuat Salsa menoleh kearahnya.
“Siapa yang om om Bi?” tanya salsa yang tidak sengaja mendengarnya.
“Ahh....bukan apa-apa Sa, ini cerita di novel yang gue baca.” jawab Bianca terlihat gugup.
“Yang bener lo, ngomong aja terbata-bata gitu.” goda Salsa dengan tertawa.
“Udah ihh, mending lo baca buku sana jangan ganggu gue.” ucap Bianca kesal.
“Yaudah iya, sensi amat sih lo. PMS ya, haha.” goda Salsa lagi.
“Bangku belakang bisa diam dulu. Saya akan memulai pelajaran hari ini, atau jika kalian mau lanjut ngobrol nya bisa keluar dulu.” ucap Pak dosen baru itu dengan tegas.
“Iya Pak.” jawab Salsa, tapi tidak dengan Bianca. “Bi...lo kok diam aja sih.” bisik Salsa tapi Bianca sama sekali tidak menggubris.
“Itu wanita disamping kamu kenapa diam saja.” tanya Pak Andra.
“Bi...lo dipanggil tuh sama Pak Andra.” panggil Salsa.
Tiba-tiba dosen itu menghampiri Bianca dan merebut buku yang sedang di baca Bianca, tentu saja Bianca kaget.
“Ada apa ya Pak?” tanya Bianca dengan santai.
“Ada apa, ada apa, kamu tidak mendengarkan saya?” tanya dosen itu. “Dari awal saya masuk, saya perhatikan kamu hanya fokus pada buku kamu ini, apa kamu tidak menghargai saya sebagai dosen disini?” lanjutnya.
“Maaf Pak.” jawab Bianca.
“Tidak akan saya maafkan, kamu akan saya hukum. Berdiri di depan kelas sampai jam pulang nanti.” ucap Pak Andra dengan tegas. “Rasain kamu, emang enak saya kerjain. Makanya jangan main-main sama saya.” batin Pak Andra.
Sebenarnya Andra Hartawan sudah tau jika Bianca Pradipta lah yang dijodohkan oleh papah nya. Tapi tidak dengan Bianca, dia tidak tahu siapa yang akan dijodohkan dengan nya.
Awal nya Andra kaget mengetahui sikap Bianca yang seperti itu, tapi dia juga tau bahwa Bianca adalah wanita yang dia suka, makanya Andra menerima perjodohan itu dengan senang hati.
Tidak terasa jam pelajaran pun sudah selesai, semuanya diperbolehkan pulang kecuali Bianca.
“Kamu jangan pulang dulu, saya mau minta tolong bawakan buku dan laptop saya ke ruangan saya.” ucap Pak Andra.
“Baik Pak.” jawab Bianca.
Sudah sampai di ruangan pak Andra, kemudian Bianca meletakkan semua barang-barang nya di meja.
“Apa saya sudah bisa pulang sekarang Pak?” tanya Bianca.
“Sudah.” jawab Pak Andra singkat.
“Yasudah kalau begitu saya permisi Pak.” pamit Bianca sambil membungkukkan badannya.
“Ya, hati-hati di jalan.” jawab Pak Andra. “Tumben sekali dia sopan.” gumam nya sambil menyunggingkan senyuman nya.
Dalam perjalanan pulang Bianca menelepon Salsa ingin mengajak pergi. Beruntungnya Salsa juga bisa, jadi mereka berdua akan bertemu di sebuah Cafe.
Mereka berdua tiba hampir bersamaan.
“Kamu mau pesan apa Bi.” tanya Salsa, tapi Bianca ternyata melamun. “Biiii.....kebiasaan deh kalau di panggil diem aja.” ucap Salsa kesal.
“Ehh, i..iyaa Sa, kenapa?” tanya Bianca.
“Lo ngelamunin apa sih Bi, dari tadi kelihatannya lo banyak yang di pikirin.” tanya Salsa lagi.
“Aku masih kepikiran soal perjodohan ku Sa, bagaimana kalau papah masih terus memaksaku.” jawab Bianca.
“Gimana ya Bi, gue pengen bantuin lo tapi gimana caranya, apa lo cari pacar pura-pura aja supaya lo nggak dijodohin lagi.” ucap Salsa memberikan pendapat.
“Lo gila ya Sa, masa gue ngebohongin orang tua gue sendiri sih, terus siapa juga yang mau jadi pacar pura-pura gue, mana ada coba.” jawab Bianca kesal.
“Ya coba dulu lah Bi, siapa tau berhasil. Kecuali lo mau menerima perjodohan ini lo nggak bakal ngelakuin itu.” ucap Salsa lagi.
“Oke deh gue coba, tapi lo emang tau siapa yang kira-kira mau jadi pacar pura-pura gue?” tanya Bianca.
“Hmm....coba gue pikir dulu.” jawab Salsa.
“Cepetan kali mikirnya.” ucap Bianca kesal.
“Sabar kali Bi, ini juga masih mikir.” jawab Salsa sama kesalnya. “Ehh....gue tau deh kayaknya siapa yang bakalan cocok sama lo.” ucap Salsa.
“Siapa?” tanya Bianca.
“Gimana kalau lo coba Pak Andra aja, dia kan tampan dan cocok juga sama lo Bi.” ucap Salsa asal-asalan. Karena dia sendiri juga bingung, tiba-tiba terlintaslah nama Pak Andra di pikirian nya.
“Astaga Saa, lo tambah gila aja ya, mana mungkiin coba Pak Andra, udah om om nggak sebanding sama gue kali. Coba yang lain aja deh.” ucap Bianca semakin kesal.
“Gue nggak ada rekomendasi lain Bi, kalau lo mau ya coba aja Pak Andra, siapa tau berhasil.” ucap Salsa mencoba meyakinkan Bianca.
“Arghhh....tau deh, pusing gue. Mending lo pesan makanan aja deh, laper gue.” ucap Bianca yang semakin kacau pikiran nya.
“Yaudah bentar.” ucap Salsa yang kemudian memesan makanan.
Setelah makan mereka pulang ke rumah masing-masing.
Bianca yang sudah capek langsung mandi dan ingin istirahat. Tapi tidak begitu mudah bagi Bianca, karena masih memikirkan ide yang diberikan oleh Salsa tadi. Dia begitu pusing dengan masalah perjodohan ini.
Keesokan harinya...
Seperti biasa Bianca berangkat ke kampus masih sangat pagi dan langsung menuju ke kelas nya.
“Selamat pagi semuanya.” ucap Pak Andra.
“Pagi Pak.” jawab murid secara bersamaan.
“Kita absen dulu ya setelah itu kita mulai pelajarannya.” ucap Pak Andra.
“Iya Pak.” semuanya menjawab secara bersamaan.
Pelajaran sudah dimulai, tiba-tiba pak Andra melihat kalau Bianca ketiduran. Dia menghampiri nya, dan menegur Bianca.
“Biancaaa....bangun!!!” bentak pak Andra membuat semuanya terkejut, termasuk Bianca yang seketika langsung berdiri.
“I...iiya Pak, maaf saya ketiduran.” jawab Bianca.
“Kamu pergi cuci muka, setelah itu saya akan memberikan kamu hukuman.” ucap pak Andra dengan tegas.
Tanpa menjawab Bianca langsung pergi ke toilet dan cuci muka. “Aishhh....sial banget hari ini, mana Salsa pakek nggak masuk segala lagi.” batin Bianca kesal.
Bianca kembali ke kelas dan langsung saja diberikan tugas yang sangat banyak oleh pak Andra. Sebenarnya dia tidak ingin memberikan tugas sebanyak itu, tapi dia sebagai dosen harus adil terhadap murid nya, tidak membandingkan antara satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments