Setelah sampai di rumah Bianca, pria itu mengetuk pintu dan tentu saja orang tua nya Bianca kaget melihat dia mabuk seperti itu.
“Loh Andra, kok Bianca bisa sama kamu?” tanya papah nya Bianca.
“Iya om, tadi tidak sengaja saya melihat Bianca di sebuah club dan ternyata dia mabuk, jadi lebih baik saya antarkan pulang saja.” jawab Andra dengan sopan.
“Ohh iya, kalau begitu terimakasih sudah menjaga dan mengantarkan Bianca pulang.” ucap papah nya Bianca.
“Tapi nanti kalau Bianca bertanya, bilang saja kalau yang mengantar pulang Salsa ya om, tante.” ucap Andra
“Kenapa begitu Ndra? Apa kamu menolak perjodohan ini karena Bianca belum siap menikah?” tanya papah nya Bianca.
“Bukan begitu om, hanya saja belum saatnya memberitahu kepada Bianca bahwa saya calon suami nya. Untuk saat ini saya sedang mencoba mendekati Bianca om, walaupun Bianca terkadang cuek sama saya.” jelas Andra.
“Baiklah kalau itu mau kamu. Sekali lagi terima kasih.” ucap papah nya Bianca.
“Sama-sama om, sudah menjadi tugas saya untuk menjaga Bianca.” ucap Andra.
“Kamu memang laki-laki yang baik buat Bianca Ndra, tante percaya sama kamu.” ucap mamah nya Bianca.
“Terima kasih tante. Kalau begitu saya pulang dulu om, tante.” pamit Andra.
“Iya, hati-hati di jalan Ndra.” ucap mereka berdua secara bersamaan.
Bianca bangun terlambat karena merasa pusing sisa mabuk semalam. Jadi untuk ke kampus dia di antar oleh supir.
Sampai di kelas Bianca di ajak Salsa ke UKS, karena merasa badan nya masih sakit dan pusing. Jadi untuk sementara mereka berdua istirahat di sana. Mereka tidak mengikuti pelajaran sama sekali, dan sudah waktunya untuk pulang.
“Bi, aku pulang duluan ya, udah di jemput cowok gue.” ucap Salsa.
“Iya Sa, lo duluan aja.” jawab Bianca.
Tumben kampus udah mulai sepi dan supir nya Bianca belum juga datang.
“Lagi nungguin saya ya?” tanya Pak Andra yang tiba-tiba ada di samping Bianca.
“Ihhh, siapa juga yang nungguin bapak. Saya lagi nungguin supir.” jawab Bianca ketus.
“Saya antar saja, kampus juga sudah mulai sepi.” ucap pak Andra.
“Nggak usah pak.” ucap Bianca.
“Yaudah kalau begitu, saya duluan.” ucap pak Andra lalu pergi.
Tiba-tiba Bianca mendapat pesan dari supir nya kalau mobil nya mogok dan masih harus di bawa ke bengkel dulu, jadi akan lumayan lama.
Terpaksa dia mau di antar sama pak Andra. “Pak, tunggu sebentar.” teriak Bianca sambil mengejar pak Andra.
“Ada apa, saya mau pulang.” ucap Pak Andra.
“Tolong anterin saya pulang ya pak, supir saya tidak bisa menjemput.” ucap Bianca memohon.
“Katanya tadi nggak mau.” ucap pak Andra. Padahal dalam hati dia sangat senang bisa mengantar Bianca pulang.
“Tolong lah pak, kan sekarang situasi nya beda. Masa bapak nggak kasihan sama saya sih.” ucap Bianca.
Pak Andra hanya diam.
“Pak...anterin Bi pulang ya.” ucap Bianca penuh harap.
“Oke, tapi ada syaratnya. ucap pak Andra.
“Oke, asalkan bapak mengantarkan saya pulang dulu nanti gampang syarat nya.” ucap Bianca asal.
“Ya sudah ayo.” ajak pak Andra.
Di perjalanan pulang mereka hanya diam saja.
Tiba-tiba ada suara...
“Krukk, kkruk....” suara perut Bianca. Dia lupa seharian belum makan bahkan dari semalam.
Pak Andra langsung menoleh sambil tertawa “Kamu lapar ya?” tanya nya sambil menggoda.
“Udah tau pake nanya segala.” jawab Bianca dengan cemberut.
“Ya udah kita pergi cari makan dulu, kamu pengen makan apa?” tanya nya lagi.
“Terserah deh.” jawab Bianca yang masih cemberut.
Tanpa sadar pak Andra tersenyum melihat tingkah Bianca yang menurut nya begitu lucu.
“Kenapa bapak senyum-senyum sendiri.” tanya Bianca tiba-tiba membuat pak Andra menghentikan senyuman nya.
“Apa salahnya saya tersenyum?” jawab Pak Andra dengan santai.
“Ya ya ya, terserah bapak. Mending bapak cepet cari tempat makan karena aku sudah sangat lapar.” ucap Bianca.
“Baiklah tuan putri.” jawab pak Andra.
Sesampainya di restoran, Bianca langsung memesan makanan sesuai yang dia mau, dan tentu saja membuat pak Andra heran karena Bianca memesan begitu banyak makanan.
“Makanan sebanyak ini emang nya habis?” tanya pak Andra sedikit ragu.
“Habis. Aku kan laper.” jawab Bianca.
“Ya sudah makan lah.” ucap pak Andra.
Setelah selesai makan mereka berdua langsung pulang.
Di perjalanan pulang Bianca ketiduran, karena seperti nya dia kekenyangan.
“Bianca...” pak Andra membangunkan nya tapi Bianca masih terlelap. “Bi...Biancaa...bangun, kita sudah sampai.” sontak Bianca pun langsung bangun.
“Kita dimana pak.” tanya Bianca yang sedikit bingung.
“Sampai di rumah kamu.” jawab pak Andra.
Bianca terdiam.
“Bianca...kamu.....” ucap pak Andra yang terhenti karena terpotong ucapan Bianca.
“Kok pak Andra bisa tau alamat rumah saya, apa bapak memata-matai saya?” tanya Bianca tiba-tiba.
Tentu saja, karena ini baru pertama bagi Bianca di antar oleh pak Andra, dan daritadi dia tidur tanpa memberi tau alamat nya.
“Ee...itu, kan saya dosen baru, jadi saya harus tau alamat murid saya.” jawab pak Andra sedikit gugup. “Kalau begitu bisa kamu turun, karena saya ada janji dengan seseorang.” lanjutnya.
“Baiklah, terima kasih sudah mengantarkan saya pulang pak.” ucap Bianca yang langsung turun dari mobil.
“Sama-sama.” ucap pak Andra memperhatikan Bianca masuk sampai ke dalam rumah. Lalu dia pun melanjutkan perjalanan nya untuk bertemu dengan seseorang.
Di sebuah perusahaan besar...
Semua memberikan sapaan dan senyuman saat pak Andra datang. Pak Andra adalah seorang CEO di sebuah perusahaan ternama, baru-baru ini dia jarang mendatangi kantor nya karena saat ini dia menjadi dosen di kampus nya Bianca.
Sebenarnya orang tua Andra tidak menyeujui rencana nya itu. Begitu pun dengan Asisten nya, dia juga menyarankan untuk mempertimbangkan rencana nya tersebut. Tapi, dia tetap kekeh dengan rencana nya, karena tujuan dia hanya lah ingin lebih dekat dengan Bianca.
“Selamat sore pak.” ucap asisten nya pak Andra, dia bernama Rendy. Selain asisten pribadi, Rendy adalah teman kepercayaan nya pak Andra.
“Sore Ren, gimana keadaan kantor saat saya tidak disini?” tanya pak Andra kepada asisten nya.
“Semuanya aman pak, Bapak tenang saja. Hanya saja saat ini bapak perlu mendatangani beberapa dokumen.” ucap asisten nya.
“Bawa dokumen nya ke ruangan saya.” ucap pak Andra berlalu pergi ke ruangan nya.
“Baik pak.” ucap asisten nya.
Setelah mendatangani beberapa dokumen pak Andra langsung pulang, tapi di perjalann dia berpikir bahwa sebaiknya dia menginap saja di rumah orang tua nya malam ini, karena rumah orang tua nya jauh lebih dekat daripada harus pulang ke apartemen nya.
Sampai di rumah orang tua nya.
Tanpa mengetuk pintu, dia pun langsung masuk ke dalam rumah.
“Malam pah, mah.” ucap Andra yang langsung duduk di ruang keluarga.
Orang tua nya Andra sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton tv.
“Malam Ndra.” ucap mereka bersamaan. “Tumben kamu kesini Ndra?” tanya papah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments