Episode 3

“Biancaaa....bangun!!!” bentak pak Andra membuat semuanya terkejut, termasuk Bianca yang seketika langsung berdiri.

“I...iiya Pak, maaf saya ketiduran.” jawab Bianca.

“Kamu pergi cuci muka, setelah itu saya akan memberikan kamu hukuman.” ucap pak Andra dengan tegas.

Tanpa menjawab Bianca langsung pergi ke toilet dan cuci muka. “Aishhh....sial banget hari ini, mana Salsa pakek nggak masuk segala lagi.” batin Bianca kesal.

Bianca kembali ke kelas dan langsung saja diberikan tugas yang sangat banyak oleh pak Andra. Sebenarnya dia tidak ingin memberikan tugas sebanyak itu, tapi dia sebagai dosen harus adil terhadap murid nya, tidak membandingkan antara satu sama lain.

Sudah jam pulang tapi Bianca belum juga selesai mengerjakan tugasnya, jadi dia sendirian di kelas. Bukan sendirian, melainkan bersama dosen killer nya pak Andra.

Pak Andra menghampiri Bianca. “Belum selesai.” tanya pak Andra.

“Belum pak, masih sedikit lagi.” jawab Bianca. “Lagian bapak sih ngasih tugas nggak kira-kira.” gumam Bianca asal yang masih terdengar oleh pak Andra.

“Itu belum seberapa, kalau kamu melakukan kesalahan lagi saya akan menambah hukumannya.” ucap pak Andra.

“Hmm...baiklah. Kalau begitu bapak pulang saja, saya akan selesaikan tugas saya terlebih dulu.” ucap Bianca.

“Saya akan menunggu kamu.” jawab pak Andra dengan santai.

“Tidak usah Pak. Bapak barusan di hubungi oleh seseorang, bukankah itu kekasih bapak, kasihan kalau dia menunggu terlalu lama.” ucap Bianca asal bicara.

“Saya tidak memiliki kekasih, dan juga siapa yang bilang kalau yang menghubungi saya itu kekasih saya.” tanya pak Andra.

Bianca terdiam karena malu.

Dia bisa berbicara seperti itu karena melihat pak Andra mengangkat telepon dan itu dibawa keluar, tentu saja dia menebak kalau itu pasti kekasih nya.

“Kenapa diam saja.” tanya pak Andra lagi.

“M...maaf pak, saya sudah salah.” ucap Bianca sambil menunduk.

“Hmm....selesaikan tugasmu, biar saya bisa cepat pulang.” ucap pak Andra.

“Baiklah pak. Tapi saya berani kok kalau misalkan bapak mau pulang terlebih dulu.” ucap Bianca.

“jangan membantah bisa? Diam dan kerjakan.” ucap pak Andra yang seketika membuat Bianca terdiam.

Bianca hanya mengangguk.

Seketika Pak Andra ingin tersenyum melihat tingkah Bianca, tapi itu tidak mungkin.

“Ini pak tugas nya sudah saya selesaikan.” ucap Bianca sambil memberikan tugasnya.

“Yasudah kalau begitu kamu bisa pulang sekarang.” ucap pak Andra.

“Iya pak. Apa bapak tidak pulang?” tanya Bianca.

“Pulang, tapi saya masih menunggu teman saya menjemput.” jawab Pak Andra.

“Loh, bukannya bapak biasanya membawa mobil sendiri?” tanya Bianca lagi.

“Saya tidak membawa mobil hari ini.” jawab pak Andra. “Apa kamu mau mengantar saya kok tanya-tanya seperti itu?” tanya pak Andra.

“Ya itu tidak mungkin lah pak, kan saya tidak tahu dimana rumah bapak.” jawab Bianca asal.

“Kamu tenang saja, saya yang akan menyetir, jadi kamu akan tau rumah saya.” ucap pak Andra.

Seketika Bianca terdiam, karena tidak ada alasan lagi untuk menolak.

“Mana kunci mobil kamu.” tanya pak Andra.

Bianca masih diam saja dan melamun.

“Biancaa...dengar saya tidak.” Teriak pak Andra seketika membuat Bianca terkejut.

“I...iya pak, kenapa sih?” tanya Bianca kesal karena dikagetkan.

“Mana kuncinya?” tanya pak Andra.

Bianca meninggalkan pak Andra. “Bapak pulang saja sendiri, saya tidak mau mengantarkan bapak.” teriak Bianca dari kejauhan.

“Dasar bocah, bisa-bisanya mengerjai saya. Awas aja kamu ya Bianca.” gumam pak Andra.

Sampai di rumah Bianca melihat orang tua nya sedang bersantai di ruang keluarga, tapi Bianca masih terlihat cuek kepada kedua orang tua nya.

“Baru pulang sayang, dari mana saja?” tanya mamah nya.

“Iya mah, dapat tugas tambahan dari dosen baru, jadi harus diselesaikan hari ini juga.” ucap Bianca.

“Ohh, yasudah kalau gitu kamu mandi dulu terus makan malam bersama.” ucap mamah nya.

“Iya mah.” jawab Bianca sambil berjalan menuju kamarnya.

Di meja makan terasa sepi, tidak seperti biasanya. Sampai makan malam selesai pun cuma ada keheningan.

“Mah, Pah, Bianca ke kamar dulu ya.” ucap Bianca berlalu pergi meninggalkan meja makan. “Iya sayang.” ucap kedua nya bersamaan.

Orang tua Bianca masih belum membicarakan masalah perjodohan lagi. Selain takut Bianca marah, papah nya juga masih memikirkan syarat Bianca kemarin dan itu juga belum dibicarakan dengan teman nya.

Dua hari telah berlalu...

Bianca sudah mulai dekat dengan Pak Andra. Semua berjalan sesuai rencana nya dengan Salsa yang akan menjadikan Pak Andra pacar pura-pura nya Bianca.

Seperti biasa Bianca berangkat ke kampus pagi-pagi, tapi kebetulan kali ini dia dijemput Salsa. Mereka berdua pergi ke kantin untuk sarapan, karena jam pelajaran juga masih lumayan lama.

“Sa, lo yakin rencana kita akan berhasil? Lo masih belum ada gitu cowok yang lain?” tanya Bianca.

“Pasti berhasil Bi, gue sih ngerasa kalau pak Andra itu suka sama lo, jadi akan gampang kan.” jawab Salsa.

“Hahahh...gue aja nggak ngerasa gitu Sa, lo kali yang disukai pak Andra.” ucap Bianca tertawa.

“Apaan sih lo Bi, gue udah punya cowok kali, nggak kayak lo, JOMBLO.” ucap Salsa.

“Dihhh, bisa diem nggak lo.” ucap Bianca kesal.

“Yaudah kembali ke kelas yuk.” ajak Salsa.

Pelajaran sudah selesai, sementara Salsa pulang duluan karena ada janji sama cowok nya. Dan Bianca sedang menunggu di jemput oleh supir nya.

“Lohh Bianca, kok belum pulang? Lagi nungguin siapa?” tanya pak Andra.

“Ini lagi nunggu supir pak.” jawab Bianca.

“Mau bareng sama saya aja?” tanya Pak Andra.

“Nggak usah pak.” ucap Bianca.

“Kenapa? Kamu takut sama saya.” tanya pak Andra lagi.

“Nggak kok.” jawab Bianca cuek.

“Kamu kenapa cuek sama saya. Apa gara-gara tugas yang saya berikan terlalu banyak.” ucap pak Andra.

“Tuh bapak tau.” ucap Bianca sambil pergi meninggalkan pak Andra karena supir nya sudah datang.

“Bianca, Bianca....” gumam pak Andra.

Sampai di rumah Bianca langsung ke kamar dan tidur. Bangun-bangun sudah jam 7 karena ada janji sama Salsa. Mereka berdua pergi ke sebuah club.

Setelah sampai mereka langsung minum sampai sedikit mabuk. Tanpa disadari ada yang memperhatikan Bianca dari jauh semenjak kedatangan nya tadi.

Karena melihat Bianca sudah mabuk, pria itu mengantarkan Bianca pulang. Dan Salsa diantarkan oleh supirnya.

Setelah sampai di rumah Bianca, pria itu mengetuk pintu dan tentu saja orang tua nya Bianca kaget melihat dia mabuk seperti itu.

“Loh Andra, kok Bianca bisa sama kamu?” tanya papah nya Bianca.

“Iya om, tadi tidak sengaja saya melihat Bianca di sebuah club dan ternyata dia mabuk, jadi lebih baik saya antarkan pulang saja.” jawab Andra dengan sopan.

“Ohh iya, kalau begitu terimakasih sudah menjaga dan mengantarkan Bianca pulang.” ucap papah nya Bianca.

“Tapi nanti kalau Bianca bertanya, bilang saja kalau yang mengantar pulang Salsa ya om, tante.” ucap Andra

“Kenapa begitu Ndra? Apa kamu menolak perjodohan ini karena Bianca belum siap menikah?” tanya papah nya Bianca.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!