BAB 5 Melarikan Diri

Di tempat yang jauh di sebuah desa lain dan belum pernah didatangi oleh Cempaka, juga Fajar sebelumnya. Mereka saling memeluk dalam kegusaran. Belum ada dialog apa pun, kecuali hanya isak tangis yang terus terdengar dari mulut Cempaka.

Di sana, di dalam sebuah rumah serupa gubug. Mereka berdua tinggal. Tanpa keluarga, tanpa saudara dan teman. Mereka benar-benar terasing. Entah pada siapa, mereka akan meminta bantuan seandainya mereka punya keperluan atau membutuhkan sesuatu.

"Shuuuttt! Jangan menangis lagi, Cempaka. Lihat, sekarang kita sudah menikah. Kita sudah bersama sebagai sepasang suami istri. Bukankah itu yang kamu impikan, Sayang?" tutur Fajar dengan nada bicara yang begitu lembut. Dia membelai dan mengecup pucuk kepala Cempaka.

"Menikah dan hidup bersama denganmu memang impianku, Mas. Tapi bukan dengan cara yang seperti ini. Aku malu, Mas. Harga diriku hancur, seharusnya sejak awal aku menolak melakukan itu denganmu. Seharusnya aku sadar aku belumlah sah menjadi istrimu. Aku memang pantas dihukum." Cempaka merutuki dirinya sendiri. Dia dalam keadaan yang sungguh menyedihkan saat ini.

Fajar memejamkan mata, menitikkan bulir bening yang sedak tadi sudah mendesak. Hati dan perasaannya tak kalah hancur. Dia juga merasakan sesal di dalam diririnya, karena sudah merenggut kesucian Cempaka sebelum Bunga Desa itu menjadi miliknya yang sah.

"Tolong jangan membuatku merasa semakin bersalah, Cempaka. Semua ini terjadi karena aku. Seharusnya mereka tidak menghukummu, tapi cukup menghukum aku saja," tutur Fajar dengan kedua tangan yang tak pernah lepas mendekap Cempaka dalam pelukannya.

Suara tangisan Cempaka melemah. Dia ambruk di atas bale bambu yang ada di dalam gubuk tersebut. Atau orang desa Cempaka menyebutnya 'amben'. Percaya atau tidak, gubuk itu masih berlantaikan tanah, dengan amben-amben bambu sebagai tempat duduk dan tidurnya.

Fajar duduk merengkuh tubuh lemah Cempaka. "Bersabarlah, Sayang. Kita akan bisa melewati semua ini bersama. Aku tidak akan tinggal diam," ucap Fajar penuh tejad.

Cempaka mendongakkan wajahnya pada Fajar. "Mas, jangan tinggalkan aku. Sekarang, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain dirimu," bisik Cempaka lirih.

"Tidak akan, Sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, walau apa pun yang terjadi," jawab Fajar.

Cempaka tersenyum dalam tangisnya. Meresapi kasih sayang yang dihadirkan oleh Fajar kala itu. Lalu, dia mengalungkan kedua tangannya ke leher Fajar.

Tidak lama setelah itu, seseorang datang menyeru nama mereka. "Cempaka, Mas Fajar!" seru Orang tersebut.

Keduanya pun kaget dan langsung bangkit, lalu berjalan menuju ke arah suara bermuara. "Shaki!" ujar Cempaka.

Benar, nama orang itu adalah Shaki, saudara sepupu Ari. Dia juga cukup dekat sebagi teman dengan Cempaka. Namun, dia tidak begitu akrab dengan Fajar, karena memang Fajar bukanlah teman masa kecilnya seperti Cempaka.

"Cepat ke sini!" suruh Shaki pada keduanya.

"Ada apa, Shaki?" tanya Cempaka kebingungan. Begitu juga dengan Fajar, yang semenjak tadi terlihat bertanya-tanya.

"Sudah, nanti saja aku kasih tahu," kata Shaki.

Saat itu hari sudah hampir gelap. Shaki mengajak Cempaka dan Fajar pergi dari pengasingannya secara diam-diam. Sampai di sebuah jalan, ternyata sudah ada Ari yang menunggu mereka dengan sebuah mobil pick up.

"Ari!" seru Cempaka dan Fajar secara bersamaan.

"Cepat masuk, Mas Fajar. Cempaka, kamu juga!" titah Ari.

Tanpa menunggu lama, mereka pun masuk ke dalam mobil itu dan pergi. Ari, Cempaka, dan Fajar duduk di kursi depan, sementara Shaki naik di bagian belakang, sekalian mengawasi kalau-kalau ada orang yang melihat mereka.

"Ari, kenapa kamu melakukan ini? Bagaimana kalau warga desa tahu?" lontar Cempaka.

"Jangan khawatir, Cempaka. Kalian sudah menikah sekarang. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk mencemaskan kalian. Soal penduduk desa, aku jamin mereka tidak akan tahu untuk beberapa waktu."

Cempaka saling menatap dengan Fajar. "Lantas, kemana kamu akan membawa kami, Ari?" tanya Fajar.

"Aku akan mengantarkan kalian sampai ke jalan raya. Pergilah ke tempat yang jauh atau ke kota. Hiduplah dengan tenang di sana," papar Ari.

"Ari, tapi aku tidak punya bekal apa pun. Semua uangku tertinggal di rumahku," ujar Fajar.

"Ambil ini, Mas. Ini cukup untuk bekal kalian beberapa bulan ke depan, tapi aku mohon padamu. Tolong jaga Cempaka baik-baik. Aku percaya padamu, Mas," ucap Ari. Dia memberikan sejumlah uang sembari berpesan pada Fajar agar menjaga Cempaka.

Mereka sampai di sebuah jalan raya. Ada keharuan yang menyeruak di dalam dada Fajar dan juga Cempaka. Perhatian Ari begitu besar pada mereka. Meski begitu, keduanya belum tahu bahwa tragedi pengusiran mereka dari Desa Lemah Sari, terjadi karena aduan yang dilakuakan Ari pada warga setempat.

Kini mereka sepakat berpisah di sana. Fajar memeluk Ari dan Shaki bergantian sebagai ucapan terima kasihnya. Sementara itu, Cempaka menatap wajah Ari dan Shaki dengan mata sendu.

"Terima kasih, Ari, Shaki. Kami berhutang budi pada kalian," ucap Cempaka. Kedua Pemuda Desa itu mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

"Jaga dirimu baik-baik, Cempaka," pesan Ari. Cempaka menjawab dengan anggukkan dan derai air mata yang kembali membasahi pipinya.

Kemudian, Fajar memanggil sebuah taksi untuk mengantarkan mereka mencari tempat persinggahan yang aman. Di dalam taksi itu, Fajar tak melepaskan genggaman tangannya pada Cempaka barang sedetik saja. Cintanya pada Cempaka terasa begitu dalam menembus jiwa dan sanubarinya.

Mereka menempuh sekitar tiga jam perjalanan untuk sampai di tempat tujuan. Dan akhirnya, mereka tiba di sebuah villa. Sepasang kekasih yang menikah dengan cara yang tidak terduga itu pun turun dari taksi usai membayar jasanya.

"Di mana kita, Mas?" tanya Cempaka penuh ragu. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar villa yang tampak sunyi dan sepi.

Fajar masih diam dan terus menuntun tangan Cempaka menuju ke dalam villa. "Cepat masuk, Sayang." hanya kalimat itu yang terlontar dari mulut Fajar.

"Kenapa kalian datang ke sini?" Tiba-tiba saja suara berat dari seorang lelaki dewasa mengejutkan keduanya, hingga mereka terperanjat kaget.

Bersambung ....

Mohon dukungannya, ya. Terima kasih. ❤🖤❤🖤❤🖤❤🖤

Terpopuler

Comments

Bila

Bila

bapaknya apa bapak mertuanya tuh

2022-12-05

1

gulla li

gulla li

Aku bertanya, Bertanya-tanya ❓

2022-12-01

1

gulla li

gulla li

Siapa itu?
Apa ayahnya Fajar?

2022-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!