Perasaan Seno diliputi kemarahan dan rasa kecewa yang begitu besar. Tanpa berpikir panjang lagi, Seno langsung melayangkan tamparran keras ke wajah Fajar dan juga Cempaka. "Memalukan kalian!" makinya dengan mata yang memerah dibakar amarah.
"Bapak, jangan dipukuli, Pak. Itu anak kita, Pak," larang Ratih sambil merengek memohon pada Seno.
"Diam kamu, Bu. Lihat sekarang! Anak ini berani membasuhkan kotoran di wajah kita!" teriak Seno pada Ratih.
Sementara itu, warga setempat riuh bersorak. Menyuarakan agar Cempaka dan Fajar dinikahkan saja. Namun, mereka tidak mau menerima kehadiran Dua Sejoli itu lagi di desa tempat tinggal mereka.
"Kami tidak mau desa ini tercemar oleh kelakuan tidak bermoral Cempaka! Usir dia dari desa ini!" ujar mereka beramai-ramai.
Kejadian itu begitu cepat. Semua orang seolah mengutuk dan tidak mau mendengarkan alasan atau pembelaan apa pun lagi dari Cempaka dan Fajar. Orang tua Cempaka sendiri tidak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka memang tahu benar bagaimana adat di desa mereka. Penduduk desa tidak akan memaklumi dan mengampuni perbuatan serupa yang dilakukan oleh Cempaka dan juga Fajar.
Setelah sekitar dua jam lebih kegaduhan yang tak terelakkan itu berlangsung. Kini Cempaka dan Fajar dinikahkan. Kemudian, seperti pinta para warga setempat, bahwa setelah dinikahkan Cempaka dan Fajar harus diasingkan dari desa itu.
Fajar sendiri sebenarnya dari desa yang berbeda dan terbilang cukup jauh tempat tinggalnya dengan Cempaka. Karena itulah, Cempaka tidak tahu kalau sebenarnya Fajar sudah memiliki istri meski pernikahan mereka hanyalah sebatas status saja. Kini Fajar harus menerima konsekuensi dari perbuatannya itu. Dia tidak tahu bagaimana nasibnya kalau kabar ini sampai kepada keluarganya di desa yang jauh itu.
Seno enggan menatap Cempaka saat Anak semata wayangnya itu berpamitan dan memohon restu untuk pergi ke pengasingannya. Sementara itu, Ratih menangis tak henti-hentinya. Jiwa seorang Ibu yang ada pada diri Ratih, sebenarnya tidak tega melihat Cempaka mengalami hal mengerikan seperti itu.
"Ibu, Cempaka minta maaf. Cempaka takut, Bu," adunya seraya memeluk Ratih dengan tubuh gemetar dan wajah yang memucat.
"Jangan dihiraukan, Bu! Anak tidak tahu diri itu sudah sepantasnya mendapat ganjaran atas perbuatannya. Pergi kamu! Jangan tampakkan wajahku di hadapan Bapak dan Ibu lagi, Cempaka," cerca Seno.
"Kamu juga, Fajar! Lelaki biad*ab. Beraninya kamu merusak purus ijo yang sudah kami jaga dengan baik. Pergi kalian dari sini sekarang juga!" sambungnya.
Ya! Purus Ijo adalah sebuah istilah yang berarti gadis perawan. Pantangan besar bagi siapa pun untuk mengambil kegadisan seorang wanita yang belum sah menjadi istrinya. Jika itu dilanggar, maka berarti sebuah malapetaka besar akan terjadi.
Cempaka pergi sembari terus menangis dan sesekali menoleh ke belakang, pada Seno dan juga Ratih. Hancur sudah segalanya karena nafsu sesaat yang tidak dapat dikendalikan. Kehormatan, harga diri, dan gelar wanita agung yang melekat pada diri Cempaka sebelumnya, kini runtuh, hilang, tersapu bersih tidak tersisa lagi. Sementara itu, Fajar hanya mampu merasakan segala kesedihan, sesal, dan rasa bersalahnya pada Cempaka dalam diam.
Para tetangga Cempaka menyaksikan semua itu. Mereka memang akan melakukanya. Kejadian itu akan dijadikan pelajaran, juga peringatan keras bagi gadis atau pemuda desa yang berani melanggar pantangan.
Dari jarak yang jauh, Ari berdiri memandangi kedua teman dekatnya yang sudah semakin luput dari pandangannya itu. "Maafkan aku, Cempaka, Mas Fajar. Aku terpaksa harus melakukan ini. Aku menyampaikan semua perbuatan kalian pada para pemuda, karena aku khawatir kalian akan mengalami hal yang lebih sulit lagi dari ini," sesal Ari. Ternyata dialah yang awalnya memberitahu pada beberapa pemuda desa, tentang hubungan terlarang yang dilakukan Cempaka dan Fajar di semak belukar itu.
Kira-kira kenapa Fajar sampai melakukan semua itu? Apa alasannya? Mari aku ceritakan.
Falsh back on
Kala itu, tepatnya setelah mengantarkan Cempaka ke danau untuk menemui Fajar. Dia kembali lagi ke danau tersebut, untuk memberitahu Cempaka bahwa dia akan menjemputnya lagi jika Cempaka sudah selesai dengan keperluannya bersama Fajar. Akan tetapi, Ari tidak menemukan mereka di tepi danau itu. Dia pun mencari keduanya dan kebetulan sasarannya sangat tepat. Di semak belukar di mana Cempaka dan Fajar sedang bergumul, tanpa sepengetahuan dua insan yang sedang dimabuk asmara itu, Ari menemukan mereka dan melihat semuanya. Lantas, dia pun pergi dan mengabarkan peristiwa yang disaksikannya kepada para pemuda desa.
Flash back off
Lalu, bulir bening berjatuhan membasahi pipi Ari, sebagai ungkapan hati terdalam yang sebenarnya tidak tega melihat Cempaka dan juga Fajar terusir penuh kehinaan dari desa itu. Namun, Ari tidak punya pilihan lain. Sebenarnya, dia sedang melakukan antisipasi atau pencegahan terhadap sesuatu yang lebih mengerikan.
Kalian tahu apa hal mengerikan lain yang Ari takutkan? Biar kuberitahu! Jika suatu saat terjadi, atau ketahuan Cempaka sampai hamil di luar nikah, maka dia akan diberi sanksi sosial dengan cara diarak keliling desa tanpa busana. Kalian bisa bayangkan. Bukankah hal itu lebih mengerikan ketimbang apa yang menimpa cempaka saat ini? Ya! Kurasa kalian pasti setuju.
Bersambung ....
Jangan lupa berikan dukungannya. Klik like, comment, berikan juga vote serta gift dan jangan lupa untuk subcribe supaya tidak ketinggalan notif updatenya. Terima kasih. ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nicky Nick
ooough ari baik smoga perbuatan baikmu berbuah kebahagiaan
2023-01-30
1
Vita Zhao
Cempaka yang rugi.
Ari gak papa niatmu baik kok
2022-12-07
1