...Penyesalan selalu datang diakhir, dan itu membuat aku selalu diremuk dalam rasa bersalah tanpa batas....
...Satya Bayu Wardhana....
Flasback On
Tahun 2012
Seorang gadis bertubuh kurus dan mungil tengah berlarian memasuki gerbang sekolah SMA Bangsa, dengan seragam putih abu-abu untuk pertama kalinya gadis itu pakai. Tak lupa beberapa peralatan MOS yang ia bawa. Gadis itu bernama Kinar Alzahra. Gadis berparas cantik, kulitnya seputih susu, dan tak lupa rambut panjangnya yang hitam di kuncir dua. Meski tampak culun, tapi orang memandangnya sangatlah anggun.
Hari pertama masuk SMA Kinar datang terlambat. Sedangkan semua siswa-siswi baru pun sudah mulai berkumpul di lapangan depan gedung aula, karena panitia dari anggota OSIS akan memberikan intruksi serta kegiatan apa saja yang harus mereka ikuti selama MOS berlangsung. Kinar lari tunggang langgang. Bahkan sampai menabrak siswa-siswi lainnya sehingga mereka menatap Kinar dengan rasa kesal, yang terpenting Kinar harus segera sampai di lapangan untuk bergabung dengan siswa-siswi baru lain yang juga mengikuti MOS.
Kinar terus berlari sampai napasnya sudah terdengar menderu. Kinar berhenti sejenak untuk mengatur napas yang masih tersengal-sengal. Setelah dirasa sudah membaik, kemudian ia berlari lagi, kali ini lebih cepat, dan ....
BRUKK
Tidak sengaja Kinar menabrak seorang pemuda yang muncul dari lorong koridor sebelah kanan. Pemuda itu terjungkal ke belakang sampai mendarat secara tidak elite-nya di lantai. Kinar terkejut, seraya menutup mulutnya yang mengangah lebar dengan tangan serta dilanda rasa panik. Takut kalau pemuda itu akan marah padanya. Pemuda yang menjadi korban tabrak dadakan, kini wajahnya menatap Kinar garang seakan ingin sekali membinasa habis gadis itu.
"PUNYA MATA ENGGAK LO?" teriak pemuda itu.
"Maaf, maaf ya? Gue enggak sengaja, soalnya mau gue buru-buru," ucap Kinar sedikit merasa menyesal.
"Celana gue jadi kotor gara-gara lo nih," omel pemuda itu ketus. Lalu berdiri sembari menepuk celananya yang terkena debu.
"Gue minta maaf, gue nyesel udah nabrak lo. Maaf, ya?" pinta Kinar memelas dengan mengatupkan kedua tangannya pada pemuda itu.
"Enak banget lo minta maaf, lo harus cuci celana gue sampai bersih."
Kinar melongo sempurna. "Apa? Gue harus cuci celana lo? Tapi celana lo enggak kotor amat, cuma kena debu halus aja, ditepuk juga hilang."
"Bodo amat, gue enggak peduli!"
"Lagiankan gue enggak sengaja. Lo aja yang jalannya enggak lihat kiri dan kanan lagi." Kinar berkilah tidak mau kalah.
"Lo nyalahin gue? Dasar cewek aneh lo, jelas-jelas lo yang lari enggak lihat-lihat. Maen asal nabrak aja, mata lo ke mana? Taruh di dengkul? Gue enggak mau maafin lo!" sahutnya geram.
Kinar mendesah pasrah. "Oke, gue akan cuci celana lo, asalkan lo mau maafin gue."
Kinar akhirnya mengalah, ribut di hari pertama masuk sekolah tidaklah bagus untuknya. Apalagi Kinar masuk ke sekolah ini hasil jeripayahnya sendiri dengan nilai paling bagus, dan ia juga berhasil mendapatkan beasiswa ke SMA Bangsa ini, yang cukup terkenal sekolah paling bagus dan elite. Pun siswa-siswi di sekolah ini kebanyakan berasal dari anak orang kaya semua. Kecuali Kinar. Kinar adalah anak dari seorang penjual bakso keliling yang beruntung masuk ke sekolah terfavorit. Maka dari itu, Kinar harus menunjukkan sikap baik pula. Ia tidak mau buat masalah, ia pun akan menunjukkan pada semua orang kalau ia adalah anak yang memiliki prestasi sangat baik, pintar dari segala bidang mata pelajaran. Meskipun Kinar berasal dari golongan menengah ke bawah. Kinar juga patut mendapatkan sekolah yang diinginkannya.
Pemuda itu menelisik ke arah Kinar dari ujung kaki sampai rambut. Dari penampilan Kinar terlihat biasa-biasa saja, sangat sederhana sekali tanpa menggunakan aksesoris atau pun memakai make up. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang selalu berpenampilan nyentrik ala masa kini pada umumnya.
"Tergantung gue maafin lo apa enggak, itu hak gue," jawab pemuda itu datar.
"Maafin aja kenapa, Bayu. Lagian, 'kan dia enggak sengaja."
Seorang gadis mungil menimpali, berjalan, mendekati mereka yang sempat membuat keributan kecil. Pemuda yang diketahui bernama Bayu mencebik tidak suka. Lantas ia melengos pergi begitu saja masih dengan rasa kesal.
Gadis mungil itu menggelengkan kepalanya heran. Ia beralih menatap Kinar. "Maafin dia, ya? Dia emang gitu sifatnya. Tapi dia sebenarnya baik kok orangnya. Oya, gue Yasmin." Gadis mungil itu mengulurkan tangannya pada Kinar dengan senyum tipis. Kinar membalas uluran tangan Yasmin.
"Gue Kinar. Yang tadi temen lo?"
Yasmin mengangguk. "Iya, namanya Bayu. Lo mau ke lapangan juga?"
"Iya. Temen lo galak amat," celetuk Kinar asal.
Yasmin terkekeh. "Sedikit. Tapi kalo lo udah kenal Bayu, asyik kok orangnya. Dia aslinya ceria dan enggak bawel."
Alis Kinar berkerut. Merasa kurang yakin dengan penuturan Yasmin soal sosok tampan yang sudah ia tabrak tadi, kalau pemuda itu orang yang sangat ceria dan asyik. "Masa sih? Tadi gue nabrak dia. Kok, ketus amat ya?"
"Udahlah, enggak usah dipikiran. Mungkin dia lagi galau aja," ujar Yasmin. "Yuk, kita ke lapangan, bentar lagi mau dimulai."
Kinar mengangguk mengikuti ajakan Yasmin. Kemudian mereka melangkahkan kakinya secara beriringan menuju lapangan dimana siswa-siswi baru berkumpul.
...--- Selamanya ---...
Bayu terlihat kesal pagi ini. bagaimana tidak, hari pertama masuk sekolah ia sudah tertimpa kesialan, menjadi korban tabrak Kinar sehingga celana seragam yang Bayu pakai kotor. Sepanjang jalan koridor Bayu terus mengumpat dongkol gadis itu, dengan sumpah serapah begitu mulus keluar dari mulutnya. Setelah ini Bayu akan membuat gadis itu sengsara. Oh tidak ini kejam.
Bayu memasuki kantin sekolah, melangkahkan kakinya menuju meja paling ujung yang sudah ada dua orang berbeda gender duduk di sana. Mereka adalah Yasmin dan Pras. Bayu menarik kursi plastik itu, kemudian menjatuhkan bokongnya dengan sedikit rasa kekesalan begitu akut.
Yasmin dan Pras menatap Bayu heran. Mereka saling pandang seolah bertanya ada apa gerangan pada Bayu yang menampakkan wajah begitu masam? Yasmin mengedikkan bahunya pada Pras.
"Lo kenapa?" tanya Pras akhirnya.
"Tuh, gara-gara cewek aneh. Yang udah bikin gue kesel banget hari ini," jawab Bayu ketus.
"Cewek aneh siapa?"
"Itu cewek bernama Kinar. Tadi dia enggak sengaja nabrak Bayu sampe terjungkal ke lantai, Pras," timpal Yasmin sambil menyeruput es teh manis.
Alis Bayu mengerut, bibirnya berkedut miring. "Oh, namanya Kinar? Awas aja entar gue kasih pelajaran."
"Jangan Bay, kasian. Dia, 'kan enggak sengaja. Lupain ajalah kejadian tadi," sela Yasmin.
"Bodo amat."
"Bener kata Yasmin. Lo jangan galak-galak sama dia. Ntar lo bisa jatuh cinta sama cewek yang nabrak lo tadi," ucap Pras disela candaannya.
Bayu mencebik jengkel. "Enggak akan! cewek aneh dandanannya aja kayak orang kampung gitu. Enggak ada bagus-bagusnya dia itu. Culun banget."
Yasmin mencubit lengan Bayu. "Huss, jaga ucapan lo! Entar dia denger enggak enak."
"Biarin aja," jawab Bayu enteng. "Emang dia kelihatan kampung gitu. Pantasnya gue julukin, si cewek satu persen!"
Tanpa ketiga sadari, ternyata Kinar duduk di sebelah meja yang membelakangi Yasmin dan Pras sudah mendengar semua ucapan Bayu. Liquid bening lolos dari pelupuk matanya, tangan Kinar mengepalkan pada ujung rok seragamnya. Ucapan Bayu begitu menohok hati Kinar.
Kinar beranjak dari duduk, berbalik badan ke belakang menatap Bayu dengan air mata begitu berderai membasahi pipi mulusnya. Melihat aksi Kinar, sontak membuat ketiganya berjengit kaget. Yasmin merasa tidak enak hati dan sedikit bersalah, dan Pras yang tidak tahu apa-apa mengenai kejadian tadi hanya diam saja. Sementara Bayu seperti biasa, memandang remeh Kinar serta menunjukan tatapan sinis.
"Gue emang orang kampung, gue miskin. Tapi gue punya harga diri dan tata krama, enggak pantas lo hina gue kayak gitu. Tadi pagi gue udah minta maaf sama lo, dan gue juga udah bersedia mau cuci celana lo yang kena debu. Tapi apa? Lo kejam, lo emang orang kaya. Tapi, ucapan lo itu enggak pantas sebagai pelajar yang dianggap bermoral. Di sini gue enggak mau cari ribut, gue di sini untuk menuntut ilmu bukan cari masalah ... enggak kayak lo, hati lo jahat dan sombong."
Kinar berlalu pergi setelah berujar, hati Kinar kian didera rasa sakit begitu perih. Apa salahnya? Ia sudah meminta maaf pada pemuda itu karena tidak sengaja menabraknya. Yasmin dan Pras menatap kepergian Kinar begitu iba, ada secarik rasa bersalah atas ucapan Kinar membuat hati mereka tersentuh. Hati Kinar lembut, dan Yasmin tahu ucapan Bayu telah membuat gadis itu terluka.
Yasmin melirik Bayu yang terdiam. "Lo lihat, apa yang lo buat sama dia? Mendingan lo minta maaf sekarang."
Yasmin bangkit dari duduk. Kemudian melangkah pergi dari kantin itu, hendak menyusul Kinar yang sudah menjauh dari pandangan mereka.
"Yasmin bener, Bay. Minta maaf, gih."
"Enggak mau! Apa hak lo merintah-merintah gue?"
Pras menghela napasnya pelan. "Gue lebih tua dari lo, dan gue ini sepupu lo. Kalo lo masih ingat itu."
"Tua cuma jarak tujuh bulan doang," sambung Bayu dengan penekanan.
"Terserah lo deh," ucap Pras dengan rasa malas untuk menjawab ucapan Bayu.
...--- Selamanya ---...
Kinar menangis tersedu di dalam kelas. Mengingat ucapan Bayu tadi sudah merobek hatinya begitu dalam. Untung saja di kelas tidak ada siapa-siapa selain dia. jadi, dengan bebas Kinar mencurahkan isi hatinya lewat isakan begitu menyayat. Entah kenapa setiap mendengar kalimat Bayu Kinar jadi sedih dan terluka, perasaannya hancur tercabik-cabik begitu pula dengan batinnya. Baru beberapa jam ia masuk sekolah. Namun, masalah muncul begitu saja tanpa ia duga, tanpa ia sangka juga sudah menimbulkan benih luka yang tercoreng di lubuk hatinya.
Dari balik pintu Yasmin memandang Kinar sendu. Yasmin kasihan pada gadis itu. Tanpa ragu, Yasmin melangkahkan kakinya untuk mendekati Kinar yang masih mengeluarkan bulir-bulir bening dari kedua netranya. Yasmin duduk di depan Kinar, lalu mendesah.
"Kinar, gue tahu lo sakit hati banget sama ucapan Bayu tadi. Maafin Bayu, ya? Dia emang suka ceplas-ceplos kalo ngomong."
"Ya, sakit banget, Yas. Tapi udahlah gue ... gue enggak mau bahas ini lagi," ungkap Kinar sambil menghapus air matanya. "Gue emang anak kampung. Gue enggak marah, karena itu memang kenyataannya, Yas."
"Lo enggak dendam sama Bayu, 'kan? Sikapnya memang keterlaluan. Gue udah bilang sama dia, buat minta maaf sama lo," kata Yasmin.
Kinar menggelengkan kepalanya dan menampakkan senyum tulus pada Yasmin. "Enggak, karena orang tua gue udah mengajarkan gue enggak menaruh dendam sama siapa pun yang nyakitin hati gue. Dan gue harus memaafkannya."
Yasmin sungguh tertegun dengan penuturan Kinar. Tuturnya begitu lembut dan pola pikir Kinar sangat wibawa sekali. Hal itu juga membuat Yasmin semakin suka untuk berteman dengannya. Ia sangat beruntung. Tak peduli status derajat Kinar yang hidupnya sederhana. Bagi Yasmin, yang terpenting merasa nyaman.
"Gue salut sama lo, lo baik banget ... gue pastiin Bayu harus minta maaf sama lo, gue janji, Nar."
...--- Selamanya ---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
mutiara pink
love
2022-12-28
1
Asmiyati Ulfah
Jangan terlalu galak dong Bay, awas nanti suka loh sama Kinar
2022-12-12
1
J. Jeannette
Sukaaaaa❤️
2022-12-12
1