Selamanya

Selamanya

BAB 01

...Tak ada seindah bunga mawar bertangkai duri, tak secerah langit di kala senja memerah, tak ada dawai bersenandungkan irama dalam petikan biola. Seperti itulah hidup seseorang tanpa warna, tanpa tawa, tanpa bahagia .......

Gemercik air hujan mengalun seirama, bersama gerak langkah kaki seorang pemuda tinggi tengah berlarian kecil sambil melindungi kepalanya menggunakan tas ransel yang dipegangnya. Pemuda itu mempercepat langkahnya untuk sampai ke rumah, tidak dipedulikan lagi hujan begitu deras membasahi pakaian yang melekat di tubuhnya. Napasnya tersengal-sengal, tidak ia hiraukan lagi. Di dalam benaknya, ia harus segera sampai ke rumah dan segera untuk mengistirahatkan diri.

Satya Bayu Wardhana, nama pemuda itu, biasa orang memanggilnya sebutan Bayu. Pemuda dengan tinggi 170 cm, berkulit putih, dan rambutnya yang hitam lurus. Bayu terlihat begitu sempurna.

Bayu membuka pintu pagar besi nan tinggi dengan brutal. Lalu bergegas masuk tanpa menutup pagar itu kembali. Sementara Pak Arman yang bertugas sebagai satpam rumah, mulutnya mengangah lebar kala melihat tingkah Bayu. Tidak heran lagi bagi Pak Arman, setiap hujan turun Bayu pasti pulang seperti biasa, menerobos hujan lebat. Tidak peduli baju yang dikenakannya basah, juga tidak peduli kalau ia akan terkena flu. Sangat aneh, pikirnya. Terpenting bagi Bayu, cepat sampai di rumah untuk menghindari dari hujan lebat dan langsung mengurung diri di dalam kamar.

"Kamu menerobos hujan lagi? Sampai kapan begini terus?" Seorang wanita muda berusia 24 bertanya pada Bayu, yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Bayu menanggapinya tak acuh, mengabaikan pertanyaan wanita itu yang lebih tua lima tahun darinya. Kemudian ia menjajal kakinya menaiki tangga satu per satu menuju kamar di lantai dua.

"Bayu?" panggil wanita itu sedikit geram, karena tidak ditanggapi.

Bayu menoleh dengan malas. "Apa?"

"Kenapa sih, sikap kamu selalu begini terus? Orang nanya, ya jawab dong. Jangan diam aja!"

"Malas!" serunya ketus.

"Bayu?"

"Cukup! Aku enggak mau dengar Kakak ngoceh mulu. Kupingku sakit, tahu!"

"AKU INI KAKAK KAMU! SOPAN SEDIKIT SAMA ORANG YANG LEBIH TUA DARI KAMU!"

"Enggak," sanggahnya sinis.

Bayu berbalik arah, lantas melanjutkan langkahnya kembali menuju kamar. Sementara wanita muda itu mengeleng kepala frustrasi, merasa de javu dengan sikap Bayu yang notabene adalah adik kandungnya.

Wanita itu mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans-nya, kemudian mencari kontak seseorang untuk ia hubungi. Setelah menemukan nomor kontak, wanita itu lalu mendial nomor tersebut. tidak butuh menunggu lama. Kontak yang ia hubungi, akhirnya tersambung cepat dan terdengar suara seseorang di seberang sana.

"Hallo ... Ella."

"Bisa pulang sebentar?"

...--- Selamanya ---...

Bayu melemparkan tas ransel ke sembarang arah. Lalu mendaratkan tubuhnya di atas tempat tidur berukur king size, sambil melepaskan sepatu yang menutupi tapak kakinya. Bayu bergeming dalam keheningan kamar. Hanya suara hujan deras menggelitik pada pendengaran Bayu di luar sana. Sehingga membuatnya harus menutup telinga dengan kedua tangannya. Napasnya menderu naik turun. Ia bangkit dari duduk, lalu melangkahkan tungkainya menuju jendela dan menutupnya hingga rapat. Pun tak peduli hari masih siang. Suara hujan menggema membuat Bayu benci. Ya, Bayu benci adanya hujan. Baginya, hujan adalah sebuah awal dari segala penyebab rasa sakit di hatinya. Namun, pada umunya kebanyakan orang menyukai hujan. Filosofi mereka mengatakan, hujan bisa membuat orang bahagia di kala orang itu dalam keadaan kalut dan sedih. Tapi, tidak untuk Bayu. Bagi pemuda itu, hujan adalah malapetaka besar dalam hidupnya. Entah apa penyebabnya, yang jelas ia tidak menyukai hujan.

Bayu duduk terpekur di kasur empuk dengan melipatkan kakinya hingga menutupi dada. Tangannya diletakan pada lutut sebagai penyanggah dagu yang menempel pada punggung tangan Bayu.

"Bayu?"

Suara ketukan pintu seseorang dari luar menyadarkan pemuda itu. Ia tetap pada posisi, merasa enggan untuk membukakan pintu untuk seseorang yang memanggilnya dari luar.

"Bayu, buka pintunya!" panggil seseorang itu lagi.

Bayu tetap bergeming.

"Bayu, ini Kakak. Kakak mau bicara sama kamu!"

Bayu masih bergeming tanpa berniat untuk bergerak.

"BAYU!"pekik seseorang itu lantang. Merasa tidak sabar dengan tindakan Bayu belum juga menyahuti panggilannya. "Bayu, jangan begini."

"Bagaimana Kak Pandu? Bayu masih belum jawab?"

Seseorang itu menoleh ke asal suara. Tampak ada Ella datang. Berdiri mendekati orang itu, mimik wajah Elah membias khawatir.

"Seperti biasa," jawab seseorang itu bernama Pandu dengan lesu. "Kakak minta jangan ganggu dia dulu. Dia mungkin butuh sendiri."

Ella menghela napas pelan. "Ya, Kak."

"Kakak harus kembali ke kantor."

"Tapi masih hujan, Kak."

"Hari ini ada meeting. Tolong kalo ada apa-apa, hubungi Kakak segera, ya?"

"Ya, Kak Pandu hati-hati di jalan."

Pandu mengangguk. kemudian melangkah tungkainya meninggalkan pintu kamar Bayu, dengan wajahnya masih terlihat lesu.

...--- Selamanya ---...

Mentari dari ufuk timur muncul menampakkan sinar begitu cerah. Menyambut pagi yang masih tertutupi embun putih dan tetesan air dari dedaunan hijau. Walau masih pagi, masyarakat kota Jakarta sudah menampakkan batang hidungnya dengan semarak, ingin melakukan aktivitas sebagai mana umumnya. Ada yang bekerja, sekolah, kuliah, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Apalagi mereka cepat kilat untuk sampai ke tempat tujuan lebih awal, guna menghindari dari segala kemacetan jalan yang selalu menjadi makanan utama bagi masyarakat Jakarta.

Bayu menuruni anak tangga dengan perlahan, sembari melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam menunjukan 07.15 WIB. Itu artinya Bayu harus bergegas pergi ke kampus. Mengingat, pagi ini ada beberapa materi perkuliahan dari Pak Seno. Dalam waktu dua puluh menit ia harus sampai di kampus agar tidak terlambat masuk di jam perkuliahan Pak Seno.

"Bayu sarapan dulu."

Ella menata makanan di atas meja dengan telaten, dibantu oleh Mbok Ijah.

"Sarapan di kampus aja, Kak. aku udah telat," sambungnya.

"Ini baru jam tujuh, kamu masuk biasanya jam sembilan."

"Hari ini ada jadwal pagi," imbuhnya lagi. "Aku berangkat."

Bayu melengos pergi begitu saja sebelum Ella berujar lagi padanya. Jika wanita itu sudah bicara sepatah kata, maka akan berunjung panjang tidak hentinya, hal itu membuat Bayu malas meladeni Ella yang menurutnya tidaklah penting.

Ella menggelengkan kepalanya heran. "Anak itu."

...--- Selamanya ---...

Seorang gadis mungil berlarian dengan tergesa-gesa, sambil memegang buku tebal di tangan kirinya. Gadis itu celingak-celinguk mencari seseorang. Namun, yang dicari belum menampakkan diri.

Yasmin Alexandra. Gadis blasteran Jerman-Indo. Memiliki postur tubuh mungil, rambutnya yang panjang tergerai lepas sangat indah dipandang mata, dan bulu mata yang lentik menghiasi kedua netranya.

Langkah kakinya dipercepat menuju kelas. Berharap orang yang dicarinya ada di sana. Tidak butuh lama, gadis itu tertawa semringah setelah apa yang ia lihat. Ternyata benar dugaannya, orang itu ada di sana. Duduk di kelas sambil menulis. Yasmin mendekat, lalu duduk di samping orang itu dengan senyum gaje tidak jelas.

"Bayu?"

Bayu melirik gadis itu sejenak, lalu melanjutkan acara menulisnya lagi.

"Woyyy ... gue mau ngomong sama lo!"

"Ngomong aja."

"Yaaa ... lo berhenti nulisnya dong, enggak asyik banget."

"Lo ngomong kuping gue yang dengerin, bukan tangan," timpal Bayu ketus.

Yasmin mendesah dengan perasaan sebal. Namun, mengingat niatnya ingin berbicara sesuatu, ia kembali tersenyum. "Lo tahu enggak---"

"Enggak."

Yasmine mencubit tangan Bayu geram. "Gue belum selesai ngomong, dodol."

"Iya, makanya cepetan ngomong."

"Cakka semalam ke rumah gue, terus dia akhirnya nembak gue juga ... ahay gue seneng banget, Bay!" seru Yasmin sembari menepuk-nepuk lengan Bayu ceria.

Bayu menghentikan tulisannya, menoleh ke arah Yasmin dengan misu-misu tidak jelas.

"Senang lo?" tukas Bayu disela ejekannya. Bayu mengusap lengan yang sempat menjadi korban tepukan lembut Yasmin.

"Iyalah bego," jawabnya ceria.

"Lo waraskan? Kalo senang jangan seenaknya mukul lengan orang, ini sakit bego!"

Yasmine refleks berhenti tertawa. Kemudian menggantikan tampang cengengesan tanpa rasa berdosa sama sekali. Hal itu membuat Bayu hanya memberengut kesal.

"Sorry. Gue terlalu bahagia soalnya," ucap Yasmin sambil terkikik.

Bayu berdecak. "Hati-hati entar diputusin lagi, habis itu mewek lagi."

"Ih, lo kok doain gue gitu, sih?" protes Yasmin tidak terima, sembari memanyunkan bibir plumnya. "Seharusnya lo dukung gue buat hubungan gue sama Cakka tuh langgeng selamanya. Bukan ngatain kayak gitu. Gini-gini, ya? Gue ini sahabat baik lo sepanjang masa."

"Ya, gue doain moga hubungan lo sama Cakka LANG-GENG, puas lo!" Sahutnya ketus.

Yasmin mengangguk dan terkekeh senang. Sementara Bayu melanjutkan tulisannya kembali yang sempat terhenti, karena ulah Yasmin datang-datang begitu heboh, tengah tersenyum sendiri seperti orang tak waras. Mungkin ini efek samping dari rasa kasmaran akut Yasmin pada seseorang. Sedangkan Bayu hanya menjadi pendengar setia gadis itu yang terus memgoceh panjang lebar.

...--- Selamanya ---...

Ella memandangi foto keluarga, tatapannya sendu kian menyeruak. Hati Ella merasa hancur. Namun, Ella mencoba untuk tetap kuat dan tidak akan pernah menunjukkan pada siapa pun. Sebab Ella tahu masih ada yang lebih sakit dibanding dirinya. Biarlah ia pendam sendiri sampai luka hati mengering dengan sendirinya.

'Apa yang harus Ella lakukan? Tolong bantu Ella,' ucapnya dalam hati sembari mengusap pigura tersebut. Air mata Ella lolos juga mengalir setiap jengkal membasahi pipi mulusnya. "Aku bingung."

...--- Selamanya ---...

Terpopuler

Comments

CintaStore

CintaStore

hy, kak aku udah mampir nih.... makasih juga ya udah like story' aku

2022-12-15

1

J. Jeannette

J. Jeannette

Halo, Halo!! Ah, aku larut sama ceritanyaa, bener² nikmatin bgtt, Jeanne mampir lhoo kak, nyicil dulu yaaa, semangatt pokoknyaa!!

2022-12-10

1

Fitri senja

Fitri senja

hai author semangat ya untuk terus berkarya 💪

2022-12-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!