Kehidupan Menjadi Anak Tiri

***

Saat ini Ayu telah pindah ke salah satu desa, lebih tepat nya desa di mana sang suami mama Ayu berada. ya .. saat ini Ayu di boyong sang mama untuk ikut pindah rumah, mengikuti di mana sang suami tinggal. hanya nenek Ayu saja yang memilih untuk tidak ikut, nenek Ayu lebih memilih untuk mengikuti cucu dari anak pertama beliau.

Jika ada yang mengatakan jika seorang ayah sambung itu baik, memang benar. dan jika ada yang mengatakan bahwa seorang ayah sambung itu jahat, memang benar pula. intinya adalah tergantung pada diri orang itu sendiri. diri nya ingin baik atau ingin jahat di hadapan anak sambung nya.

Ayah sambung Ayu bekerja menjadi seorang petani kebun, sama seperti pekerjaan yang selama ini di tekuni oleh mama Ayu. hanya saja yang membedakan, jika mama Ayu harus menjadi buruh di kebun orang lain. hal itu tidak berlaku pada ayah sambung Ayu, karna memang beliau memiliki lahan perkebunan sendiri.

Ayah sambung Ayu adalah ayah yang baik untuk Ayu, beliau juga menyayangi Ayu. beliau juga pernah beberapa kali membelikan setelan baju untuk Ayu, hanya saja dari perlakuan beliau, menimbulkan rasa kecemburuan pada anak dan cucu - cucu beliau.

" Ma .. coba lihat si Ayu di belikan baju sama kakek, aku malah engga di belikah." ujar salah satu cucu perempuan dari beliau, yang usia nya sepantaran dengan Ayu.

" Iya .. kan, si Ayu anak kesayangan kakek mu. jadi jangan heran kalo kamu sudah engga di kasih apa - apa sama kakek mu." ujar Salah satu anak perempuan beliau, yang otomatis diri nya adalah saudari tiri Ayu.

Itu lah perkataan sindiran serta kecemburuan yang sering Ayu dengar secara langsung, karna jika mereka berbicara selalu di lakukan saat ada di hadapan Ayu. begitu pula saat anak - anak dari ayah sambung Ayu berkumpul, mereka selalu saja membicara kan mama Ayu, yang sebenar nya adalah ibu sambung mereka.

Ada rasa sakit hati ketika mereka sering menjelek - jelek kan mama di hadap Ayu, tapi apa yang bisa Ayu lakukan. diri nya hanya mampu terdiam, dan seolah - olah tak pernah mendengar perkataan mereka. Ayu juga tidak pernah sekali pun mengadukan apa yang Ayu dengar pada sang mama. karna Ayu mengerti bagaimana sakit hati mama nya jika mendengar pembicaraan yang selama ini anak tiri nya lakukan.

Ayu juga harus berbagi uang jajan dengan cucu ayah sambung Ayu. selama mama Ayu menikah kembali, Ayu sangat lah jarang di beri uang jajan, mungkin hanya seminggu sekali saja Ayu menerima uang jajan dari sang mama saat panen hasil kebun.

" Yu ... ini ada uang jajan untuk Ayu, itu bisa Ayu pakai dua hari. di irit kalo jajan, kan sekolahan nya dekat dengan rumah. jadi, Ayu kalo mau jajan tinggal pulang ke rumah aja makan. di rumah selalu ada nasi." ujar mama Ayu berkata pada Ayu.

" Iya ma .." dan lagi - lagi Ayu selalu mengiyakan apa yang di katakan sang mama pada nya. tanpa ada batahan sedikit pun.

Padahal jajan dan makan itu suatu hal yang berbeda, ada rasa iri di hati Ayu ketika melihat teman - teman nya berlarian menuju para pedagang untuk jajan saat jam istirahat tiba. tapi tidak untuk diri nya, Ayu harus pulang ke rumah hanya untuk mengganjal perut nya dengan nasi dan lauk seadaanya. agar diri nya tidak terlalu menginginkan jajan seperti teman - teman nya yang lain.

Selain itu, setiap uang jajan yang di dapat Ayu dari sang mama, Ayu masih harus berbagi nya dengan sang keponakan. karna jika tidak, keponakan nya itu akan marah dan sering mengeluarkan kata - kata sindiran untuk Ayu.

" Yu ... hari ini kamu bawa uang jajan kan ? kalo bawa, beli in aku jajan donk." keponakan Ayu pun mulai merengek pada Ayu, saat diri nya mengetahui bahwa Ayu mendapatkan jatah uang jajan.

Dan aneh nya entah mengapa, si cucu dari ayah sambung Ayu itu, selalu saja mengetahui kapan Ayu mendapatkan jatah jajan dari sang mama. Ayu pun tak pernah bisa menolak untuk tak membagi uang yang di miliki nya pada keponakan nya itu.

" Iya, kita bagi dua ya ..." ujar Ayu dengan mengambil uang yang di miliki nya itu.

" Iya.." setelah menerima uang yang di berikan Ayu, diri nya pun langsung berlalu pergi dari hadapan Ayu begitu saja.

Lagi - lagi Ayu hanya bisa terdiam, dengan keadaan yang di hadapi nya saat itu. seorang gadis kecil berumur delapan tahun, harus menghadapi ujian hidup yang begitu berat, tanpa tau diri nya harus mengadu pada siapa.

Pernah satu kejadian yang bahkan mungkin akan membekas dalam kenangan Ayu hingga kelak diri nya dewasa. di mana di suatu pagi, seperti biasa setelah sholat subuh mama serta ayah sambung Ayu harus pergi ke kebun untuk berkerja. dan tinggal lah Ayu di rumah beserta cucu - cucu dari ayah sambung Ayu.

Pagi itu libur sekolah dan saat ini cucu tertua dari ayah Ayu sedang memasak di dapur. Ayu pun pergi ke dapur, di saat diri nya merasa lapar dan berniat untuk makan.

" Kamu mau apa ? kalo kamu mau makan, jangan makan lauk masakan ku, masak aja sendiri. awas aja kalo kamu makan ... !" ujar nya dengan nada sedikit mengancam pada Ayu. dan berlalu pergi begitu saja dari dapur.

Mendengar hal itu, Ayu hanya mampu terdiam. diri nya hanya bingung saat itu, dengan kondisi perut yang sangat lapar. karna Ayu memang belum makan apa - apa sejak pagi. dan entah mengapa pagi itu mama Ayu memang tidak memasak, mungkin sang mama kesiangan hingga tak sempat untuk memasak.

Di lihat nya jam pada dinding yang menunjukan pukul 10.00 siang, dan jika menunggu sang mama diri nya harus menunggu selama tiga jam lagi untuk makan. apa kah diri nya sanggup, akhir nya Ayu pun pergi ke dapur untuk mencari apa yang bisa di makan oleh diri nya.

Dengan modal nekat, Ayu menghidupkan api pada tungku kayu yang baru saja di gunakan, dan meletakan penggorengan di atas tungku. Ayu dengan terpaksa harus mengais sisa - sisa lendir telur yang sudah di pecah kan, untuk di masak kembali sebagai lauk makan diri nya.

Saat itu lah benar - benar titik terendah seorang Ayu, karna saat mama Ayu belum menikah kembali. Ayu tak pernah di larang untuk makan apa saja yang di inginkan nya, bahkan ke sekolah pun Ayu selalu mendapatkan bekal uang jajan setiap hari.

Tapi saat sang mama menikah kembali, Ayu harus pura - pura tuli walaupun kedua telinga nya mendengar, diri nya juga harus pura - pura buta walau pun kedua mata nya melihat. Ayu harus tuli akan sindiran dan perkataan judes dari para saudara tiri dan keponakan nya, diri nya juga harus buta, buta akan prilaku yang di dapat nya dari orang - orang di sekitar nya.

Ya gadis kecil yang harus memedam rasa pilu, rasa sedih, dan kecewa. entah kepada siapa rasa itu harus diri nya tujukan. apa kepada kedua orang tua nya ? ... entah lah.

***

Terpopuler

Comments

Laksana mutiara🥀

Laksana mutiara🥀

Ya Allah padahal Ayu masih kecil🤧🤧🤧 Mengadukan saja semuanya kepada Allah,, Ayu😣😣🤧🤧🤧

2023-03-06

0

Trida Susanti

Trida Susanti

☺️☺️☺️

2022-12-02

1

Senajudifa

Senajudifa

duh kasian thor

2022-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!