Suara heels bertubrukan dengan lantai terdengar nyaring karena tidak adanya peredam suara, langkah itu memelan begitu sampai di sebuah pintu yang membawanya ke ruangan presdir. Menghela nafas pelan, guna untuk mempersiapkan dirinya menemui seseorang di dalam, lalu tangannya mengetuk pintu dengan sangat perlahan, takut-takut jika ora di dalam justru mengamuk karena ketukan pintu yang tidak sopan.
"Masuk!" Setelah mendengarkan suara dengan nada ketus itu Anna baru membuka pintu.
Berjalan dengan sepelan mungkin menuju ke meja sang presdir, ia berusaha agar suara higheels-nya tidak menganggu seperti kemarin saat ia berjalan Albert mengkritik habis-habisan suara heelsnya yang berbunyi saat ia melangkah. Jadi, hari ini saat di depan Albert Anna akan berjalan sepelan mungkin agar heels-nya tidak menimbulkan suara sedikitpun. Memang mental Anna harus diuji mati-matian oleh atasan yang baginya cukup menyebalkan ini.
"Tuan hari ini saya akan membacakan jadwal Tuan, pagi ini Tuan memiliki jadwal untuk bertemu dengan pimpinan PT Sunny—"
Brakk,
Kalimat Anna terhenti karena Albert melemparkan ponselnya ke meja hingga menimbulkan bunyi nyaring, tidak sayang sama sekali jika ponsel seharga puluhan juta itu akan rusak karena bertubrukam secara langsung dengan meja kayu yang keras.
"Siapa yang menyuruhmu membacakan jadwal setiap pagi?!"
Perlakuan Albert tadi saja sudah berhasil membuat Anna berjengit kaget, sekarang ditambah lagi dengan kalimat menggunakan nada tinggi.
"Bu-bukankah itu yang dilakukan seorang sekretaris Tuan?" jawab Anna dengan tergagap.
Selama kelas kilat satu jam bersama asisten nyonya Elin itu, Anna diberitahu untuk memberitahukan jadwal atasanya setiap pagi menjelang. Anna tidak memiliki pengalaman apapun di bidang ini, jadinya ia hanya mengikuti ajaran dari asisten nyonya Elin.
"Tapi aku tidak suka! Cukup kirimkan rangkuman jadwal saja ke emailku."
Anna mengangguk paham tetapi ia Anna tidak mau menyerah sampai sini, jika tidak memberitahukan jadwal setiap pagi maka waktu bertemu akan semakin sedikit. Dalam misi menggoda tuan Albert yang galak ini Anna berusaha memperbanyak interaksi, itulah yang ia dapat dari google, interaksi menimbulkan cinta. Banyak orang juga yang mengatakan cinta itu bersemi karena terbiasa bersama, jadi cara ini yang dapat Anna lakukan.
Anna beringsut mendekat, jaraknya dengan telinga Albert kini hanya beberapa jengkal, "Tapi Tuan, ini—"
"Keluar!"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Albert sudah memotongnya dengan teriakan, Anna tentu kembali berdiri seperti semula, mengurungkan niatnya untuk kembali membujuk Albert. Meski jantungnya ingin lepas tetapi sebisa mungkin ia tetap profesional mempertahankan senyumannya.
"Baik Tuan, saya keluar dahulu. Jika membutuhkan bantuan langsung saja telepon saya atau Tuan bisa langsung berteriak memanggil saya, dijamin saya akan selalu memasang telinga untuk mendengarnya." Anna masih berusaha mempertahankan senyumannya.
"Berisik! Cepat keluar!" ucap Albert tanpa memandang Anna.
"Baik Tuan."
Anna segera melangkahkan kakinya keluar, setelah sampai di depan pintu ia mengeluarkan segala sumpah serapahnya yang sedari tadi ia pendam di dalam dada. Begitu menjengkelkan memang atasannya itu, tidak bisa halus sedikit saja.
"Hais ... jika bukan karena uang lima ratus juta dan juga keterpaksaan, malas sekali berhadapan dengan presdir kulkas sepertinya!" sungutnya kesal.
***
Aroma masakan begitu menggugah selera, senyuman puas juga tersemat di bibir seorang wanita dengan rambut sebahu itu. Saat ini ia telah berhasil memasak tiga buah hidangan yang nampak lezat. Ada sup ayam yang resepnya ia dapatkan dari neneknya, telur balado yang menggugah selera dan yang terakhir adalah rawon yang sedikit rumit cara memasaknya.
Buru-buru ia membawa semua hidangan itu menuju ke meja makan, menatanya serapi mungkin dan memastikan tidak ada yang kurang. Rasa dari masakannya sudah tidak bisa diragukan lagi, ia sangat pandai memasak dan tidak akan membuat siapapun yang mencicipinya kecewa.
"Nona Sarah sangat pintar memasak, saya yakin tuan muda akan sangat senang melihat hasil masakan Nona ini." ucapan itu berasal dari seorang dengan pakaian pelayan.
Mendapatkan pujian itu membuat sebuah senyuman mengembang, mana ada seorang wanita yang tidak senang jika masakannya dipuji oleh orang lain, begitu juga dengannya.
"Aku harap seperti itu, aku tadi sudah menelponnya dan dia mengatakan akan pulang ke rumah malam ini." binar bahagia tidak lepas sama sekali dari wajahnya.
Sarah Cleive, putri semata wayang dari nyonya Elin Cleive. Tepatnya dua minggu yang lalu, Sarah dinikahkan dengan Albert Anderson yaitu tuan muda ke-3 dari keluarga Anderson, oleh kesepakatan dari dua keluarga. Sayangnya Sarah juga tidak pernah tahu jika kini ibunya juga tengah berusaha membuat Sarah bercerai untuk menikahkan putrinya itu dengan orang lain.
Pernikahan itu sebenarnya bukanlah kehendak Sarah tetapi ibunya yang merencakan semua ini. Sarah menerima saja, selain karena ingin menjadi anak penurut ia juga menyetujuinya karena melihat Albert yang ternyata sangat tampan dan gagah.
Selama pernikahannya dengan Albert ini, lelaki itu hampir tidak pernah tidur dirumah. Ia mengatakan sedang lembur karena terlalu banyak pekerjaan. Sarah pun tidak mempermasalahkan itu dan berusaha memahaminya, ia hanyalah seorang gadis lugu. Mereka tinggal terpisah dari keluarga besar, di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, bersama seorang pelayan.
...━━━ Jerat Cinta Wanita Penggoda ━━━...
Suka dengan cerita ini?
Jangan lupa berikan like dan juga sebuah kalimat di kolom komentar sebagai bentuk aparesiasi, setiap jejak kalian sangat dihargai!
Terimakasih and love you full.
With love,
Khalisa🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments