Raja Kemana?

Ratu berjalan kearah gerbang sekolah dengan lesu dan malas, sudah berulang kali dia mendengar pertanyaan yang sama dari semua teman kelasnya yang mempertanyakan tentang keberadaan Raja.

Langkah kaki Ratu terhenti saat tiga orang cewek berdiri di hadapannya dengan gaya yang angkuh, Ratu mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, kini Ratu menatap Siska yang tak kalah angkuhnya.

“Raja Kemana?” tanya Siska

“Tanya sama orangnya sendiri.” jawab Ratu sambil memalingkan wajahnya kearah lain tak kuasa menatap Siska.

“Lo itu adik kelas jadi nggak usah belagu!” bentak Siska. Ratu tersenyum tipis dia menatap Siska remeh.

“Tidak semua orang harus di patuhi dan di taati, karna kamu bukan Tuhan yang harus saya takuti.”

“Nggak usah sok jagoan dehh lo!! Sekarang gue tanya kemana Raja?!”

“Jika ingin tau, maka cari taulah sendiri jangan hanya mengandalkan seseorang yang dekat dengan orang yang kau sayangi!!!” teriak Ratu formal dan lantang yang mana membuat dia menjadi pusat perhatian sekarang.

Dengan sengajanya Ratu menabrak tubuh Siska yang berada di hadapannya dan tak mempedulikan Siska yang sekarang sudah terjatuh karenanya.

“ADIK KELAS BELAGU!!” teriak Siska yang tidak didengarkan oleh Ratu. Ratu hanya mengacuhkan semua teriakkan Siska yang memakinya mengunakan kata yang kasar.

Mata Ratu berbinar saat melihat seseorang yang membuatnya hilang semangat sekarang tengah melambaikan tangan kearahnya, Ratu langsung berlari menghampiri Raja yang berada didepan gerbang sekolah.

“RAJA!!!” teriak Ratu.

Ratu langsung memeluk Raja saat sudah berada di hadapan Raja tanpa mempedulikan semua murid yang menatapnya jengah. Raja membalas pelukkan Ratu erat sungguh dia merindukan Ratu yang sudah lima hari tidak dia temui.

Ratu mengurai pelukkannya dia menatap Raja dengan sorot mata kesedihan, kemudian menundukkan kepalanya tanda kalau dia sedang sedih.

“ Heyy nggak seneng ketemu Raja?” tanya Raja.

“Nggak Ratu seneng banget bisa ketemu sama Raja. Tapi,” Ratu mengantungkan ucapannya.

“Tapi apa? Ada yang jahatin Ratu? Bilang sama Raja siapa orangnya?.” Tanya Raja bertubi-tubi.

“Itu kak Sis_________”

“RAJAAAA!!” teriakkan itu mampu memotong ucapan Ratu. Ratu memutar bola matanya hiperbola saat melihat siapa orang yang memanggil Raja kesayanganya.

Siapa lagi kalau bukan Siska Wijaya --- kakak kelas yang menyukai adik kelasnya sendiri ---.

Siska menghampiri Raja yang sekarang tengah menggunakan kaus hitam yang dilapisi dengan jaket berwarna biru dan celana jeans hitam yang melekat dikedua kakinya. Raja tersenyum kearah Siska membuat Siska ingin terbang saat ini juga.

Fiks alay parah!!

“Raja? Raja kemana aja sihh? Kok Aku nggak liat Kamu lima hari ini?” tanya Siska.

“Iya Kak soalnya di skors.” Jawab Raja sambil tersenyum kearah Siska dan mengabaikan Ratu yang berada di tengah-tengah mereka. Ratu melipat kedua tangannya di depan dan merasa muak dengan Siska yang suka sekali mencari perhatian Raja.

Di tengah perbincangan antara Raja dan Siska, Ratu sudah duduk di sepeda Raja sambil mengipasi lehernya menggunakan telapak tangannya. Raja merogoh saku jaketnya mengambil sesuatu, Raja menaruh tangannya di belakang dan memberikan sesuatu yang sangat di sukai Ratu.

Cokelat!!.

“Buat Ratu. Raja?.” Tanya Ratu antusias, Raja membalikkan tubuhnya menatap Ratu dengan senyum yang amat teramat manis.

“Iyalah buat siapa lagi? selain Ratu orang yang Raja sayang.” Raja mencubit pipi Ratu gemas, membuat Siska mendengus kesal.

“Raja Sakit ihh.” Ratu menepis tangan Raja yang mencubitnya, dengan wajah yang di buat kesal serupa. Raja tersenyum melihat wajah Ratu yang sangat menggemaskan baginya.

“Raja kita pu____”

“RATUU!!!” teriak seseorang yang memanggil nama Ratu yang mana mampu memotong ucapan Ratu. Satu orang cewek yang berpakaian sama seperti Ratu menghampiri Ratu. Raja dan Siska.

“Ka Nabila? Ada apa Kak?” tanya Ratu. Cewek itu Nabila, Nabila Aleta. Kakak kelas yang baik, yang pernah menghantarkan Ratu ke UKS.

“Ratu bisa ikut Kakak sebentar? Kakak harus ngomong penting sama Ratu.” Ratu melirik Raja.

“Sana, Raja tunggu di sini.” Ucap Raja yang hanya di angguki Ratu. Ratu dan Nabila masuk kembali kedalam sekolah meninggalkan Raja dan Siska di depan gerbang sekolah. Raja memandang punggung Ratu yang mulai menjauh darinya dengan tersenyum tipis.

“Raja. bisa anter Aku pulang gak? Aku nggak di jemput nihh.” Ucap Siska memecah keheningan.

“Raja nggak bisa Kak, Raja jemputnya Ratu bukan Kakak.” Jawab Raja dengan malas.

“Tapi Raja emang Kamu tega biarin Aku sendiri, nanti kalo ada yang nyulik Aku gimana?” tutur Siska yang membuat Raja jengah dengan nada bicara Siska yang di imutkan, karna bagi Raja yang imut itu Cuma Ratu. Cuma Ratu!!

Raja menghembuskan nafas lelah.

“Yahh udah Kak naik.” Pasrah Raja. Siska naik di depan dekat dengan kemudi.

“Lohh Kak, naiknya di belakang!” Raja meninggikan suaranya membentak Siska, tapi bagi Siska itu adalah awal dari sebuah perjuangannya untuk mendapatkan Raja Adik kelas tercintanya. Dihhh!!!

“Ihhh Raja, kalo Aku jatuh gimana? Emang Kamu bawa P3K?” Raja mencengkram stir sepeda dengan kuat, dia langsung menggowes pedal sepeda dengan kekuatan yang maksimal.

Sedangkan di kursi meja kantin Ratu dan Nabila sedang meminum minuman yang baru saja mereka pesan. Ratu menyeruput minuman dingin yang ada di depannya dengan tenang dan tidak terburu-buru, biarkan saja Raja menunggunya di depan gerbang sampai gosong Ratu tidak peduli.

Tidak peduli!!

“Kak ada apa? Katanya Kakak mau ngomong sama Ratu, ngomong apa Kak?” tanya Ratu tidak sabar.

“Gini Ratu, jadi regu cheers kita kurang dua orang Kamu mau nggak jadi salah satunya? Kita udah minta temen Kamu Salma buat temenin Kamu, dia juga ikut. Kamu mau nggak? Kan Raja jadi anak basketnya. Mau yahh pleas.” Nabila menyatukan kedua tangannya memohon kepada Ratu agar mau ikut di timnya.

Ratu berfikir sejenak, “Yahh udah dehh Kak, Ratu izin dulu yahh ke Bang Nugi. Emang kapan latiannya?” ucap Ratu yang mana membuat Nabila bersorak riang.

“Hari minggu dateng kesini yahh.” Ucap Nabila dengan senang.

“Okee, Ratu bakal dateng.” Ucap Ratu.

Setelah menghabiskan minuman yang Ratu dan Nabila pesan, mereka berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang kerumah. Ratu mencari keberadaan Raja. tapi sama seklai dia tidak menjumpai keberadaan Raja.

“RAJAAA!! RAJA KEMANA?!” teriak Ratu namun sama sekali tidak di jawab satu orangpun.

“RAJA!! RAJA NGGAK LUCU!! AYO PULANG!! RAJA!!” tetap tidak ada jawaban. Nabila merasa iba dia menghampiri Ratu dan merangkul pundak Ratu Adik kelas kesayangannya.

“Ratu, jangan-jangan Raja nganter Siska pulang? Kan tadi ada Siska di sini,” tebak Nabila. Ratu mengepalkan tangan kuat, dia merogoh saku roknya, mengambil cokelat yang tadi Raja berikan dan melemparnya kejalan.

“Ratu nggak mau ngomong lagi sama Raja!!” Ratu menginjak cokelat yang sudah sempurna terjatuh di jalan.

“RATU BENCI RAJA RATU NGGAK MAU MAIN SAMA RAJA LAGI, AWAS AJA KALO RAJA MAIN KERUMAH RATU RATU USIR. RATU BENCI SISKA!” Ratu benci Siska sangat benci!!

“RATU NABILA!!” suara sedikit serak yang dipaksakan untuk berteriak itu mulai memasuki kedua telinga Ratu dan Nabila.

“Shiva?!” ucap Nabila sedikit tersentak.

Shiva Athana Luansyah, salah satu teman Nabila yang cukup akrab dengan Ratu dan Raja.

“Ratu. Nabila. kalian ngapain di sini? Lohh Ratu kok nangis? Kamu apain Nab?.” Tanyanya bertubi-tubi.

“Ratu benci sama siska, awas aja Ratu aduin sama Iqbal.” Tutur Ratu tiba-tiba.

“Kok Iqbal Rat. bukan Raja?.” Tanya Nabila heran.

“Ihhh kak Nabila. kan Ratu lagi marah sama Raja.” Jawab Ratu dengan wajah yang masih kesal.

“Yahhh udah terserah Ratu. gimana kalian Aku anter pulang? Kebetulan Aku udah di jemput tuhh.” Shiva menunjuk mobil berwarna hitam yang baru saja berhenti didepan mereka.

Ratu hanya mengangguk dan naik kedalam mobil Shiva di susul oleh Nabila selanjutnya. Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, Ratu sedari tadi hanya menatap kosong kearah samping kaca mobil. Ratu masih tidak menyangka Raja akan meninggalkannya hanya karena Siska, sungguh ini tidak masuk akal.

Bagaimana tidak? Ratu dan Raja sudah bersama sejak masih kecil, Raja tidak pernah mampu meninggalkan Ratu hanya karena hal yang sepele. Bahkan, saat Raja pergi untuk bertemu neneknya Raja akan mengajak Ratu atau memberitahu kalau dia akan pergi.

“ahh sudahlah Raja nggak peduli lagi sama Ratu. Ratu nggak mau ketemu lagi sama Raja.” Batin Ratu.Mobil berhenti tepat di depan rumah mewah yang berwarna putih bersih, yang tamannya terrawat rapih, yang pagarnya berwarna hitam pekat. Yahh, rumah Ratu Tararana Ananta. Ratu keluar dari mobil Shiva di ikuti Nabila dan Shiva di belakangnya.

“Makasih yahh Kak Shiva. udah nganter Ratu pulang. Besok Ratu yang anter pulang okee.” Ucap Ratu sambil mengangkat ibu jarinya.

“Okee, terus Nabila yahh Nab.” Ucap Shiva menunjuk Nabila.

“Okee.” Jawab Nabila.

“Ratu. Ratu. jangan sedih lagi dongs. Nanti Kak Shiva tendang tuh si Siska. Kalo perlu di Tarik.” Ucap Shiva.

“Tarik Siss!!” teriak Nabila.

“Semongko!!” sahut Ratu dan Shiva sambil mengangkat tangannya keatas.

“Kini tinggal Aku sendiri.”

“Hanya berteman dengan sepi.”

“Menanti dirimu kembali.”

“Disini ku terus menanti.!!” Mereka berjoget gerakkan tik-tok yang sempat viral di kalangan anak muda itu.

Setelah berhenti bergoyang, mereka sama sama tertawa keras.

“Udahlah, capek.” Ucap Shiva dengan nafas yang terengah-engah.

“Kita pulang dulu yahh, Rat. nanti kapan-kapan main.” Pamit Nabila.

“Okee Kak hati-hati yahh.” Jawab Ratu.

“Jangan pake hati, nanti sakit hati.” Ucap Shiva. Buceenn teroosss!!

“Take care.”

“OKEE” jawab Nabila dan Shiva bersamaan. Setelah mobil berwarna hitam pekat itu menghilang dari pandangan Ratu. dia langsung berjalan masuk kedalam rumahnya yang besar.

*___________*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!