Dihukum^

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, sekarang Ratu dan Raja tengah berada di koridor untuk pulang bersama. Raja berjalan dengan santainya, dia senang karna besok dia tidak sekolah dan bisa menikmati hukuman dengan bersantai di rumah aja.

Tentunya main game sepuasnya!

Ratu menghentikan langkahnya membuat Raja mau tidak mau harus menghentikan langkahnya mengikuti Ratu yang tengah menunduk ditengah jalan.

“Ratu? Ratu kenapa sihh?” tanya Raja heran.

Ratu mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Menoleh, Ratu menatap Raja yang sekarang tengah menatapnya dengan raut wajah yang khawatir

“Ratu sedih.”

“Lah sedih kenapa?”

“Kalo Raja di skors, Ratu sama siapa di sekolah?” Ratu mengusap matanya yang sedikit berair.

“Ratu, nanti Raja jemput dehh pulang sekolahnya. Lagian yahh Ratu. Raja itu capek, Raja mau istirahat.” ucap Raja jujur.

“Harusnya Raja nggak berantem tadi, coba aja kalo Raja nggak berantem pasti semuanya nggak akan kaya gini dan besok Raja masih sekolah dan nemenin Ratu.” ucap Ratu sedikit kecewa.

“Tapi Ra______”

“Ratu nggak butuh di lindungin Raja. Iya Ratu tau, tadi Ratu nangis Ratu cengeng, tapi seharusnya Raja nggak sampe berantem kaya tadi” Sela Ratu cepat.

“Tapi Ratu, Iqbal tadi udah kelewatan. Raja nggak suka liat Ratu di tarik paksa kaya tadi. Raja nggak suka liat Ratu terluka!” Raja menaikan nadanya tersulut emosi, yang berhasil membuat mata Ratu meneteskan kembali air mata yang sempat terjeda tadi.

“Iya Raja. Ratu tau. Tapi seharusnya Raja nggak berantem. Nggak semua masalah bisa di selesaiin dengan kekerasan Raja.” jelas Ratu dengan bibir yang gemetar.

“Terserah Ratu dehh, Raja capek kalo harus berantem gini sama Ratu. Harusnya itu Ratu bersyukur karna tadi Raja udah dateng dan nyelametin Ratu, emang Ratu bisa jamin dan yakin kalo Raja nggak dateng Ratu bakal baik-baik aja? Raja capek. Ratu nggak pernah bersyukur sama Allah. Karna udah hadirin Raja untuk ngelindungin Ratu. Udahlah Raja pulang aja, capek kalo harus berantem sama Ratu, ujung-ujungnya Raja juga yang harus ngalah.”

Raja meninggalkan Ratu di koridor sekolah yang sepi. Isak tangis Ratu tidak bisa dia tahan lagi Ratu makin terisak saat Raja meninggalkannya sendiri. Ratu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“Raja...hikss...hiks... Maafin Ratu hiks...” isak Ratu pelan.

Langkah kaki Raja terhenti, dia menoleh dan mendapati Ratu yang tengah berjongkok dengan wajah yang tertutup. Raja berbalik, berjalan menghampiri Ratu dan meneluk tubuh wanita yang sangat dia sayangi.

Ratu merasakan ada seseorang yang memeluknya dari depan yang mana membuat tubuh Ratu menghangat seketika. Ratu mencium aroma parfum vanila, Ratu memeluk seseorang yang memeluknya erat itu.

“Ratu maafin Raja. Raja nggak bermaksud untuk bentak Ratu tadi, Raja emosi sama Iqbal. Ratu maafin Raja yah?” Raja menguraikan pelukkannya, dia menangkup wajah Ratu dan menghapus air mata yang membasahi pipi Ratu pelan.

“Ratu jangan nangis dong nanti Raja di marahin sama Bang Yudha sama Bang Nugi.” Raja mengulum senyum manisnya yang membuat Ratu ikut tersenyum karenanya.

Ratu menghapus sisa air mata di pipinya. Ratu mengambil botol air minum yang dia simpan di tasnya dan meneguknya sampai sisa setengah.

“Minta Rat.” Ratu memberikan botol minum yang berwarna biru itu kepada Raja. Raja tersenyum, menerimanya dan meneguknya sampai habis. Raja mengembalikannya kepada Ratu setelah menghabiskannya.

“Yahh udah yuk pulang.” Raja menggandeng tangan mungil Ratu. Ratu hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Raja.

“Ratu?”

“Iya Raja”

“Raja sayang Ratu.”

“Ratu juga sayang sama Raja. Kan Raja pelindungnya Ratu. Ratu nggak tau apa jadinya Ratu tanpa Raja.”

“Kalo suatu hari nanti Raja pergi dan nggak kembali, Raja harap Ratu bahagia yahh walaupun kebahagian itu bukan sama Raja.” ujar Raja.

“Raja ngomong apa sih? Ratu nggak suka, kalaupun Raja pergi Ratu pasti akan ikut sama Raja.” Raja menghentikan langkahnya saat berada tepat di dekat sepedanya, dia menatap Ratu kemudian tersenyum manis kearah Ratu yang mana membuat Ratu ikut tersenyum kearah Raja. Raja menarik Ratu kedalam pelukkannya, untung saja sekolah sudah sepi karena semua murid SMA Harapan Bangsa sudah meninggalkan kawasan sekolah.

“Entah kenapa yahh Rat. Raja ngerasa kalau Raja bakal ninggalin Ratu dan ngasih luka yang begitu menyakitkan buat Ratu.” Ratu mengurai pelukkan Raja, dia menatap Raja dengan sorot mata sulit untuk di artikan. Ratu tersenyum seakan tidak percaya kalau Raja akan meninggalkannya.

“Raja... Raja... emang Ratu nggak tau apa? Raja itu nggak bisa ninggalin Ratu. Raja juga selalu bahagiain Ratu. Nggak mungkin Raja nyakitin Ratu. Kan Raja sayang sama Ratu. iyakan?” Raja hanya mengangguk membenarkan ucapan Ratu.

“ Iya juga yahh, kenapa Raja mikir kaya gitu? Emang Raja bakal ninggalin Ratu? Hahah! Raja ragu akan hal itu.” Raja menarik hidung Ratu yang kecil, membuat Ratu kesal karenanya.

“Ehhh tapi bisa jadi sihh Rat. mungkin aja Raja nanti pergi buat Ratu nangis sampe keluar ingusnya banyak banget. Hahhahahahhahha!!” Raja tertawa keras yang mana mendapat satu cubitan keras di pinggangnya.

“Ratu nggak ingusan yahh.” Ratu memajukan bibir bawahnya.

“Kan emang tuh, kalo Ratu nangis keluar ingus dan ujung-ujungnya baju Raja yang kena sasarannya, padahal ada baju sendiri,” ucap Raja dengan nada yang berbeda.

“Ihh Raja. Tau ah Ratu ngambek.”

“Ihh kamu mah maneh ngambek ihh.”

“Karna aku teh pengen Es krim.”

“Yahh udah ayo.”

“Ayo,” Raja dan Ratu saling tatap satu sama lain kemudian...

“HAHHHHHHAHAHAHAHAHHAHAH!!!” mereka saling tertawa dengan kencang untungnya saat ini hanya ada mereka berdua disini, kalau ada seseorang yang melihatnya sudah dipastikan mereka akan mengira Raja dan Ratu adalah orang gila dadakkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!