Queen Without King
Ratu tengah bercanda ria bersama Raja. Saat ini mereka tengah berjalan menelusuri koridor demi koridor SMA Harapan Bangsa, sekolah yang sangat di cintai mereka. Langkah Ratu terhenti saat menyadari kalau topi upacara yang dia miliki tertinggal di rumah, Ratu menepuk jidatnya keras pertanda dia lupa. Raja menghampiri Ratu dengan tas yang di sampirkan di pundak kanannya.
“Ada apa Rat?” tanya Raja saat mereka tengah berhadapan.
“Raja.. Ratu lupa bawa topi. Gimana dong, nanti Ratu di hukum.” panik Ratu. Raja berfikir sejenak, sebelum merogoh tas warna cokelat pekatnya.
“Nih, pake aja punya Raja.” Raja menyerahkan satu topi yang bertuliskan SMA Harapan Bangsa, kedepan Ratu.
“Tapi Raja, nanti Raja kena hukum lagi.” tutur Ratu. Raja tersenyum, dia mengacak rambut hitam panjang Ratu.
“Nggak papa, yang penting Ratu nggak di hukum” ucap Raja. “ Yah udah yuk kekelas.” Lanjutnya, Ratu hanya mengangguk membenarkan ucapan Raja. Mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju kelas.
*__________________________________________*
Raja dan Ratu sekarang tengah berdiri di lapangan besar yang sudah mulai ramai dengan siswa dan siswi dari semua kelas yang ada. Ratu berdiri tepat di samping Raja yang tak mengenakkan topi, sekarang Raja tengah menahan panas yang sedari tadi membuat matanya silau dan buram. Namun, sebisa mungkin Raja terlihat biasa saja karna dia tidak mau kalau Ratu merasa bersalah.
“Raja, Raja yakin nggak papa? Hari ini panas banget tau.” Ucap Ratu. Raja memicingkan matanya menatap Ratu yang sekarang tengah berada di sampingnya, Raja menaruh telapak tangannya tepat di kening cowok itu.
“Nggak papa, yang penting Ratu nggak kena hukum.” jawab Raja tersenyum tipis. Ratu hanya mengangguk.
“RAJA DEOVANO GEBASTIAN!!” teriak Ibu Lita nyaring, dia berjalan menghampiri Raja. Ibu Lita langsung menarik telinga Raja membuat sang empunya meringis kesakitan.
“Apa salah Saya Bu, Kan Saya nggak berisik?” tutur Raja membela diri.
“Kamu masih nanya salah Kamu apa? Kenapa Kamu nggak pakai topi!”
“Saya kelupaan Bu, lagian juga kena sinar matahari di pagi hari itu sehat Bu.” alibi Raja. Bu Lita makin mengencangkan tarikannya pada telinga Raja dan menarik Raja keruang BK. Ratu menepuk jidatnya geram, mengapa Raja selalu membantah kalau di peringati oleh guru. Rajaaa!!
“Raja pasti bakalan di hukum, Ratu kenapa Kamu sering lupa bawa topi sihh.” tutur Ratu.
“Sabar Rat. Pasti Raja Cuma di hukum berdiri di lapangan sampe jam istirahat.” Ucap Salma pada Ratu. Ratu hanya mengangguk.
+_______+
Sedangkan di dalam ruangan BK, Raja tengah duduk di depan Pak Rendi selaku Guru BK. Sekarang yang Raja lakukan hanya mengabsen nama-nama binatang di kebun binatang yang biasanya dia dan Ratu kunjungi kalau mereka di ajak oleh Yudha dan Nugi.
“ Kambing, Monyet, Gajah, Jerapa, Kuda, Kucing, Kelinci, Kupu-kupu, Burung, Ayam, Katak, Anjing kalo Gue liat Ratu nangis.” Batin Raja yang di akhiri oleh umpatan.
“Raja kenapa Kamu nggak pake topi?” tanya Pak Rendi dengan nada santai.
“Saya lupa Pak.” jawab Raja tak kalah santai. Pak Rendi menghembuskan nafasnya pasrah, Raja sudah sering masuk Ruang BK untuk melindungi Ratu dan imbalannya Ratu akan membelikannya es krim untuknya sebagai tanda maaf.
“Jangan di ulangi lagi yahh. Sekarang bapak minta Kamu buat berdiri di lapangan sampai jam istirahat di mulai, bisa Raja?.” Raja hanya mengangguk, dia berjalan keluar tanpa permisi sekarang dia akan melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Rendi untuknya.
Raja berdiri di bawah teriknya matahari yang menyilaukan mata. Sekarang dia tengah melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Rendi kepadanya. Yahh, berdiri di lapangan sampai jam istirahat.
“Nggak apalah Gue di hukum, yang penting Ratu nggak sakit karna kepanasan.” Gumamnya pelan. Bagi Raja, yang terpenting adalah Ratu. Karna Ratu adalah seseorang yang paling berharga di hidupnya. Jika Raja harus memilih, Harta atau Ratu maka yang Raja pilih adalah Ratu.
“Harta bisa di cari, tapi Ratu susah untuk di cari penggantinya.” ucap Raja tersenyum. Raja sangat menyayangi Ratu begitupun sebaliknya.
*_________________________________*
Ratu tengah menikmati bakso kesukaannya di kantin sekolah, dia tengah sendiri saat ini. Biasanya Raja selalu di samping Ratu, tapi sekarang entah tak tau di mana cowok itu berada.
“Ehh Ratu cantik, lagi makan bakso yahh?” Iqbal tiba-tiba datang dan langsung duduk di depan Ratu. Ratu menatap sengit kearah Iqbal sungguh dia benci Iqbal.
“Pergi Kamu ganggu Aku makan aja!” gertak Ratu galak.
“Widih galak banget, jangan galak-galak nanti Aku kurung nihh di gudang.” Ancam Iqbal sambil mencolek dagu Ratu. Mesum!!!
Brakk
Ratu mengebrak meja dengan keras membuatnya menjadi pusat perhatian sekarang. Iqbal berdiri dan menarik pergelangan tangan Ratu membuat sang empunya meringis kesakitan.
“Lepasin tangan Ratu.. Iqbal sakit.” ringis Ratu kesakitan saat Iqbal memegang pergelangan tangannya dengan kencang.
“Sayangnya Gue nggak bakal lepasin Lo gitu aja, sekarang ayo ikut Gue!!!” gertak Iqbal nyaring. Air mata Ratu perlahan mulai turun
“Raja...” Ratu terus memanggil nama Raja dalam hatinya berharap Tuhan dengan berbaik hati mendatangkan Raja untuk menolongnya sekarang.
Bughh
Satu pukulan mendarat tepat di wajah Iqbal membuatnya jatuh tersungkur dengan darah yang keluar lewat sudut bibirnya, Iqbal menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya itu dengan sedikit decapan.
“Ratu, Ratu nggak papakan?” Raja bertanya khawatir.
“Tangan Ratu sakit Raja... hiks...hikss.” adu Ratu pada Raja. Yahh, yang memukul Iqbal adalah Raja Deovano Gebastian. Raja savage!!!
Iqbal berusaha untuk berdiri, Iqbal mendorong punggung Raja dengan kakinya membuat Raja kehilangan keseimbangan dan menabrak tubuh Ratu yang berada di hadapannya.
Bugh....
“Aduhhh” ringis Ratu sekarang punggungnya sudah sempurna menyentuh lantai koridor.
“Ratu” Raja mengepalkan kedua telapak tangannya kuat, dia berbalik dan memukul wajah Iqbal untuk yang kedua kalinya yang mana mampu membuat luka lebam di pipi Iqbal.
Bugh...
“Beraninya Lo nyentuh Ratu dengan tangan Lo yang kotor!!! Anjirr!!” Raja menarik kerah baju Iqbal geram.
“RAJA!!! IQBALL!!!” entah dari mana suara itu berasal tapi suara itu mampu memberhentikan perkelahian Raja dan Iqbal. Suara itu berasal dari Pak Rendi Guru BK. Pak Rendi langsung menghampiri Raja dan Iqbal.
“Kalian berdua ikut bapak keruang BK, SEKARANG!” tegas Pak Rendi. Raja menggaruk kepalanya yang terasa gatal menurutnya. Raja hendak pergi sebelum tangan mungil menahan pergelangan tangannya.
“Ada apa Ratu?.”
“Raja. Ratu ikut yahh?”
“Ratu. kan yang di panggil Raja sama Iqbal.” ucap Raja sambil memainkan rambut Ratu yang berwarna hitam pekat itu.
“Tapi Raja, Ratu takut Raja kena hukum lagi. Raja kan habis di hukum, masa harus kena hukum lagi.” cemas Ratu.
“Ratu palingan juga di skors, nanti kalo Raja di skors kita nggak berangkat sekolah bareng.” Ide Raja yang paling bodoh. Raja mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
“Ka Nabila!!!” teriak Raja lantang. Seorang cewek berrambut sebahu menghampiri Raja dan Ratu. Dia Nabila Aleta yang Raja panggil. Dia kakak kelas yang paling baik dan polos.
“Ada apa, Ja?” Tanya Nabila to the point.
“Kak tolong anter Ratu ke UKS yahh, Ka. Raja di panggil soalnya.” pinta Raja.
“Ouhh yahh udah Raja pergi gih.”
“Iya Kak Makasih, Kakak baik banget pantes Kak Gilang milih Kakak jadi pacarnya.” Ucap Raja dan langsung berlari meninggalkan Ratu dan Nabila di kantin. Ratu memandang punggung Raja yang mulai menjauh darinya.
“Ayo Ratu kita ke UKS.” Ajak Nabila
“Iya Kak tapi Ratu beli minum dulu yahh.” ucap Ratu yang hanya di angguki Nabila. Setelah membeli minum Ratu dan Nabila berjalan beriringan menuju UKS.
Sedangkan di ruang BK Raja masih terus mengabsen nama-nama binatang yang dia ketahui sambil mengedarkan pandangannya keseluruh Ruang BK yang tidak terlalu megah seperti kamarnya itu. oke sombong!
Pak Rendi menatap kedua anak murid di depannya dengan raut tegas namun tenang
“ Jelasin sama bapak, siapa yang mulai duluan?” Tanya Pak Rendi.
“Lah mana Saya tau pak, dia’kan ikan.” Raja menunjuk Iqbal yang berada di sebelahnya. Mata Iqbal membulat dia menepak tangan Raja yang menunjuknya keras.
“Gue manusia Goblokk!!” tutur Iqbal tak terima.
“Iya Lo manusia, tapi kelakuan Lo kaya binatang.” balas Raja sengit.
“Lo kaya Monyet!”
“Lo kaya kambing!"
“Kambing di jual mahal harganya!”
“Tapi baunya nauzubillah!”
“KENAPA KALIAN JADI DEBAT SEPERTI INI!!” Gertak Pak Rendi geram.
“Pak Rendi... Pak Rendi... Pak Rendi... Pak Rendi.” Seorang cewek dengan rambut yang hitam panjang masuk kedalam Ruangan BK yang mana membuat tiga orang cowok yang ada di dalam ruangan terlonjak kaget.
“Ratu!!” ucap Raja terkejut. Yahh cewek itu Ratu. Ratu Tararana Ananta. Cewek polos, pintar, baik, cantik, maka dari itu Raja sangat mencintai Ratu sebagai seseorang yang sangat berharga di hidupnya.
Ratu menghampiri meja Pak Rendi dan berdiri tepat di belakang Raja.
“Pak Rendi, Ratu bakal marah yahh sama Pak Rendi kalo Pak Rendi hukum Raja.” Ratu mencibikkan bibirnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
“Kenapa gitu?” Pak Rendi memicingkan matanya tak mengerti.
“Karna Raja itu nggak salah Pak, yang salah itu anak kambing ini.” Ratu menunjuk Iqbal membuat Iqbal mendengus kesal, Raja terkekeh geli melihat Iqbal yang wajahnya memerah menahan amarah.
“Kenapa Lo selalu belain Raja sih Rat? Gue itu sayang sama Lo” Pengakuan Iqbal membuat Ratu menatap Raja kemudian tertawa bersama Raja membuat Iqbal mendengus kesal dan Pak Rendi yang sekarang tengah memijat pelipisnya pusing, tak mengerti lah rueddd.
“Nggak akan mungkin Ratu suka sama Lo.” Raja berusaha menghentikan tawanya.
“Ratu itu nggak cinta sama Iqbal jadi jangan mimpi.”
“RAJA IQBAL BAPA SKORS KALIAN SATU BULAN!!!” Teriak Pak Rendi semuanya membulatkan mata tak percaya, termasuk Ratu yang sudah membuka mulutnya tersentak.
“Lahh Pak salah Saya apa? Yang mulai duluan itu Raja dia udah mukul Saya Pak kok Saya juga ikut di skors, harusnya Raja doang dong Pak?.” Iqbal berucap dengan nada yang tak terima.
“Gimana Saya nggak mukul Pak? Orang Saya liat dia narik-narik Ratu secara paksa. Yahh Saya nggak terima Pak, coba aja istri Bapak di tarik sama orang secara paksa apa Bapak bakal diem aja?” Pak Rendi tercengang dengan ucapan Raja dan binggung untuk menjawab apa.
“Bapak nggak akan tinggal diem’kan Pak? Sama Pak. Saya juga nggak akan biarin ada luka sedikitpun di tubuh Ratu. Saya udah janji sama diri Saya sendiri, Pak. Saya akan jagain Ratu apapun resikonya. Kalaupun Saya harus mati sekalipun demi ngelindungin Ratu, Saya rela Pak. Karena bagi Saya, Ratu jauh lebih penting dari apapun Pak!” Ucap Raja bersungguh-sungguh terlihat dari wajahnya yang serius.
“Ahhh Raja uwwuuu” ucap Ratu sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. berulang-ulang Pak Rendi menghela nafas panjang untuk mengontrol emosinya.
“Saya tau Raja Kamu sangat menyayangi Ratu, tapi setidaknya cobalah untuk tidak menyakiti teman Kamu. Jadi Bapak skors kalian satu minggu sebagai hukumannya, dan Bapak gak nerima bantahan!” Ucap Pa Rendi tenang.
“Silahkan kalian keluar dari Ruangan Bapak, dan kembali kekelas kalian masing-masing.” ucap Pa Rendi, Iqbal yang mendengar itu langsung berlalu begitu saja tanpa pamit, tanpa permisi, langsung berjalan melewati Ratu yang sekarang tengah menatapnya dengan tatapan sengit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments