Seiring bertambahnya usia kehamilan Summer, perut yang tadinya rata, kini sudah terlihat membuncit. Namun, Summer tidak pernah mengeluh dengan kehamilannya. Meskipun ada sebagian tetangga Radid yang mencibirnya, hal itu tidak membuat Summer menjadi berkecil hati.
Dia terus menguatkan hatinya demi anak yang ada di dalam kandungannya. Summer pun tidak berdiam diri tinggal di rumah sepupunya. Dia memilih untuk bekerja sebagai sales marketing di sebuah dealer motor yang ada di dekat rumah Radid. Meskipun sebenarnya Radid, menyuruh Summer untuk tinggal di rumah saja, tetapi dia tidak ingin menyusahkan kakak sepupunya terus.
Apalagi, Summer selalu memikirkan masa depan anak yang sedang dikandungnya. Membuat dia selalu bersemangat untuk mencari uang dan mengumpulkannya. Agar nanti saat anaknya lahir, setidaknya dia sudah memiliki tabungan ketika Summer harus berhenti kerja dan menjaga anaknya.
"Summer, kandungan kamu sudah besar. Apa tidak sebaiknya mengundurkan diri saja? Abang masih sanggup membiayai hidup kamu dan anak kamu nanti," ucap Radid saat mereka sedang menikmati sarapan pagi.
"Aku tahu uang Abang banyak. Tapi aku juga ingin menghasilkan uang sendiri. Nanti saja Bang, setelah kehamilanku mendekati hari perkiraan lahir, aku pasti berhenti kerja, kho."
"Kamu tuh, selalu saja keras kepala."
"Iya benar Summer, apa yang dibilang Bang Radid. Kamu jangan merasa sungkan pada Abang maupun Mbak. Karena bagi Mbak, kamu sudah seperti adik kandung Mbak sendiri. Dari kecil Mbak tuh ingin punya adik, tapi Tuhan tidak memberikannya juga. Bersyukur menikah dengan Bang Radid yang memiliki adik sepupu yang cantik dan menggemaskan seperti kamu," timpal Hanna seraya membereskan piring bekas makannya dan bekas makan Radid.
"Aku juga sangat beruntung memiliki saudara yang baik seperti kalian. Semoga Allah membalas semua kebaikan Mbak dan Abang. Semoga Allah mengabulkan keinginan terbesar kalian," ucap Summer dengan suara yang bergetar.
Dia merasa sangat terharu dengan apa dilakukan pasangan suami istri itu. Radid maupun Hanna memang sudah sering menyuruhnya untuk berhenti kerja. Namun, Summer tetap bersikeras untuk terus bekerja sampai saat waktu dia akan melahirkan.
Setelah semuanya menyelesaikan sarapan paginya, Radid pun segera berangkat kerja di sebuah instansi pemerintah, sedangkan Hanna pergi ke toko bajunya yang ada di pasar. Begitupun dengan Summer yang langsung berangkat menuju ke dealer motor tempat dia bekerja
Setibanya di tempat kerja, Summer langsung menyiapkan brosur yang akan dia sebar ke mana saja. Karena hari ini, dia mendapat jatah untuk menyebarkan brosur. Karena memang, mereka bekerja bergantian untuk menjaga counter. Setiap orang memiliki kesempatan dua kali dalam seminggu menjaga counter. Sisanya mereka bekerja di lapangan menyebarkan brosur.
"Summer, kamu tidak minta gantian saja sama Riska. Perut kamu sudah buncit gitu loh," saran Tanti temannya.
"Gak apa, Tan. Kata orang, ibu hamil itu harus banyak gerak agar lahirannya lancar," ucap Summer dengan tersenyum. Meskipun sebenarnya dia merasa malas pergi berkeliling menyebarkan brosur, tapi Summer segera menepisnya saat dia teringat anaknya pasti membutuhkan biaya besar saat sudah lahir nanti.
"Ya sudah yuk! Kamu naik motor sama aku saja," ajak Tanti.
"Biar sama aku, Tan. Badan kamu kan kecil, nanti motor kamu oleng lagi," kelakar Yoko. Padahal dia sendiri kurus ceking seperti tiang listrik.
"Bisa, saja Mas Yoko." Summer hanya tersenyum tipis menanggapi candaan laki-laki itu. Karena dia tahu kalau Yoko menyimpan perasaan padanya. Namun, Summer tidak bisa menerima pernyataan cinta Yoko karena dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan laki-laki itu. Ditambah lagi, Summer sedang hamil dari laki-laki lain.
Setelah semuanya mendapatkan arahan dari atasannya, semua sales marketing pun langsung menyebar sesuai daerah yang sudah ditentukan untuk menyebarkan brosur. Begitupun dengan Summer yang mendapatkan jatah daerah yang sama dengan Yoko. Gadis itu hanya mengikuti ke mana laki-laki itu membawanya.
"Mas, berhenti dulu! Aku ingin beli minum," pinta Summer saat dia merasakan tenggorokannya sangat kering setelah mereka seharian berkeliling.
"Di depan saja Summer, kalau berhenti di sini harus nyebrang, putar arahnya jauh sekali," ucap Yoko.
"Tidak apa, Mas. Aku nyebrang saja. Sekalian mau beli tissue."
"Ya sudah, aku tunggu di sini ya!"
"Iya, Mas." Summer pun segera menyeberang jalan di rasa jalanan sudah lengang. Namun saat dia akan menyebrang di jalan yang berlawanan arah, tiba-tiba saja datang sebuah mobil sports berwarna hitam metalik melaju dengan kecepatan tinggi.
Untung saja Summer langsung menyadari kalau mobil itu melaju ke arahnya, sehingga dia segera mempercepat langkahnya. Namun sayang, kecepatan mobil lebih tinggi dari kecepatan Summer, sehingga dia harus terserempet tangannya dan membuat Summer hilang keseimbangan dan jatuh berjongkok.
Untung saja kedua tangan Summer langsung menumpu ke aspal sehingga bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh tengkurap. Namun tetap saja guncangan itu menyebabkan Summer keluar darah dari jalan lahir.
Semua orang yang melihat kejadian itu langsung menolong Summer. Begitupun dengan orang yang telah menyerempetnya yang langsung turun dari mobilnya. Karena dia merasa takut akan dihakimi oleh warga.
"Mas, tolong bantu bawa ke mobil saya!" suruh lelaki muda yang memakai jas mahal.
"Iya Mas. Anda harus tanggung jawab dengan apa yang terjadi pada ibu hamil ini"
"Iya, benar. Makanya bawa mobil jangan ngebut. Sudah tahu ada zebra cross, masih saja ngebut. Bukannya agak pelan."
"Summer, kamu tidak apa-apa?" tanya Yoko yang baru saja datang.
"Perutku sakit," keluh Summer sebelum akhirnya dia tidak sadarkan diri.
"Ayo cepat-cepat bawa ke rumah sakit." semua orang berteriak menyuruh penabrak itu agar secepatnya membawa Summer ke rumah sakit.
Laki-laki yang bernama Billy Mahendra itu pun bergegas membawa Summer. Dia juga takut jika terjadi hal yang serius pada ibu hamil itu. Hingga saat tiba di rumah sakit. Dokter menyarankan agar melakukan tindakan operasi caesar karena terlihat banyak darah yang keluar dari jalan lahir.
"Mas, tanda tangani saja. Mas harus tanggung jawab karena sudah menyebabkan teman saya mengalami kecelakaan," suruh Yoko saat melihat Billy merasa gamang untuk menyetujui tindakan caesar.
"Saya pasti akan bertanggung jawab. Mas jangan khawatir. Tolong kabari keluarganya dengan apa yang terjadi pada wanita itu," pinta billy.
Yoko pun segera menekan nomor darurat Summer. Hingga tersambung pada Radid. Tanpa basa-basi lagi, Radid langsung bergegas ke rumah sakit untuk mleihat keadaan adik sepupunya. Kedatangannya bersamaan dengan Summer selesai melakukan operasi caesar dan melahirkan bayi laki-laki.
"Syukurlah Summer baik-baik saja. Anaknya juga selamat, bayi laki-laki yang sangat mirip dengan dengan papanya, Rain."
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite...
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Azizka Amelia Putri
Alhamdulillah bayi dan ibu nya s3lamat dan sehat
2022-12-27
1
Unnie
Aku baru sempat baca nih novel..😍
2022-12-03
1
sella surya amanda
lanjut
2022-12-03
1