Bab 3 Selamat Tinggal Rain

Pagi yang indah dengan sinar mentari yang bersinar terang. Memberikan harapan baru pada seorang gadis yang sedang mengemasi barang-barang penting miliknya. Setelah tadi Rain pulang dari rumahnya, Summer langsung bergegas membersihkan dirinya dan membereskan barang apa saja yang akan dia bawa.

"Aku harus pergi ke mana? Apa aku harus pergi dan mencari kerja di kota tempat aku kuliah? Pasti Rain akan mudah menemukan aku jika aku pergi ke sana dan menemui teman kampusku," gumam Summer.

Di tengah-tengah kebingungan gadis itu menentukan kota tujuannya, terdengar ada suara yang mengetuk pintu dari luar. Summer pun langsung beranjak pergi untuk membukakan pintu dan ternyata sepupunya yang dari ibu kota berkunjung ke rumahnya.

"Bang Radid, Mbak Hanna, kapan kalian datang?" tanya Summer kaget. Dia langsung mencium punggung tangan kakak sepupu dan istrinya.

"Sudah dua hari Abang pulang kampung, tapi pas kemarin ke rumah kamu, di rumah gak ada orang. Apa kabar kamu Summer? Kenapa matamu terlihat sembab? Apa kamu sedang ada masalah?" tanya Radid, kakak sepupu Summer.

"Duduklah dulu, Bang! Aku buatkan dulu minum ya," suruh Summer.

Radid dan Hanna hanya saling berpandangan melihat raut wajah Summer yang berubah sendu. Pasangan suami istri itu hanya mengikuti apa yang Summer katakan. Mereka pun dengan patuh duduk di sofa tanpa bicara lagi.

Tidak lama kemudian, Summer kembali dengan nampan di tangannya. Dia menyimpan dua cangkir teh manis dan cemilan untuk teman mereka ngobrol. Namun, tiba-tiba saja rasa mual itu datang saat bau rokok yang Radid keluarkan dari kantong bajunya.

Summer langsung berlari menuju ke kamar mandi. Membuat pasangan suami istri itu lagi-lagi saling berpandangan melihat hal yang berbeda pada diri Summer. Radid segera memasukkan kembali benda bernikotin itu dan langsung menghampiri Summer.

"Dek, kamu tidak apa-apa?" tanya Radid dengan memijat tengkuk adiknya. "Hanna, cepat ambilkan minyak kayu putih!"

"Summer, disimpan dimana minyak kayu putihnya?" tanya Hanna dengan terus mencari di kamar Summer. Sampai tanpa sengaja dia melihat alat test kehamilan di laci nakas Summer. Hanna pun segera mengambilnya dan memberikannya pada Radid, bersamaan dengan kayu putih yang sudah ditemukannya.

"Dek, apa kamu hamil?" tanya Radid dengan terus mengoleskan minyak kayu putih di area leher Summer.

Summer memejamkan matanya sesaat. Rasanya percuma juga jika dia berbohong pada sepupunya itu karena dia yakin pasti Mbak Hanna sudah melihat alat test kehamilan itu. Dia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pada mereka berdua.

"Kalau sudah selesai muntahnya, Abang tunggu di depan. Kita harus bicara serius," ucap Radid sebelum dia pergi meninggalkan Summer di kamar mandi.

Setelah Summer sudah merasa baikan, gadis itu pun menemui sepupunya yang sudah menunggu di ruang tamu. Terlihat Radid menatap tajam ke arahnya, saat Summer baru saja datang ke ruangan itu.

"Sudah berapa bulan?" tanya Radid dengan nada datar.

"Lima minggu, Bang."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan dengan kehamilan kamu itu. Sementara kamu belum menikah. Apa itu anaknya Rain? Pacar kamu yang dari jaman SMA itu," tanya Radid dengan terus menatap tajam adiknya.

"Iya, Bang. Aku memang salah, karena tidak bisa menjaga diriku. Abang boleh membenciku ataupun menjauhi aku, tapi Abang jangan pernah meminta untuk menggugurkan anakku. Karena aku tidak akan pernah melakukannya."

"Abang sebenarnya sangat kecewa dengan kamu Summer. Tapi anak itu tidak berdosa. Apa kamu sudah memberitahu Rain tentang kehamilan kamu?"

Summer tidak menjawab pertanyaan Radid, dia hanya menggelengkan kepalanya. Membuat Radid mendengus kasar melihat jawaban dari Summer. Sebenarnya dia sangat ingin memarahi adiknya itu, tetapi dia tidak pernah bisa setiap kali melihat wajah Summer yang memelas. Rasa sayangnya yang besar pada Summer, membuat hatinya selalu luluh di depan adiknya itu.

"Kenapa tidak memberitahu Rain?"

"Rain ... dia sudah menikah dengan Yasmin."

"Apa? Lalu bagaimana dengan anak kalian?"

"Bang, boleh aku ikut bersama dengan Abang ke kota? Kalau Abang malu karena aku hamil diluar nikah, Aku bisa mencari rumah kontrakan di sana."

"Summer, tinggal saja bersama kami. Kamu tidak perlu mencari rumah kontrakan. Mbak tidak keberatan jika kamu mau tinggal bersama dengan kita," sela Hanna yang sedari tadi diam.

Dia merasa kasihan dengan apa yang terjadi pada hidup Summer. Seorang gadis yang dulunya sangat dimanja dan disayangi oleh kedua orangnya, kini hidupnya terbalik seratus delapan puluh derajat.

"Abang juga tidak keberatan kamu tinggal dengan Abang. Tapi, kenapa kamu tidak mau memberitahu Rain? Meskipun dia sudah menikah, anak ini tetap anaknya," tanya Radid yang tidak mengerti dengan jalan pikiran adiknya.

"Abang, papanya Rain tidak pernah setuju aku berhubungan dengan putranya. Aku tidak mau anakku di tolak oleh mereka. Biarkan saja mereka tidak tahu tentang keberadaan anak ini, asalkan anakku tidak pernah mendapatkan penolakan dari lingkungan dan orang-orang terdekatnya."

"Kamu selalu saja keras kepala. Sekarang cepat bereskan barang-barang kamu. Abang mau pulang ke ibu kota. Tadi Abang mampir ke sini karena selama Abang pulang tidak bertemu dengan kamu."

"Bang, tolong jangan katakan pada siapa pun kalau aku ikut dengan Abang. Apa Om dan Tante bisa menjaga rahasia aku?"

"Kamu tenang saja, Mama dan Papa pasti akan merahasiakan kepergian kamu. Nanti kunci rumahmu biar titip saja pada Mama, agar ada orang yang membersihkannya.

"Iya, Bang! Terima kasih," ucap Summer.

"Gadis bodoh! Kalau ada masalah, seharusnya kamu bilang pada keluargamu. Bukan berusaha menyelesaikannya sendiri tapi kamu sendiri tidak punya solusinya." Radid mengacak-acak rambut Summer. Rasa kasian, kesal, dan ingin marah bercampur jadi satu karena kebodohan Summer, yang mau memberikan segalanya pada laki-laki yang hanya berstatus sebagai kekasihnya itu.

Summer pun kembali membereskan barang-barangnya dibantu oleh Hanna. Sementara Radid memilih pergi ke rumahnya untuk membicarakan masalah Summer pada kedua orang tuanya. Dia meminta agar kedua orang tuanya merahasiakan kepergian Summer yang ikut dengannya pada siapa pun terutama pada Rain.

Setelah semuanya siap, mereka pun langsung berangkat ke ibu kota. Tanpa sengaja Summer melihat Rain yang sedang membonceng Yasmin, entah mereka mau pergi ke mana. Gadis itu hanya tersenyum kecut saat melihat tangan mungil Yasmin melingkar di perut Rain. Dia langsung menyembunyikan dirinya ketika kendaraan yang mereka tumpangi terjebak di lampu merah.

Selamat tinggal Rain! Aku tidak akan pernah menyesal telah memberikan semuanya padamu. Karena aku tahu, kamu laki-laki baik yang pernah aku kenal. Laki-laki yang selalu memberikan kehangatan padaku. Meskipun kini aku tidak akan bisa memiliki kamu lagi, tapi aku memiliki kenangan indah itu bersamamu.

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Azizka Amelia Putri

Azizka Amelia Putri

di lanjut thorrr semangat terus ok

2023-01-10

2

Atik Dinul Qoyimah

Atik Dinul Qoyimah

harusnya rain bisa nolak dong kalau bener" cinta sama summer .. perjuangin dulu lah .. masa langsung pasrah aja

2022-12-05

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

jangan pernah menyesal sesuatu yg telah terjadi jadikan pelajaran kedepannya untuk hidup yg lebih baik

2022-12-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tenda Biru
2 Bab 2 Jauhi Rain!
3 Bab 3 Selamat Tinggal Rain
4 Bab 4 Penyesalan Rain
5 Bab 5 Terserempet Mobil
6 Bab 6 Ikatan Batin
7 Bab 7 Ayah Pengganti
8 Bab 8 Melamar Kerja
9 Bab 9 Bertemu Yasmin
10 Bab 10 Mencoba Peruntungan
11 Bab 11 Terhubung Kembali
12 Ban 12 Gambar Hati
13 Bab 13 Cobalah buka hati!
14 Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15 Bab 15 Mulai Membuka Hati
16 Bab 16 Gosip
17 Bab 17 Tertampar Wajah
18 Bab 18 Video Call
19 Bab 19 Pilihan Alka
20 Bab 20 Mengirim Foto
21 Bab 21 Bertemu Mantan Kekasih
22 Bab 22 Rain, lepaskan aku!
23 Bab 23 Keputusan Summer
24 Bab 24 Lamaran
25 Bab 25 Alka Protes
26 Bab 26 Taman Hiburan
27 Bab 27 Dia Putramu
28 Bab 28 Maafkan, Bunda!
29 Bab 29 Mengunjungi Alka
30 Bab 30 Ayam Bakar
31 Bab 31 Menginap
32 Bab 32 Peringatan Billy
33 Bab 33 Percaya sama aku!
34 Bab 34 Bulan Bahasa
35 Bab 35 Love you, Cantik!
36 Bab 36 Akhirnya Bentrok
37 Bab 37 Pesan Radid
38 Bab 38 Alka Merajuk
39 Bab 39 Pernikahan Summer
40 Bab 40 Demam Tinggi
41 Bab 41 Profesi dan Sifat Tidak Sinkron
42 Bab 42 Bunda boong, ya!
43 Bab 43 Kecewa
44 Bab 44 Kesetiaan dipertanyakan
45 Bab 45 Ketakutan Alka
46 Bab 46 Alibi Billy
47 Bab 47 Ungkapan Rain
48 Bab 48 Kenyataan Yang Mengejutkan
49 Bab 49 Summer Kabur
50 Bab 50 Dari Alka
51 Bab 51 Tertangkap
52 Bab 52 Koma
53 Bab 53 Sadar
54 Bab 54 Mertua vs Menantu
55 Bab 55 Syarat dari Alka
56 Bab 56 Rain, tolong aku!
57 Bab 57 Langsung Ditolak
58 Bab 58 Ketuk Palu
59 Bab 59 Tetangga Baru
60 Bab 60 Besan
61 Bab 61 Saling memiliki perasaan
62 Bab 62 Rencana Pulang Kampung
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Mengenang Masa Lalu
65 Bab 65 Banyak Perubahan
66 Bab 66 Mirip Rain
67 Bab 67 Penolakan Ayah
68 Bab 68 Rencana Bu Astrid
69 Bab 70 Masa Lalu Ayah
70 Pengumuman Giveaway
71 Bab 71 Panggil Apih
72 Bab 72 Apa??!!
73 Bab 73 Syok
74 Bab 74 Restu
75 Bab 75 Kembali ke Ibu Kota
76 Bab 76 Lamaran
77 Bab 77 Tante sakit!!!
78 Bab 78 Mantan Menantu vs Mantan Mertua
79 Bab 79 Foto Prewedding
80 Bab 80 Tidak Berubah
81 Bab 81 Cukup Menjadi Istriku
82 Bab 82 Sah
83 Bab 83 Rumpi Sebelum Tempur
84 Bab 84 I love you, Summer!
85 Pengumuman Giveaway
86 Promo Mainan CEO Arogant
87 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 Tenda Biru
2
Bab 2 Jauhi Rain!
3
Bab 3 Selamat Tinggal Rain
4
Bab 4 Penyesalan Rain
5
Bab 5 Terserempet Mobil
6
Bab 6 Ikatan Batin
7
Bab 7 Ayah Pengganti
8
Bab 8 Melamar Kerja
9
Bab 9 Bertemu Yasmin
10
Bab 10 Mencoba Peruntungan
11
Bab 11 Terhubung Kembali
12
Ban 12 Gambar Hati
13
Bab 13 Cobalah buka hati!
14
Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15
Bab 15 Mulai Membuka Hati
16
Bab 16 Gosip
17
Bab 17 Tertampar Wajah
18
Bab 18 Video Call
19
Bab 19 Pilihan Alka
20
Bab 20 Mengirim Foto
21
Bab 21 Bertemu Mantan Kekasih
22
Bab 22 Rain, lepaskan aku!
23
Bab 23 Keputusan Summer
24
Bab 24 Lamaran
25
Bab 25 Alka Protes
26
Bab 26 Taman Hiburan
27
Bab 27 Dia Putramu
28
Bab 28 Maafkan, Bunda!
29
Bab 29 Mengunjungi Alka
30
Bab 30 Ayam Bakar
31
Bab 31 Menginap
32
Bab 32 Peringatan Billy
33
Bab 33 Percaya sama aku!
34
Bab 34 Bulan Bahasa
35
Bab 35 Love you, Cantik!
36
Bab 36 Akhirnya Bentrok
37
Bab 37 Pesan Radid
38
Bab 38 Alka Merajuk
39
Bab 39 Pernikahan Summer
40
Bab 40 Demam Tinggi
41
Bab 41 Profesi dan Sifat Tidak Sinkron
42
Bab 42 Bunda boong, ya!
43
Bab 43 Kecewa
44
Bab 44 Kesetiaan dipertanyakan
45
Bab 45 Ketakutan Alka
46
Bab 46 Alibi Billy
47
Bab 47 Ungkapan Rain
48
Bab 48 Kenyataan Yang Mengejutkan
49
Bab 49 Summer Kabur
50
Bab 50 Dari Alka
51
Bab 51 Tertangkap
52
Bab 52 Koma
53
Bab 53 Sadar
54
Bab 54 Mertua vs Menantu
55
Bab 55 Syarat dari Alka
56
Bab 56 Rain, tolong aku!
57
Bab 57 Langsung Ditolak
58
Bab 58 Ketuk Palu
59
Bab 59 Tetangga Baru
60
Bab 60 Besan
61
Bab 61 Saling memiliki perasaan
62
Bab 62 Rencana Pulang Kampung
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Mengenang Masa Lalu
65
Bab 65 Banyak Perubahan
66
Bab 66 Mirip Rain
67
Bab 67 Penolakan Ayah
68
Bab 68 Rencana Bu Astrid
69
Bab 70 Masa Lalu Ayah
70
Pengumuman Giveaway
71
Bab 71 Panggil Apih
72
Bab 72 Apa??!!
73
Bab 73 Syok
74
Bab 74 Restu
75
Bab 75 Kembali ke Ibu Kota
76
Bab 76 Lamaran
77
Bab 77 Tante sakit!!!
78
Bab 78 Mantan Menantu vs Mantan Mertua
79
Bab 79 Foto Prewedding
80
Bab 80 Tidak Berubah
81
Bab 81 Cukup Menjadi Istriku
82
Bab 82 Sah
83
Bab 83 Rumpi Sebelum Tempur
84
Bab 84 I love you, Summer!
85
Pengumuman Giveaway
86
Promo Mainan CEO Arogant
87
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!