Setengah berlari Summer meninggalkan pesta pernikahan Rain. Namun, baru saja dia keluar dari tenda biru itu, tangannya tiba-tiba saja ada yang menariknya. Mau tidak mau, dia pun mengikuti tarikan tangan yang kokoh itu.
"Om Ata...," lirih Summer.
Sampai saat mereka di dalam rumah kakeknya Rain, barulah papanya Rain melepaskan cekalan tangannya pada gadis itu. Dia sengaja membawa Summer ke sana, karena ada hal yang harus dia bicarakan pada gadis itu.
"Summer, sekarang kamu sudah dia tahu kalau Rain sudah menikah dengan Yasmin. Om harap, kedepannya kamu tidak usah lagi mencari Rain. biarkan Rain bahagia dengan wanita yang sepadan dengannya. Hanya Yasmin, gadis yang cocok untuk mendampingi Rain karena dia memiliki bibit, bebet dan bobot yang jelas." Tuan Altair menghentikan sejenak ucapannya, dia menatap lekat Summer yang sedang menundukkan kepalanya dengan tangan saling bertautan.
"Om yakin kamu gadis yang baik dan tidak mungkin akan merusak kebahagiaan sahabatnya sendiri," sarkas Tuan Altair.
"Om jangan khawatir aku akan pergi jauh dari kehidupan Rain dan juga Yasmin. Selamat ya Om, semoga kebahagiaan selalu bersama Keluarga Om. Semoga keluarga Om, tidak pernah merasakan sakit hati saat harus ditinggalkan oleh kekasihnya dan dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Kalau tidak ada lagi yang harus dibicarakan, apakah saya sudah boleh pulang Om?" Summer berbicara dengan suara yang bergetar.
"Silakan! Ingat pesan Om, jauhi Rain dan jangan pernah lagi mengharapkan dia!"
Summer hanya tersenyum samar mendengar apa yang Pak Libra katakan. iya langsung pergi dari sana dengan hati yang hancur berkeping-keping. Seandainya saja tidak ada nyawa lain di dalam raganya dan seandainya saja bunuh diri itu bukanlah suatu dosa. Summer ingin sekali untuk mengakhiri hidupnya.
Tuhan, kenapa hidup ini tidak adil padaku? Engkau ambil kedua orang tuaku dan sekarang, aku harus merelakan laki-laki yang aku cintai dengan gadis lain. Kenapa, kenapa harus aku yang menanggung semua itu? Apa aku salah, karena mencintai laki-laki yang tidak sepadan denganku? Ayah Ibu, aku ingin ikut dengan kalian. Aku tidak mau hidup sendiri di sini, jerit hati Summer.
Summer terus saja berjalan seorang diri dengan sesekali melihat langit dan mengerjapkan matanya. Agar dia dapat menahan air mata yang memaksa ingin ke luar. Dia menyusuri jalanan kota kecil itu dengan langkah yang tertatih. Tanpa terasa, dia sudah sampai di depan rumahnya yang berjarak dua kilometer dari rumah Yasmin.
Summer langsung membersihkan dirinya karena badannya terasa sangat lengket. Terlihat wajah pucat itu sedikit segar karena guyuran air shower yang menerpa wajahnya. Saat acara bersih-bersihnya sudah selesai, Summer pun memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.
Berharap, dia tidak akan bangun lagi dari tidurnya. Agar tidak harus menghadapi kenyataan yang menyesakkan dadanya. Sungguh Summer berharap agar bisa berlari sejauh mungkin dari takdir yang mempermainkan hidupnya.
...***...
Siang pun sudah berganti malam. Matahari yang bersinar terang itu kini sudah tergantikan oleh sinar rembulan yang menyejukkan. Perlahan Summer membuka matanya saat dia merasakan ada sebuah tangan yang membelit di perutnya.
Summer menghela nafas dalam, saat dia menyadari kalau Rain, orang yang sedang memeluknya dari belakang. Bukan hal yang aneh, saat Rain tiba-tiba datang ke rumahnya dan langsung memeluknya ketika dia sedang tidur. Karena mereka sudah seperti sepasang suami istri yang sering berbagi dalam segala hal.
Bahkan, Rain yang selama ini menanggung hidup Summer. Setelah kedua orang tua gadis itu tiada. Makanya Summer tidak berpikir dua kali, saat tiba-tiba saja Rain datang dan langsung menyerangnya, mengajak Summer untuk menjelajahi dunia yang penuh dengan kenikmatan sesaat.
"Rain, kenapa kamu ke sini? Bukankah ini malam pertama kamu?" tanya Summer yang masih membelakangi kekasih hatinya.
"Malam pertamaku hanya dengan kamu. Entah itu dulu, sekarang ataupun nanti." Rain menciumi tengkuk Summer memancing hasrat gadis yang dicintainya.
"Rain, jangan lakukan! Sekarang kamu sudah menikah dengan Yasmin. Sebaiknya kamu pulang, kasian Yasmin."
"Kenapa kamu mengasihani dia, sedangkan dia tidak pernah peduli dengan perasaan kamu. Asal kamu tahu Summer, Yasmin yang terus cari muka di depan orang tuaku dan meminta ayahnya agar menjodohkan dia denganku. Aku sudah sering memberitahu kamu agar jangan terlalu dekat dengan dia. Tapi kamu tidak pernah mau mendengarkan apa yang aku katakan tentangnya."
"Karena hanya dia sahabat yang aku miliki."
"Summer, aku sudah bilang pada Yasmin untuk menikah denganmu. Mungkin kita bisa menikah minggu depan," ucap Rain dengan mengelus lembut rambut hitam Summer.
"Maksud kamu apa?" tanya Summer heran, Dia langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Rain.
"Yasmin, memang istriku untuk saat ini. Tapi dia hanya istri di atas kertas karena aku sedikit pun tidak mencintainya. Aku menikah karena Papa memaksaku." Tangan Rain menyusuri wajah cantik kekasih hatinya yang selalu membayangi hidupnya.
"Minggu depan, kita akan menikah di kota lain. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Kita akan tinggal di sana, agar tidak ada yang mengganggu kebahagian kita. Yasmin pun sudah memberikan surat ijin poligami agar aku bisa menikah secara hukum dan agama denganmu. Bersabar ya!"
Bukannya senang dengan apa yang Rain katakan, Summer justru bingung dengan jalan pikiran kekasih hatinya. Bisa-bisanya lelaki itu memutuskan untuk menikahinya minggu depan. Padahal baru tadi siang dia melangsungkan pernikahan dengan sahabatnya.
"Rain, kalau aku menolak bagaimana? Aku tidak mau jadi istri kedua. Aku tidak mau berbagi suami dengan siapa pun," tolak Summer.
"Summer, please! Hanya itu yang bisa aku lakukan agar kita selalu bersama. Aku tidak mau kehilangan kamu dan aku pun tidak akan mengijinkan kamu bersama dengan laki-laki lain. Karena kamu hanya milikku, selamanya menjadi milikku."
Rain menatap iris mata Summer yang selalu bisa menghipnotisnya untuk terus mendekat ke arah gadis itu. Begitupun dengan Summer yang mencari kejujuran dari tatapan mata Rain. Sampai akhirnya, Rain semakin mendekatkan wajahnya pada gadis itu dan meraup candunya yang selalu membuatnya tenang.
Malam pengantin yang seharusnya Rain habiskan bersama dengan Yasmin. Kini dia lakukan bersama dengan Summer. Gadis yang dicintainya, gadis yang sudah memberikan segalanya dan gadis yang menjadi sumber kebahagiaannya.
Sampai saat malam sudah sangat larut, barulah kedua insan itu saling melepaskan penyatuannya. Setelah keduanya mendapatkan pelepasan untuk yang kesekian kalinya. Keduanya tersenyum saat terdengar suara perut Summer yang berbunyi nyaring.
"Kamu lapar? Ayo kita makan! Tadi aku beli ayam bakar sebelum ke sini," ajak Rain. Dia mengecup kening gadis itu sebelum beranjak pergi ke kamar mandi dan membersihkan sisa-sisa percintaannya.
Mungkin ini yang terakhir kalinya kita bersama, Rain. Karena aku akan pergi jauh dari hidupmu. Terima kasih untuk semua kenangan indah kita, untuk semua kebaikan kamu. Meskipun kita tidak bisa bersama tapi hatiku hanya akan tertuju padamu, cinta pertamaku.
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Summer kenapa kamu goblok banget merendahkan maruah kamu sama dengan seorang pelacur. .
2023-10-03
0
Azizka Amelia Putri
ceritanya nya bagus thorrr
2022-12-27
1
Atik Dinul Qoyimah
nyesek
2022-12-05
2