Bab 2 Uang Bulanan Berkurang

Di acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya Candra dan Kirana.

Samara tengah sibuk menghubungi Arsyaka suaminya. Agar Arsyaka bisa segera datang ke acara sekolahannya si kembar.

Acara yang belum di mulai, membuat si kembar terus menanyakan ayahnya kepada Samara.

"Bunda. Ayah pasti akan datang ke sini, iyakan?" tanya Candra dan Kirana kepada Samara secara bersamaan.

"Iya sayang, ini bunda lagi menghubungi ayah terus. Biar ayah bisa segera datang ke acara hari ayah, yang diadakan di sekolahan kalian berdua," jawab Samara mengarahkan hpnya ke arah si kembar.

"Ok deh!" sahut Candra dan Kirana sambil tersenyum. Dan berharap ayahnya bisa datang ke acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya hari ini.

"Candra. Kirana, ayo kita masuk ke dalam," ajak temannya Candra dan Kirana.

"Iya," sahut Candra dan Kirana secara bersamaan, dan melirik ke arah Samara.

"Bunda aku pergi ke dalam dulu yah," pamit Candra dan Kirana kepada Samara.

"Iya sayang." Samara berusaha tetap tenang, meski hatinya sangat gelisah memikirkan Arsyaka yang belum datang. Padahal Samara sudah mengingatkan Arsyaka, agar ia bisa datang ke acara sekolahannya si kembar.  Tapi Arsyaka belum juga datang, bahkan panggilan telepon dari Samara tidak di jawab oleh Arsyaka.

"Mas, ayo angkat dong!" lirih Samara penuh harap. Agar Arsyaka segera mengangkat panggilan telepon darinya.

"Nak ayo kita masuk ke dalam, sebentar lagi acaranya akan di mulai," ajak Santi ibunya Samara kepada Samara.

"Iya Bu," sahut Samara sambil melihat ke arah pintu masuk. Berharap Arsyaka bisa menghadiri acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya si kembar.

"Kamu lihatin siapa sih?" Santi yang heran dengan sikap putrinya itu. Seperti sedang menunggu kedatangan seseorang.

"Ini aku lagi menunggu kedatangan Mas Syaka Bu." Samara menjawab pertanyaan dari ibunya, dengan raut wajah yang sedih.

"Pasti Arsyaka akan datang nak, mungkin saja Arsyaka terjebak macet di jalan. Sebaiknya kita menunggunya di dalam saja, biar si kembar bisa semangat nanti saat tampil di atas panggung." Santi mengajak Samara untuk pergi menuju ke tempat acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya si kembar.

"Baik Bu." Samara dan ibunya bergegas masuk ke dalam acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya si kembar.

Raut wajah Samara benar-benar gelisah menunggu kedatangan Arsyaka. Karena sampai Candra dan Kirana di panggil ke atas panggung. Arsyaka belum juga datang, panggilan telepon dari Samara juga tidak di angkat oleh Arsyaka.

"Mas kamu sungguh keterlaluan," geram Samara di dalam hatinya. Karena Arsyaka tidak menepati janjinya, untuk datang menghadiri acara hari ayah yang diadakan di sekolahannya si kembar.

"Adi Candra Pratama dan Adinda Kirana Putri, ayo maju ke depan," panggil gurunya Candra dan Kirana sekali lagi.

Candra dan Kirana merajuk tidak mau naik ke atas panggung. Meski Samara dan Santi serta Anton ayahnya Samara, mencoba membujuk si kembar. Agar mau naik ke atas panggung di acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya si kembar.

"Pokoknya aku tidak mau naik ke atas panggung, kalau ayah tidak datang!" ucap Candra yang merajuk tidak mau naik ke atas panggung.

"Kirana juga gak mau, ayah pembohong!" Kirana pun menangis. Karena Arsyaka ayahnya tidak menepati janjinya, yang akan datang menghadiri acara di sekolahannya.

"Setelah Candra dan Kirana naik ke atas panggung, ayah pasti akan datang sayang. Ayah lagi di jalan menuju sekolahnya kalian berdua." Samara berusaha membujuk si kembar. Agar mereka berdua mau naik ke atas panggung.

"Tidak mau!" sahut si kembar berbarengan.

"Candra. Kirana, jangan marah dan bersedih. Meski ayah tidak bisa menghadiri acara hari ini. Tapi di sini ada Kakek dan Nenek yang bisa menghadiri acara kalian berdua." Anton pun mencoba membujuk cucunya. Agar tidak marah dan bersedih, karena ayahnya tidak bisa datang ke acara yang diadakan di sekolahan cucunya.

"Tapi ini acara hari ayah, bukan hari Kakek dan Nenek," jawab Candra sambil menggandeng tangan Kirana. Untuk pergi meninggalkan Samara dan kedua orang tuanya.

"Candra. Kirana," Samara manggil kedua anaknya.

Panggilan dari Samara di hiraukan begitu saja oleh Candra dan Kirana. Karena mereka berdua sudah terlanjur kecewa, dengan sikap ayahnya yang tidak bisa menepati janjinya.

Samara berusaha mengejar langkah si kembar, yang akan pergi dari ruangan acara hari ayah, yang diadakan di sekolahannya si kembar.

"Sayang." Samara berhasil memegang tangan Candra dan Kirana.

"Kirana mau pulang saja bunda," lirih Kirana.

"Ya sudah, ayo kita semuanya pulang." Samara pun mengajak anak dan kedua orang tuanya, untuk pergi meninggalkan sekolahannya si kembar. Karena Candra dan Kirana susah di bujuk naik ke atas panggung.

*****

Sesampainya di rumah.

Arsyaka belum juga pulang ke rumah. Samara dan kedua orang tuanya, sudah lelah membujuk si kembar yang sedang marah kepada ayahnya. Bahkan Ibu dan Bapaknya Samara yang akan pulang, tidak bisa berpamitan dengan Arsyaka. Karena Arsyaka belum juga pulang ke rumahnya.

Dua hari kemudian.

Arsyaka baru pulang ke rumahnya, sambil membawakan mainan untuk putra dan putrinya.

"Sayang ayah sudah pulang," panggil Arsyaka kepada putra dan putrinya, yang sedang asyik bermain bersama di ruang tamu.

Tapi panggilan dari Arsyaka di hiraukan begitu saja oleh anak-anaknya. Arsyaka pun bergegas menghampiri ketiga anaknya.

"Sayang ayah sudah pulang, kok pada diam saja sih. Lihat nih, ayah bawa mainan yang baru. Untuk Candra dan Kirana serta Arsya." Arsyaka memperlihatkan mainan yang ia beli kepada anak-anaknya.

"Te..lima kasih ayah," ucap Arsya si bungsu yang tidak bisa mengucapkan huruf R, dan mengambil mainan yang Arsyaka belikan.

"Iya sayang." Arsyaka mengusap kepala si bungsu sambil tersenyum senang.

"Candra dan Kirana, kenapa? Tidak mengambil mainan yang ayah belikan untuk kalian berdua?" tanya Arsyaka kepada si kembar.

Candra dan Kirana tidak menjawab pertanyaan dari Arsyaka. Mereka berdua bergegas pergi meninggalkan Ayah dan adiknya, yang berada di ruang tamu.

Samara yang sedang membawakan cemilan dan minuman, untuk anak-anaknya yang sedang bermain bersama di ruang tamu. Melihat Candra dan Kirana berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.

"Sayang ini Bunda sudah bawakan camilan dan minuman buat kalian, kenapa masuk ke dalam kamar?" tanya Samar kepada si kembar yang akan pergi ke dalam kamarnya.

Candra dan Kirana tidak menjawab pertanyaan Samara, mereka berdua langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan Samara pergi menghampiri putra bungsunya, yang kemungkinan sedang bermain seorang diri.

Sesampainya di ruang tamu. Samara melihat putra bungsunya sedang bermain bersama ayahnya.

"Jadi ini alasan Candra dan Kirana tidak menjawab pertanyaan dariku!" lirih Samara yang melihat Arsyaka sudah pulang.

"Mas sudah pulang?" tanya Samara sambil mengulurkan tangannya ke arah Arsyaka.

"Iya sayang, dan ini hadiah untukmu," jawab Arsyaka sambil mengambil hadiah untuk Samara.

"Terima kasih Mas." Samara mengambil hadiah yang di berikan oleh suaminya.

"Arsya main di dalam kamar sama kak Candra dan kak Kirana dulu yah." Samara menyuruh putra bungsunya. Untuk pergi bermain bersama kakaknya di dalam kamar.

"Iya bunda. Asya mau bawa mainan yang di belikan ayah ya bunda," ucap Arsya memperlihatkan mainan yang di belikan ayahnya kepada Samara. Sebelum Arsya pergi ke dalam kamarnya, untuk bermain bersama dengan kedua kakaknya.

"Iya sayang, sana bawa mainannya." Samara tersenyum kearah anak bungsunya itu.

"Iya Bun," sahutnya. Arsya pun segera pergi meninggalkan Samara dan Arsyaka di ruang tamu.

Setelah Arsya pergi masuk ke dalam kamar. Samara mulai mengintrogasi Arsyaka suaminya.

"Mas kemana saja baru pulang?" Samara meminta penjelasan dari Arsyaka suaminya.

"Mas ada tugas di luar kota, dan di sana susah sinyalnya. Maafkan Mas tidak bilang terlebih dahulu sama kamu sayang." Arsyaka menggenggam erat tangan Samara. Agar ia tidak marah dan percaya dengan ucapannya.

"Mas, ingat tidak dengan janji kamu kepada si kembar?" tanya Samara yang mengingatkan janji Arsyaka kepada si kembar.

"Maaf Mas lupa sayang," sahut Arsyaka sambil menundukkan kepalanya.

"Oh iya yah! Aku berikan saja uang bulanan ini pada Samara. Pasti ia tidak akan marah lagi kepadaku," gumam Arsyaka dalam hatinya.

Arsyaka pun segera  mengambil uang gajinya, untuk di berikan kepada Samara. Agar Samara tidak marah lagi kepadanya.

Samara yang menerima uang bulanan dari suaminya, langsung membuka uang bulanannya. Akan tetapi saat Samara menghitung uang bulanannya, ia semakin kesal kepada Arsyaka suaminya.

"Mas ini kenapa uang bulanan ku berkurang?" Samara menanyakan tentang uang bulanannya yang berkurang.

"Itu sisanya Mas pakai. Karena Mas ada bisnis sama teman Mas, ya sudah Mas mau mandi dulu." Arsyaka memilih menghindar dari Samara, dan segera pergi meninggalkan istrinya. Karena ia tidak mau Samara mengintrogasi dirinya, tentang masalah uang bulanan yang berkurang.

Samara yang mendapatkan uang bulanan yang berkurang dari Arsyaka. Harus bisa menghemat pengeluaran keuangannya.

"Untung saja aku masih ada uang bulanan sisa bulan kemarin. Tapi semoga saja uang ini, bisa muat sampai bulan depan," lirih Samara yang menerima uang bulanan, yang berkurang dari Arsyaka suaminya.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

istri yang gak peka

2024-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kesibukan Arsyaka
2 Bab 2 Uang Bulanan Berkurang
3 Bab 3 Arsya Sakit
4 Bab 4 Arsyaka Diturunkan Dari Jabatannya
5 Bab 5 Kedatangan Ibu Mertua
6 Bab 6 POV Samara
7 Bab 7 Berjualan kue
8 Bab 8 POV Arsyaka
9 Bab 9 Menghindar
10 Bab 10 Mendapatkan pekerjaan menjadi pembantu
11 Bab 11 Kerja Hari Pertama
12 Bab 12 Dobel POV
13 Bab 13 Kaget
14 Bab 14 Dobel POV Samara dan mertuanya
15 Bab 15 Kesedihan hati Samara
16 Bab 16 Dobel POV Samara dan Rayanza
17 Bab 17 Pergi ke pulau Dewata Bali
18 Bab 18 Keputusan Samara
19 Bab 19 Semakin Kecewa
20 Bab 20 Penyesalan
21 Bab 21 POV Samara
22 Bab 22 Keraguan
23 Bab 23 Dobel POV Arsyaka dan Samara
24 Bab 24 Yakin Dengan Keputusannya
25 Bab 25 Kebohongan Arsyaka
26 Bab 26 Dobel POV Linda dan Arsyaka
27 Bab 27 Mencari Alasan
28 Bab 28 Salah Sangka
29 Bab 29 Mendapatkan Bukti
30 Bab 30 Tinggal Satu Atap
31 Bab 31 Mengetahui Kebenarannya
32 Bab 32 Samara bertemu dengan Chelsea di rumahnya
33 Bab 33 Mengalah
34 Bab 34 Dobel POV Pergi
35 Bab 35 Kehilangan
36 Bab 36 Mencari Samara
37 Bab 37 Pergi ke kampung
38 bab 38 Sidang Perceraian
39 Bab 39 Ada pelangi setelah hujan
40 Bab 40 POV Samara
41 Bab 41 Dobel POV Pergi ke Surabaya
42 Bab 42 Putusan sidang perceraian
43 Bab 43 Bukti Kecurangan Arsyaka
44 Bab 44 Kembali Ke Surabaya
45 Bab 45 Rencana yang berjalan lancar
46 Bab 46 Pergi ke penjara
47 Bab 47 Memberikan Keterangan
48 Bab 48 Ketakutan
49 Bab 49 Rekaman cctv
50 Bab 50 Dobel POV Kecurigaan
51 Bab 51 Mendapatkan Bukti
52 Bab 52 Terungkap
53 Bab 53 Kedatangan tamu
54 Bab 54 Menemui tamu yang datang
55 Bab 55 Resmi menjadi janda
56 Bab 56 Kebingungan hati Samara
57 Bab 57 Hari Pertama bekerja di kantor
58 Bab 58 Ungkapan hati Samara
59 Bab 59 Karma
60 Bab 60 Mendapatkan Kesempatan
61 Bab 61 Menolak
62 Bab 62 Bertemu Chelsea
63 Bab 63 Tabrakan beruntun
64 Bab 64 Pergi ke rumah sakit
65 Bab 65 Pengakuan Arsyaka
66 Bab 66 Kondisi Chelsea
67 Bab 67 Di usir
68 Bab 68 Mencari tempat tinggal
69 Bab 69 Ketakutan Linda dan Chelsea
70 Bab 70 Rencana Chelsea.
71 Bab 71 Keributan
72 Bab 72 Hilang
73 Bab 73 Pencarian
74 Bab 74 Kekhawatiran Samara
75 Bab 75 Melihat Rekaman cctv
76 Bab 76 Bertemu
77 Bab 77 Dejavu
78 Bab 78 Menemukan
79 Bab 79 Curiga
80 Bab 80 Penyelidikan
81 Bab 81 Mendapatkan Informasi
82 Bab 82 Menggeledah Seisi Rumah
83 Bab 83 Pergi Ke Jakarta
84 Bab 84 Pergi Ke Rumah Arsyaka
85 Bab 85 Berhasil Menemukan Penculik
86 Bab 86 Mengintai
87 Bab 87 Menginterogasi
88 Bab 88 Terpaksa
89 Bab 89 Bertemu dengan anak-anak
90 Bab 90 Mencemaskan Samara
91 Bab 91 Melakukan Perlawanan
92 Bab 92 Mendapatkan Bantuan
93 Bab 93 Terluka
94 Bab 94 Tertangkap
95 bab 95 Memberitahukan yang sebenarnya
96 Bab 96 Menunggu Jawaban Samara
97 Bab 97 Kekhawatiran dan kepanikan
98 Bab 98 Penyesalan yang terlambat
99 Bab 99 Pertemuan yang mengharukan
100 Bab 100 Bertemu di kantor polisi
101 Bab 101 Pertemuan di restoran
102 Bab 102 Bersembunyi
103 Bab 103 Hari Pernikahan
104 Bab 104 Pertemuan Di Kamar Hotel
105 Bab 105 Berusaha melarikan diri
106 Bab 106 Menolong Rayanza
107 Bab 107 Mengakui Kesalahan
108 Bab 108 Meminta Maaf
109 Bab 109 Pergi ke Perancis
110 Bab 110 Tidak Sengaja Bertemu
111 Bab 111 Menolong
112 Bab 112 Pergi ke rumah Syam
113 Bab 113 Membeli Oleh-oleh
114 Bab 114 Pulang ke Indonesia
115 Bab 115 End
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1 Kesibukan Arsyaka
2
Bab 2 Uang Bulanan Berkurang
3
Bab 3 Arsya Sakit
4
Bab 4 Arsyaka Diturunkan Dari Jabatannya
5
Bab 5 Kedatangan Ibu Mertua
6
Bab 6 POV Samara
7
Bab 7 Berjualan kue
8
Bab 8 POV Arsyaka
9
Bab 9 Menghindar
10
Bab 10 Mendapatkan pekerjaan menjadi pembantu
11
Bab 11 Kerja Hari Pertama
12
Bab 12 Dobel POV
13
Bab 13 Kaget
14
Bab 14 Dobel POV Samara dan mertuanya
15
Bab 15 Kesedihan hati Samara
16
Bab 16 Dobel POV Samara dan Rayanza
17
Bab 17 Pergi ke pulau Dewata Bali
18
Bab 18 Keputusan Samara
19
Bab 19 Semakin Kecewa
20
Bab 20 Penyesalan
21
Bab 21 POV Samara
22
Bab 22 Keraguan
23
Bab 23 Dobel POV Arsyaka dan Samara
24
Bab 24 Yakin Dengan Keputusannya
25
Bab 25 Kebohongan Arsyaka
26
Bab 26 Dobel POV Linda dan Arsyaka
27
Bab 27 Mencari Alasan
28
Bab 28 Salah Sangka
29
Bab 29 Mendapatkan Bukti
30
Bab 30 Tinggal Satu Atap
31
Bab 31 Mengetahui Kebenarannya
32
Bab 32 Samara bertemu dengan Chelsea di rumahnya
33
Bab 33 Mengalah
34
Bab 34 Dobel POV Pergi
35
Bab 35 Kehilangan
36
Bab 36 Mencari Samara
37
Bab 37 Pergi ke kampung
38
bab 38 Sidang Perceraian
39
Bab 39 Ada pelangi setelah hujan
40
Bab 40 POV Samara
41
Bab 41 Dobel POV Pergi ke Surabaya
42
Bab 42 Putusan sidang perceraian
43
Bab 43 Bukti Kecurangan Arsyaka
44
Bab 44 Kembali Ke Surabaya
45
Bab 45 Rencana yang berjalan lancar
46
Bab 46 Pergi ke penjara
47
Bab 47 Memberikan Keterangan
48
Bab 48 Ketakutan
49
Bab 49 Rekaman cctv
50
Bab 50 Dobel POV Kecurigaan
51
Bab 51 Mendapatkan Bukti
52
Bab 52 Terungkap
53
Bab 53 Kedatangan tamu
54
Bab 54 Menemui tamu yang datang
55
Bab 55 Resmi menjadi janda
56
Bab 56 Kebingungan hati Samara
57
Bab 57 Hari Pertama bekerja di kantor
58
Bab 58 Ungkapan hati Samara
59
Bab 59 Karma
60
Bab 60 Mendapatkan Kesempatan
61
Bab 61 Menolak
62
Bab 62 Bertemu Chelsea
63
Bab 63 Tabrakan beruntun
64
Bab 64 Pergi ke rumah sakit
65
Bab 65 Pengakuan Arsyaka
66
Bab 66 Kondisi Chelsea
67
Bab 67 Di usir
68
Bab 68 Mencari tempat tinggal
69
Bab 69 Ketakutan Linda dan Chelsea
70
Bab 70 Rencana Chelsea.
71
Bab 71 Keributan
72
Bab 72 Hilang
73
Bab 73 Pencarian
74
Bab 74 Kekhawatiran Samara
75
Bab 75 Melihat Rekaman cctv
76
Bab 76 Bertemu
77
Bab 77 Dejavu
78
Bab 78 Menemukan
79
Bab 79 Curiga
80
Bab 80 Penyelidikan
81
Bab 81 Mendapatkan Informasi
82
Bab 82 Menggeledah Seisi Rumah
83
Bab 83 Pergi Ke Jakarta
84
Bab 84 Pergi Ke Rumah Arsyaka
85
Bab 85 Berhasil Menemukan Penculik
86
Bab 86 Mengintai
87
Bab 87 Menginterogasi
88
Bab 88 Terpaksa
89
Bab 89 Bertemu dengan anak-anak
90
Bab 90 Mencemaskan Samara
91
Bab 91 Melakukan Perlawanan
92
Bab 92 Mendapatkan Bantuan
93
Bab 93 Terluka
94
Bab 94 Tertangkap
95
bab 95 Memberitahukan yang sebenarnya
96
Bab 96 Menunggu Jawaban Samara
97
Bab 97 Kekhawatiran dan kepanikan
98
Bab 98 Penyesalan yang terlambat
99
Bab 99 Pertemuan yang mengharukan
100
Bab 100 Bertemu di kantor polisi
101
Bab 101 Pertemuan di restoran
102
Bab 102 Bersembunyi
103
Bab 103 Hari Pernikahan
104
Bab 104 Pertemuan Di Kamar Hotel
105
Bab 105 Berusaha melarikan diri
106
Bab 106 Menolong Rayanza
107
Bab 107 Mengakui Kesalahan
108
Bab 108 Meminta Maaf
109
Bab 109 Pergi ke Perancis
110
Bab 110 Tidak Sengaja Bertemu
111
Bab 111 Menolong
112
Bab 112 Pergi ke rumah Syam
113
Bab 113 Membeli Oleh-oleh
114
Bab 114 Pulang ke Indonesia
115
Bab 115 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!