Kedua mata Anggit masih masih menatap lurus kedepan, tepatnya pada suaminya dengan penuh tanda tanya dalam benak pikirannya.
Leo yang mendapat tatapan dari istrinya yang menyimpan kecurigaan terhadap dirinya, ia langsung melepaskan tangannya yang menggandeng Amora dan Azura.
"Aku pulang, sayang." Ucap Leo dengan santainya, seolah-olah dirinya sama sekali tidak membawa masalah kepada istrinya.
Anggit masih diam, mulutnya seolah terkunci untuk berucap.
Leo melangkah satu langkah ke depan istrinya.
"Sayang, suami kamu ini pulang. Kenapa kamu tidak menyambut kepulangan ku?"
"Siapa mereka berdua?" tanya Anggit yang langsung bertanya pada pokok intinya.
Leo langsung menoleh ke Amora dan juga pada Azura gadis kecil. Leo justru tersenyum pada istrinya setelah menoleh.
"Kita masuk dulu, nanti aku akan menjelaskannya padamu, sayang. Dan kamu Amora, juga kamu Azura, ayo kita masuk." Jawab Leo yang juga mengajak mereka berdua untuk masuk ke dalam rumah.
"Aku tidak mau! sekarang juga kamu katakan padaku, siapa perempuan ini, juga anak kecil ini." Bentak Anggit dengan suara yang meninggi.
Saat itu juga, Leo melepaskan tangan Amora dan gadis kecil yang diakui Leo sebagai putrinya.
Azura yang mendengar bentakan dari Anggit, langsung bersembunyi dibalik tubuh Leo Jantrika yang diakui sebagai ayahnya.
Amora yang tidak ingin putrinya ketakutan, langsung menggendongnya. Kemudian Amora dengan beraninya kembali melingkarkan tangannya di lengan Leo dihadapan Anggitinasya dengan percaya diri.
Namun, saat Amora menggandeng tangannya, merasa risih ketika harus memamerkannya di hadapan istrinya.
"Amo, lepaskan. Jangan membuat keributan, hargai istriku di rumah ini." Ucapnya dengan lirih dan penuh penekanan.
Anggit yang melihat lewat kedua matanya dengan begitu jelas, melotot.
"Perkenalkan, aku istrinya Leo Jantrika, dan ini Azura putri kami."
"Apa! istrinya Leo Jantrika?"
Saat itu juga, Anggit langsung menjambak dan menarik kuat rambutnya Amora dengan sekuat tenaganya. Sedangkan Leo langsung menyambar Azura agar tidak menjadi sasaran.
"Aw! lepaskan tanganmu, perempuan man_dul!" Teriak Amora sambil mengejek Anggit dengan sesuka hatinya, meski dirinya menahan rasa sakit pada bagian kepalanya.
"Kepar_at kau! perempuan ja_lang." Umpat Anggit dengan penuh kesal.
Leo yang kesulitan untuk melerai istrinya juga Amora, justru mendapat dorongan dari Anggit dan hampir terjungkal kebelakang.
"Sudah! hentikan. Lebih baik sekarang kita masuk ke rumah, kita jelaskan di dalam." Ucap Leo mencoba untuk melerai perempuan yang berstatus istrinya dan perempuan simpanannya.
'Aku tidak akan pernah melepaskan mu, apapun itu. Dan aku bakal merebutnya lagi untuk menjadi milikku.' Batin Amora dengan tekadnya untuk merebut suaminya Anggitinasya.
"Aku tidak menerima kalian berdua untuk masuk ke rumah ini, paham. Sekarang juga, kalian segera pergi dan tinggalkan rumah ini, titik." Ucap Anggit dengan emosinya.
"Sayang, dengarkan dulu penjelasan dariku." Jawab Leo berusaha untuk merayu istrinya.
Sedangkan Azura yang tidak mengerti perdebatan antara mereka, hanya bisa mendengar tanpa mengerti.
Napas yang mulai terasa sesak, harus ditahan
Sampainya di ruang keluarga, Anggit masih berdiri sambil melihat Amora yang sudah acak acakan dengan penampilannya itu karena sudah dirusak oleh Anggit yang meluapkan emosinya.
Sedangkan Leo tengah menggendong Azura yang terlihat seperti ayah dan anaknya.
Sampainya di dalam rumah, tepatnya di ruang tamu, Leo meminta asisten rumahnya untuk mengajak Azura untuk masuk ke kamar.
Kini tinggallah Anggit, Amora, dan Leo yang masih di ruang tamu.
"Kamu bilang mau menjelaskan semuanya padaku, cepat kamu jelaskan sekarang juga dengan gamblang." Ucap Anggit yang sudah tidak sabar.
"Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Tetapi sebelumnya kita duduk terlebih dahulu." Jawab Leo dengan anggukan setelah mengatur napasnya.
Kemudian ketiganya segera duduk dan saling berhadapan.
Setelah itu, Leo memberanikan diri untuk memberi penjelasan kepada istrinya.
"Namanya Amora, dia ini ..."
"Istri keduanya Leo." Jawab Amora dengan berani, juga begitu jelas saat mengakui kebenaran.
Anggit yang mendengarnya, tampak shock ketika Amora mengatakan bahwa dirinya adalah istri keduanya Leo.
Sedangkan Leo sendiri langsung menoleh pada Amora dengan tatapan tidak percaya.
Dengan kedua bibirnya yang mendadak gemetaran, begitu sulit untuk mencerna kalimat yang diucapkan oleh Amora.
"Is-istri kedua, kamu bilang?" tanya Anggit dengan susah payah saat menyebut kalimat istri kedua.
Tatapan Anggit langsung mengarah pada suaminya ketika melempar pertanyaan kepada Amora.
"Ya, sayang. Amora adalah istri keduaku, juga gadis kecil tadi adalah putriku." Timpal Leo yang akhirnya mengakuinya siapa Amora dan juga Azura.
Bagai langit yang berubah menjadi gelap, dan hadirnya awan membawa hujan deras dan juga dengan guntur yang menggelegar siap untuk menyambar.
Tubuhnya yang awalnya mampu menopang berat badannya, kini seolah menjadi rapuh. Juga, pandangannya yang terlihat jelas, seolah berubah menjadi buram dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
Tidak hanya itu saja, detak jantungnya berdegup dengan ritme yang sulit untuk diatur dengan normal.
Saat itu juga, Anggit langsung bangkit dari posisinya dengan susah payah untuk menyeimbangkan berat badannya agar tidak terjatuh.
"Kau! laki-laki pengkhianat. Dengan entengnya, kamu membawa wanita simpanan mu ke rumah ini. Sekarang juga, angkat kaki dari rumah ini, atau aku yang akan pergi dari rumah ini. Karena aku tidak sudi jika harus melihat wajah kalian berdua." Ucap Anggit sambil menunjuk suaminya dan Amora dengan jari telunjuk, benar-benar mengusirnya.
"Sayang, maafkan aku. Aku bisa jelaskan semuanya padamu, tolong dengarkan penjelasan ku dulu." Kata Leo memohon.
Lain lagi dengan Amora, justru dirinya sama sekali tidak merasa membuat masalah dan merasa dirinya mendapatkan peluang emas untuk merebut suami orang.
'Aku pastikan, akulah pemenangnya. Dan kamu yang masih berstatus istrinya Leo, aku akan membuatmu menderita.' Batinnya yang merasa berhasil merusak rumah tangga mantan pacarnya sendiri.
Anggit yang merasa sakit hati atas kekecewaan dari suaminya, langsung masuk ke kamar.
Sampainya dalam kamar, Anggit segera mengemasi barang-barangnya, termasuk pakaiannya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan. Kamu mau pergi kemana? aku bisa jelasin semuanya." Ucap Leo sambil menahan istrinya yang tengah mengemasi pakaiannya.
"Lepaskan! aku tidak sudi jika harus disentuh kamu." Jawab Anggit sambil menepis tangan suaminya.
"Tidak, sayang. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari rumah ini." Kata Leo yang masih menahan istrinya agar tidak pergi.
Anggit sendiri langsung bangkit dari posisinya dan menuju pada meja riasnya.
Dengan penuh kekesalannya, Anggit langsung meluapkan kembali emosinya dengan mengobrak-abrik tempat tidurnya, juga segala macam yang ada di meja riasnya. Tidak peduli dengan barang-barang yang telah hancur berantakan olehnya, yang terpenting bagi Anggit dapat meluapkan emosinya, juga kebencian yang langsung muncul dalam benaknya.
Leo yang melihatnya, langsung memeluk istrinya dari belakang dan dengan pelukan yang sangat erat.
"Sayang, hentikan. Maafkan aku, sayang. Aku tahu, semua ini adalah salahku. Tapi aku mohon, kendalikan dulu emosi kamu." Ucap Leo meminta istrinya untuk dapat meredakan emosinya.
Namun siapa yang bisa mengendalikan emosi sendiri saat kenyataan pahit harus terlontar lewat mulut suaminya sendiri.
Anggit masih dengan tenaganya agar bisa memberontak dan lepas dari pelukan suaminya.
"Lepaskan! jangan sentuh aku." Bentak Anggit dengan suara yang serak.
Sedangkan Leo sendiri tidak akan membiarkan tangannya lepas, tetap memeluk istrinya sampai benar-benar emosinya sedikit mereda.
Tetap saja, berbagai cara telah dilakukan oleh Anggit untuk bisa berlepas diri dari suaminya.
"Lepaskan! aku bilang, jangan sampai aku melakukan hal bodoh padamu." Bentak Anggit yang masih belum bisa meredakan emosinya.
Justru kemarahan Anggit semakin besar saat suaminya masih tetap memeluk dirinya.
"Aku tidak akan melepaskan kamu, sebelum emosi kamu mereda. Aku mohon, tenangkan pikiran kamu, kita bicara baik-baik persoalan ini. Aku mempunyai alasan yang kuat padamu, dan aku mohon beri waktu untukku berbicara dengan mu. Percayalah padaku, sayang. Aku mohon, kita bicarakan baik-baik terlebih dahulu. Aku tahu jika aku sudah melakukan kesalahan besar terhadap diri kamu, aku mengaku salah." Ucap Leo yang masih dengan posisinya, yakni memeluk istrinya agar tidak semakin menjadi saat meluapkan emosinya.
Anggit sendiri masih dengan napasnya yang memburu, juga detak jantungnya yang begitu cepat, dan sulit ia kontrol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
cinta semu
pasti Anggi mau aja di poligami
2022-12-14
0
Xyylva Xyylva
jgn mau kamu dimadu...yg ada pasti hatimu disakiti dan pastinya suamimu tdk adil...
2022-12-01
2