Leo yang sulit untuk memberi keputusan kepada Amora, napasnya terasa memburu. Baru saja sampai dan juga baru saja selesai bercinta, harus dicampur dengan pertanyaan yang memaksa.
“Apa kamu benar-benar tega pada Azura? Kasihan sekali dia jika harus kehilangan sosok ayahnya yang tidak mau mengakuinya di depan umum. Lebih lagi akan masuk sekolah, perlu pertimbangan yang jelas.”
“Ya, aku tahu itu. Tapi, aku tidak bisa melakukan hal itu dengan mudahnya. Aku butuh waktu untuk melakukan semuanya. Kamu tahu sendiri kan, aku sudah beristri. Juga, tidak mungkin aku ceraikan dia. Yang ada aku akan kehilangan karirku.” Ucap Leo dengan napasnya yang mulai terasa panas saat Amora tetap memaksakan kehendaknya.
“Aku enggak mau tahu, pokoknya setelah kita pulang, bawa aku ke rumah utama milikmu, juga perkenalkan kepada istrimu siapa aku sebenarnya. Pokoknya aku tidak ingin ada yang disembunyikan.” Ancam Amora pada Leo, agar dirinya mendapat pengakuan darinya.
Leo yang benar-benar tidak menyangka akan hal itu, kini harus berpikir keras untuk mencari solusinya.
“Aku tidak bisa janji, karena aku masih membutuhkan karirku selamat. Kalau sampai aku bercerai, maka aku tidak bisa memiliki apa-apa. Memangnya kamu sudah siap untuk menjadi miskin bersamaku?”
“Kamu kan, anak semata wayang, kenapa mendadak bingung? Mau bagaimanapun, kamulah pewarisnya, dan anak kita.” Ucap Amora yang masih tetap mendesak Leo agar mau menerima permintaan darinya.
“Penilaian kamu itu sangat salah, kakekku sangat tegas dan sulit untuk aku kendalikan.” Kata Leo.
“Sudahlah, lebih baik kita pergi keluar untuk menikmati makan malam. Soal pengakuan, nanti kita pikirkan lagi. Aku yakin jika istrimu akan menerima, karena putri kita yang akan dijadikan alasan, yaitu si Anggit yang tak kunjung memberimu keturunan.” Ucap Amora yang kini mulai menyudutkan Anggitinasya sebagai pokok permasalahannya.
Karena merasa bosan yang sedari tadi didesak oleh Amora, mau tidak mau akhirnya Leo menurutinya.
Tidak mempunyai cara lain lagi, juga dirinya yang memang ingin mengakui jika Azura adalah putrinya di muka umum. Tapi, Leo masih mencoba untuk menjaga perasaan istrinya. Juga, tentang karirnya yang takut akan kehilangan.
Mau tidak mau dan dengan segala resikonya, Leo menyetujui permintaan Amora. Bagi Leo yang dikatakan Amora memang ada benarnya, jika dirinya harus berterus terang tanpa harus bersembunyi sembunyi mengenai hubungannya bersama Amora.
Lain lagi dengan Anggitinasya, baru saja sampai di rumah orang tuanya bersama Daniel, sekretaris suaminya.
“Nona, sepertinya saya harus segera pulang. Besok pagi saya akan menjemput Nona.” Ucap Dion yang baru aja keluar dari mobil.
“Tapi, Dion. Kamu belum makan malam, juga masih ada waktu untuk istirahat sebentar. Tadi kamu kecapean, istirahat aja dulu.”
“Yang dikatakan Anggit itu benar, ayo ikut masuk. Tadi Ibu sudah masak banyak untuk makan malam bersama kamu, sudah jangan menolak.” Ucap ibunya Anggit yang tidak membedakan status.
“Dion, ayo masuk. Ibunya Anggit sudah masak banyak, jadi gak baik jika kamu menolak ajakan. Lagi pula belum larut malam, ayo masuk. Kaya' sama siapa saja, kalian berdua dulunya itu teman, dan enggak baik menolak ajakan.” Timpal ayahnya Anggitinasya yang tetap memaksa Daniel untuk segera masuk ke rumah.
Dion yang tidak mempunyai pilihan lain, sama sekali tidak bisa menolaknya.
Meski ada rasa tidak enak hati, Dion tetap bersikap santun dan penuh kehati-hatian. Kemudian, semua menikmati makan malam di rumah kediaman Razendra hingga selesai.
Setelah itu, Dion langsung berpamitan untuk pulang ke rumah. Sedangkan Anggitinasya sendiri segera masuk ke kamarnya.
Berbeda lagi dengan Leo yang baru saja pulang dari jalan-jalan malam bersama Amora, keduanya merasa kecapean dan memilih untuk segera tidur agar badan lebih enakan ketika bangun dari tidurnya.
Seperti biasa ketika berada di luar negri untuk melakukan kerja sama dengan pihak yang lainnya untuk mengembangkan bisnisnya, Leo tetap bersikap profesional.
Hingga tidak terasa waktu yang dijalani oleh keduanya cepat sekali harus kembali pulang ke tanah air.
Tidak terasa juga, sudah hampir genap tujuh tahun, keduanya tengah menjalani hubungan terlarangnya. Hubungan yang seharusnya dipublikasikan, justru harus tersembunyi dengan rapat.
Bahkan, rasa bersalah pun tidak dimiliki oleh Leo. Keduanya sama-sama tidak memikirkan akan perasaan yang satunya, yang mereka berdua pikirkan yaitu, kesenangannya semata.
Baru saja berangkat ke luar negri, tidak terasa juga rupanya sudah sepuluh bulan lamanya berada di negri orang.
Keasyikan berada di luar negri karena ada teman yang selalu ada di setiap waktunya, tidak tahunya waktu yang dilewati begitu cepat dan harus memaksakan dirinya harus kembali ke tanah air.
Amora yang begitu semangat, cepat-cepat untuk segera berkemas-kemas. Rasa yang sudah tidak sabar untuk memberi kejutan kepada putrinya, sudah lama dinantikannya.
“Sayang, sudah tidak ada lagi yang tertinggal, ‘kan?” tanya Amora selesai mengemasi barang-barang bawaannya.
“Tidak ada.” Jawab Leo dengan singkat.
“Kalau gitu, kita langsung berangkat ke bandara, ‘kan?” tanya Amora kembali.
“Ya, kita akan langsung pulang.” Jawab Leo sedikit tidak bersemangat, pasalnya akan membawa Amora pulang bersama Azura.
Sedangkan yang berada di rumah, tengah sibuk menyambut kepulangan suaminya dari luar negri. Dulunya Anggitinasya yang selalu menemani suaminya, kini ternyata telah digantikan oleh perempuan lain tanpa diketahuinya.
“Sepertinya Nona sangat bersemangat untuk menyambut Tuan Leo, berasa menjadi muda lagi ya, Non?” ledek asisten rumah yang menjadi tangan kanan Anggitinasya tanpa kecuali.
“Bibi bisa aja, pulangnya juga masih nanti malam kok, Bi. Jadi, aku masih punya kesempatan untuk pergi perawatan. Kalau gitu, Bibi siapkan segala kebutuhan untuk makan malam.” Ucap Anggitinasya dan meminta asistennya untuk menyiapkan segala kebutuhan yang akan diolah maupun untuk dihidangkan.
“Baik, Nona.” Jawabnya dan bergegas pergi ke dapur.
Sedangkan Anggitinasya yang sudah tidak sabar untuk menyambut suaminya pulang, ingin membuat kejutan dengan merubah penampilannya agar terlihat lebih cantik lagi dari hari sebelumnya.
Penuh bersemangat, Anggitinasya tengah mendapat pelayanan yang cukup memuaskan dengan hasilnya.
Berlama-lama saat merubah dirinya agar lebih cantik lagi dimata suaminya, Anggitinasya tidak menyadari jika dirinya sudah memakan waktu yang cukup lama.
Saat itu juga, Anggit mendapat pujian atas penampilannya yang terlihat berubah menjadi cantik.
“Kamu ini ya, kalau disuruh ngeledek itu jagonya. Ya deh, ya, buruan sulap aku menjadi lebih cantik lagi.” Kata Landa yang tengah bergurau dengan asisten yang selalu mengurus kesehatan badannya dan juga tentang fisiknya.
Sedangkan asistennya tersenyum dan tetap terus memuji Bos perempuannya.
Cukup lama berada dalam ruangan khusus kecantikan, Anggitinasya akhirnya dapat melewati waktunya dalam seharian. Bahkan, tidak merasa kesulitan ketika sudah jadwalnya untuk makan.
Setelah itu, Anggitinasya di makeover untuk merubah dirinya menjadi lebih cantik lagi. Kemudian, setelah semuanya selesai, tinggal menunggu suaminya pulang.
Sedangkan di lokasi lainnya, Amora dan Leo rupanya sudah sampai di tanah air. Dan kini keduanya tengah dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah menjemput putrinya.
Azura yang begitu bersemangat karena akan tinggal bersama ayah Leo untuk seterusnya, tidak lagi harus memberi pertanyaan yang sama terus menerus.
“Kamu yakin sudah siap untuk melihat Anggitinasya marah?” tanya Leo dengan tatapan yang begitu serius.
“Aku sudah siap dengan segala resikonya, meski harus merebut kamu darinya.” Jawab Amora dengan tekadnya yang sudah bulat mengenai keputusannya.
Leo yang mendengarnya, pun hanya menggelengkan kepalanya yang terasa mau meledak.
Berbeda lagi dengan Anggitinasya, tengah membayangkan suaminya pulang dan langsung memeluknya, juga digendong oleh suaminya sampai dalam kamar dan berakhir dengan bercinta.
Namun rupanya, lamunannya telah dihentikan oleh suara bel pintu utama.
“Suamiku sudah pulang, benarkah?” gumamnya bertanya-tanya seperti mimpi saat indra pendengarannya itu salah mendengar.
Berkali-kali Anggitinasya menepuk kedua pipinya untuk memastikan, antara mimpi dan nyata, pikirnya.
Merasa sedang tidak bermimpi, Anggitinasya langsung membuka pintunya.
Saat itu juga, pintu terbuka dengan lebarnya. Anggitinasya yang melihatnya, pun langsung terkejut saat kedua matanya melihat sosok perempuan dan anak kecil tengah digandeng oleh suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tutik Yunia
Daniel apa Dion ya..kok bingung 😕
ditinggal keluar negeri 10bln ?
laki-laki beristri mana yang betah sendirian . Aneh...
2023-02-03
0
cinta semu
menyambut suami pulang ...butuh perjuangan ...tp akhirnya kalah dgn kenyataan
2022-12-14
0
Eli Maliani
lanjut lg kak jgn kelamaan....
2022-11-30
2