terpesona

"Terus sekarang kita mau kemana" Tanya Khanza dengan penuh ke putus asaan

pria itu hanya menaikkan kedua bahu nya.

Khanza bingung harus bagai mana, saat ia kabur ponselnya tertinggal di atas tempat tidur nya.

bahkan sepeser uang pun ia tak membawa nya.

Tiba tiba ia terfikir akan sahabatnya Weni.

"Kalo gitu kamu ikut aku dulu ya" Khanza pun melajukan mobil nya ke apartemen tempat Weni tinggal.

saat tiba di apartemen Weni, Khanza langsung mengetuk pintu kamar Weni dengan sangat tergesa.

"Wen buka pintunya" Ucap Khanza sambil mengetuk pintu apartemen milik Weni.

tak lama kemudian pintu itu terbuka dan Weni kaget saat melihat ada pria di samping Khanza dengan penuh luka.

"Khanza, dia siapa" Tanya Weni.

"Cerita nya panjang Wen, mending bawa kita masuk dulu deh" Pinta Khanza.

"Oh iya iya, ayo masuk" Weni pun melebarkan pintunya agar pria itu dan Khanza masuk.

Saat tiba di dalam Weni memberikan kotak obat pada Khanza. mereka pun membantu membersihkan luka yang ada di tangan pria itu.

"Khanza, dia siapa" Bisik Weni.

"Gue aja yang dari tadi sama dia belum tau juga nama nya siapa" Sahut Khanza dengan nada yang agak kuat, sehingga Pria itu bisa mendengarnya. Khanza sengaja membesarkan suara nya agar pria itu berinisiatif sendiri untuk memberi tahu nama nya.

"Memangnya kalian gak kenal sama saya" Tanya pria itu sambil menahan rasa sakit dari lukanya.

Khanza dan Weni saling bertatapan kemudian menggelengkan kepala nya dengan kompak.

Melihat reaksi Khanza dan Weni, pria itu pun terkekeh kemudian berdiri ke arah jendela yang mengarah ke pemandangan laut dan jalan raya besar.

"Kalo opa Korea dijamin kita pasti tau semua, tapi kalo situ duh kita gak kenal, emang situ artis ya, atau pengusaha besar" Tanya Weni sembarangan.

"Eh tadi bilang sih kalau dia lagi di kejar kejar sama rentenir, dia ini buronan rentenir tau" ucap Khanza, mendengar mereka sedang menebak nebak dirinya, pria itu tersenyum geli, rasanya ingin ia mencubit pipi Khanza yang asal asalan menebak tentang dirinya sebagai buronan rentenir.

"Lo serius Khanza" Weni kaget dengan apa yang diucapkan oleh Khanza tentang pria itu.

Khanza menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Weni kembali melirik pria itu, ia pun mengamati dari atas sampai bawah. hingga matanya tertuju pada sepatu yang pria itu kenakan.

"Khanza, mending lo tarik balik deh ucapan lo tadi, liat tuh sepatu yang dia pake, Tom Ford Custom by Jason Arasheben" bisik Weni sambil menunjuk ke arah sepatu yang pria itu pakai.

Khanza membulatkan sempurna bola matanya, ia ternganga melihat sepatu yang seharga miliaran dikenakan oleh pria yang ia tuduh sebagai buronan Rentenir.

"Siapa sebenarnya dia ini" Batin Khanza sambil memperhatikan pria yang sedang berdiri memunggungi nya.

"Hem, kamu mending mandi dan ganti baju deh, ini aku kebetulan ada baju pria," Ucap Weni sambil memberikan satu set pakaian kepada pria itu.

"Baju siapa yang lo kasih wen" bisik Khanza.

"Baju Georgi hihi" Sahut Weni sambil tertawa geli.

Georgi adalah adik nya Weni, Georgi pernah menginap di apartemen Weni dan meninggalkan satu set pakaian nya, sekarang adik bungsu Weni itu sudah pergi sekolah ke luar negri. pantas saja jika Weni berani memberikan baju nya kepada pria misterius itu.

Kebetulan sekali Adik Weni gemar mengenakan pakaian yang lebih besar dari ukuran tubuhnya, sehingga baju itu bisa pas pada tubuh pria misterius itu.

Beberapa saat kemudian Pria itu pun keluar dari kamar mandi, mata Khanza langsung membulat sempurna, ia takjub pada penampilan pria yang mengenakan kaos oblong berwarna hitam, dan celana pendek di atas lutut.

"Ganteng banget" Batin Khanza dengan mata yang berbinar.

"Ini sih lebih ganteng dari opa opa Korea" bisik Weni pada Khanza yang sedang bengong memperhatikan pria itu.

"Kalian kenapa" Tanya Pria itu sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"E enggak kok" sahut Khanza dan Wina secara bersamaan.

Saat mereka sedang menikmati makan siang, tiba tiba suara ketukan pintu terdengar sangat kencang.

Wina pun mendekatkan bola matanya pada lubang intip, untuk memastikan siapa yang datang.

Wina kaget saat melihat Kenzo kakak Khanza ada di balik pintu itu.

"Khanza gawat, Itu yang datang Kak Kenzo" Ucap Weni tergesa gesa, mendengar bahwa itu kakaknya, Khanza langsung panik, ia kebingungan harus bersembunyi di mana.

"Kenzo Arthajaya?" Tanya pria itu pada Khanza dan Weni yang tengah panik itu.

"Kamu tau nama kakak aku" Khanza pun balik bertanya.

Pria itu menganggukkan kepala nya.

"Weni, buka pintunya" Pekik Kenzo dari Luar.

"Duh gimana ini za" Weni semakin panik.

"Kalian jangan panik, Weni kamu mau ikut saya berakting agar dia tidak lama disini" saran Pria itu pada Weni.

Weni pun menganggukkan kepala nya, ia merasa yakin jika pria itu bisa menyelesaikan masalah ini.

"Kalau begitu, mohon kerja sama nya, Khanza kamu duduk manis di kamar Weni oke" Pria itu pun membuka kaos oblongnya dan mengenakan handuk di pinggang nya, seolah ia baru saja selesai habis mandi.

Kemudian ia berjalan ke arah pintu, Weni yang perintahkan pria itu untuk menyala kan shower kamar mandi dan menyuruh Weni untuk bernyanyi nyanyi di kamar mandi.

Pria itu membuka pintu dengan sangat lebar, agar Kenzo dapat Mendengar suara Weni yang sedang di dalam Kamar mandi.

"Tuan Kenzo Arthajaya, ada apa anda mencari Weni" Ucap Pria itu pada Kenzo. Kenzo terbelalak saat melihat Pria yang ada di hadapannya sekarang.

"k kamu ngapain disini" tanya Kenzo dengan nada yang sangat penasaran.

"Seperti yang anda lihat," Sahut Pria itu sambil menaikkan bahu nya secara bersamaan.

"Gak mungkin Khanza kesini deh" Batin Kenzo sambil melihat ke arah dalam ruangan apartemen Weni.

"Tuan Kenzo, siapa yang sedang anda cari" Tanya pria itu menghentikan mata Kenzo yang sedang melirik ke arah dalam ruangan.

"Ah itu, saya sepertinya salah mengira, kalau begitu saya pergi dulu, Tuan Kelvin silahkan lanjutkan bersenang senang nya" Kenzo pun langsung berlalu pergi, ia tak ingin membuat pria itu tersinggung.

Kelvin Darius adalah ketua mafia terbesar di negara kekuasaannya.

orang tua nya adalah Crazy Rich terkenal, Papahnya Kelvin berasal dari Italia, dan mamah nya berasal dari indonesia.

Orang orang terkemuka sangat menakuti kelurga Darius, Sebab Keluarga Darius sangat berpengaruh pada perusahaan mereka, sekali membuat Darius Famili tersinggung, maka siap siap akan menikmati kebangkrutan.

Kelvin menutup pintu nya kembali, kemudian mengetuk pintu kamar mandi agar Weni berhenti untuk menyanyi.

"Udah pergi" Tanya Weni sambil mengeluarkan kepala nya dari dalam kamar mandi.

"Udah" Sahut Kelvin sambil memakai kembali kaos nya.

"Cepet banget, emang kamu ngomong apa hah" Weni penasaran dengan apa yang Kelvin bicarakan pada Kenzo.

Kelvin hanya menggelengkan kepala nya. dan merebahkan tubuhnya di sofa.

"Eh makan dulu, kan tadi belum selesai" Umpat Weni.

"Udah gak lapar, ajak Khanza aja sana" Titah Kelvin kemudian ia memejamkan mata nya.

Weni mengerutkan keningnya, kemudian ia menghampiri Khanza yang masih sembunyi di dalam kamar Weni.

"Khanza ayo makan lagi" Ajak Weni sambil menghampiri Khanza yang sedang duduk penuh kecemasan.

"Eh emang, kak Kenzo udah pulang" Tanya Khanza penasaran.

"Udah" Sahut Weni singkat.

"Serius lo"

"Iya Khanza, gak mungkin kan kalo kak Kenzo belum pergi gue mau manggil lo" Jelas Weni.

"Yasudah yuk, kita keluar" Khanza pun menarik lengan Weni untuk keluar bersama nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!