Sesuai janjinya, pukul dua belas Dini berangkat ke sekolah Shakeel yang tak lain adalah putra dari Maya dan Adhi, perempuan tersebut menunggu Shakeel di depan gerbang sekolah.
Hingga satpam membuka gerbang yang seketika itu para murid TK berlarian keluar membuat Dini harus mengedarkan pandangan mencari sosok yang sedari ia tunggu.
"Hati-hati anak-anak jangan lari-lari" para guru mengantar siswa-siswi nya sampai benar-benar ada yang menjemput.
Sampai dimana pandangannya tertuju pada seorang anak kecil yang memakai topi, bocah tersebut sepertinya sedang mencari keberadaan sang Ibu yang biasa menjemputnya sekolah.
"Shakeel......!" Dini berteriak memanggil anak itu, melambaikan tangannya agar lebih mudah terlihat.
Si pemilik nama seketika menoleh ke arah sumber suara, mendapati seseorang yang sangat ia kenal.
"Tante Dini...!" Shakeel lantas berlari ke arah wanita yang ia kenal adalah sahabat dari Maya, Ibunya.
"Hai sayang, gimana sekolahnya? Udah lama Tante gak bertemu shakeel" ujar Dini mensejajarkan tubuhnya agar sepantar dengan anak lelaki itu.
"Tante Dini sedang apa disini? Lagi nunggu seseorang?" Tanya Shakeel yang heran ketika pertama kali melihat Dini berada di taman kanak-kanak.
"Tante mau jemput Shakeel" Jawab dini jujur, ia memasang wajah ceria agar tak membuat Shakeel curiga.
Shakeel mengernyit bingung ketika mendengarnya, bukankah seharusnya Maya yang menjemput ia pulang dari sekolah?
"Memang mami kemana? Kok Tante yang jemput shakeel?"
Dini berpikir sejenak untuk memberikan jawaban yang masuk akal, tidak mungkin ia jujur jika Maya sedang pergi entah kemana karena baru saja bertengkar dengan Adhi.
"Emm.... Mami Shakeel tadi bilang mau nginep di rumah Oma Nani soalnya Oma lagi sakit jadi gak bisa jemput Shakeel. Terus mami minta Tante buat jemput Shakeel katanya Shakeel nginep dulu di rumah Oma Yasmin untuk beberapa hari, Shakeel mau kan?" Dini terpaksa berbohong, ia tak tau lagi harus mencari alasan seperti apa untuk membuat Shakeel percaya, Dini rasa apa yang ia katakan sudah menjadi alasan terbaik untuk Shakeel saat ini.
"Oma Nani sakit? Terus papah ikut ke rumah Oma enggak?"
"Kalau itu.... Tante juga kurang tau, makanya mamah suruh Shakeel sementara waktu untuk tinggal bersama Oma Yasmin" jelasnya lagi.
"Ya udah deh Shakeel ke rumah Oma Yasmin aja, ayo Tante" ajaknya menurut, Shakeel termasuk anak yang tak banyak merengek atau mengeluh, Shakeel sangat penurut dan pintar membuat siapa saja tak keberatan akan keberadaannya.
"Ayok, kita naik mobil Tante ya" Shakeel mengangguk, mereka pun masuk ke dalam kendaraan roda empat milik Dini.
***
Akhirnya Dini dan Shakeel sampai di rumah orang tua Adhi, mereka keluar dari mobil dengan tertib. Di teras rumah dini menekan bel sambil sesekali mengetuk pintu berharap seseorang keluar dari sana.
Ting Tong!
Dini menekan lagi bel rumah, sampai pemilik tempat membukakan pintu tersebut.
Ceklek...
"OMAAAAAAAA......!!"
Shakeel terlihat senang kala melihat neneknya yang membukakan pintu, wanita paruh baya itu ternganga saat melihat cucu kesayangan datang kemari.
"Shakeel??"
Mereka pun berpelukan saling melepas rindu, sudah lama juga Shakeel dan sang nenek tidak bertemu. Membuat keduanya dirundung kerinduan yang besar.
"Shakeel baru pulang sekolah ya, nak?"
"Iya, Oma. Tante Dini yang jemput Shakeel ke sekolah"
Menyadari keberadaan sosok lain, Yasmin lantas menatap ke arah wanita yang berdiri di antara mereka. Ia sendiri tidak mengenal siapa wanita tersebut.
"Selamat siang Nyonya" sapa Dini pada mertua sahabatnya, dini tersenyum ramah sedangkan yang di tatap tersenyum kaku karena jujur Yasmin sedang bertanya-tanya di dalam hatinya melihat kebersamaan Shakeel dan perempuan muda di depannya ini.
Paham akan kebingungan Yasmin Dini pun lantas memperkenalkan diri.
"Maaf sebelumya jika kedatangan kami begitu mendadak, perkenalkan saya Dini sahabat dari Maya, menantu Nyonya" ucapnya membuat Yasmin tambah dibuat kebingungan.
"Maya?" Gumam Yasmin.
"Lalu.... Dimana Maya? Kenapa Shakeel sampai diantar oleh kamu?" Tanya Yasmin yang sudah sangat penasaran, pasalnya sesibuk apapun Maya ia tak akan pernah menitipkan Shakeel pada siapapun kecuali dengan Adhi. Tapi tiba-tiba saja Shakeel datang bersama Dini yang diduga sahabat dari menantunya, tanpa ada Maya disisi mereka.
"Maaf jika saya kurang sopan, tapi apa boleh saya masuk lebih dulu. Ada yang ingin saya sampaikan" nada bicara dini berubah dalam sekejap, ekspresinya menjadi serius membuat perasaan Yasmin jadi tidak tenang. Ia pun akhirnya mempersilahkan dini masuk ke dalam rumah.
***
Adhi masih berusaha menghubungi ponsel Maya, meski belum berhasil tapi Adhi tak menyerah begitu saja. Ia meminta bantuan teman untuk mencari tau GPS ponsel Maya. Tetapi karena ponsel Maya yang tak aktif membuat ia kesulitan untuk melacak lokasi.
Suara ponsel Adhi berdering nyaring, membuat pria itu buru-buru melihat siapa yang menelponnya.
"Ma..... Ya" antusiasme Adhi hilang tatkala yang menelpon bukanlah orang yang ia harapkan, melainkan berasal dari nomor ponsel lain.
Adhi tak berniat mengangkat telepon, ia pun membiarkan ponselnya sampai berhenti berbunyi. Ada juga pesan-pesan yang masuk dari nomor yang sama.
Adhi membukanya dengan malas.
"Mas kamu dimana?"
"Mari kita bertemu"
"Kita harus membicarakan masalah ini, kamu tidak bisa seenaknya memutuskan hubungan denganku"
"Mas....."
"Kamu bersama istrimu?"
Rentetan pesan dari selingkuhannya membuat Adhi menghembuskan nafas kasar, mood nya tambah rusak ketika mengingat wanita itu. Ia jadi pusing sendiri sekarang, kenapa ia harus terjerat ke dalam hubungan tak sehat seperti ini meski Adhi mengakui ialah pelakunya.
Tak lama ponsel Adhi berdering kembali, mau tak mau Adhi harus mengangkatnya, ia harus menyelesaikan masalah ini satu-persatu.
"Mas... Akhirnya kamu mengangkat telpon ku juga. Kamu dimana beb? Ayo kita bertemu" ajaknya dengan sangat gampang.
"Laura kita tak bisa bertemu lagi, aku sungguh-sungguh ingin memutuskan hubungan denganmu. Aku tak mau menyakiti istriku lebih dalam lagi, jadi tolong berhenti menghubungi ku"
"Apa yang kamu katakan, mas?!! Kamu dengan mudahnya memutuskan sesuatu secara sepihak. Bagaimana denganku?!! Aku mencintaimu mas... Aku tidak mau berpisah" tolak Laura mentah-mentah, walaupun sadar jika dirinya hanyalah orang ketiga, tetapi tak membuat Laura mau mundur meski hubungannya dengan Adhi sudah terkuak.
"Ini salah Laura, salah!! Mungkin kamu tak mau berpisah dariku dan aku juga tak mau jika harus bercerai dengan Maya. Aku mencintainya... Dia istriku" ucap Adhi dengan nada meninggi.
"Apa kau bilang? Istri?? Hahaha..... Lalu kenapa mas mau berselingkuh denganku? Apa sekarang Adhitama yang terkenal setia pada satu wanita sudah sadar terhadap kesalahannya? Kenapa baru sekarang, hah?!!" Emosi si wanita tak bisa dibendung, ia juga merasa jadi orang yang di rugikan saat ini. Dibuang begitu saja tanpa adanya kesepakatan.
Adhi memijat pelipis yang terasa pening, ia tahu dirinya salah. Maka dari itu Adhi ingin memperbaiki rumah tangga yang sudah ia hancurkan sedemikian rupa.
"Aku tetap pada pendirian ku, Laura. Aku akan memperbaiki rumah tangga ku dengan Maya. Aku juga minta maaf padamu, aku harap kita tidak bertemu lagi setelah ini"
Tutttttt.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
sebenarnya, itulah ruginya pelakor, kalau tidak jadi hubungan baik ya hubungan buruk yang bakal ditinggal begitu saja.
namanya juga selingkuhan 🏃🏃
2022-12-04
3
Kar Genjreng
pelakor di mana mana maunya yang instan..ga pakai merintis taunya tinggal merayu mau tinggal telentang dapat fasilitas enak...😡😡😡😡
2022-12-01
1
Syafa Marwah
dasar kuntilanak merah...najis!!!!...
2022-12-01
1