Mobil mewah Hendra meninggalkan pekarangan rumah kontrakan tanpa perduli pada teriakan histeris Nay yang memintanya kembali.
Para tetangga berhamburan keluar namun enggan mendekat sebab rasa jijik pada kulit Nay yang berkerut akibat luka bakar. Lagi lagi mereka tidak menolong dan malah mencibir dengan berbisik-bisik.
Nay sendiri sudah tidak memperdulikan harga diri. Hatinya begitu hancur, menyadari jika kini dirinya kini tinggal sendiri. Satu-satunya tambatan hati meninggalkannya tanpa rasa kasihan sedikitpun.
Tidak ada gunanya aku hidup...
Tanpa melihat ke sekitar, Nay kembali berjalan masuk. Wajahnya terlihat semakin buruk akibat basah karena air mata. Dengan tangan bergetar dia meraih amplop putih di atas meja dan membaca surat perceraian resmi yang di berikan Hendra tadi. Tangisnya tumpah sambil meremas erat surat lalu membuangnya.
Nay berjalan masuk ke dalam kamar Nia. Mengambil satu foto milik Nia dan menggenggamnya erat. Setelah itu dia kembali keluar dan meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci. Pintu bahkan di biarkan terbuka begitu saja.
Nay menjadi tontonan sekitar. Tidak ada yang berniat ingin menolong atau setidaknya mencegahnya pergi. Hal itu semakin menguatkan tekatnya untuk mengakhiri hidup. Tapi sebelum Nay melakukannya, dia ingin lebih dulu berpamitan dengan Nia juga kedua orang tuanya.
"Astaga Non. Sudah mau hujan ini, sebaiknya pulang." Ujar si penjaga pemakaman. Nay tidak bergeming dan terus berjalan masuk. Mencari pusaran Nia yang letaknya dekat dengan makam kedua orang tuanya.
Tepat di saat Nay tiba di pusaran milik Nia. Hujan perlahan kembali turun. Dia duduk berjongkok sambil mengusap batu nisan.
Kenapa tidak kamu saja yang ada di sini Nak. Kalau Mama yang meninggal mungkin sampai saat ini hubungan pernikahan ini akan tetap utuh..
Dengan berjalan sempoyongan Nay berdiri sambil masih menggenggam erat foto Nia. Dia sempat mengusap nisan kedua orang tuanya lalu berjalan menuju pintu keluar pemakaman.
"Non pakai payung. Hujannya lebat sekali." Si penjaga yang merasa kasihan menyodorkan sebuah payung. Namun lagi lagi Nay tidak merespon dan berjalan lurus ke tujuannya." Duh Gusti, semoga tidak terjadi apa-apa dengan Nona itu." Imbuhnya menatap kepergian Nay yang sudah keluar area pemakaman.
Nay berjalan menyusuri trotoar. Sangat banyak kendaraan berlalu lalang namun tidak satupun dari mereka yang perduli. Itu karena mereka fikir Nay wanita tidak waras.
Rambutnya terurai, dengan kedua kaki tanpa alas di tambah dengan luka bakar yang terpampang membuat siapapun yang melihatnya merasa jijik.
Tepat di sebuah jembatan Nay berhenti. Berdiri mematung di pembatas jembatan dengan tubuh menggigil. Bibirnya pucat pasi, kedua tangannya masih menggenggam foto Nia namun sudut matanya tidak tampak mengeluarkan air.
Kata orang ini adalah dosa besar...
Nay menatap kosong ke arus sungai yang ada di bawah jembatan. Dia tidak menyadari sebuah mobil berhenti tepat di belakangnya.
"Nona menjauh dari sana." Cegah Alan dari jarak tiga meter. Sesuai perintah Kai, dia di haruskan bertanggung jawab atas hidup keluarga Nay setelah insiden kecelakaan.
Nay hanya menoleh sejenak lalu kembali menatap arus sungai di bawahnya.
"Tuanku akan membantumu Nona. Jangan melakukan hal bodoh." Ucap Alan sama sekali tidak di dengar. Kaki Nay melangkah semakin mendekat bibir pembatas jembatan sehingga Alan memberikan instruksi kedua anak buahnya untuk menyergap tubuh Nay.
"Tidak!!! Lepaskan!!! Biarkan aku mati!! Tidak ada gunanya aku hidup!!" Teriak Nay meronta-ronta. Segera saja tubuhnya di paksa masuk ke dalam mobil.
Alan hanya terdiam seraya fokus menyetir. Baru kali ini dia merasa iba pada seseorang. Akibat kelalaiannya dia merenggut kebahagiaan sebuah keluarga tidak bersalah.
"Lepaskan aku!! Kalian siapa!!! Biarkan aku mati!!!" Terus saja Nay mengatakan kalimat itu berulang-ulang.
Aku harus menghubungi Tuan Kai.
Alan meraih ponselnya untuk menghubungi Kai dan menanyakan perihal nasib Nay setelah ini. Tapi sebelum itu, dia mengisyaratkan kedua anak buahnya untuk membius Nay agar pembicaraannya tidak di dengar.
📞📞📞
"Maaf Tuan saya lancang.
"Apa yang kau katakan.
"Lelaki korban kecelakaan malah menceraikan Istrinya. Sepertinya memberikan perusahaan bukan tindakan yang tepat.
"Pasti ada yang tidak beres. Perusahaan itu menghasilkan milyaran rupiah setiap harinya. Bukankah seharusnya dia pergunakan uang itu untuk memperbaiki wajah Istrinya.
"Sepertinya lelaki itu punya orang lain.
"Pasti janda tua itu!!
"Saya akan menyelidikinya. Apa perusahaannya kita ambil lagi?
"Tidak perlu. Gunakan itu untuk menjebak Jessica. Kalau memang dia terbukti mengkhianati ku. Lakukan seperti biasanya.
"Baik Tuan. Lalu? Bagaimana dengan wanita ini. jika dia saya pulangkan, saya takut akan berbuat nekat. Saya merasa ikut bertanggungjawab atas semuanya.
"Mereka sudah resmi bercerai?
"Saya tidak mengetahui pastinya seperti apa. Tapi melihat keputusasaannya, saya rasa memang begitu.
"Bawa dia ke sini. Ada beberapa penawaran yang ingin ku berikan.
"Baik Tuan. Siap.
📞📞📞
Kai tersungging seraya berjalan menghampiri rak buku. Dia mengambil sebuah map berwarna merah lalu membukanya.
Terlihat sebuah berkas yang menunjukkan biodata lengkap soal Hendra dan Naysila. Berkas tersebut di curi dari rumah sakit di mana Nay di rawat.
Bukan tanpa alasan Kai terlihat begitu bahagia sebab otaknya tengah merencanakan sesuatu. Dia ingin memanfaaatkan keterpurukan Nay agar dirinya mendapatkan keuntungan dari sana.
"Tidak masalah kan jika aku menitipkan benih? Aku ingin segera mendapatkan keturunan tapi aku tidak ingin menikah selain dengan Sisil."
Sosok Sisil seakan mengikat hati Kai. Di umurnya yang sudah menginjak 35 tahun, sekalipun dia tidak pernah menjalin hubungan.
Kai memutuskan untuk menunggu Tuhan membawa Sisil ke hadapannya. Terdengar sulit sebab Kai tidak tahu banyak tentang sosok penolongnya tersebut. Dia hanya sekedar tahu soal nama dan sebuah tanda lahir pada tangan kanannya.
"Wanita ini sangat cantik dulunya. Itu berarti anak yang kudapatkan akan berkualitas." Gumam Kai kembali menutup berkas setelah mengambil selembar foto milik Nay." Aku berjanji akan membantu mu membalas dendam asal kau memberikan ku seorang keturunan." Kai duduk di kursi kebesarannya seraya bersenandung lirih. Dia mulai membayangkan akan memiliki seorang anak tanpa bersentuhan.
Di umurnya yang tidak lagi muda. Sangat wajar jika Kai membutuhkan seorang penerus. Bukan hanya perusahaan, tapi Kai ingin mewariskan kekuasaannya sebagai ketua Mafia.
Banyak kelompok gangster yang berjalan di bawah naungannya. Kelompok terlarang itu di pimpin oleh Alan dan di sebar menjadi beberapa bagian.
Kai membebaskan kelompok itu melakukan kegiatan terlarang. Namun Kai memiliki beberapa peraturan ketat yang wajib di patuhi. Dia tidak perduli jika kelompok itu melakukan perampokan bahkan pembunuhan asalkan di landasi dengan alasan kuat.
Mereka di larang merampok warga dari golongan menengah ke bawah. Di larang melukai seseorang yang tidak bersalah. Tapi mereka di bebaskan melakukan perampokan pada orang kaya. Pembantaian pada seseorang yang di anggap membahayakan keselamatan organisasi.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Amah As Siddiq
naysila sila sisil
2023-02-07
2
Dewi Nurlela
apa Naysila adalah Sisil
2023-01-21
0