Bagian 1

Di sebuah meja makan sederhana. Terlihat berbagai sajian menu makanan tertata. Asap masih mengepul sebab baru beberapa menit yang lalu Nay mengangkatnya dari kompor.

Kepala Nay tertunduk, merasa tidak percaya diri dengan wajah rusak yang di miliki nya. Bagian kanan pipi terbakar begitupun tangan dan kaki.

Beruntung dia masih di berikan kesempatan hidup meski rasa syukur itu tidak terlihat pada sikap Hendra, Suaminya.

Hanya bertahan satu bulan saja. Hendra tidak merubah sikap padanya. Dia masih memberikan perhatian seperti sebelumnya. Namun perlahan-lahan, sikap itu berubah padahal kecelakaan itu bukan sepenuhnya kesalahan Naysila.

"Nia.. Sarapan sudah siap." Ucap Nay setengah berteriak.

Suasana rumah masih saja hening padahal waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Biasa Nia sudah menikmati sarapan paginya dengan memperlihatkan senyuman hangat pada Nay sebelum berangkat ke sekolah.

Cepat-cepat Nay berjalan ke arah kamar Nia lalu membuka pintu. Terlihat tempat tidur tertata rapi dengan rak buku dan meja belajar yang masih utuh tidak tersentuh.

"Hentikan kegilaan mu Nay! Kau masih saja berharap anak kita selamat!" Ujar Hendra menyadarkan Nay jika Nia meninggal akibat insiden tersebut.

"Nia.." Isakan tangis kembali terdengar. Membuat otak Hendra seketika memanas.

Bukan hanya perubahan fisik yang dia dapatkan. Nay menjadi tidak waras dan gampang menangis akibat kehilangan anak semata wayangnya.

"Terus saja begitu!" Sontak Nay membungkam mulutnya dengan tangan. Dia selalu terbawa perasaan seperti sekarang.

"Maaf Mas." Nay menutup pintu kamar Nia lalu berjalan menghampiri Hendra yang tengah memakai sepatu mengkilap nya." Kamu mau ku ambilkan atau ambil sendiri." Imbuhnya menawarkan.

Hendra tidak bergeming. Dia terlihat tergesa-gesa mengenakan sepatu seakan ingin segera pergi dari hadapan Nay.

"Mas." Perlahan tangan kanan Nay menyentuh pundak Hendra yang langsung tersingkir saat Hendra berdiri.

"Aku sarapan di luar." Jawab Hendra tanpa menatap ke arah Nay. Wajah itu begitu memuakkan untuknya semenjak dia di angkat menjadi supir pribadi bos pemilik perusahaan besar di mana dia berkerja.

"Aku sudah memasak Mas. Cicipi sedikit saja. Aku memasak makanan kesukaan mu dan Nia."

"Nia sudah meninggal! Kau harus ingat itu!" Sama sekali nay tidak merasa tersinggung dengan ucapan kasar Hendra. Dia ingin memahami jika mungkin Suami nya membutuhkan waktu untuk bisa menerima keadaannya sekarang.

"Iya Mas. Maaf, kadang-kadang aku masih lupa."

"Hm."

"Ku temani sarapan."

"Tidak. Sudah ku katakan. Aku sarapan di luar. Aku tidak berselera makan di rumah!!"

"Karena melihat ku?" Tanya Nay pelan.

"Bukankah setiap hari kau sudah ku suruh bercermin! Paling tidak pakailah penutup wajah dan baju lengan panjang. Kau sudah tidak cocok mengenakan dress ini!!" Menyentuh ujung baju Nay dengan gerakan kasar.

"Itu musibah Mas. Aku juga tidak ingin ini terjadi.."

"Kau tahu bagaimana perasaan ku sekarang. Ketika aku pulang kerja lalu melihat wajah buruk mu?" Nay berjalan mendekat, meraih jemari Hendra sehingga membuat Hendra sontak memundurkan tubuhnya untuk menghindar. Dia tidak ingin menyentuh kulit menjijikan milik Nay." Aku mencoba menerima kenyataan. Aku ingin mencintaimu seperti dulu tapi.. Ini memuakkan Nay. Aku tidak bisa hidup dengan wanita buruk seperti mu." Hati Nay seakan tergores belati tajam. Sikap dingin Hendra sudah terlihat beberapa Minggu lalu tapi sekalipun dia tidak pernah membayangkan sebuah perpisahan terjadi di pernikahannya.

"Aku mohon Mas. Jangan bicara seperti itu. Aku juga tidak ingin semua terjadi."

"Maaf Nay. Aku tidak bisa bersikap sehangat dulu. Kamu terlihat asing untuk ku."

"Terserah jika Mas Hendra mau menjauhi aku tapi jangan punya niat untuk meninggalkan aku." Hendra tidak menjawab. Dia hanya menghembuskan nafas berat seraya meraih tas kecil miliknya.

"Aku pergi. Nanti malam sebaiknya kamu tidur langsung saja. Tidak perlu menunggu ku." Hendra memperlihatkan kunci serep.

"Ya Mas." Nay menyeka pipi basahnya. Dia mengulurkan tangan dan berniat mencium punggung tangan Hendra. Tapi lelaki yang di sebutnya Suami itu pergi begitu saja. Masuk ke dalam mobil mewah berplat merah.

Nay terduduk lemah, menangis sejadi-jadinya sambil menatap kepergian Hendra. Dia tidak pernah membayangkan jika rumah tangganya akan di terpa bencana. Mengingat kehidupan hangat dan sikap hangat nan dewasa yang kerapkali Hendra suguhkan.

Rumah yang dulunya terasa hangat kini terasa sedingin es. Apalagi Nay harus menghadapi semuanya sendirian sebab Nia satu-satunya pelipur lara juga pergi meninggalkannya.

"Kenapa Tuhan!! Kenapa kau hadapkan aku dengan masalah seperti ini!!" Isakan tangis berubah menjadi histeris. Para tetangga yang tidak sengaja melintas malah mencibirnya dengan gosip murahan.

Anak-anak sekitar sering mengolok-olok Nay seperti nenek sihir ketika dia membeli sayur atau menyapu halaman depan. Para orang tua terdengar memperingatkan. Tapi rupanya peringatan itu hanyalah omong kosong. Di belakang Naysila mereka mencibir bahkan menertawakan fisik menyedihkan tersebut.

Braaaakkkkk!!

Nay membanting pintu rumahnya lalu berjalan ke arah dapur. Dia membuang semua makanan yang tersaji di meja sambil berteriak-teriak mengutuk dirinya sendiri.

"Aku memang bukan manusia!! Aku tidak lagi terlihat seperti manusia!! Berikan aku keajaiban Tuhan!! Kau dengar Suamiku mulai jijik melihatku. Aaaaaaaaaagggghhhhh!!! Kenapa tidak kau bunuh saja aku!!!"

Praaaaaannnggggkkkk..

Nay melemparkan satu piring ke arah lemari kaca. Serpihannya berceceran di lantai sementara Nay terduduk di bawah kursi makan.

Hendra begitu tega memojokkan perasaan Nay. Dia seharusnya berperan sebagai sosok penyemangat namun cinta Hendra tidak sebesar itu.

Sekuat apapun Hendra berusaha menerima. Tapi dia memang mencintai Naysila karena bentuk fisik yang teramat sempurna.

Nay memiliki bentuk tubuh ideal walaupun dia sudah menyandang status Mama. Kulitnya putih bersinar dengan rambut ikal alami. parasnya juga begitu cantik hampir sempurna sehingga kala itu Hendra begitu buta di buatnya.

Namun sekarang. Hendra harus melihat wajah buruk itu sampai membuatnya kehilangan selera.

"Maaf Nay. Aku tidak bisa berbohong lebih lama lagi. Aku muak melihat wajahmu." Eluhnya di dalam mobil sambil fokus menyetir. Raut wajahnya terlihat gelisah sebab sebenarnya dia merasa iba dengan keadaan Nay sekarang.

Seketika rasa gelisah itu sirna saat mobilnya terparkir di sebuah rumah mewah. Di depan rumah tersebut berdiri seorang wanita cantik dengan gaya modis. Gaun ketat yang di kenakan membuat bentuk tubuh sempurna nya terekspos bebas.

"Maaf Mbak saya telat." Ucap Hendra membuka pintu mobil untuk Jessy.

"Ini belum di perusahaan sayang. Jangan memanggilku Mbak." Hendra tersenyum simpul. Selama ini perubahan sikapnya tidak sepenuhnya akibat fisik Nay. Pernyataan cinta Jessy membuat cintanya goyah apalagi janda kaya raya itu menjanjikan kehidupan mewah.

"Nanti di dengar pembantu mu."

"Ah mereka tidak penting." Jessy masuk di ikuti oleh Hendra.

"Kemana jadwal hari ini?"

"Ke apartemen. Aku ingin mengobrol santai."

"Memangnya kamu tidak sibuk?"

"Tidak sayang. Sebenarnya hari ini kamu bisa libur tapi aku tidak tega melihat mu bersama Istri mu yang buruk rupa itu." Hendra tersenyum simpul. Dia ikut merasa tersakiti ketika Jessy menghina Nay. Tapi kenyataan soal itu terlihat jelas sehingga Hendra memilih bungkam." Lantas kapan kalian bercerai?" Tangan lentik Jessy mulai meraba paha Hendra dengan gerakan memutar.

"Aku masih kasihan padanya."

"Aku butuh kejelasan sayang. Em hal yang ku bicarakan nanti pasti akan membuatmu bersemangat untuk bercerai. Daripada kamu hidup bersama wanita yang tidak lagi kamu sukai bukankah lebih baik kamu akhiri saja semuanya."

"Hm aku masih memikirkan itu." Hendra tersenyum simpul seraya fokus menyetir. Niat berpisah sudah terencana satu Minggu lalu tapi dia tidak tega mengutarakannya. Bagaimana jika setelah aku mengatakan perpisahan Nay semakin terpuruk? Aku takut dia berbuat nekat, tapi.. Aku juga berhak bahagia..

Sungguh egois perkataan Hendra. Dia berhak bahagia tanpa memikirkan bagaimana perasaan Nay nantinya saat dia menuntut perpisahan ketika keadaannya sedang berada di puncak keterpurukan.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jahat sekali hendra..hanya kerana wajah saja langsung mau bercerai

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64
66 Bagian 65
67 Bagian 66
68 Bagian 67
69 Bagian 68
70 Bagian 69
71 Bagian 70
72 Bagian 71
73 Bagian 72
74 Bagian 73
75 Bagian 74
76 Bagian 75
77 Bagian 76
78 Bagian 77
79 Bagian 78
80 Bagian 79
81 Bagian 80
82 Bagian 81
83 Bagian 82
84 Bagian 83
85 Bagian 84
86 Bagian 85
87 Bagian 86
88 Bagian 87
89 Bagian 88
90 Bagian 89
91 Bagian 90
92 Bagian 91
93 Tamat/ Promosi novel baru
94 Pengumuman
95 Promo novel baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64
66
Bagian 65
67
Bagian 66
68
Bagian 67
69
Bagian 68
70
Bagian 69
71
Bagian 70
72
Bagian 71
73
Bagian 72
74
Bagian 73
75
Bagian 74
76
Bagian 75
77
Bagian 76
78
Bagian 77
79
Bagian 78
80
Bagian 79
81
Bagian 80
82
Bagian 81
83
Bagian 82
84
Bagian 83
85
Bagian 84
86
Bagian 85
87
Bagian 86
88
Bagian 87
89
Bagian 88
90
Bagian 89
91
Bagian 90
92
Bagian 91
93
Tamat/ Promosi novel baru
94
Pengumuman
95
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!