Di dalam ruangan yang gelap gulita, Regard menggunakan Dark Eye untuk memperhatikan sekitar.
Tidak ada tanda-tanda kalau ruangan ini sebagai tempat dimana seseorang dikurung, sebaliknya, ruangan ini terasa sunyi dan hening yang membuat Regard waspada atas kemungkinan yang terjadi padanya nanti.
"....."
Tepat ketika langkahnya semakin maju ke depan, seluruh ruangan tiba-tiba menyala dengan sendirinya.
Obor terpasang di sisi ruangan mulai menyala dan memperlihatkan seluruh isi di dalam ruangan membuat Regard menonaktifkan Dark Eye untuk melihatnya menggunakan mata biasanya.
"Itu..."
Di ujung ruangan, terlihat seorang gadis cantik yang memiliki rambut hitam panjang, gaun hitam yang dikenakannya cukup indah untuk dilihat, serta kulit putih dan sepasang dada yang terekspos membuat siapapun akan jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat penampilannya.
Namun, Regard tidak mengalaminya sama sekali.
Alih-alih dia terkejut atas seseorang yang dikurung di dalam ruangan, dia justru berhati-hati atas kemungkinan yang akan menyerang dirinya jika dia lengah.
"Manusia ya."
"Ya."
Membuka mata dari tidur panjangnya, tatapan hampa dan kegelapan diarahkan pada Regard. Regard membalas tatapan itu dengan ekspresi serius jadi dia tidak masalah atas pandangannya yang sengaja diarahkan ke dirinya.
"Kenapa Manusia seperti dirimu harus muncul di tempat ini?"
"Kenapa katamu? Kau sendiri bagaimana? Mengapa kau bisa berada di ruangan ini?"
"....."
Tatapan kehampaan dan kegelapan yang diarahkan ke Regard semakin tajam seolah-olah dia benci pertanyaannya dibalik pertanyaan oleh orang lain terhadapnya.
"Apakah kau manusia atau monster?"
"Manusia? Monster? Jangan bercanda! Aku tidak ada di kategori keduanya saat ini. Sebaliknya, aku berada di kategori tertinggi melebihi mereka berdua."
"Apa maksudmu?"
Menyipitkan matanya, Regard merasa ada yang aneh dari gadis yang ada di depannya yang kedua lengan dan kakinya diikat oleh rantai di dinding.
Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Regard, sebaliknya, dia hanya tertawa. Tawanya yang terdapat ketakutan membuat Regard semakin waspada atas apa yang akan dilakukannya.
"Kamu akan tahu siapa aku nantinya bukan, Manusia?"
Di seluruh tubuhnya, cahaya berwarna hitam terlihat jelas oleh Regard. Perlahan-lahan cahaya itu membesar, menciptakan kilat dalam jumlah banyak.
Rantai yang mengikat kaki dan tangan gadis itu perlahan-lahan retak, hancur dalam sekejap, seluruh tubuhnya telah terbebas dari rantai yang membuatnya bergerak cepat dari tempatnya berada ke sisi Regard.
Mustahil. Sejak kapan dia bergerak?
Merasa ada keanehan, Regard tidak dapat bergerak dengan cepat di dekat gadis berambut hitam panjang.
Gadis itu tersenyum padanya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Regard, membisikkan sesuatu padanya.
"Aku adalah Fallen Angel Stephani. Mohon untuk pertarungannya ya, Manusia."
Selesai mengatakan itu, Regard bergerak menggunakan Acceleration untuk berpindah tempat.
Stephani yang memperhatikan gerakannya berbeda dari manusia biasanya, tersenyum dan tertawa pada apa yang dilihatnya.
"Menarik. Aku rasa aku mulai tertarik padamu saat ini, Manusia."
"Sayang sekali aku hanya manusia biasa jadi kau tidak perlu tertarik padaku."
"Benarkah? Aku pikir kamu bukanlah manusia biasa."
"Tidak, aku hanya manusia biasa sama seperti manusia lainnya."
Tidak terima atas perkataannya, percikan mana berwarna hitam mengelilingi tubuh Stephani. Ekspresinya yang kesal dan benci bersiap untuk melakukan sesuatu pada Regard.
"Jika kamu benar-benar manusia biasa, kamu pasti akan binasa."
Menatap tajam ke arah Regard, Stephani lenyap dari tempatnya berada dan mulai muncul di belakangnya.
Ini...
Di kedua lengannya terdapat pedang berwarna hitam dan emas yang siap untuk menebas dan menusuk tubuhnya.
"....."
Menghindari tusukan dari pedang emas, Regard juga berhasil menghindar dari tebasan pedang hitam yang dipegang oleh Stephani.
Dia benar-benar kuat.
Memperhatikan ada yang tidak beres, Regard yakin ini akan menjadi pertarungan yang lebih sengit daripada pertarungannya melawan Hellhound.
Apalagi Stephani adalah Fallen Angel, Regard yakin kalau kekuatan dan kemampuannya jauh melebihi batas wajar dari makhluk-makhluk lainnya.
Haruskah aku menggunakan kemampuan aku? Tidak, terlalu cepat untuk menggunakannya.
Berinisiatif untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan kekuatan Stephani, Regard hanya bisa menghindar dan bertahan.
Tidak mau menyerang ya. Baiklah. Kalau begitu, aku akan menyerangnya.
Dalam sekejap Stephani hilang dan muncul di belakang Regard. Berbeda dengan kedua pedangnya tadi, pedang yang dipegangnya adalah pedang berwarna putih di lengan kanan dan pedang berwarna biru di lengan kiri.
Menebas di udara yang kosong, Stephani dengan cepat menggunakan pedang biru di lengan kiri menyebabkan pusaran air keluar dari ujung pedang yang membuat Regard terbawa arus olehnya.
Tidak melewatkan kesempatan yang ada, Stephani melesat dengan cepat ke udara dan bergegas menggunakan pedang putih di lengan kanannya.
Dia dengan segera menebas di udara kosong yang sebelumnya tidak ada apa-apa berubah menjadi bulu-bulu halus berwarna putih yang menyebar ke segala arah.
"Binasakan dia, Burst of Wing."
(Burst of Wing, tebasan yang dilakukan menggunakan pedang putih biasa milik Stephani, yang mampu menyebabkan bulu-bulu berhamburan ke permukaan lalu meledak dengan dahysat dan kuat, itu mampu melenyapkan satu musuh maupun musuh dalam jumlah banyak)
Ketika bulu-bulu menyentuh tubuh Regard, ledakan terdengar keras di segala arah.
Regard yang tidak dapat menahan ledakan tersebut hanya bisa menahan kesadarannya agar tetap tidak sirna dari dirinya menyebabkan tubuhnya terluka parah, darah juga sempat mengalir di beberapa anggota tubuhnya yang membuat dia harus menahan rasa sakit dari ledakan bulu berwarna putih yang ditembakkan Stephani padanya.
Sial. Dia terlalu kuat.
Menahan tubuhnya untuk tetap berdiri, pandangannya mulai samar-samar.
Apakah aku akan mati?
Dalam sekejap Regard tumbang dari tempatnya berdiri ke permukaan tanah.
"Benar-benar lemah sekali ya."
Mendekati tubuh Regard yang kehilangan kesadaran, Stephani dengan kuat menggerakkan kakinya untuk menendang tubuhnya.
Tepat ketika tendangan dilakukan pada tubuh Regard, Regard terpental jauh menabrak tembok yang ada di dekatnya membuat seluruh tulang di tubuhnya patah menyebabkan tubuhnya berdarah akibat tendangannya.
"Aku pikir kamu adalah orang yang kuat, tapi ternyata kamu hanya manusia lemah ya."
Kecewa atas kesempatannya untuk bisa menghadapi seseorang, Stephani hanya bisa berharap kalau suatu saat seseorang dapat melawannya dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati untuk melebihi harapannya.
•••••
Regard POV
Gadis itu benar-benar kuat sekali.
Setiap kali aku menghindari serangannya, dia dengan cepat mendekati aku dan mencoba menggunakan pedang lainnya untuk menjatuhkan aku.
Sial. Kenapa ini bisa terjadi?
Meskipun aku berpura-pura mati, aku tetap tidak bisa menemukan cara untuk menghadapinya.
Dia ahli dalam pertarungan sendiri maupun pertempuran ramai, dia juga ahli dalam memiliki pedang yang aku tidak tahu berapa banyak keahliannya dalam menguasai pedang tersebut.
Seandainya aku bisa mendapatkan informasi dari dirinya, aku mungkin sudah dapat membinasakannya.
Sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi di dunia ini.
Tak peduli apakah kau kuat atau tidak, tindakan semacam itu hanya ada dalam delusi yang kau miliki di dunia game.
Ah...
Aku ingin tahu apakah Sasaki akan mencemaskan dan mengkhawatirkan aku jika dia tahu aku berada dalam kondisi terdesak seperti sekarang?
Tidak, aku yakin dia akan berharap bahwa aku akan dapat kembali dengan selamat.
Kalau aku tidak kembali, aku yakin dia akan menyesal atas kepergian aku, sang penyelamat hidupnya.
Ya, aku yakin itu jadi aku bisa membayangkannya langsung dari wajah dan sikapnya ketika dia tahu bahwa aku sudah tiada.
Bangkit dari kematian palsu, aku tersenyum dan mulai mengeluarkan mana hitam dalam jumlah banyak yang mengelilingi aku dalam sekejap.
"Sudah kuduga kalau kamu akan menunjukkannya padaku, Manusia."
Menduga ya.
Dengan kata lain, dia menunggu aku untuk menggunakan kemampuan dan kekuatan yang aku miliki untuk menghadapinya.
Jangan bercanda.
Aku melakukannya bukan untukmu, tapi untuk seseorang yang sedang menunggu kepulangan aku di Kota Farihiora.
•••••
Gemuruh menggelegar di sekitar ruangan, percikan kilat dan kobaran api saling beradu satu sama lain menyebabkan permukaan tanah di sekitar ikut hancur perlahan-lahan menciptakan debu berhamburan membuat pandangan mereka terbatas.
"Sial. Bagaimana mungkin dia bisa sekuat itu!?"
Keluar dari debu yang menghalangi pandangan, Stephani dengan ekspresi kebingungan bertanya-tanya tentang kekuatan dan kemampuan yang Regard miliki.
Stephani sempat mengingat kembali ke beberapa menit yang lalu sebelum Regard mulai serius menghadapinya.
Beberapa menit yang lalu.
Bangkit dari kematian, Regard dengan seluruh kekuatan yang ada mulai dipancarkan ke seluruh tubuhnya.
Tubuhnya yang awalnya terlihat biasa berubah menjadi berotot, matanya yang awalnya terlihat seperti mata manusia perlahan menghitam menjadi mata iblis, serta sepasang tanduk sempat muncul di kepalanya membuat dia terlihat berbeda dari penampilannya yang biasa.
"Ini bohong bukan?"
Tak dapat menahan keterkejutan atas apa yang dilihatnya, Stephani berpikir ini akan menjadi sesuatu yang mengerikan dan menakutkan.
Awalnya Stephani berpikir bahwa Regard adalah seorang manusia yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang melebihi rata-rata pada umumnya, tapi dugaannya telah salah.
Regard yang telah berubah menjadi sosok iblis membuat Stephani yakin bahwa dia bukanlah manusia melainkan iblis yang sedang menyamar menjadi manusia.
"....."
Senyum sempat Stephani lihat di bibir Regard.
Ketika senyum itu terlihat, Regard menghilang dari tempatnya berada lalu muncul tepat di depan Stephani yang hanya menyisakan beberapa inci dari tempatnya berada.
"Gawat!"
Mengambil pedang emas, Stephani dan Regard saling beradu pedang yang membuat udara di sekitar mereka berhembus kencang.
Retakan demi retakan, permukaan tanah perlahan-lahan hancur berkeping-keping yang membuat sekitar menjadi penuh debu akibat ulah dari mereka berdua.
Menghilang dari tempat mereka berdua, Stephani dan Regard saling beradu pedang di udara dan permukaan tanah.
Regard yang menggunakan Demon Mode mengeluarkan beberapa bilah pedang Black Sword yang dia gunakan berkali-kali untuk memojokkan Stephani. Stephani juga sama, dia dengan berbagai macam pedang menggunakannya untuk menangkis dan menyayat tubuh Regard untuk segera hancur.
Kecepatan dan kelincahan dari keduanya terbilang cukup tinggi sehingga siapapun orang yang melihatnya akan terpana pada gerakan yang mereka lakukan yang tampak seperti bayangan dan bintang ketika keduanya saling beradu pedang.
Regard yang tiba-tiba menghilang muncul di belakang Stephani. Stephani yang tahu keberadaannya mengambil pedang emas untuk dapat menusuknya.
"....."
"Matilah kamu, Manusia Rendahan!"
Tatapan penuh kebencian dan kejengkelan diarahkan pada Regard.
Di lengan kanan Stephani, pedang berwarna emas berhasil menusuknya yang membuat tubuh Regard terluka dan mengeluarkan cahaya keemasan dari dalam tubuhnya.
"Selamat tinggal, Manusia!"
Melepaskan tusukan dengan menebasnya, Stephani berbalik dari dirinya yang membuat tubuh Regard meledak dalam sekejap.
Menghilangkan pedang di kedua tangan, Stephani yang ada di langit-langit, turun ke permukaan tanah dan mendesah pelan atas ketidaksesuaian yang diinginkannya dalam menghadapi seseorang yang lebih kuat dari dirinya.
"Benar-benar lemah ya."
Tak habis pikir bahwa dirinya akan dengan senang hati menerima serangan darinya, Stephani justru dikecewakan oleh kelemahan yang dimiliki oleh Regard.
Terlepas dari kecepatan dan kelincahannya yang tinggi, Stephani benar-benar tidak merasakan hawa membunuh dari dalam diri Regard, yang artinya sejak awal dia datang tidak untuk bertarung melainkan hanya menjelajahi reruntuhan ini.
Itulah mengapa Stephani kecewa pada keberadaan Regard.
"Apakah kau benar-benar berpikir kalau aku sudah tiada?"
"....."
Dalam sekejap Stephani tersadar akan suara yang datang dari belakangnya.
Sebelum dapat bergerak, hembusan angin diarahkan ke perut Stephani yang membuatnya terpental jauh menabrak dinding berkali-kali seperti yang terjadi pada Regard sebelumnya.
"Aku akui kau memang hebat, tapi kau benar-benar meremehkan aku ya."
Regard yang awalnya berada dalam Demon Mode telah kembali ke identitas aslinya seorang manusia.
Di kedua lengannya terdapat Black Sword yang siap untuk menebas dan menusuk Stephani.
"Bagaimana mungkin kamu bisa hidup?"
"Sederhana. Aku menggunakan kemampuan tambahan untuk menggandakan diri dalam menghadapi dirimu."
"Menggandakan diri?"
"Ya. Lihatlah ini!"
Dalam sekejap tubuh Regard yang awalnya terlihat sendirian mulai terdapat banyak di sekitar dan mengelilingi Stephani.
Mustahil. Bagaimana bisa dia melakukannya?
"Ada apa? Apakah kau terkejut dengan kemampuan aku?"
"....."
Tanpa menunggu lama, Regard yang berada di belakang memukul Stephani dengan kuat namun gagal untuk mengenai tubuhnya.
Di depan tubuh Stephani, kedua pedang berwarna hijau muda disilangkan yang membuat perisai berwarna hijau layaknya Magic Barrier melindungi Stephani dari pukulan Regard.
"Cih. Tadi itu nyaris sekali."
Hampir saja.
Memperhatikan sekali lagi seluruh tubuh Regard, Stephani bingung dengan keberadaan Regard yang asli.
Dia sama sekali tidak tahu dimana dia berada dan apa yang dilakukannya, tapi satu-satunya cara untuk dapat mengetahuinya ialah dia harus menghabisi dan melenyapkan Regard dalam jumlah banyak untuk tahu Regard yang asli.
"Baiklah. Sepertinya aku tidak punya pilihan lain."
Mana dalam jumlah banyak mengalir di seluruh tubuh Stephani.
Stephani yang tertawa jahat memandang seluruh Regard dengan merendahkan mereka semua. Alasan Stephani melakukannya ialah dia tahu bahwa kemampuan dan kekuatannya berada jauh di atas rata-rata melebihi Regard itu sendiri.
"Saksikanlah betapa hebatnya aku, Manusia."
Bola hitam mulai muncul perlahan-lahan membungkus seluruh tubuhnya, retakan mulai terlihat di beberapa tempat lalu pecah berkeping-keping memperlihatkan seseorang yang berbeda dari penampilan sebelumnya.
Penampilan yang dimana seorang gadis berambut hitam panjang yang cantik berubah menjadi gadis dengan sepasang sayap berwarna hitam pekat, di kepalanya yang terdapat lingkaran halo berwarna hitam melayang di udara, disertai dengan sepasang mata berwarna hitam menandakan mata iblis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments