Evelyn tersiap-siap mendengarkan perkataan Zaki yang mengatakan bahwa dia telah dijual oleh suaminya untuk melunasi hutangnya.
" Apakah benar mantan suamiku benar-benar telah menjualku?" tanya Evelyn seakan tidak percaya.
" Bukankah kau sudah melihat video itu kenapa masih bertanya juga apa Kau pikir aku merekayasa video itu?" Tanya Zaki dengan suara datarnya yang membuat Evelyn merinding ketika mendengarnya.
" Bersiaplah kita akan menikah!" ucap Zaki tanpa menatap kepada Evelyn yang masih bingung dengan keadaannya saat ini.
" Aku tidak bisa menikah denganmu!" ucap Evelyn sambil menatap tajam kepada Zaki.
" Maka kau harus siap-siap untuk kehilangan ibumu yang saat ini ada di rumah sakit jiwa!" ucap Zaki sambil meninggalkan Evelyn dalam kebingungannya.
" Apa maksudmu? Hei! Tunggu apa yang kau katakan?" ucap Evelyn berusaha mengejar Zaki yang saat ini terus melangkahkan kakinya menjauh dari kamarnya.
" Apa sebenarnya yang dia inginkan dariku? Kenapa dia melakukan hal seperti ini kepadaku sih?" tanya Evelyn dengan penuh pertanyaan dan penasaran di hatinya tentang sosok seorang Zaki yang belum pernah dia temui sebelum malam jahanamnya bersama Zaki.
" Benar-benar dia laki-laki yang sangat menyebalkan. Bagaimana mungkin dia akan menikah denganku dengan cara seperti ini?" ucap Evelyn sambil menghentakkan kedua kakinya karena sangking gemesnya melihat kelakuan Zaki yang tampak seenaknya.
Sementara itu Zaki yang saat ini sedang berjalan menuju kamarnya. Dia merasa sangat bahagia karena akhirnya dia akan menikah dengan wanita yang selama selama 1 bulan ini terus menjadi bahan pikirannya.
" Akhirnya sebentar lagi aku akan menikahi Evelyn dan menjadikan dia sebagai istriku!" ucap Zaki sambil tersenyum miring.
" Tuan! Bagaimana dengan acara pernikahan anda? Apakah tetap dilanjutkan atau bagaimana?" tanya kepala pelayan saat dia berpapasan dengan Zaki.
" Tentu saja dilanjutkan. Memangnya kenapa harus dibatalkan?" Tanya Zaki dengan menatap kepada pelayan tersebut.
" Tuan Setahu saya Nyonya Evelyn itu barusan bercerai. Ada masa iddah sebelum dia boleh menikah lagi dengan laki-laki lain!" ucap kepala pelayan tersebut memberitahu kepada Zaki tentang perihal Evelyn.
" Aku tidak peduli dengan itu yang jelas aku ingin segera menjadikan Evelyn sebagai istriku!" ucap Zaki sambil menatap tajam kepada kepala pelayan yang kini mulai menundukkan kepalanya karena merasa takut dengan tatapan Zaki yang sangat tajam.
Dia sudah mengenal Zaki sejak Zaki masih kecil Oleh karena itu dia sangat tahu tentang karakteristik Zaki dan juga kekeras kepalanya.
" Anda akan kesulitan mencari penghulu untuk menikahkan anda bersama Nyonya Evelyn kalau hubungannya Evelyn belum menyelesaikan masa iddahnya tuan!" ucap kepala pelayan di rumah Zaki sambil mengikuti tuannya menuju kamarnya.
" Kenapa kau ini semakin tua semakin cerewet? Bukankah aku sudah bilang, aku tidak peduli. Kau harus mendapatkan penghulu yang mau menikahkanku dengan Evelyn. Tidak peduli berapapun harganya kau harus mendapatkan yang malam ini juga!" ucap Zaki sambil menatap tajam kepala pelayannya.
" Itu akan sangat sulit Tuan karena menyalahi kaidah agama. Kenapa sih, Tuan tidak bisa menunggu untuk Nyonya Evelyn supaya menyelesaikan masa iddahnya. Baru kalian bisa menikah secara resmi maupun secara agama!" ucap kepala pelayan tersebut tetap kekeh dengan pendapatnya.
" Apa kau sudah bosan bekerja denganku? Katakanlah maka aku akan membacamu hari ini juga!" ucap Zaki tanpa mau dibantah oleh siapapun.
" Kalau tuan ingin memaksakan pernikahan ini kalian hanya bisa menikah dengan sirih bukan secara resmi menurut hukum negara!" ucap kepala pelayan kepada Zaki.
" Aku tidak peduli pernikahanku sirih ataupun resmi yang jelas aku ingin menikah dengan Evelyn malam ini juga!" ucap Zaki tidak mau mengalah dengan apapun yang dikatakan oleh Kepala pelayannya.
" Kalau ada apa-apa nanti, Tuan tidak akan menang melawan hukum. Aaya sudah mengatakan ini kepada Anda Tuan. Kalau Anda tidak peduli, ya sudah. Akan segera saya siapkan pernikahan anda dengan Nyonya Evelyn malam ini juga!" ucap kepala pelayan tersebut kemudian dia meninggalkan Zaki dalam bingungnya.
" Apakah itu artinya kalau suatu hari Evelyn ingin meninggalkanku maka dia bebas akan melakukannya?" Tanya Zaki berdialog dengan dirinya sendiri.
" Tunggu!" ucap Zaki memanggil kepala pelayannya untuk menunggu dirinya.
" Ada apa lagi Tuan? Bukankah anda menginginkan pernikahan anda malam ini juga? Jadi saya harus segera bergegas!" ucap sang kepala pelayan sambil menatap tajam kepada Zaki.
" Baiklah aku menuruti nasehatmu kita akan menunggu masa iddah Evelyn untuk melaksanakan pernikahan yang layak dan pantas untuk kami berdua! Kau harus mempersiapkan pernikahan kami semoga mungkin jangan kau buat malu keluargaku!" ucap Zaki sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Ya ampun Apakah Anda begitu mencintai Nyonya Evelyn sampai rela melakukan apapun untuknya?" ucap kepala pelayan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian dia meninggalkan Zaki.
" Kau harus ingat persiapkan pernikahanku yang megah Kalau sampai tidak aku akan memecatmu!" ucap Zaki berteriak kepada kepala pelayannya yang saat ini sedang tersenyum kepadanya.
" Tampaknya Tuan Zaki sudah menemukan pawangnya. Sehingga membuat dia menjadi lebih bisa terkontrol!" ucap kepala itulah yang tersebut kemudian dia pun langsung menghubungi beberapa koneksinya untuk mempersiapkan pernikahan antara Zaki dan Evelyn empat bulan lagi dari sekarang.
Mungkin di Zaki akan marah kalau dia sudah mengetahui bahwa pernikahannya sangatlah dari waktu yang dia inginkan.
Zaki kemudian masuk ke kamarnya tidak mempedulikan lagi segala yang terjadi di kediamannya..
Sementara itu di rumah kedua orang tua Zaki tanpa kehebohan yang terjadi di sana.
" Pah tadi Mama mendapatkan telepon. Kalau Zaki katanya akan menikah dengan seorang perempuan yang gak jelas!" ucap Ibunya Zaki sambil menatap kepada suaminya yang saat ini sedang menonton televisi.
" Zaki itu sudah besar biarkan dia memilih kehidupannya sendiri sebaiknya Mama tidak usah ikut campur dengan kehidupan mereka!" ucap ayahnya Zaki sambil menatap tajam kepada istrinya yang kini mengkerutkan bibirnya karena merasa jengkel terhadap sang suami.
" Papa ini tampaknya tidak memperdulikan kehidupan Zaki makanya tidak peduli dia akan menikah dengan siapa!" ucap istrinya sambil meninggalkan rumah mereka menuju ke tempat Zaki saat ini berada.
Begitu sampai di kediaman Zaki, wanita paruh baya yang begitu cantik itu pun langsung masuk ke dalam rumah tanpa permisi sama sekali. " Apa kabar nyonya?" tanya Amara kepada ibunya Zaki ketika melihat wanita itu di dalam rumah majikannya.
Amara adalah mata-mata yang ditanam oleh Ibunya Zaki di kediaman itu untuk mengawasi segala aktivitas yang dilakukan oleh putranya dan selalu melaporkan kepada dirinya.
" Di mana sekarang Zaki dan perempuan itu?" tanya Ibunya Zaki tanpa menatap kepada Amara sama sekali.
Amara mengikuti kemanapun perginya Ibu Zaki tampak sekali bahwa dia sedang mencari muka terhadap ibu dari majikannya.
" Tuan Zaki sudah ada di dalam kamarnya sementara perempuan yang akan dinikahi oleh Tuhan Zaki saat ini sedang ada di taman!" ucap Amara sambil tersenyum mencari perhatian kepada ibunya Zaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments