“Sialan!! singkirkan tangan Anda dari wajah saya sekarang!” teriak Freya penuh peringatan.
Padahal tadi Freya yakin jika lelaki dihadapannya itu seperti memiliki penyakit OCD parah, seolah ia jijik dengan siapa saja yang akan menyentuhnya.
“Tuan,” salah satu bawahannya masuk, ia bernama Donald. Donald adalah tangan kiri sekaligus orang kepercayaan kedua dari George.
“Saya benar-benar tidak tahu jika anak buah saya akan membuat kesalahan sefatal ini. Biarkan saya yang akan mengurus wanita ini langsung,” dengan nada seriusnya itu, Donald mulai berbicara, ia yang merupakan bawahan kepercayaan terdekat kedua, tentu karena keteledoran dari para anak buahnya itu, membuatnya merasa gagal dalam menjaga keamanan dari tuannya.
“Kamu sudah melakukan apa yang telah saya perintahkan?” tanya George yang seolah tidak mempermasalahkan itu sama sekali. Lagipula George seolah sudah menduga ini semua.
Nyawanya sangat berharga, sehingga saking berharga dirinya, nyawanya itu menjadi incaran hampir semua mafia yang ada di dunia.
“Informasi yang Anda perlukan telah saya cari Tuan,” jawab Donald.
“Berikan wanita itu tempat yang baik, dan kamu harus memperingatkan para pelayan untuk bisa memperlakukan dia dengan sebaik mungkin. Jangan melakukan kesalahan, jika nanti terjadi keteledoran hingga terjadi sesuatu pada wanita ini, maka kalian akan menanggung itu semua.”
Perintah tegas dari George langsung diangguki segera oleh Donald, meskipun ini terasa sangat aneh baginya, biasanya orang yang berniat untuk membunuh tuannya ataupun pembunuh bayaran yang dikirim oleh para musuh semuanya itu akan berakhir buruk.
Tapi, ini tidak. Justru tuannya meminta agar para pelayan memperlakukan wanita itu dengan baik. Bukankah itu aneh?
Meskipun begitu, Donald akan melakukan apa yang tuannya perintahkan. Sama seperti Donald yang merasa aneh, Freya pun sama.
Dan ini pertama kalinya ada seorang pembunuh bayaran wanita yang dikirim. Biasanya orang yang di kirim juga laki-laki dan tidak hanya sendiri.
...****************...
1 minggu kemudian ...
Freya yang sudah tinggal selama satu minggu di sebuah tempat yang merupakan mansion layaknya sebuah kastil suatu kerajaan. Ia kini terlihat kebingungan.
Freya tidak tahu bagaimana caranya melarikan diri dari tempat ini. Tempat yang memiliki banyak alat canggih dengan tingkat keamanannya yang paling tinggi. Padahal mafia Shadow adalah mafia terkuat yang ada di Eropa, tapi rasanya jika dibandingkan dengan tingkat keamanan yang ada di mansion ini, mafia Shadow tidak bisa untuk dibandingkan.
“Nyonya, apa ada tempat yang ingin Anda kunjungi? atau ada 'kah hal yang ingin Anda lakukan? seperti memasak? kebetulan saya itu sangat menyukai masak,” tawar pelayan wanita yang terlihat masih muda. Usia pelayan itu baru berumur 18 tahun.
“Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?” tanya Freya yang entah mengapa bertanya akan hal itu yang tidak penting menurutnya.
Freya sangat waspada dan hati-hati pada siapapun itu, termasuk pada orang yang akan ditempatkan disampingnya, Freya hanya akan percaya beberapa orang saja. Dan itu pada orang-orang terdekatnya, tapi saat ini Freya yang merasa jika ia tidak bisa gegabah, akhirnya ia tidak banyak berkomentar dan hanya bersikap biasa.
“Saya sudah bekerja sejak umur sembilan tahun, jika dihitung sekarang saya sudah bekerja selama sembilan tahun di sini,” jelas pelayan itu.
Mendengar itu, entah kenapa Freya menatapnya dengan tatapan tertarik seolah ia sedang berfikir jika laki-laki yang malam itu yang ingin ia bunuh, adalah seorang laki-laki brengsek yang dengan tega memperkerjakan anak dibawah umur.
“Nona, apa yang Anda pikirkan itu tidak benar, karena tuan bukanlah orang yang sejahat itu. Dia sangat baik walau tidak menunjukkan itu langsung.”
Perkataan gadis berusia 18 tahun itu membuat Freya diam, apa dia setakut itu hingga gadis itu sampai memuji tuannya?
Karena memang Freya bukan orang yang gampang untuk percaya, ia lalu menjawab dengan anggukan tidak yakin dengan apa yang tadi gadis pelayan itu katakan.
“Siapa nama kamu?” sudah seminggu ini, gadis itu menemani Freya, tapi ia masih belum tahu nama gadis yang terus menemaninya.
“Rea, nona bisa langsung panggil saya dengan nama itu, karena itu nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya.”
Mendengar itu lagi-lagi Freya hanya mengangguk dan tidak berkata apapun.
...----------------...
Rea terus saja memaksa agar Freya mau ikut untuk belajar memasak dengannya, dan karena memang tidak ada pilihan lain akhirnya Freya pasrah.
“Itu memotongnya bukan seperti itu nona, Anda harus memberikan sedikit tekanan dan juga harus sedikit hati-hati jika ingin memotong wortel ini,” kata Rea, ia memberitahu Freya cara yang benar dalam memegang pisau saat ia akan memotong wortel.
“Padahal, pisau adalah senjata andalan aku jika akan menyiksa targetku, tapi aku benar-benar tak menyangka jika ada masa di mana aku akan belajar caranya memasak,” batin Freya, ia tak menyangka jika kini sedang belajar memasak pada gadis yang super pandai memasak di depannya ini.
...****************...
George kini sedang diam, ia mendengarkan dengan seksama apa yang sedang anak buahnya katakan. Hari ini George sedang berada di perusahaannya, ia memimpin meeting yang rutin dilakukan di perusahaannya itu.
Meeting yang terasa membosankan itu, terlihat jelas jika George benar-benar merasa sangat bosan, hingga para bawahan yang melihat itu mendadak gemetaran.
“Apa ada yang harus dirubah tuan?” kata seorang yang baru saja mempresentasikan rencananya.
“Tidak ada, meeting untuk hari ini selesai.”
Setelahnya George langsung berjalan keluar, para bawahan yang awalnya gemetaran itu mulai bisa bernafas dengan lega.
“Bukankah tuan sangat menyeramkan saat bosan?”
“Aku saja ketakutan saat presentasi tadi, takut jika akan membuat tuan marah.”
“Syukurlah tidak ada yang harus dipecat untuk hari ini.”
“Iya, kamu benar Doni, untunglah rapat berjalan dengan baik.”
Meski para bawahan rapat itu merasa sedikit heran, karena tidak seperti biasanya George berada dalam suasana hati yang baik, tapi mereka senang jika rapat hari ini berjalan baik.
“Apa hebatnya dengan laki-laki itu, ia hanya diam mendengar apa yang kita kerjakan dengan susah payah, dasar tak berguna,” kata seorang laki-laki dengan beraninya.
Riko Clooney, anak kedua dari keluarga besar Clooney, ia juga merupakan adik tiri dari George. Riko sangat membenci George yang baginya adalah perebut dari apa yang harusnya menjadi miliknya.
“Tuan Riko, tolong jaga ucapan Anda,” seorang perempuan yang merupakan sekretaris kepercayaan George mulai berkata tegas.
“Masih ada ternyata orang bodoh lain yang masih mau dipekerjakan oleh tuan yang tak berguna itu,” kata Riko dengan sombongnya. Ia lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dengan angkuh.
“Siapa yang bodoh, justru dia yang bodoh, dia tidak membantu apa-apa saat perusahaan ini hampir berada diujung kebangkrutan, justru tuan George yang telah menyelamatkan perusahaan ini hingga bisa semaju ini,” seorang pria paruh baya yang sudah menganggap jika perusahaan ini adalah hal yang berarti untuknya.
Pria paruh baya yang bernama John, ia merupakan investor terlama dan juga pemegang saham yang cukup besar di perusahaan Clooney ini.
...****************...
“Apakah tuan kamu sudah pulang?” tanya Freya pada Rea.
“Tuan biasanya tidak akan pulang ke sini, dia memiliki tempat rahasianya sendiri.”
“Jadi ke mana dia akan pulang biasanya?” Freya lelah, ia sudah berusaha untuk kabur dari tempat ini, segala cara telah ia lakukan, tapi mansion ini seolah tidak memiliki jalan keluarnya sama sekali.
Mansion yang berada di sebuah pulau dan berada di tengah-tengah lautan, dan cara satu-satunya ia bisa keluar dari tempat itu hanya bisa dengan menggunakan pesawat atau helikopter saja.
Belum lagi, tidak ada satupun helikopter yang melewati pulau ini, seakan keamanan darat dan udara tempat ini, sangat luar biasa.
“Saya tidak tahu nona, saya tidak berani untuk menanyakan hal itu,” jelas Rea yang langsung menunduk seolah meminta maaf.
“Aku akan tidur, jika kamu mengetahui tuan kamu datang. Jangan lupa untuk mengatakan itu padaku,” perintah dari Freya yang hanya dijawab anggukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments