"Mommy dan daddy hidup dan mati sudah ditentukan kita tidak bisa mengelakkan nya. Karen hanya meminta sudahi rasa dendam karena tidak akan pernah ada habisnya biarlah Karen yang menerima hukuman dari tuan Sebastian. Anggap saja nyawa di bayar nyawa karena mommy dan daddy telah membunuh orang tua tuan Sebastian maka sudah sepantasnya tuan Sebastian akan membunuhku." Ucap dokter Karen sambil tersenyum berusaha untuk tegar.
"Seharusnya kami saja yang mati sayang karena kamilah yang salah." ucap mommynya dokter Karen dengan deraian air mata yang sejak tadi keluar.
"Tidak mommy, Karen tidak sanggup kehilangan mommy dan daddy. Anggap saja apa yang Karen lakukan sebagai balas budi karena mommy dan daddy memberikan kasih sayang yang tulus." ucap dokter Karen tulus
Tiba - tiba seorang kepala pelayan datang menemui mereka. Kepala pelayan tersebut menundukkan kepalanya sebentar kemudian menatap ke arah orang tua dokter Karen dan dokter Karen secara bergantian.
"Maaf tuan, nyonya dan nona muda. Tuan Sebastian sudah datang dan menunggu nona muda di mobilnya." Ucap kepala pelayan
"Baik Paman, aku akan menemuinya." Jawab dokter Karen dengan nada lembut.
"Mommy dan daddy dan ke dua sahabatku maaf aku ingin menemui tuan Sebastian." pamit dokter Karen.
Dokter Karen mengecup punggung mommy dan daddynya kemudian cipika cipiki dengan ke dua sahabat baiknya.
"Aku juga mau pulang dan kebetulan mobilku sudah datang." ucap dokter Sandra.
"Aku ikut ya? mobilku mogok." ucap dokter Clarisa.
"Ok." Jawab dokter Sandra singkat.
Ke dua sahabat dokter Karen berpamitan dengan ke dua orang tua dokter Karen kemudian mereka keluar dari mansion.
Ronald membuka pintu mobil ketika dokter Karen datang. Dokter Karen masuk ke dalam mobil dan duduk di samping tuan Sebastian.
"Maaf tuan Sebastian, lama menunggu diriku." ucap dokter Karen dengan nada lembut.
Tuan Sebastian tidak menjawab sapaan hanya menatap dokter Karen dari atas sampai ke bawah matanya membulat sempurna melihat betapa cantik dan seksinya doker Karen terlebih dokter Karen hanya menggunakan kaos lengan pendek dan celana pendek yang menampilkan paha putih dan mulus membuat adik kecil Tuan Sebastian mulai menegang.
'Sial kenapa gadis ini bikin adik kecilku menegang terus.' Omel Sebastian dalam hati.
"Apakah kamu tidak ada pakaian yang lain?" tanya Sebastian dengan nada dingin.
"Maaf kalau tuan Sebastian tidak suka, aku akan mengganti pakaianku." jawab dokter Karen dengan nada lembut sambil membuka pintunya hendak turun dari mobil.
bruk
duak
''Si*l." umpat Tuan Sebastian.
Tuan Sebastian yang melihat dokter Karen sedang keluar langsung menarik tangan dokter Karen. Dokter Karen yang belum ada persiapan membuatnya jatuh dan tidak sengaja kepalanya terkena benturan bibir Tuan Sebastian.
Dokter Karen membalikkan badannya dan matanya membulat sempurna melihat Tuan Sebastian memegangi bibirnya yang terasa sakit.
Dokter Karen mendekati Tuan Sebastian kemudian menarik perlahan tangan Tuan Sebastian dan meniup bibir Tuan Sebastian yang memerah akibat terkena benturan kepala dokter Karen.
"Maaf aku tidak sengaja." ucap dokter Karen merasa bersalah kemudian meniup kembali bibir Tuan Sebastian.
cup
Tuan Sebastian yang melihat bibir dokter Karen sangat dekat membuat Tuan Sebastian ingin merasakannya dan tanpa sadar Tuan Sebastian mengecup bibir dokter Karen sekilas.
Bugh
"Ciuman pertamaku." pekik dokter Karen sambil melepaskan tangannya yang memegang tangan Tuan Sebastian kemudian memukul bahu Tuan Sebastian.
Tuan Sebastian entah kenapa dirinya tidak marah malah dirinya tersenyum bahagia. Tuan Sebastian sangat senang mendengarnya karena dialah pria pertama yang menciumnya dan dokter Karen adalah wanita pertama yang mencium bibirnya.
'Baru kali ini aku melihat Tuan Sebastian tersenyum, aku harap Nona Karen bisa memberikan kebahagiaan untuk Tuan Sebastian.' Ucap Ronald dalam hati.
"Ini hukuman ringan lain kali hukumannya lebih dari ini. Sekarang duduklah menjauh jangan dekat denganku." ucap Tuan Sebastian tidak memperdulikan ucapan dokter Karen karena Tuan Sebastian sedang menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.
"Baik tuan, sekali lagi maafkan aku." ucap dokter Karen dengan wajah masih cemberut sambil menggeser tubuhnya sampai ke ujung pintu mobil.
"Kenapa tuan menarik tanganku? Aku ingin mengganti pakaianku." tanya dokter Karen dengan nada masih kesal.
"Tidak perlu waktuku sangat berharga dan lain kali kalau pergi pakailah pakaian yang pantas bukan pakaian kampungan." ucap Tuan Sebastian ketus yang berlawanan kata hatinya.
"Baik tuan aku akan mengingatnya." ucap dokter Karen dengan nada lembut sambil tersenyum walau dalam hatinya ingin sekali memukulnya.
'Aku harus banyak bersabar menghadapi ucapan pedas yang sebentar lagi akan menjadi suamiku ini.' ucap doker Karen dalam hati.
Ronald mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah mall xxxx terbesar milik bosnya Tuan Sebastian. Lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di mall xxxx.
Ronald membuka pintu mobilnya kemudian menutupnya dengan perlahan kemudian memutar tubuhnya ke arah pintu mobil untuk membuka pintu belakang mobil pengemudi.
Tuan Sebastian turun dari mobil kemudian Ronald orang kepercayaan Tuan Sebastian menutup pintu mobil sedangkan dokter Karen membuka pintu mobilnya sendiri.
Tuan Sebastian berjalan di depan dengan angkuh dan di ikuti oleh dokter Karen serta Ronald.
'Nona jalan di depan jangan jalan berdampingan denganku.' bisik Ronald.
"Apakah tuan tidak mendengar tadi di mobil Tuan Sebastian yang mengatakan : Sekarang duduklah menjauh jangan dekat denganku." bisik dokter Karen sambil menirukan suara Tuan Sebastian.
" Panggil aku Ronald, nanti Tuan Sebastian akan marah jika nona tidak berjalan di samping Tuan Sebastian." bisik Ronald.
"Tidak aku tidak mau, nanti kena marah lagi. Gimana kalau aku memanggilnya dengan sebutan kak Ronald? tidak sopan kalau memanggil namanya" bisik dokter Karen menolak permintaan Ronald.
"Terserah dirimu nona memanggilku apa?" ucap Ronald dengan nada dingin.
Ronald hanya menghembuskan nafas dengan perlahan. Dirinya juga mengakui kalau dirinya tidak sepenuhnya paham dengan sikap tuannya yang berubah - ubah.
Semua gadis dan para wanita menatap tanpa kedip ketika melihat dua pria tampan yaitu Tuan Sebastian dan juga Ronald karena selain sangat tampan pria itu sangat kaya raya.
Begitu pula para lelaki memuji kecantikan dokter Karen karena selain cantik dan seksi kulitnya yang sangat putih dan bersih tanpa ada bercak noda membuat para pria tidak berkedip menatap dengan tatapan mesum.
Tuan Sebastian yang melihatnya sangat geram dan langsung menghentikan langkahnya seara tiba - tiba.
Bruk
Dokter Karen yang berjalan sambil memandangi lalu lalang orang berjalan tanpa sengaja menabrak punggung Tuan Sebastian.
Hal itu membuat tubuh dokter Karen terhuyung ke belakang dan untunglah Tuan Sebastian menahan tangan dokter Karen dengan menggunakan tangan kanannya kalau tidak kemungkinan dokter Karen akan terjatuh.
"Kalau jalan itu lihat - lihat." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin.
"Maafkan aku." ucap dokter Karen sambil melepaskan genggaman tangan Tuan Sebastian tapi Tuan Sebastian tidak melepaskan tangannya.
Dokter Karen hanya bisa pasrah dan membiarkan Tuan Sebastian memegang tangannya. Tuan Sebastian menggenggam tangan dokter Karen hingga mereka sampai ke sebuah butik yang terkenal di negara tersebut.
"Pilihkan dia pakaian pengantin!" perintah Tuan Sebastian dingin dengan manager butik tersebut.
" Baik tuan." ucap manager butik tersebut dengan ramah.
Manager tersebut memberikan hasil rancangan gaun pengantin yang ada di toko butik tersebut.
"Nona, gaun ini sangat cocok dengan nona, silahkan di coba dulu nona." Ucap manager tersebut.
"Baik, terima kasih." Jawab dokter Karen sambil tersenyum ramah.
Dokter Karen berjalan ke arah ruang ganti pakaian untuk melepaskan pakaian yang dikenakan kemudian mulai mencoba gaun pengantin.
'Sungguh beruntung Tuan Sebastian menikah dengan gadis ini. Selain sangat cantik dan seksi juga sangat ramah dan tidak sombong." ucap manager butik dalam hati.
Dokter Karen keluar dari ruang ganti dan sudah selesai memakai gaun pengantin berwarna putih sesuai dengan warna kulitnya. Gaun pengantin yang sangat seksi dan memperlihatkan terdiri dari leher, separuh dua gunung kembar, lekuk tubuhnya dan paha putih mulus tanpa noda.
" Nona sangat cantik dan sangat seksi memakai gaun pengantin ini." puji sang manager
" Terima kasih atas pujiannya tapi maaf gaun pengantin ini saya kurang suka." ucap dokter Karen lembut.
Entah kenapa dokter Karen merasa risih dengan gaun tersebut.
" Kita tanya Tuan Sebastian dulu nona." ucap manager sambil membuka tirai tersebut.
Dokter Karen menatap calon suaminya yang sedang sibuk memainkan ponsel mahalnya sambil membelakangi dirinya dengan posisi berdiri.
"Tuan Sebastian bagaimana dengan gaun pengantin nona? Nona kelihatan sangat cantik dan seksi dengan menggunakan gaun pengantin ini." Ucap sang manager butik tersebut.
Tuan Sebastian membalikkan badannya, matanya tidak berkedip menatap dokter Karen yang sangat cantik dan seksi.
deg
Jantung Tuan Sebastian berdetak kencang dan lagi - lagi adik kecilnya kembali menegang.
"Ganti, gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin
" Baik tuan." jawab manager butik dengan patuh.
Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke dua.
"Nona sangat cantik dan sangat seksi memakai gaun pengantin ini." puji sang manager kembali.
"Terima kasih atas pujiannya tapi gaun pengantin ini seperti aku tidak memakai gaun saja." guman dokter Karen pelan nyaris tak terdengar karena dirinya merasa risih dengan gaun tersebut.
Tirai pun kembali di buka, tampak Tuan Sebastian yang masih sibuk memainkan ponsel mahalnya dengan membelakangi dirinya.
" Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik
deg
Tuan Sebastian membalikkan badannya dan lagi - lagi jantung Tuan Sebastian berdetak kembali melihat tubuh seksi calon istrinya membuat adik kecilnya semakin berdenyut dan merasakan sakit.
"Ganti gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin kembali.
'Si*l, pulang dari sini aku harus mandi air dingin." ucap Tuan Sebastian dalam hati.
"Baik tuan." jawab manager butik pasrah
Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke tiga dan tirai pun kembali di buka.
"Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik.
'Si*l kenapa gadis ini bikin adik kecilku menegang terus." omel Tuan Sebastian dalam hati.
Tuan Sebastian biasanya jika melihat gadis atau wanita tanpa busana adik kecilnya tidak menegang malah menyiksanya dan membunuhnya. Tapi ketika melihat tubuh seksi dokter Karen entah kenapa adik kecilnya langsung bereaksi padahal dokter Karen masih menggunakan pakaian lengkap.
"Ganti gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin kembali.
"Baik tuan." jawab manager butik patuh dan pasrah karena dirinya tahu siapa Tuan Sebastian.
Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke empat dan tirai pun kembali di buka.
"Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik.
deg
Jantung Tuan Sebastian berdetak dengan sangat kencang, matanya menatap wajah cantik dokter Karen tanpa berkedip.
" Cantik." ucap Tuan Sebastian tanpa sadar
" Jadi bagaimana apakah tuan setuju?" tanya manager butik sambil berharap agar Tuan Sebastian menyetujuinya dan membelinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Yayuk Triatmaja
wkwkwkwk
2023-01-25
1
Shai'er
cakep 😍😍😍😍😍
2023-01-25
0
Shai'er
nah loh... keceplosan 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-25
0