Happy Reading~
Belum sempat Catarin berdiri dari tempat duduknya, tiba tiba Ethan memasuki ruangan kelas dengan wajah yang terlihat seperti habis menangis.
"Maaf, saya terlambat" Ethan berucap sambil melangkah pelan ke arah Bu Lorena yang sedang berdiri didepan.
"Lusia mana?" Tanya Bu Lorena yang merasa heran karena Lusia tidak masuk bersamaan dengan Ethan.
"Saya ngga tau" Balas Ethan yang memang benar tidak mengetahui keberadaan Lusia saat ini.
"Loh, tadi kata Catarin... kamu habis dari toilet sama Lusia? Kenapa sekarang kamu ngga tau dimana Lusia?"
"Aduh, sial! Mati aku" Batin Catarin.
Ethan yang mendengar penjelasan dari Bu Lorena jadi merasa kesal pada Catarin. Tapi ia juga tidak tau harus berbuat apa padanya.
"Catarin bohong" Cetus Ethan yang kemudian langsung berjalan menuju ke tempat duduknya.
Anak anak lain yang melihatnya jadi ikut tegang terbawa oleh suasana. Sedangkan Catarin hanya terdiam menunduk takut akan hukuman yang diberikan oleh Bu Lorena.
"Sepulang sekolah, kamu ke kantor saya" Ucap Bu Lorena menunjuk ke arah Catarin. Benar saja apa yang sedang ia pikirkan kalau dirinya pasti akan dihukum.
Kring!!!
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Ini adalah saat yang sudah di nanti para murid agar bisa segera pulang dan beristirahat dirumah.
Namun ada beberapa anak dikelas yang masih heran dengan Lusia karena belum kembali ke kelas sampai jam pelajaran berakhir. Bahkan ada beberapa dari mereka yang beranggapan bahwa Lusia bolos siang tadi.
"Aku pergi dulu, ya" Ucap Catarin sambil melambaikan tangannya pada Nara dan Ray.
"Mau kemana?" Tanya Nara.
"Kamu lupa? Aku kan dipanggil Bu Lorena buat ke kantornya tadi" Cetus nya kesal. Nara yang teringat dengan kejadian tadi pun jadi cengar cengir.
Sementara dengan Lusia, dia masih termenung dijalan pulang menuju ke rumahnya. Karena tidak sempat mengambil tas dikelasnya saat bolos tadi siang, dia pun jadi terpaksa meninggalkan tasnya di kelas.
"Huh.... " Dengus nya. Orang orang disekitar tempat itu banyak yang menatap Lusia dengan tatapan yang kejam. Entah apa yang membuat orang orang di dunia ini jadi membenci dirinya.
Karena merasa hari sudah semakin larut, Lusia pun membuka jam di HP nya untuk melihat sudah pukul berapa sekarang ini.
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 16.11 yang artinya dia harus segera bergegas untuk pulang ke rumah. Dan malamnya, ia harus menuju cafe dimana ia bekerja sebagai pengantar makanan untuk para pelanggan.
Tak lama setelah itu, Lusia pun akhirnya sampai dirumah dengan punggung tanpa tas. Dia membuka pintu rumah dengan sangat perlahan karena takut Ayahnya melihatnya.
Baru selangkah ia memasuki lantai dirumahnya, ia langsung berhadapan dengan Ibu tirinya yang sangat kejam.
"Maria minta uang buat jalan jalan sama temennya. Kamu... ada simpenan kan?" Tanya Emma selaku Ibu tiri Lusia. Maria Evelyn, dia adalah adik tiri Lusia. Gadis yang dua tahun lebih muda darinya.
Lusia hanya menjawabnya dengan menggeleng pelan. Dia kemudian meninggalkan Emma tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
"Hey! Dasar ngga ada sopan santun nya sama orang tua" Lontar Emma dengan mulut terbuka lebar.
Lusia langsung berbaring di kasurnya setelah masuk kedalam kamar kecilnya. Ia bergumam sambil menatap awan awan di langit dari jendela kamarnya. Dia selalu berharap bisa menemukan orang yang masih perduli terhadapnya di dunia ini. Karena lelah, Lusia pun tak sengaja tertidur dengan tubuh yang masih dibaluti dengan seragam SMA.
~
"Hoammmm" Lusia menguap. Dia membuka matanya dengan perlahan dan melihat awan gelap sudah muncul. Sontak ia pun terkejut dan segera melihat jam di HP nya. Untungnya dia masih selamat karena dia belum telat untuk datang bekerja.
Secepat mungkin ia membersihkan tubuhnya itu dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja. Ia juga tak lupa untuk membawa tas kecilnya yang biasa ia bawa saat bekerja.
Sesampainya ditempat Lusia bekerja, dia langsung menaruh tas nya di tempat seperti biasanya sambil menunggu jadwal sift pergantian jam bekerja dengan yang lain.
Tak lama ia menunggu, akhirnya ia pun mulai bekerja. Beberapa kali dia mengantarkan makanan ke meja pelanggan dengan memasang wajah cantik manisnya itu karena ditambah dengan senyuman.
Tap... tap.... tap...
Seorang pelanggan berwajah tampan dengan pakaian ber jas ditubuh kekarnya itu menjadi pusat perhatian para pelanggan. Ditambah dengan mobil mewah yang ia kenakan saat perjalanan menuju cafe ini dan dua orang dibelakangnya yang terlihat seperti bawahannya.
Pria itu pun mengangkat tangan sambil menatap ke arah wanita yang masih senggang agar membawakan buku menu untuknya. Sambil berlari, wanita itu membawakan buku menu dan menunjukkan nya pada pria bertubuh kekar tersebut.
"Tuan... apa yang ingin anda pesan?" Tanya wanita itu dengan suaranya yang terdengar lantang.
"Bawakan aku makanan terenak di cafe ini. Serta minumannya juga" Ucap pria itu sambil mengisyaratkan agar secepatnya membawakan makanan pesanannya.
Tak sampai 20 menit menunggu, Lusia pun sudah siap untuk mengantarkan makanan ke meja pria itu.
"Selamat menikmati..., Tuan" Seloroh Lusia agar terlihat lebih ramah.
Namun pria itu kelihatannya sangat fokus dengan dua gunung kembar milik Lusia yang terlihat begitu menonjol. Matanya sampai tidak bisa berkedip setelah melihatnya. Dia juga merasa tertarik dengan wajah Lusia yang cantiknya bukan main.
Setelah selesai mengantarkan makanan pada pria itu, Lusia pun kembali bekerja untuk mengantar makanan ke meja pelanggan yang lain.
"Aku tertarik dengannya" Gumamnya dengan senyuman kecil yang terlihat diwajah tampannya itu. Namun sepertinya dua asisten yang berada di belakang nya mendengar ucapannya barusan.
"Selidiki siapa sebenarnya wanita tadi serta latar belakangnya. Aku ingin mengetahui nya besok pagi" Perintah pria itu.
"Baik, Tuan" Jawab kedua asisten tersebut.
Pria itu adalah seorang CEO muda yang masih berusia 21 tahun. Dia mewarisi seluruh kekayaan yang ditinggalkan oleh kakeknya dan menjadi bos di beberapa perusahaan ternama yang sudah lama berdiri. Bill Amedeo, itulah namanya.
***
Esok pun tiba, sesuai dengan keinginan Bill. Semuan informasi mengenai Lusia sudah ia dapatkan berkat kerja keras para asistennya. Sesegera mungkin dia merancang rencana agar bisa mendapatkan Lusia.
Sedangkan Lusia sendiri sudah bersiap untuk pergi ke sekolahnya. Meskipun sebenarnya dia tidak berani muncul lagi dihadapan Nara serta temannya yang lain, tetapi ia juga tidak ingin jika harus berhenti sekolah.
Setelah sampai disekolah, Lusia langsung dipanggil oleh Bu Lorena selaku wali kelas di kelas tersebut untuk segera menemuinya ke kantornya.
Kantor Bu Lorena~
"Ada apa ya Ibu panggil saya?" Tanya Lusia yang sudah merasa tidak enak sejak awal memasuki ruangan kantor ini.
"Kamu... kemarin bolos, kan?" Ucap Bu Lorena membuat Lusia semakin panik. Tetapi dia juga menjawabnya dengan jujur.
"Iya"
"Pulang sekolah, kamu bersihin halaman sekolah sampe bersih. Ngga boleh ada satupun sampah yang tersisa" Perintahnya.
Sontak Lusia pun dibuat terkejut dengan perkataan Bu Lorena yang pastinya bukan main.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Febby Fadila
tenang lusiia kebahagiaan sdah menantimu
2024-07-09
0
Febby Fadila
tenang lusiia kebahagiaan sdah menantimu
2024-07-09
0
🍷Asisten Cesliea🍷
ketemu ayank gk tuh wkwkw
2022-12-09
0