Benar saja, Devita seakan jatuh dari langit, dia mendarat dengan bok0ngnya terlebih dahulu.
"Aw…," keluh Devita, dia melihat ke sekitarnya dan melihat halaman yang luas, dia ternyata jatuh di atas rumput halaman rumah milik om nya, Darmaja, "kenapa aku tiba-tiba disini?" Gadis itu merasa heran dan bahkan dia kini merasa ketakutan, dia bergidik ngeri lalu pergi secepat mungkin dari tempat itu.
***
Bintang yang sudah berganti pakaian, dia melanjutkan pekerjaannya, sepanjang dia berjalan menuju ruangannya, dia ditanya oleh beberapa karyawan mengenai bajunya, namun dia mengabaikannya, membuat semua karyawan kini membahas sekretaris baru Pak Agra itu.
Dia duduk di kursinya dan menatap laptopnya, dia melanjutkan pekerjaannya karena dia akan pulang sekitar 3 jam lagi.
Disaat-saat terakhir, Bintang memanfaatkan kesempatan, dia yang ingin memberikan laporan pekerjaannya, dia berpura-pura hendak jatuh sehingga tangan Agra memegang tangannya, sentuhan itu membuat Bintang benar-benar seperti mengisi kekuatannya, badannya terasa segar seperti dia baru bangun tidur dan rasa lelahnya hilang.
"Kamu gapapa? Makanya jangan ceroboh!" Ucap Agra pada Bintang dengan ketus.
"Iya, maaf Tuan," ucap Bintang kemudian dia keluar dari ruangan itu, dia selalu marah-marah, batinnya.
Akhirnya Bintang bisa pulang saat melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, dia membereskan barang-barangnya dan berniat pulang dengan teleportasi.
Karena kekuatanku sudah terisi penuh, lebih baik aku menghilang saja. Teleportasi diaktifkan, aku ingin segera berada di Apartemenku, diatas kasurku yang empuk. Pikir Bintang
Bintang mendarat dengan sempurna di kamarnya, dia langsung merebahkan tubuhnya. Ternyata benar kalau sentuhan pria itu membuatku merasa lebih baik.
***
Keesokan harinya Bintang merasa malas untuk bekerja apalagi diperintah ini dan itu oleh manusia.
Dia memilih libur dan beralasan sakit, dia merasa kekuatannya sudah pulih dan tidak memerlukan Agra lagi.
Di pagi hari itu Bintang bersantai dengan televisinya ditemani cemilan dan dia begitu menikmati hari liburnya, setelah matahari mulai terik dia pergi mandi dan berganti pakaian.
"Aku penasaran kemarin gadis genit itu mendarat dimana ya? Hahaha… aku selalu berharap kala itu kekuatanku melenceng dan dia jatuh ditempat yang lebih buruk," ucap Bintang yang sedang menyisir rambutnya.
Bintang memesan makanan online dan mulai makan siang, dia benar-benar hanya diam di Apartemennya, dia sedang tidak ingin pergi kemanapun.
Tiba-tiba terdengar bel pintu Apartemennya, "siapa sih? Apa tukang AC? Padahal aku bisa mengerjakan semuanya dengan kekuatanku," keluh Bintang kemudian membuka pintu tanpa melihat layar monitor siapa yang datang siang itu.
"Astaga," ucap Bintang menutup mulut dengan kedua tangannya, dia benar-benar kaget.
"Kenapa? Aku hanya ingin menjenguk karyawanku yang sakit, apa kau benar-benar sakit?, Tanya Agra yang bahkan kini menempelkan telapak tangannya di dahi Bintang.
Bintang yang begitu menikmati sensasi sentuhan dari Bos nya itu, dia hanya diam, dia lupa kalau dia sedang berpura-pura sakit, saat dia ingat dia menepis tangan Agra.
"Eh, maaf Pak, demam saya sepertinya sudah turun dan suhu tubuh saya sekarang normal, Bapak tidak usah khawatir..!" Ucap Bintang yang seakan mengusir Bos nya itu.
"Hmm, kamu boleh memanggilku Bapak, Bos, atau Tuan selama di kantor tapi kalau diluar kamu panggil saja Kak Agra..! apa aku tidak dipersilahkan masuk dulu?" Ucap Agra dengan nada serius.
"Pfffttt…," Bintang menahan tawanya saat dia mendengar kata Kak Agra.
Namun Agra menerobos masuk tanpa izin dari Bintang, lelaki itu langsung duduk di sofa. Memperhatikan bagian dalam ruangan itu, namun terlihat nampak normal seperti hunian manusia lainnya. Tidak ada yang aneh, batin Agra
Sememtara Bintang gelisah, dia ingin Agra pulang, dia tidak mau kalau Bos nya tahu kebohongannya.
"Anda mau minum Pak?" Tanya Bintang.
Agra menatap Bintang dengan tatapan tidak senang karena Bintang tidak memanggilnya kakak.
"Sepertinya anda tidak mau, tidak papa, bagaimana kalau makan siang disini? Tapi Bapak harus menunggu saya memesan pesanan online dulu," ucap Bintang panjang lebar, biasanya dia hanya bicara satu atau dua kata saja, namun karena dia masih membutuhkan Agra dilain waktu, dia rela bersikap seperti itu.
"Tidak usah, aku hanya ingin air putih dan sudah kubilang jangan panggil saya Bapak ketika diluar kantor..!" Agra
Hmm, mana bisa aku memanggilnya begitu? Keluh Bintang dalam hati.
Bintang berjalan mengambil air putih, padahal hari ini dia bisa menerbangkan apapun yang dia mau, namun di depan Agra dia harus berpura-pura sebagai manusia biasa.
Bukannya dia datang menjenguk? Lalu kenapa malah aku yang melayaninya, dia bahkan tidak membawakanku makanan, dasar bos pelit dan tidak peka. Batin Bintang
Dia menyimpan satu gelas air putih di meja, dia pun ikut duduk di sofa.
"Apa kamu sudah diperiksa ke dokter, kamu harus menyiapkan surat keterangan sakit dari dokter kalau tidak ingin mendapatkan masalah!" Ancam Agra.
Bintang tampak diam, dia bingung, dia benar-benar tidak terpikirkan hal itu, selama dia bekerja sebagai dosen dia tidak pernah absen karena memang tubuhnya yang tidak pernah sakit dan jadwal mengajar tidak sepadat jadwalnya bekerja saat ini sebagai sekretaris bahkan bisa dibilang sekaligus pembantu Agra.
"Belum sempat, tapi saya sudah sembuh kok, besok saya akan bekerja kembali," jawab Bintang dengan menundukan kepalanya.
"Oke." Agra
Agra tersenyum sesaat, dia yakin kalau Bintang tidak bisa memberikan surat keterangan dari dokter. Gadis itu akan memaksakan dirinya bekerja meski Agra belum tahu apa tujuan gadis itu.
"Biarkan aku menonton disini, pesankan aku makanan dan aku mau menumpang tidur disini, aku akan kembali saat malam tiba..!" Ucap Agra yang membuat Bintang kaget bukan main.
"Apa?" Bintang
"Gak boleh?" Tanya Agra.
"Boleh ko Bos," jawab Bintang dengan senyum yang dipaksakan.
Aku berniat libur, tapi kenapa terasa sama saja? aku bahkan kini melayaninya sampai malam, keluh Bintang yang kini kerepotan karena melayani Bosnya.
Aku kerjain dia, beraninya pura-pura sakit. Pikir Agra
Agra yang lelah dan kekenyangan dia pun sampai tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala sementara Bintang yang baru saja selesai mandi sore dia memperhatikan Agra, berniat membangunkannya untuk menyuruhnya pulang daripada tidur di Sofanya.
Namun Bintang lebih tergoda dengan sentuhan diantara mereka, dia memegang tangan Agra, merasakan sensasi menyegarkan bahkan lebih segar dari saat dia keluar dari kamar mandi.
Agra yang merasakan tangannya disentuh seseorang, dia membiarkannya. Aku ingin tahu sebatas mana dia mencoba menikmati sentuhan-sentuhan tubuhku, batin Agra
Bahkan Bintang mulai membelai pipi pria yang ada di hadapannya itu, terus menikmatinya, sementara Agra mulai merasa ada yang aneh.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments