Gadis cantik itu ikut masuk ke dalam mobil milik Agra, mereka berdua duduk di kursi belakang, sementara Bintang duduk di depan karena dia harus menyetir mobil.
Aku sudah seperti sopir saja, oh astaga wanita itu genit sekali, menempel seperti parasit, batin Bintang melihat wanita itu dari kaca spion , wanita itu duduk merapat semakin dekat dengan Agra.
Agra nampak diam, dia tidak berekspresi apapun entah suka atau tidak suka, dia hanya sibuk dengan ponselnya.
"Kak Agra, aku ikut ke kantor ya? Kan kata om Darmaja aku juga harus mulai belajar biar sukses seperti kakak, boleh ya?" Tanya gadis itu dengan tanah yang masih bergelayut manja dilengan atas Agra.
"Hmmm," jawab Agra.
"Kok cuma hmm aja sih?" Keluh gadis itu.
"Apa kamu perlu jawaban dariku? Percuma saja aku bilang tidak boleh tapi kamu tetap mengikutiku." Jawab Agra dengan dingin.
"Hehe, jadi boleh ya? Makasih … ," gadis itu tersenyum senang.
Bintang yang mendengarkan percakapan mereka hanya tertawa dalam hati, menertawakan gadis itu yang memaksakan keinginannya, sungguh tak tahu malu, batin Bintang.
***
Sesampainya di kantor, Arga enggan turun.
"Tolong, bukakan pintunya..!" Perintah Agra, namun Bintang yang tidak mengira kalau pria itu menyuruhnya, dia hanya diam menunggu dua penumpang itu turun.
"Hey… apa kamu tidak dengar, cepat bukakan pintunya!" Teriak gadis itu pada Bintang sambil mencolek bahunya.
Sontak Bintang menoleh ke belakang, "maksudnya aku?" Tanya Bintang dengan nada tidak percaya.
"Ya iyalah kamu, lalu siapa lagi, aku? Astaga dasar sekretaris tak tahu diri!" Keluh gadis itu dengan nada ketus.
Sementara Agra mengangguk dan memberi kode supaya Bintang membukakan pintunya, alien cantik itu pun menurut meski di dalam hatinya dia memaki dua orang itu.
Agra memang sengaja ingin mengerjai Bintang dan merasa penasaran ingin tahu jika wanita itu marah, apa yang akan terjadi karena Agra tahu kalau Bintang bukanlah seseorang yang biasa.
Namun kelihatannya Bintang masih sabar, dia kini berjalan mengikuti Agra dari belakang. Sementara gadis genit tadi berjalan berdampingan dengan Agra.
Mereka memasuki ruangan milik CEO, ya gadis itu mengikuti Agra sampai keruangan pria itu dan duduk santai sambil memperhatikan ketampanan Agra.
Bintang yang bahkan kini disuruh membuatkan kopi, dia kini sedang mengaduk kopi dengan rasa kesal, bahkan gelas itu sedikit bergoyang dan airnya tumpah.
Seorang OB lelaki menghampiri Bintang, "Hati, hati..! Biar saya yang buatkan Bu," pak Karno
"Gapapa, biar saya aja, Bos menyebalkan itu ingin kopi buatan saya, menyebalkan bukan? Apalagi cewek yang ada di ruangannya sekarang, dia lebih menyebalkan," tanpa sadar Bintang berkeluh kesah pada salah satu manusia di bumi.
"Oh itu Non Devita, sepupu Bos besar, dia memang seperti itu," jawab Pak Karno yang memang sempat melihat Devita masuk ke ruangan bos nya.
"Oh, dia itu siapanya tuan Agra?" Tanya Bintang pada Pak Karno dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Oh, itu sepupu tuan Agra.. tapi sepertinya memang Non Devita dekat sekali dengan tuan Agra." Jawab pak Karno yang membuat Bintang merasa kesal pada gadis itu karena berani menyuruhnya padahal bukan pacarnya Agra.
"Oh cuma sepupu," ucap Bintang lalu pergi dengan kopi ditangannya.
Setelah memberikan kopi itu, dia kembali ke ruangannya untuk mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris, dia tidak peduli kepada dua orang itu, dua orang yang sama-sama menyebalkan.
***
Sepuluh menit kemudian tiba-tiba Devita masuk ke ruangan Bintang, berjalan mendekati alien cantik itu.
"Hey, aku peringatkan sama kamu ya, jangan coba-coba merayu Agra karena dia milikku!" Ucap Devita dengan penuh penekanan.
Emang aku peduli? Merayunya? Astaga… pikir Bintang.
"Hmm, iya," Jawab Bintang dengan singkat karena dia malas menghadapi gadis menyebalkan itu.
"Jawab yang bener! Awas ya kalau kamu mencoba menyentuh milikku!" Ancam Devita berlalu pergi entah kemana.
Bintang menahan emosinya, ingin rasanya dia memindahkan wanita menyebalkan itu ke suatu tempat yang menyeramkan, hutan misalnya, namun dia berpikir dua kali untuk melakukan hal itu.
Bintang kembali fokus dengan pekerjaannya, sampai waktu istirahat pun tiba dia yang sangat lapar karena makan sedikit ketika di rumah Bos nya itu, dia berjalan keluar untuk pergi ke luar kantor menuju tempat makan di sekitar kantor, dia tidak mau jika harus makan di kantin kantor dan bertemu dengan banyak karyawan lainnya.
Bintang makan dengan lahap, dia tidak bisa menyembunyikan rasa laparnya, dia bahkan makan dengan menggunakan tangannya, itu terasa lebih nikmat menurutnya.
Belum juga selesai, ponsel Bintang terus saja berdering. Membuat alien cantik itu kesal dan terpaksa mengangkatnya.
"Hallo, iya ada apa Tuan?" Bintang
"Kamu dimana? Temani aku makan sekarang!" Agra
"Tapi Bos, saya lagi makan.. 10 menit, saya akan tiba disana." Bintang
"Sekarang!" Bentak Agra.
Bintang dengan terpaksa meninggalkan makanannya yang masih tersisa, memandangi makanannya dengan mata berkaca-kaca. Makananku…
Bintang tidak bisa berteleportasi, dia takut mendarat di ruangan yang salah mengingat kekuatannya yang akhir-akhir ini melemah. Dia juga belum menyentuh Bos nya lagi, dia ingin, namun ada Devita yang seolah menghalanginya.
Bintang bergegas menuju ruangan Agra, dan dia hanya meminta Bintang untuk menemaninya makan, mereka makan bertiga, tentu saja dengan kehadiran Devita disana.
"A…," Devita mengangkat sendok makanan itu berniat menyuapi Agra.
"Hentikan..! aku bisa makan sendiri," Agra menolak sikap Devita yang berlebihan.
"Pfffttt…," Bintang menahan tawanya, astaga dia benar-benar bekerja keras. Pikir Bintang
"Kenapa kamu tertawa hah? Apanya yang lucu?" Bentak Devita pada Bintang.
"Maaf, saya tidak bermaksud menertawakan siapapun," ucap Bintang yang menunduk.
Namun Devita yang memiliki sikap pemarah itu, dia menyiramkan air pada baju Bintang, sontak Bintang dan Agra kaget karena tidak menyangka akan terjadi kejadian seperti itu.
"Itu karena sikap kamu yang tidak sopan menertawakan atasanmu, apa kamu mau dipecat hah?" Teriak Devita.
"Stop… kamu keterlaluan Dev, sebaiknya kamu pulang kalau hanya ingin membuat masalah!" Bentak Agra yang mampu membuat Devita kini menangis.
Beraninya dia membuat masalah denganku, atasan? Aku tidak bekerja untuknya. Batin Bintang
Devita berlari menuju toilet dalam keadaan menangis, Bintang pun sama dia ingin pergi ke toilet untuk mengganti bajunya, dia akan mengganti baju itu dengan jaket yang dia bawa.
"Kamu puas sekarang? Dasar cewek benalu, pasti kamu cuma mengincar harta Agra, kamu pintar mengambil hatinya ya, sampai dia berani marah padaku." Devita
Namun Bintang mengacuhkannya, dia masuk ke salah satu bilik toilet dan mengucapkan mantra didalam sana.
Teleportasi diaktifkan, aku ingin Devita berpindah ke halaman rumah Agra sekarang! Pikir Bintang
"Gak masalah kalau kekuatanku masih belum sempurna, kalau dia nyasar di kandang harimau pun aku tak masalah," ucap Bintang dengan senyum jahatnya.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments