Bintang mulai membuat waktu berjalan seperti seharusnya dengan perintah di dalam pikirannya.
Saat itu juga Meira jatuh tersungkur karena tamparannya melayang di udara.
"Aw sakit, apa ini sihir? Aku merasa aku akan menamparnya tepat di pipi kirinya, tapi.. tapi.. " gumam Meira dengan bingung.
Menarik. Pikir Agra
"Agra tolongin aku dong, ini sakit..!" Meira merengek.
"Aku sudah bilang aku sedang sibuk, cepat sana pulang!" Ucap Agra yang kembali menatap laptopnya.
Meira akhirnya pergi dengan rasa kesal, sepanjang jalan banyak orang memperhatikannya dengan menahan tawanya, membuat Meira heran.
Namun dia sadar saat dia melihat di kaca spion dalam mobilnya, betapa kacaunya dirinya saat ini.
"Sial, pantas saja tadi semua orang menertawakan ku," ucap Meira dengan memukul stir mobilnya.
***
Bintang izin pergi untuk kembali ke ruangannya, Agra hanya mengangguk kecil tanpa bersuara. Pria itu masih terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan, sesuatu yang tak pernah dia lihat.
Apakah dia manusia? Kenapa dia bisa menghentikan waktu? Apakah dia punya niat jahat? Aku benar-benar penasaran. Pikir Agra
Hingga sore pun tiba, itu saatnya mereka pulang, Agra menemui Bintang terlebih dahulu.
"Hei anak baru, besok kamu akan aku jadikan sekretaris pribadiku. Kamu akan mendapatkan uang lembur juga karena kamu akan bekerja lebih awal, datanglah ke rumahku pukul 5 pagi!" Ucap Agra
"Tapi Pak.." Bintang ingin menolak namun pria itu langsung mengancamnya.
"Kalau kamu tidak mau, kamu boleh langsung mengundurkan diri." Ucap Agra berlalu pergi.
Bintang menahan emosinya, dan ketika pria itu pergi gadis itu berteriak memaki Bos nya sendirian di dalam ruangannya.
Dia tidak tahu harus senang atau marah, disatu sisi dia tidak mau diperlakukan seperti itu, tapi disisi lain dia akan punya kesempatan lebih banyak untuk kontak fisik dengan Agra yang akan membuat kekuatannya kembali dan dia bisa bertahan hidup di bumi.
"Menyebalkan, memangnya aku robot bekerja sepagi itu dan pulang sore?, Aku tidak butuh uangnya, tapi.. ya sudahlah, dia memang manusia menyebalkan, sabar..!" ucap Bintang lalu membereskan barang-barangnya.
Aktifkan teleportasi, aku ingin segera ada di dalam Apartemenku. Pikir Bintang
Sekejap mata Bintang menghilang, dia mendarat tepat di sofa miliknya. Dia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di sofa besar itu.
"Lelahnya…. Aku sudah seperti manusia yang harus bekerja keras." Bintang
Dia kini tertidur pulas, sementara Agra yang ingin memberitahu Bintang tentang hal penting lainnya, dia mendapati ruangan sekretarisnya itu sudah kosong, Agra semakin penasaran dengan sekretarisnya itu.
Jangan sampai dia tahu kalau aku tidak mempan dengan mantranya. batin Agra
***
Keesokan harinya Bintang begitu bingung, dia bangun sesuai jam alarm, dia bangun jam 4 pagi, dia mencoba kekuatannya, dia menerbangkan barang-barang yang dia butuhkan agar mendekat, dia bersiap-siap untuk mengurus Bos besarnya yang kini seakan menjadi seperti bayi yang perlu dia urusi juga sedari pagi.
Setelah dia siap, dia berteleportasi sehingga dia kini sudah ada didepan rumah besar, megah, mewah.
"Ini sesuai dengan alamat yang dia katakan lewat pesan, ya.. pasti rumahnya mewah karena dia kan seorang CEO , lebih tepatnya CEO menyebalkan yang so tampan." ucap Bintang dengan bibir yang dia sunggingkan.
Bintang mencoba bertanya pada satpam disana dan dia dipersilahkan masuk ke bagian dalam rumah itu.
Sebenarnya aku pun bisa membeli rumah seperti ini, hanya saja aku tidak ingin hidup terlalu mencolok. Batin Bintang
Saat memasuki bagian dalam rumah, hanya ada pembantu saja yang menyambutnya, sepertinya penghuni rumah masih tertidur.
"Nona silahkan anda bisa langsung masuk ke kamar tuan di lantai atas, tuan sudah berpesan seperti itu." Pelayan
"Oke, terimakasih…" Bintang
Tangganya banyak sekali, bahkan kaki dan lututku sudah merasa lemas. Aku tidak bisa berteleportasi karena pelayan memperhatikanku. Batin Bintang
Bintang menaiki tangga itu satu persatu hingga akhirnya dia sampai di depan pintu kamar Bosnya.
Tok
Tok
Tok
Tapi tidak ada jawaban.
Tok
Tok
Tok
Lalu bintang menunggu didepan pintu, karena dia sudah diam selama 5 menit, akhirnya dia memutuskan langsung masuk saja.
Ceklek
"Pak… Pak Agra…" panggil Bintang dengan berjalan perlahan masuk ke dalam.
Tidak ada orang disini. Pikirnya
Dia berjalan terus menelusuri bagian kamar yang luas itu hingga dia akhirnya terkejut melihat Agra yang baru keluar dari kamar mandi.
"Oh astaga." Bahkan Bintang sampai terduduk di sofa saking kagetnya.
"Kamu datang juga, cepat pilihkan baju untukku! Cari dasi yang cocok juga!" Perintah Agra
Bintang mengeluh dalam hatinya, dia seperti pembantunya bukan sekretarisnya.
Setelah berhasil memilih satu set jas yang cocok dengan kemeja dan dasinya, gadis itu diperintahkan untuk memakaikan dasi itu.
Apakah dia benar-benar bayi besar? Tapi… ini kesempatanku untuk menyentuhnya. Pikir Bintang
Saat bintang ingin memasangkan kancing di baju kemeja Agra bagian atas, dia pura-pura tak sengaja menyentuh dada bidang itu.
Oh…. Segarnya, aku seperti handphone yang baru di charger. Pikirnya
Bintang menikmati sentuhan itu meski terhalang baju, namun tangannya dihempaskan oleh Agra yang membuat sensasi itu hilang.
"Singkirkan tanganmu itu! Cepatlah, aku ingin segera sarapan!" Agra mulai kesal dengan tingkah Bintang.
"Iya… maaf Tuan.." Bintang menunduk dan mulai fokus melayani bayi besar itu.
Setelah selesai, mereka turun ke bawah dengan menaiki lift.
Bintang merasa dikerjai, kenapa tadi dia tidak disuruh naik lift saja kalau memang ada lift di rumah ini, pantas saja tangganya banyak, ternyata bisa naik lift. Batin Bintang kesal, sementara Agra menahan tawanya melihat gadis disebelahnya dengan wajah masam.
Agra menyuruh Bintang ikut sarapan, ternyata sudah ada orang tua Agra juga disana.
"Duduklah..! Makanlah yang banyak..!" Ucap Agra pada Bintang.
Bintang duduk dengan rasa canggungnya, apalagi melihat tatapan ibu Agra yang tidak menyenangkan itu.
"Jadi ini sekretarismu Ga?" Tanya Ibu Lolita
"Iya Mah, dia akan sering bersamaku mulai hari ini, karena dia akan jadi sekretaris pribadiku di kantor maupun diluar jam kantor." Agra
"Astaga, ingat Meira dong Ga, dia itu calon tunanganmu! Biarkan saja dia yang mengurus kebutuhan mu di rumah, itung-itung latihan jadi istri kamu." Lolita
"Biarkan saja Mah, Agra punya pilihannya sendiri." Jawab Pak Darmaja membela anak lelakinya.
"Tapi Pah, aku dan Kania sudah menjodohkan anak kita." Lolita
"Itukan kemauanmu bukan kemauan Agra, memangnya kamu yang mau menikah?" Pak Darmaja
Seketika istrinya itu diam saat suaminya berkata begitu, suasana pun hening dan mereka bisa makan dengan tenang.
Setelah selesai sarapan, Agra berpamitan untuk pergi bekerja, dia sudah siap dengan mobilnya.
"Apa kamu bisa menyetir?" Tanya Agra pada Bintang
"Iya, bisa Pak memangnya kenapa?" Tanya Bintang.
"Yasudah kamu saja yang menyetir hari ini..!" Perintah Agra
Apa aku? Yang benar saja, ini mimpi buruk, aku benar-benar menjadi pelayan manusia. Batin Bintang
Saat dia ingin masuk ke dalam mobil itu, tiba-tiba ada wanita yang langsung merangkul Agra dan ikut masuk ke dalam mobil.
Siapa dia? Pikir Bintang
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments